sejarah yang di selewengkan kebenarannya

أبو عبيدالله الجكرتي:
Voice 315
Soalan : Kitab عنوان المجد في تاريخ نجد

*Pertanyaan thullab:* Tentang satu kitab yang berjudul *عنوان المجد في تاريخ نجد*. Di dalam tu banyak yang digunakan oleh ahlul bid'ah, seperti *Sufiyah* dan sebagainya. Menggunakan kitab ni nak mengatakan bahawa, dalam kitab ni sendiri yang di tahqiq oleh cicitnya Sheikh Muhammad bin Abdul Wahhab, mengatakan bahawa mereka ni membunuh umat Islam ketika nak mengambil Mekah dan Madinah suatu ketika dulu, setelah kewafatan Sheikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Jadi mereka masuk ke Mekah dan Madinah, merampas Mekah dan Madinah dalam keadaan mereka bunuh habis ulama-ulama Sufi, ulama ahlussunnah kata mereka. *Macam dan sejauh mana kebenaran dakwaan yang seperti ini?*

*Jawapan:*
Sheikh: Lafadznya di situ, siapa yang dibunuh pada waktu itu? Kalau dalam kisah dalam buku itu. Lafadznya? 

Thoyyib. Karena memang ini di sebarluaskan. Tuduhan-tuduhan macam tadi seakan-akan orang-orang Sufiyah itu bersih? Padahal apa, mereka sendiri banyak menumpahkan darah Muslimin di pelbagai tempat, di pelbagai sejarah. Di bongkar ketika kes-kes yang banyak di Hadhramout, bukan di zaman sekarang, ratusan tahun yang lalu. *Orang Syiah dan Sufiyah selalu kerjasama untuk itu.* Thoyyib.

Dan juga apa, contoh yang agak dekat, yaitu apa. tentang kisah Teuku Imam Bonjol, yang mana beliau adalah pahlawan besar di Indonesia melawan Belanda. Kenapa justru Kaum Adat yang kerjasama dengan orang-orang, kerjasama dengan orang-orang Belanda untuk membunuhi ahli tauhid. Ha, di mana itu? Apakah ahli tauhid itu muslimin atau tidak? Kalau kalian mengakui ahli tauhid itu Muslimin, berarti kalian yang membunuhi Muslimin. Kalian kerjasama dengan orang-orang Belanda. Kalian lah pengkhianatnya sebenarnya, mengkhianat negara.

Kalau kalian mengatakan, "Tidak, mereka bukan Muslimin." Ha kita katakan, "Berarti kalian lah yang mengkafirkan kaum Muslimin, suka kafir-kafir kan. Makanya kita yang dituduh suka mengkafirkan, padahal mereka sering mengkafirkan kaum Muslimin.

Kalau menuduh, apa itu, Imam Bonjol dan para salafiyun, para ahli sunnah yang bersama beliau itu, sebagai apa, sebagai orang kafir, berarti mereka yang mengkafirkan Muslimin.

Kalau mereka mengakui Imam Bonjol dan lain-lain itu adalah Muslimin, berarti mereka yang membunuh kaum Muslimin, bukan kita.

Adapun untuk kes di Mekah dan Madinah, di masa itu, tahun 1200 an, yaitu sepeninggal Imam Muhammad bin Abdul Wahhab an Najdi, yaitu kita tahu sebagaimana di dalam sejarah yang banyak sekali sumber-sumber yang banyak, bahwasanya pemerintahan Bani Usman, (Usman bukan Usman bin Affan), tapi apa Usman at Turki, yaitu orang-orang katrol, mereka adalah *pemerintahan Naqsyahbandiyah* dan mereka, yang disebutkan di dalam sejarah, mereka itu yang justru menghidupkan pengagungan kepada kubur *Ibnu Arabi.* Padahal *Ibnu Arabi* telah dikafirkan oleh para ulama *Syafi'iyah, Hanabilah, Malikiyah* dan juga apa, ulama, ulama-ulama *Zohiriyah* dan juga *Ahnaf*. Banyak ulama *Sufiyah* mengkafirkan *Ibnu Arabi.*

*Dan selama beratus-ratus tahun, kubur Ibnu Arabi itu terbengkalai. Tidak di, tidak diagungkan, tapi begitu pemerintahan Bani Usman masuk berkuasa, maka mereka yang betul-betul mengagungkan kubur tersebut. Dibuat kubah dan bahkan orang-orang yang datang ke Syam itu di uji. "Bagaimana pendapatmu tentang Ibnu Arobi dan kalian akan ziarah ke kubur Ibnu Arobi atau tidak?* *Ha setelah itulah, maka kesyirikan betul-betul menyebar, bahkan sampai ke Hijaz, sampai ke Mekah dan Madinah.*

Thoyyib jadi syiriknya bukan, bukan syirik kecil-kecil, tapi syirik yang sampai tingkat yaitu apa,
او فنون و إعتقد
Dan mengagungkan berhala dan seterusnya. Disebutkan di dalam sejarah itu, banyak patung-patung di sekeliling Mekah dan Madinah di masa-masa itu.

Dan pemerintah Uyainah, pemerintah Uyainah dan Dar'iyah yaitu apa, keluarga Su'ud رحمهم الله, mereka betul-betul mengirimkan da'i yang banyak untuk berdakwah kepada *Tauhid Uluhiyah* persis dengan dakwahnya Nabi Muhammad, yaitu yaitu betul-betul mengagungkan Allah dan mensucikan Allah dari Syirik Akbar, dari Syirik dalam Ubudiyah dan semacam itu. Thoyyib.

Kerana apa, ini bukan syirik yang sederhana dan bukan pula bid'ah yang sederhana. Ini adalah syirik nya jahiliyah dan bahkan lebih parah dari jahiliyah seperti yang ditulis oleh para ulama ahnaf. Bahawasanya di zaman itu betul-betul, syiriknya melebihi syirik jahiliyah.

Ha kalau mereka seperti itu, setelah ditegakkan hujjah, maka bagaimana dan kemudian mereka menentang. Menentang dan betul-betul apa, mereka bekerjasama dengan pemerintah kuffar, baik kuffar dari pemerintah pusat maksudnya kuffar secara umum, orang-orang British dan lain-lain pada waktu itu, dan bekerjasama dengan pemerintah Sultan Hamid 2 karena untuk di masa itu adalah Sultan Hamid 2 dan bekerja sama dengan Jamaluddin al Afghoni, yang mana dia adalah orang Syiah Rofidhoh yang menyusup. Mereka bekerja sama untuk meruntuhkan dakwah tauhidullah, pada masa itu.

Jadi mereka bukan syiriknya syirik biasa bukan bid'ah bid'ah biasa tapi dengan *Syirik Akbar*. Bukan hanya ulama hanabilah yang berfatwa, bahkan apa, ulama-ulama Ahnaf pun menyatakan syirik yang di masa itu betul-betul sudah banyak melebihi syirik jahiliyah. 

Ha setelah tegak hujjah, maka jangan salahkan kalau pemerintah membasmi itu, orang-orang yang menentang. Thoyyib, kecuali yang mereka bertekuk lutut, kemudian yaitu apa, taubat dan sebagainya. 

Ha ketika peperangan itu selesai. Salah siapa menentang. Sehingga yang menentang yang memang apa, terkena hukum. Ketika orang jadi pemberontak kepada pemerintah atau jadi, jadi, apa namanya itu, jadi perompak saja, kalau polis sudah kedepan, tentera sudah kedepan, ha mereka menghadang. Salah siapa? Ha apalagi ini, mereka menghadang, mereka juga punya senjata api banyak. Orang-orang yang di sekeliling Mekah dan Madinah waktu itu, dan mereka adalah para *Sayyid*, bukan sekadar *Sufiyah* tetapi siapa-siapanya, sebagaimana disebutkan di dalam sejarah pada tahun-tahun itu. 

Ha mereka menentang pemerintah sehingga apa, mereka layak untuk, yang menentang yang salah sendiri. Ketika apa, mereka terkena peluru dan seterusnya. Setelah perang selesai, disebarkan berita, ketika raja datang itu, bahawasanya nanti mereka itu adalah orang yang memang sangat kejam, sangat jahat, tidak mau sholawat. Ternyata apa, begitu raja datang, yaitu Uyainah dan Dar'iyah itu, ternyata khutbah dengan khutbah yang bagus, yang halus, bahkan apa, menyebut nama nabi dan bersholawat banyak-banyak, sampai mereka heran. Kemudian beliau juga apa, banyak menyalami masyarakat di situ, masyarakat yang tidak menentang. Maka banyak syubhat yang terbantahkan dengan melihat itu. Ketika melihat langsung. Tapi berita-berita macam itu, tidak disebarkan di orang-orang yang jahat, memang. Orang jahat tidak menyebarkan itu. Thoyyib.

Jadi yang diperangi adalah yang memang layak di perangi. Setelah tegak hujjah, kemudian apa, tetap mengikuti ajaran jahiliyah, itu salah sendiri. Syiriknya jahiliyah. Thoyyib.

Ha yang lain mengatakan, mereka memberontak kerana penguasa yang sebenar adalah penguasa Turki. Kita katakan memang dulunya Turki itu berkuasa tapi kemudian, betul-betul Turki yang mereka memusatkan perhatian untuk meluaskan wilayah sampai ke Eropa Timur, mereka betul-betul membiarkan Mekah dan Madinah. Membiarkan apa, bahkan membiarkan Hijaz dan Nejd. Tidak ada pemerintahan sama sekali bahkan banyak perompakan, masing-masing kabilah harus melindungi diri sendiri. Bahkan banyak kabilah-kabilah Badui yang sering merompak di kota-kota. Betul-betul apa itu, tidak ada pemerintahan.

Sehingga apa, harus ada pemerintahan di situ. Makanya disebut oleh Imam Al Wadi'i رحمه الله, kalau tak salah, dulu ana baca dalam tanya jawab setelah beliau membahas apa itu, maktab Syeikh Jamilurrahman di Afghanistan itu, beliau di tanya tentang masalah tuduhan bahwasanya Wahhabiyah juga memberontak, beliau katakan, tidak memberontak. Karena waktu itu pemerintah tidak ada di masa itu. Pemerintahan pusat tidak ada. Yang ada adalah masing-masing kabilah itu berdiri sendiri-sendiri. Ha sudah, di bentuk lah negara. Thoyyib.
والله اعلم

Syubhat banyak sekali memang dan tak akan habis, kerana mereka memang pendusta. Mereka pendusta. Membuat kepalsuan.
والله اعلم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar