⏳TA'AWUN DAN BERSEMANGAT MEMBERI IFTHAR (HIDANGAN BUKA PUASA) KEPADA ORANG YANG BERPUASA.

نصـيـحـة للـنــساء:

Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda dari Zaid Bin Khalid Al_Juhany Radhiallahu Anhu:

من فطَّر صائمًا كان له مثلُ أجرِه ، غير أنه لا ينقُصُ من أجرِ الصائمِ شيءٌ

"Siapa yang memberi hidangan buka puasa untuk orang yang berpuasa, maka dia mendapatkan seperti pahalanya, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu."

📚 HR. At Tirmidzi no 807, Ibnu Majah no 1746, Imam Ahmad 5/182 dan
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib no 1078, dan Shahih Al_Jami' 6415.

⭕BAGAIMANA UKURAN PORSI MEMBERI HIDANGAN BUKA PUASA SEHINGGA IA MENDAPATKAN PAHALA NYA ORANG BERPUASA SEBAGAIMANA DALAM HADITS ?

🖋️Berkata Imam As-Shon'aany rahimahullah :

( من فطر صائما ) أعطاه ما يفطر به ولو جرعة من ماء ( كان له مثل أجره ) أي مثل أجر صومه ( غير أنه لا ينقص ) مما يعطاه المفطر ( من أجر الصائم شيئا ) وينبغي للصائم قبول ما يعطاه أن يفطر به إعانة لأخيه على الآخرة وإجابته إن دعاه للعشاء.

(Barangsiapa yang memberikan buka kepada orang berpuasa) memberikan kepadanya sesuatu untuk dia berbuka walaupun hanya SATU TEGUK AIR, (baginya pahala semisal pahalanya), yaitu semisal pahala puasanya, (tanpa mengurangi) dari apa yang diberikan kepada orang yang berbuka, (dari pahala orang berpuasa sedikitpun) dan sepantasnya bagi orang berpuasa menerima apa yang diberikan kepadanya untuk dia berbuka dengannya sebagai bentuk pertolongan bagi saudaranya atas akhiratnya (sehingga ia mendapatkan pahala), dan memenuhi panggilannya jika dia mengundangnya untuk makan malam.

📚 At_Tanwiir Syarh Al Jaami'is Shoghiir/1/329

🖋️Berkata Imam Nawawi rahimahullah,

قَالَ الْمُتَوَلِّي فَإِنْ لَمْ يَقْدِرْ عَلَى عَشَائِهِ فَطَّرَهُ عَلَى تَمْرَةٍ أَوْ شَرْبَةِ مَاءٍ أَوْ لَبَنٍ 

"Al-Mutawalli mengatakan, jika seseorang tidak mampu memberi buka puasa dengan hidangan makan malam, maka dia bisa memberi buka dengan KURMA, AIR MINUM, ATAU SUSU."

📚Al-Majmu', 6/363

🖋️Al Allamah Ibnul Utsaimin mengatakan,

ولكن ظاهر الحديث : أن الإنسان لو فطر صائما ولو بتمرة واحدة فإنه له مثل أجره .

"Namun, zhahir hadis ini, seseorang memberi makan orang yang puasa, MESKIPUN SEBUTIR KURMA, maka dia mendapat semisal pahalanya."

📚 Syarh Riyadus_shalihin 5/315

🖋️Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah

Penanya :

هل يلزم الإشباع في أجر مَن فطَّر صائمًا؟

“Barangsiapa yang memberi hidangan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahala semisal pahala puasanya, apakah hal ini harus sampai kenyang.
Apa pendapat anda dalam perkara ini?

Jawaban :

لا، الأحاديث تدل على أنه ما هو لازم الإشباع.

Tidak, hadits-hadits menunjukkan, bahwasanya TIDAK HARUS SAMPAI MENGENYANGKAN.

Penanya : Berarti bisa diperoleh pahalanya, walaupun tidak mengenyangkan?

Jawaban :

ولو ما أشبعه نعم

Iya , walaupun tidak mengenyangkan.

📚Fatawa Ad-Durus

Jangan menganggap kesempatan terbatasi dan peluang tertutup serta terhalangi demi mendapatkan keutamaan pahala orang yang berpuasa sebagaimana dalam hadits, karena dengan alasan ketidakmampuan kita dalam menyiapkan nasi dos dan kue yang beranekaragam dan sementara kemampuan kita sekedar hanya memberikan buka puasa dengan sebutir kurma atau satu gelas air minum ukuran kecil.

Apa yang kita sumbangkan berupa hidangan buka puasa besar atau kecil itu termasuk:

Dari kesempurnaan iman dan baiknya keislaman seseorang,

Sebagai dalil akan berbaik sangkanya ia kepada Allah dan tsiqah terhadapnya.

Sebagai bentuk menjalankan kesyukuran atas nikmat Allah Ta'ala,

Sebagai sebab mendapatkan kecintaan Allah dan kecintaan makhluk.

Sebagai bentuk antipati dan rasa kasihan untuk saling berbagi serta demi menutup hajat pada orang yang miskin dan orang yang butuh

Sebagai bentuk pensucian diri dengan mengeluarkan kekikiran dan kebakhilan dari jiwa.

Sebagai sebab keberkahan harta dan berkembangnya dan terjaganya seseorang dari segala musibah dan bala'

Sebagai jalan untuk sampai kesurga Allah.


⭕APAKAH YANG DIBERI HIDANGAN BUKA PUASA ITU HARUS ORANG MISKIN?

DAN TERMASUK SALAH SATU SUNNAH ISLAM ADALAH MEMBERI HIDANGAN BUKA PUASA PADA ORANG YANG MISKIN

🖋️Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:

إعانة الفقراء بالإطعام في شهر رمضان ؛ هو من سنن الإسلام ، فقد قال النبي ﷺ (من فطّر صائماً فله مثل أجره)

"Membantu kepada orang miskin dengan memberi makanan pada bulan ramadhan termasuk dari sunnah Islam,

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

'Barang siapa memberi hidangan berbuka bagi seorang yang sedang berpuasa maka baginya pahala semisal pahala berpuasa.'

📚 Majmu' Fatawa 25/298

Bukan suatu keharusan hidangan buka puasa diberikan kepada orang yang miskin, tapi bisa juga diberikan orang yang mampu baik dari kerabat atau teman, maka ia akan mendapatkan keutamaan dari hadits tersebut, hanya saja lebih dianjurkan memberikan hidangan buka puasa bagi orang yang miskin.

🖋️ Al-'Allamah Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah menerangkan,

الحديث عام يعم الغني والفقير، والفرض والنفل، وفضل الله واسع سبحانه وتعالى

"Hadits di atas bersifat umum, mencakup orang yang berpuasa tersebut berkecukupan dan orang yang miskin, baik itu puasa wajib atau sunnah. Keutamaan Allah subhanahu wa ta'ala amat luas."

📚Majmu' Fatawa wa Maqalat, 25/207

🖋️Asy-Syaikh Muhammad al-'Utsaimin berkata,

ينبغي للإنسان أن يحرص على تفطير الصوام بقدر المستطاع لاسيما مع حاجة الصائمين وفقرهم أو حاجتهم لكونهم ليس في بيوتهم من يقوم بتجهيز الفطور لهم وما أشبه ذلك

"Sepantasnya bagi seseorang untuk bersemangat memberi hidangan berbuka bagi orang yang berpuasa sesuai dengan kemampuannya, terkhusus lagi orang orang yang berpuasa kondisinya butuh dan kehidupannya miskin, dikarenakan keberadaan mereka yang tidak ada menyiapkan buka puasa di rumah rumah mereka ataupun yang semisal itu.

📚Syarah Riyadhus_ Shalihin, 5/314

🖋️ Dan beliau rahimahullah juga berkata :

وينبغي لمَن عنده القدرة أن يحرص على تفطير الصُوَّام إما في المساجد، أو في أماكن أخرى؛ لأن مَن فطَّر صائمًا له مثل أجره، فإذا فطَّر الإنسان إخوانه الصائمين، فإن له مثل أجورهم، فينبغي أن ينتهز الفرصة مَن أغناه الله تعالى حتى ينال أجرًا كثيرًا.

Dan sepantasnya bagi siapa yang punya kemampuan untuk bersemangat memberikan hidangan buka puasa, sama saja di masjid masjid atau ditempat lain, karena siapa yang memberikan hidangan buka puasa, maka baginya pahala semisal pahalanya orang yang berpuasa, dan jika seseorang memberikan hidangan buka puasa pad a saudara saudaranya yang berpuasa, maka baginya semisal pahala mereka yang berpuasa. Dan sepantasnya siapa yang Allah berikan kecukupan padanya untuk bersemagat mengambil kesempatan dalam hal ini hingga ia mendapatkan pahala yang besar.

📚 As_sual Fish_shiyam hal 19_20.

والله اعلم بالصواب


Abu Hanan As-Suhaily

2 Sya'ban 1444 -22/2/2023


Tidak ada komentar:

Posting Komentar