DO'A MEMOHON HIDAYAH,KETAQWAAN DAN KEKAYAAN HATI,SERTA DI HINDARKAN DARI PERBUATAN YANG BURUK

DO'A MEMOHON HIDAYAH,KETAQWAAN DAN KEKAYAAN HATI,SERTA DI HINDARKAN DARI PERBUATAN YANG BURUK

Do'a yang di ajarkan Rasulullâh Shallallahu' alaihi wa sallam sebagai berikut:

النبي صلى الله عليه و سلم أنه كان يقول اللهم إني أسألك الهدى والتقى والعفاف والغنى

“Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau biasa berdo’a :

“Allaahumma innii as-alukal-hudaa wat-tuqaa wal-‘afaafa wal-ghinaa.”

Artinya :
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu hidayah (petunjuk), ketaqwaan, dihindarkan dari perbuatan yang buruk, serta memohon kepada-Mu kekayaan hati.” (Shahih Muslim 4/2087 no.2721)

Keterangan dari do'a diatas:

:large_blue_diamond:Al-Huda (Hidayah atau petunjuk)
Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullâh mengatakan :
“Al-Huda di sini bermakna ilmu, dan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam membutuhkan ilmu sebagaimana manusia² lainnya, sebab Allah ta’ala telah berfirman : “Dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.", dan juga firman-Nya : “Dan Allah telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.”

Dengan meminta hidayah kepada Allah, berarti seseorang itu meminta kepada Allah agar dibimbing untuk mengetahui keyakinan2 yang baik, amal2 yang shalih dan ucapan serta akhlak yang baik dalam menghadapi berbagai masalah dunia dan akhirat.

:large_blue_diamond:at-Tuqaa
Sedangkan at-Tuqaa (ketaqwaan), maka ia bermakna mengamalkan apa2 yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi apa2 yang dilarang-Nya, sehingga dengan ketaqwaan inilah dia membatasi antara dirinya dengan siksa Allah.

:large_blue_diamond:Al-‘Affafa, maka maknanya adalah terhindar dan menahan diri dari perbuatan2 yang tidak diperbolehkan atau diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Syaikh Al-‘Utsamin rahimahullah mengatakan :

((العفاف)) فالمراد به أن يَمُنَّ الله عليه بالعفاف والعفة عن كل ما حرم الله عليه

“Al-‘Affaf maka maksudnya adalah karunia Allah kepada seseorang dengan menjauhkannya dari segala apa yang diharamkan oleh Allah kepadanya.”
(Syarh Riyadhush-Shalihin 1/528)

:large_blue_diamond:Al-Ghina
Dan Al-Ghina, maka maksudnya adalah kekayaan hati sehingga merasa cukup atas apa2 yang Allah berikan kepadanya, baik yang diberikan oleh Allah itu sedikit ataupun banyak, serta tidak menginginkan apa2 yang dimiliki oleh orang lain, entah itu harta kekayaan, kemuliaan, kedudukan, ketampanan/kecantikan, popularitas ataupun hal2 lainnya.

Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan :
( والغنى ) هنا غنى النفس ، والاستغناء عن الناس ، وعما في أيديهم
“Al-Ghina di sini maksudnya adalah kaya jiwa, dan merasa cukup terhadap manusia beserta apa2 yang mereka miliki.”
(Al-Minhaj 17/64)

Jika seseorang menginginkan agar dirinya di beri hidayah menjadi seorang muslim yang baik, penuh ketaqwaan kepada Allah, yang menjalani kehidupan ini dengan baik, selamat, damai hatinya, dan terhindar dari perbuatan yang buruk, maka mintalah hanya kepada Allah dan bukan kepada yang lain, dan berdo’alah sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ajarkan kepada kita.

Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan :

فينبغي لنا أن نقتدي بالرسول عليه الصلاة والسلام في هذا الدعاء، وأن نسأل الله الهدى والتُقى والعفافَ والغنى

“Maka, sudah menjadi satu keharusan bagi kita untuk mengikuti jejak Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dalam do’a ini, dan kita minta kepada Allah al-huda (petunjuk), at-tuqaa (ketaqwaan), al-‘afaafu (dihindarkan dari perbuatan yang buruk) dan al-ghina (kekayaan hati).”
(Syarh Riyadhush-Shalihin 1/529)

✍ Follow ISNAD on TELEGRAM https://telegram.me/isnadnetDO'A MEMOHON HIDAYAH,KETAQWAAN DAN KEKAYAAN HATI,SERTA DI HINDARKAN DARI PERBUATAN YANG BURUK

Do'a yang di ajarkan Rasulullâh Shallallahu' alaihi wa sallam sebagai berikut:

النبي صلى الله عليه و سلم أنه كان يقول اللهم إني أسألك الهدى والتقى والعفاف والغنى

“Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau biasa berdo’a :

“Allaahumma innii as-alukal-hudaa wat-tuqaa wal-‘afaafa wal-ghinaa.”

Artinya :
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu hidayah (petunjuk), ketaqwaan, dihindarkan dari perbuatan yang buruk, serta memohon kepada-Mu kekayaan hati.” (Shahih Muslim 4/2087 no.2721)

Keterangan dari do'a diatas:

:large_blue_diamond:Al-Huda (Hidayah atau petunjuk)
Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullâh mengatakan :
“Al-Huda di sini bermakna ilmu, dan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam membutuhkan ilmu sebagaimana manusia² lainnya, sebab Allah ta’ala telah berfirman : “Dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.", dan juga firman-Nya : “Dan Allah telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.”

Dengan meminta hidayah kepada Allah, berarti seseorang itu meminta kepada Allah agar dibimbing untuk mengetahui keyakinan2 yang baik, amal2 yang shalih dan ucapan serta akhlak yang baik dalam menghadapi berbagai masalah dunia dan akhirat.

:large_blue_diamond:at-Tuqaa
Sedangkan at-Tuqaa (ketaqwaan), maka ia bermakna mengamalkan apa2 yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi apa2 yang dilarang-Nya, sehingga dengan ketaqwaan inilah dia membatasi antara dirinya dengan siksa Allah.

:large_blue_diamond:Al-‘Affafa, maka maknanya adalah terhindar dan menahan diri dari perbuatan2 yang tidak diperbolehkan atau diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Syaikh Al-‘Utsamin rahimahullah mengatakan :

((العفاف)) فالمراد به أن يَمُنَّ الله عليه بالعفاف والعفة عن كل ما حرم الله عليه

“Al-‘Affaf maka maksudnya adalah karunia Allah kepada seseorang dengan menjauhkannya dari segala apa yang diharamkan oleh Allah kepadanya.”
(Syarh Riyadhush-Shalihin 1/528)

:large_blue_diamond:Al-Ghina
Dan Al-Ghina, maka maksudnya adalah kekayaan hati sehingga merasa cukup atas apa2 yang Allah berikan kepadanya, baik yang diberikan oleh Allah itu sedikit ataupun banyak, serta tidak menginginkan apa2 yang dimiliki oleh orang lain, entah itu harta kekayaan, kemuliaan, kedudukan, ketampanan/kecantikan, popularitas ataupun hal2 lainnya.

Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan :
( والغنى ) هنا غنى النفس ، والاستغناء عن الناس ، وعما في أيديهم
“Al-Ghina di sini maksudnya adalah kaya jiwa, dan merasa cukup terhadap manusia beserta apa2 yang mereka miliki.”
(Al-Minhaj 17/64)

Jika seseorang menginginkan agar dirinya di beri hidayah menjadi seorang muslim yang baik, penuh ketaqwaan kepada Allah, yang menjalani kehidupan ini dengan baik, selamat, damai hatinya, dan terhindar dari perbuatan yang buruk, maka mintalah hanya kepada Allah dan bukan kepada yang lain, dan berdo’alah sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ajarkan kepada kita.

Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan :

فينبغي لنا أن نقتدي بالرسول عليه الصلاة والسلام في هذا الدعاء، وأن نسأل الله الهدى والتُقى والعفافَ والغنى

“Maka, sudah menjadi satu keharusan bagi kita untuk mengikuti jejak Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dalam do’a ini, dan kita minta kepada Allah al-huda (petunjuk), at-tuqaa (ketaqwaan), al-‘afaafu (dihindarkan dari perbuatan yang buruk) dan al-ghina (kekayaan hati).”
(Syarh Riyadhush-Shalihin 1/529)

✍ Follow ISNAD on TELEGRAM https://telegram.me/isnadnet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar