Faidah kesembilan: agar orang yang mengetahui kerancuan si mubtadi’ itu jiwanya tidak tersibukkan oleh persahabatan dengan si mubtadi’ yang mana persahabatan tadi akan mengakibatkan luputnya kesempatan untuk menambah ilmu


Itu adalah karena orang yang bersibuk-sibuk dengan kebatilan; akan luputlah darinya kesempatan bersibuk-sibuk dengan kebenaran. Dan demikian pula sebaliknya.

Al Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata: “Itu karena manusia tidak diam sama sekali; maka boleh jadi lidahnya itu berdzikir, dan boleh jadi lidahnya berbuat sia-sia. Dan dia tidak mungkin lari dari salah satunya. Maka dia adalah jiwa: jika engkau tidak menyibukkannya dengan kebenaran; dia akan menyibukkanmu dengan kebatilan. Dan jantung itu jika engkau tidak menempatkan ke dalamnya rasa cinta kepada Allah عز وجل; maka dia akan ditempati oleh kecintaan kepada para makhluk, dan dia tidak mungkin lari dari itu. Dan dia itu adalah lidah; jika engkau tidak menyibukkannya dengan berdzikir, dia akan menyibukkanmu dengan kesia-siaan dan dengan perkara yang merugikanmu, dan tidak mungkin lari dari itu. Maka pilihlah untuk dirimu sendiri salah satu dari kedua langkah tadi, dan letakkanlah dia pada salah satu dari kedua posisi tadi.” (“Al Wabilus Sayyib”/hal. 111).

Maka faidah tadi kembali kepada orang yang memboikot pelaku kebatilan.

(Bersambung In syaa Allah)
-----------------------------

( “Al Hajr Fisy Syari’atil Islamiyyah, Ahkamuhu Wa Manafi’uhul Jaliyyah” | Abu Fairuz Abdurrohman Al Jawiy )

Sabtu 27 Jumadil Akhir 1444 / 21-01-2023


╭─┅─═ঊঊঈ═─┅─╮ 
       SEBARKANLAH 
       ENGKAU AKAN 
       MENDAPATKAN 
           PAHALANYA 
╰─┅─═ঊঊঈ═─┅─╯ 

 🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Web : https://bit.ly/Fawaaidassunnah 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar