pembela ahlul ahwa

Fawaaid_Sulteng:
بسم الله الرحمن الرحيم

TERGESA-GESANYA RIFKI ABU HAMZAH AL JAKARTY AL BATAMIY MENJELASKAN BOSNYA "NGAJI" DENGAN ORANG ASKARI (WILDAN, LC AL HIZBIY) AKHIRNYA SUSAH PAYAH (TERGESA-GESA LAGI) MENGKLARIFIKASI BAHWA BOSNYA TERTIPU DENGAN HIZBIY.

Telah dikoreksi Abu Musab At Takalariy

Telah dibaca Ibn Abdurrahman Hanif Indrapuriy

حفظهم الله

[Sumber] MA'HAD UMAR BIN KHATTAB KUNINGAN

TANGGAPAN :

Grup kuningan ini telah ditahdzir oleh Al Ustadz Abu Abdirrahman Shiddiq, beliau berkata :

" Maka keluar dari grup tersebut setelah semua ini lebih tepat hingga mereka kembali menempuh metode ahlis sunnah dalam menyelesaikan permasalahan yaitu dalil bukti dan hujjah "

وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا

Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam,

Keberadaan mu didalam majmuah yang ditahdzir cukup mengisyaratkan lemahnya manhajmu.

Perkataannya :

بسم الله

Dengan memohon pertolongan kepada Alloh , ana akan menuliskan sedikit bantahan untuk Rahmat palu ( admin Fawaid Sulteng ) yang dia melakukan tajassus ( mencari-cari kesalahan orang lain dalam rangka untuk menjatuhkannya ) dan dia juga kembali mengulangi ketergesa-gesaannya sebagaimana pada kasus sebelumnya

TANGGAPAN :

INSYAALLAH KAMI TANGGAPI SATU PERSATU TULISAN YANG TANPA 1 DALILPUN ITU,

سَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْأَلُونَ

"Persaksian mereka itu akan ditulis dan mereka akan ditanya."

BAIK TUDUHAN YANG SALAH TENTANG TAJASUS DAN TERGESA-GESA SERTA SELAINNYA YANG DI ARAHKAN PADA KAMI.

Perkataannya Wafaqohulloh :

Pada kasus sebelum ini dia telah terbantah dikarenakan fitnah yang dia sebarkan terhadap ana bahwa ana tidak mengingkari kemungkaran adalah kabar yang tidak benar , dan setelah ana menjelaskan kepadanya akan bukti yang ada , dia pun meminta maaf kepada ana dalam keadaan fitnah tersebut telah tersebar di umum , maka lihatlah wahai ikhwah akibat atas ketergesa-gesaannya

TANGGAPAN :

Ana kira dia telah selesai dengan masalah ini tapi kelihatannya si Rifki ingin membahasnya.

Ya Rifki Kami datangkan padamu Tuduhan itu, bukan tanpa Bukti :
1. Engkau diam ketika ditanya dan
2. Mengabarkan ke kami saksi yang Tsiqoh dari Ahlu balad.

Dan dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما menyebutkan:

أن رسول الله ﷺ قال : «لو يعطى الناس بدعواهم لادّعى رجالٌ أموالَ قومٍ ودماءَهم. ولكن البينة على المدعي واليمين على من أنكر».

Bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: “Seandainya orang-orang itu diberi (dituruti) sesuai dengan dakwaan mereka, pastilah beberapa orang akan mendakwakan (sebagai pemilik) harta benda suatu kaum dan darah-darah mereka. Akan tetapi mendatangkan bayyinah (bukti benarnya tuduhan) adalah kewajiban si penuduh. Dan bersumpah adalah kewajiban pihak yang mengingkari.” (HR. Al Bukhariy (4552) dan Muslim (1711)).

Adapun dasar Tuduhan Terkait kasus dia tawaquf.

Pertama (saksi) :

Tanggal 5/8/2023 (sore hari)

Kami dapat kabar dari Al akh Abu aisha ismail Al Jawiy Al Batamiy dan dia ahlulbalad. Beritanya tsiqoh disisi kami, dalam fitnah abu hazm beliau termasuk kokoh.

Beliau berkata : Tanyakan Saja (pada si Rifki), Abu Hazim MUBTADI' Bukan ?

Maka kamipun bertanya padamu sebagai bentuk tabayyun (bukan hanya sekali) namun antum memilih diam.

Akhirnya kami menuntutmu dari tuduhan tersebut secara terbuka.

Kedua (bukti) :

Tanggal 5/8/2023 (awal malam) kami pertama kali bertanya tentang tuduhan itu, engkaupun tidak menjawab.

Kemudian kami bertanya lagi padamu tanggal 6/8/2023 (pukul 5.-) lalu tidak ada jawaban.

Setelah itu tanggal 6/8/2023 (pukul 8.-) kamipun angkat ke channel untuk menyebarkan mauqif mu dari apa yg kami dapati.

Ingat prosedur diatas adalah bentuk tabayyun kami pada antum.

Dan sekalipun kami [tidak tabayyun], langsung menyebarkan berita itu dari sisi ini kami tidak salah. Karena berita tsiqoh tidak ada keharusan untuk tabayyun. Periksa kembali tulisan Asy Syaikh Abu Fairuz tentang "Tabayyun menurut Ahlussunnah "

Apakah tuduhan tergesa-gesa itu layak engkau paksakan ? Justru dirimu yang tidak segera menjawab berkonsekuensi :
1. Menyodorkan dirimu pada tuduhan.
2. Menyelisihi dalil.

Dalam hadits shofiah Rasulullah tidak menunda sampai besok, seketika itu juga beliau Shalallahu alaihi wassalam menjawab sangkaan atas beliau, inilah tuntunan nya !

Maka jangan salahkan siapapun!

Karena kamu telah menyodorkan dirimu pada tuduhan.

قال السلف: ﻣﻦ ﻋﺮﺽ ﻧﻔﺴﻪ ﻟﻠﺘﻬﻢ، فلا يلومن ﻣﻦ ﺃﺳﺎء ﺑﻪ اﻟﻈﻦ.

جامع العلوم والحكم 1/204

Salaf berkata:

Barangsiapa yang menyodorkan dirinya kepada tuduhan maka janganlah dia sekali-kali mencela siapa yang berburuk sangka padanya.

Jami' Al 'Ulum wal Hikam 1/204

Berdasarkan dalil tersebut tidak boleh engkau menyalahkan kami dengan tuduhan DIAM dari Tabdi'.

Walhamdulillah, setelah kami angkat mauqif dirimu dikhalayak engkaupun menjawabnya.

Sebagian ikhwah menyalahkan kami dari sikap rujuk yg telah kami sebar. Namun kami tetap mempertahankan nya. Sebagaimana salaf mereka rujuk kepada pendapat baru (dan kamipun rujuk pada pernyataan barumu).

Ini adalah bagian pertama Tergesa-gesanya Rifki menuduh kami menyebarkan fitnah. Dan tuduhan itu telah kami jelaskan batilnya.

Selesai

Perkataannya :

Dan skrng dia kembali mengulangi ketergesa-gesaannya dan yang lebih buruknya lagi dia melakukan tajassus , yaitu mencari-cari kesalahan orang lain dalam rangka ingin menjatuhkannya ( ini dapat diketahui dari pertanyaan-pertanyaannya kepada ana di dalam chattannya kepada ana dan ana akan tampilkan sebagai bukti )

TANGGAPAN

Ya Rifki wafaqohulloh kesalahpahaman mu dengan kata TAJASSUS mendorongmu pada kesalahan berikutnya, ini semua akibat tergesa-gesa.

Pertama,

Yang dimaksud tajassus yakni mencari tahu dari orang lain. Sebagaimana itu dijelaskan oleh Ibnu Hajar Al Haitamiy

Ibnu Hajar al-Haitami rahimahullah : ... sedangkan tajassus yaitu engkau menyelidiki berita-berita lewat orang lain. [Az-Zawajir ‘ana Iqtirâfil Kabâir, 2/268]

Ya Rifki Wafaqohulloh.

PERTAMA KALI BERITA BERDATANGAN DENGAN KAMI.

Tanpa kami minta.

Akhirnya kami tabayyun kepadamu ( di ta'wil tajassus olehmu, padahal tertulis jelas di chat ana TABAYYUN )

Telah mengabarkan kepada kami pertama kali tanpa ana minta.

Al Ustadz Abu Ya'qub Hamdani Al Jawiy Al Batamiy : "Dia (Si Rifki) kerja di orang Yayasan. Kerja di pasar jualan ayam milik Hizbi Askari ngga jelas ilmunya baru rujuk dari rodja."

Inilah bukti kami yg pertama !

Dan inilah perkara awal saat teman dudukmu tersingkap sebagai hizbiy askari. Ingat, pertama kali. Lalu ana tunggu jawaban antum kemudian antum menjawab,

Kalimat mu sendiri : " ... Dia mengaji dengan orang askari"

Ini bukti kami yang kedua  !!

Belum sempat kami menulis di channel tentang hal itu, kau sendiri tergesa-gesa menjelaskan keadaan nya

" walaupun dia telah mengaji ditempatnya orang-orang Askari , "

Ini bukti kami yang ketiga  !!!

Kemudian dalam penjelasan ta'wil kau ulangi lagi,

" .... mengikuti ta'alum bersama orang-orang Askari. "

Ini bukti kami yang keempat  !!!!

Kedua,

Bukan disebut Tajassus (mengintrogasi tertuduh) sementara bukti telah sampai kepada penuduh sekalipun dia bertanya kepada selain mu. Berdasarkan atsar Imam Ahmad.

Inilah Dawud Azh-Zhohiriy ketika tiba di Baghdad, dulunya dia mempunyai hubungan baik dengan Sholih bin (Imam) Ahmad. Maka dia meminta Sholih untuk memintakan izin secara halus agar bisa menemui ayahnya –Imam Ahmad-.

Maka Sholih berkata pada ayahnya: “Ada seseorang memintaku untuk bisa menemui Anda.” Beliau bertanya: “Siapa namanya?” Jawabnya: “Dawud.” Kata beliau: “Dari mana dia itu?” Jawabnya: “Dari negeri Ashbahan.” Beliau bertanya: “Apa pekerjaannya?” Sholih berusaha untuk menghindarkan diri dari memperkenalkannya (lebih lanjut), sementara

Abu Abdillah –ayahnya- terus- menerus mengorek darinya sampai pada akhirnya memahami siapa sebenarnya orang itu. Maka beliau berkata: “Muhammad bin Yahya An-Naisaburiy telah mengirimkan surat kepadaku menceritakan keadaan orang ini. Dia menganggap bahwasanya Al-Qur’an itu muhdats. Maka jangan sampai dia mendekat kepadaku.” Dia berkata: “Wahai Ayahku, dia mengingkari hal itu!” Maka Abu Abdillah berkata: “Muhammad bin Yahya lebih jujur dari padanya. Jangan diizinkan dia untuk menemuiku!” (Tarikh Baghdad: 8/374)

Berdasarkan atsar ini maka tuduhan Tajassusmu keliru .

Telah datang berita Tsiqoh kepada kami sebagaimana imam Ahmad, Apakah imam Ahmad Tajassus ?

Dengan poin pertama dan kedua itu, maka Tuduhan Tajassus mu sia-sia.

1. Agama bosmu adalah agama si hizbiy

Ibnu sirin رحمه الله تعالى

إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ

Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah darimana kalian mengambilnya.

2. Bosmu hinggap/bermajelis ilmu dengan sejenis Hizbiy

الطيور على أشكالها تقع

" Dan burung itu akan hinggap di tempat yang sesuai dengan jenisnya ”

3. Bosmu lebih berbahaya dari si Hizbiy itu.

ومعلوم قول ابن عون في الإبانة من يجالس أهل البدع أشد علينا من أهل البدع

Ibnu 'Aun : " Barang siapa yang duduk (bermajelis) dengan Ahlul Bid'ah, maka dia lebih (berbahaya) dari pada Ahul Bid'ah " [Al Ibanah]

Dan semisal ini Banyak sekali  !

Nasehat Ana  !

Jangan basa-basi sampaikan ke bosmu bahwa mereka (WILDAN CS) itu Hizbiy . Sepekan waktumu !

وَإِذْ أَخَذَ ٱللَّهُ مِيثَٰقَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ لَتُبَيِّنُنَّهُۥ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُۥ فَنَبَذُوهُ وَرَآءَ ظُهُورِهِمْ وَٱشْتَرَوْا۟ بِهِۦ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ

Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima. (Ali Imran 3:187)

Jika dia tidak Terima tinggalkan dia, kalau antum masih bersamanya. Maka jangan salahkan kami menghukumimu sama dengan dia.

Disisi lain, Telah datang persaksian pada kami tapi untuk kali ini kami memberimu udzur. Dan udzur itu tidak membatalkan persaksian kehizbiyaan bosmu.

Berkata Syaikh Muqbil : Katakan dia mubtadi' kemudian nasehat dia.

Telah menyampaikan kepada kami .

Al Ustadz Abu Ya'qub Hamdani: ... di Batam Nama Kawan Askari Wildan lc (Al Hizbiy) Madinah dan bosnya Rifki shalat nya di markiz Wildan

Al Ustadz Abu Ya'qub Hamdani: Minimal tiga tahunan tidak kurang (bosnya ngaji ke Wildan, lc)

Saksi/Bukti yang ke enam  !

Abu Hanif Sufyan Al Batamiy :

" Yang ana tahu bos nya ini ngaji ke Anshorussunnah Batam yang ada yayasan nya. Orang yayasan termasuk hizbi "

Saksi/bukti ketujuh !

Abu Aisha Ismail Al Batamiy : Sekitar 3 thn (Bosnya Rifki ngaji ke Orang ASKARI)

Saksi/bukti ke delapan !

4. Bosmu mempercayakan anaknya kepada si Hizbiy

Bukti ke sembilan !

Al Ustadz Abu Ya'qub :
Anak (bos) nya di Wildan (Hizbiy Askariy)

Bosmu memberikan kepercayaan yang utama pada orang askari yaitu mendidik agama anaknya.

Dari Yahya bin Sa’id Al-Qothon, beliau berkata: “Tatkala Sufyan Ats-Tsury datang ke Bashroh, ia mulai melihat tentang perkara Ar-Roby’ bin Shubaih dan kedudukannya di tengah-tengah manusia. Ia bertanya: “Apa madzhabnya ?” Mereka menjawab: “Tidaklah bermadzhab melainkan As-Sunnah.” Berkata Sufyan: “Siapakah teman kepercayaannya?” Mereka menjawab: “Ahlul Qodar (penganut Qodariyah).” Lalu Sufyan berkata: “Jika begitu, maka dia adalah Qodary (termasuk pengikut Qodariyah).”  Imam Ibnu Batthoh -rohimahulloh- berkata: “Semoga

rahmat Alloh dicurahkan kepada Sufyan Ats-Tsaury. Sungguh ia telah berkata dengan hikmah dan benar dan berkata dengan ilmu sesuai dengan Al-Kitab dan As-Sunnah serta sesuai dengan perkara yang dituntut oleh hikmah dan dilihat oleh mata, dikenal oleh ahlul bashiroh dan ahlul bayan.

Alloh ‘azza wa jalla berkata :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalangan kalian.... ” [QS. Ali Imron: 118].

(Al-Ibanah karya Ibnu Batthoh: 1/144)

Perkataannya :

Kemudian dia (Rahmat palu) menyebarkan hal tersebut diumum dengan mengatakan :

Ya Aba Hamzah Rifki Al Batamiy Ana tunggu Jawaban antum atas Perkara itu !

(Bekerjanya Si Abu Hamzah Rifki Al Batamiy kepada ORANG YAYASAN)

Maka dalam rangka menutup pintu fitnah ana akan coba untuk menjelaskan perkara tersebut dan agar kita mengetahui siapa Rahmat palu ( admin Fawaid Sulteng ) ini , semoga Alloh memberikan kita taufik untuk menjauhi orang-orang seperti ini dalam rangka menyelamatkan agama kita.

TANGGAPAN :

APA DASAR ANTUM MENGATAKAN SEPERTI ITU ("menjauhi orang-orang seperti ini"), Mulut besarmu tidak punya hujjah atas itu, ucapan sebelum itu ana sudah batalkan walhamdulillah, kesekian kalinya dengan ini engkaulah yang tergesa gesa.

﴿قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِين﴾ [البقرة: 111].

Perkataannya :

Maka ana katakan : ana bekerja dipasar membantu orang berjualan ayam , daging sapi , kambing , bebek , dll

Bos ana adalah orang yang ana menganggapnya sebagai orang yang masih awam di dalam mengenal sunnah , walaupun dia telah mengaji ditempatnya orang-orang Askari ,

TANGGAPAN :

Semoga ucapan diatas bukan untuk mengelabui manusia.

ucapanmu yang lalu kepada ana tidak demikian.

Inilah ucapan mu yang sampai ke ana,

"Ana bekerja dipasar , ikut orang jualan ayam daging bebek , Bos ana tersebut bisa dibilang dia orang yang belum terlalu paham tentang sunnah , dia mengaji dengan orang askari , dan yg ana ketahui dia jarang juga ikut kajian mereka karena dia sibuk dengan urusan pekerjaannya , dan terkadang dia bertanya tentang sunnah kepada ana , ana bekerja sekedar muamalah dunia , dan secara dzohir dia bukanlah orang yang mempengaruhi agama ana
___

Tidak ada kalimat AWAM dalam paragraf itu.

Dan kalimat awam ini butuh digaris bawahi, karena antum tergesa-gesa dan susah payah mengangkat konsep awam ini dalam tulisanmu karena tujuanmu adalah mengalihkan hukum yang mengarah kepadamu.

MAUQIF SESEORANG KETAHUAN DENGAN TEMPAT TURUN DAN TEMPAT BERNAUNGNYA

ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺣﺎﺗﻢ: ﻭﻗﺪﻡ ﻣﻮﺳﻰ ﺑﻦ ﻋﻘﺒﺔ اﻟﺼﻮﺭﻱ ﺑﻐﺪاﺩ , ﻓﺬﻛﺮ ﻷﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻨﺒﻞ , ﻓﻘﺎﻝ: اﻧﻈﺮﻭا ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻧﺰﻝ , ﻭﺇﻟﻰ ﻣﻦ ﻳﺄﻭﻱ.
{الإبانة الكبرى لابن بطة، رقم ٥١٤}.

ABU HATIM berkata: Musa bin 'Uqbah Ash Shuriy pernah datang ke Baghdad, maka perihal kedatangannya di sampaikan kepada IMAM AHMAD Bin HANBAL, maka beliau berkata;

"Perhatikan kepada siapa dia turun, dan kemana dia bernaung."

{Al Ibanah Al Kubro karya Ibnu Baththoh, No. 514}.

Kemana bosmu turun dan bernaung di batam?

Jawab pakai kalimat mu sendiru : " Dia mengaji dengan orang askari"

Lalu dihukumi apalagi dia dengan ucapan abu hatim itu kalau bukan orang askari.

Terlihat antum susah payah dan tergesa gesa menakwilkan ucapan awam itu. Lihat saja poin 1-5 yang antum datangkan.

Ini bukti antum ketakutan kedok mu tersingkap, ini bukti apa yang antum lakukan salah karen kalau benar buat apa mendatangkan kalimat baru (awam) yg tidak pernah sampai dengan ana

Maka dengan ini (mendatangkan kalimat awam) adalah upaya engkau mau mengelabui manusia.

Padahal Al Ustadz Abu Ya'qub menghukuminya hizbiy.

Al Ustadz Abu Ya'qub Hamdani:
Dia kerja di orang Yayasan.
Kerja di pasar jualan ayam milik hizbi Askari ngga jelas ilmunya baru rujuk dr roja

FATWA SYAIKH MUQBIL

Pertanyaan :
Apa hukum bermitra kerja dengan seorang hizbi atau ahlul bid'ah atau bekerja (sebagai karyawan) disisi mereka berdua..?

Jawaban
Bermitra kerja bersama hizbiy atau ahlubidah, kami tidak menganjurkan akan hal itu,

Bekerjasama dengan hizbiy dan ahlubidah tergolong kehinaan,

Adapun apakah sampai pada tingkatan keharaman ? Tidak sampai pada tingkat keharaman.

Akan tetapi kami tidak menganjurkan akan hal ini, karena didalam nya bisa saja dikendalikan oleh hizbiy dan dikendalikan oleh ahlubidah

Terkadang sebagian ahlubidah bisa menghalalkan (merampas) harta orang yang tidak sepemahaman dengannya dalam kebidahannya

Maka kami tidak menganjurkan akan hal ini, allohulmustaan

Adapun ini sampai keharoman maka tidak (sampai)

__

Dikutip dari rekaman kaset Al Imtinan bi Ajwabatil Syarat Masjid Arrohman

Perkataannya :

Kenapa demikian ?, Kenapa ana katakan dia sebagai orang yang masih awam di dalam mengenal sunnah ?

TANGGAPAN

Sebuah ungkapan,

اسمع جعجعة ولا ارى طحنا

Aku mendengar suara alat penggiling tapi aku mencoba melihat nggak ada tepung yang dihasilkannya.

Engkau bangun hukum atas keawaman bosmu, hukum yang engkau bangun tanpa DALIL 1 pun, bahkan itu sudah runtuh sebelum kau bangun dengan pernyataan mu sendiri dan pernyataan yg sampai pada kami

Dasar bangunan hukummu berikut

Perkataannya :

1. Dia jarang mengikuti ta'alum bersama orang-orang Askari

Tanggapan :

Dia bukan awam, dia adalah orang yang duduk dengan hizbiy Wildan dan juga duduk dengan mu.

Alloh Ta’ala berkata :

“Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang- orang yang berbuat maksiat?” (QS. Shod: 28)

Dikatakan pada Al-Auza’iy: “Ada seseorang yang berkata: “Aku duduk-duduk dengan Ahlus Sunnah dan juga dengan ahlul bida’.” Maka Al-Auza’iy berkata: “Orang ini ingin menyamakan antara kebenaran dan kebatilan.” (Al-Ibanah karya Ibnu Baththoh)

Dan jika kau tidak tinggalkan dia, maka dalil diatas mengenaimu.

Perkataannya :

2. Dia mempunyai seorang langganan orang awam , memakai peci songkok nasional , masih merokok , akan tetapi dia memanggilnya dengan sebutan ustadz , padahal orang tersebut bukanlah Ustadz Askari , dan dalam keadaan bos ana mengetahui haramnya hukum rokok , apakah salah ana menganggapnya sebagai orang yang awam di dalam mengenal sunnah dengan sebab perkara ini ??

TANGGAPAN :

Apa dalilnya penyataan itu  ?

Yang kami pahami (engkau tertipu) bahwa dia memaksudkan itu untuk memuji pelanggan nya. Bukan menunjukkan kebodohannya dalam hal itu.

Berkata Imam Ibnu Qudamah rahimahullah Ta’ala

واعلم: أن أكثر الناس إنما هلكوا لخوف مذمة الناس، وحب مدحهم، فصارت حركاتهم كلها على ما يوافق رضى الناس، رجاء المدح، و خوفاً من الذم، و ذلك من المُهلِكَات، فوجبت معالجته.

”Ketahuilah bahwa mayoritas manusia, mereka itu binasa dikarenakan takut celaan manusia, dan senang dengan pujian mereka...

Mukhtashar Minhajil Qashidin 213.

Ditambah pernyataan mu : dalam keadaan bos ku mengetahui haramnya rokok.

Adakah awam yang mengharamkan rokok !!!??? Tidak ada, minimal mereka katakan makruh  !!!

Awam di Indonesia yang disebut kan oleh syaikh abu fairuz Al Indunisy adalah sufi asy'ari . Sufi asy'ari tidak mengharamkan rokok. Lihat channel beliau Hafidzhohulloh.

Dan adapun hizbiy askariy mereka sama seperti rodja mengharamkan rokok.

Ini bukti bahwa dia bukan awam (sufi asy'ari).

Perkataannya :

3. Ana pernah membuka kajian dirumah salah satu karyawan pasar yang diikuti oleh beberapa karyawan bos ana tersebut , dan ketika dia mengetahui ada kajian dia katakan kepada ana : nanti ana mau ikut ( maksudnya kalau ada kajian lagi dilain waktu dia mau ikut ) , kemudian besoknya dipasar dia tanya sama ana kemarin kajian bahas tentang apa ?? , Dan dia juga suka bertanya kepada ana tentang sunnah , dia masih mau belajar dengan ana dan mengambil ilmu dari ana , maka apakah salah dengan sebab ini ana menganggapnya sebagai orang yang awam di dalam mengenal sunnah ??

TANGGAPAN :

Mana dalilmu bahwa itu mengangkat kehizbiyaannya.?

Apakah engkau mengira hizbiy semisal rodjali tidak mau ikut dars dengan Ahlussunnah ?

Kasus Banjarejo Rodjali ngaji sama abu hazim. Kasus rodjali surabaya ngaji sama abu ubaidah surabaya

Dst..

Engkau katakan, Dia awam sementara bukti jelas !

Ini usaha keras antum mengeluarkan dia kepada awam dalam rangka supaya antum tidak kena vonis.

Sama keadaan mu dengan abu hazim, dari sisi lebih dari satu bukti.

Abu hazim (dalam Bayannya) : .. Saya hanyalah dipanggil ke masjid masjid yang mengikuti orang awam, masjid milik orang awwam, mereka perlu dawah dan bayan,... _

Mana At Tamayyuz mu  !

Dan Allah telah berkata :

مَّا كَانَ ٱللَّهُ لِيَذَرَ ٱلْمُؤْمِنِينَ عَلَىٰ مَآ أَنتُمْ عَلَيْهِ حَتَّىٰ يَمِيزَ ٱلْخَبِيثَ مِنَ ٱلطَّيِّبِ

Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan orang yang buruk (dari kalangan ahli bathil )  dari yang baik (ahli haq) (Surah Al_Imran ayat 179).

Perkataannya :

4. Tidak nampak darinya membangun cinta dan bencinya di atas hizby , maka ana menganggap dia sebagai orang yang tertipu dengan hizby dan ana berharap suatu saat dia mau menerima dakwah ahlusunnah dengan sebab ana Dikarenakan sudah ada tanda-tanda dia mau mengambil ilmu dari ana dengan dia mau bertanya-tanya kepada ana.

TANGGAPAN :

Dia cinta sama ahlisunnah

Buktinya DA'WAH AHLUSSUNNAH DI BATAM SUDAH LAMA. LALU KENAPA DIA TIDAK BERSEGERA KEPADA ORANG YANG DIA CINTAI

Dia benci kepada Ahlubidah, da'wah Wildan As Askariy Al Hizbiy Sudah lama di Batam lalu kenapa selama itu dia tidak BERLEPAS DIRI DARI AHLUBID'AH

Bukan dia yang tertipu dengan hizbiy/WILDAN CS. Tapi antum yang tertipu dengan dia.

Harapan antum itu seperti syubhat Al imam :

Kami Tidak Akan Meninggalkan Orang Itu Sampai Dia Sendiri Bersikeras Untuk Meninggalkan Kami (???)

ANTUM SENDIRI BAGAIMANA DENGAN ANTUM, CINTA AHLUSSUNNAH  ? TAPI ITU TIDAK CUKUP SAMPAI ENGKAU BERLEPAS DIRI HIZBIYYUN HATTA DALAM PERKARA DUNIA

Syaikh Muhammad Al-Imam -semoga Alloh memberinya taufik- berkata dalam Al-Ibanah (hal. 37): “Tidaklah –yaitu si sunny- menjadi mubtadi’ disebabkan oleh keberadaan dirinya bersama firqoh atau hizb karena amalan duniawi, bersamaan dengan rasa cintanya pada Ahlus Sunnah dan keyakinannya dengan aqidah Ahlus Sunnah.”

Dia bertanya tentang sunnah itu bukan tanda dia menerima da'wah antum. Telah lalu HIZBIYYUN senang dengan Ahlussunnah (bertanya dan mengambil ilmu dari Ahlussunnah) tapi itu bukan dalil. Mereka tidak ditinggalkan.

Perkataannya :

5. Ana sudah pernah mengajaknya untuk datang ke markiz, akan tetapi tidak dengan paksaan , karena ana menganggap bahwa dakwah kepada orang awam harus lembut dan penuh kesabaran , tidak dengan ketergesa-gesaannya

TANGGAPAN :

Disatu sisi antum katakan dia ngaji sama hizbiy yang itu dihukumi sebagai hizbiy.

Antum punya dalil apa menghukumi orang yang setia dengan hizbiy kurang lebih 3 tahun masih dikatakan awam  ?

Kenapa antum masih HUKUMI dia awam.

Tidak semua ini karena ada ikatan pekerjaan/dunia. Karena kalau bukan karena dunia berarti karena agama, dan itu tidak mungkin  !

“Maka berpalinglah, (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami
dan tidak menginginkan kecuali kehidupan duniawi.” (QS. An Najm: 29)

Perkataannya :

Maka sudahkah antum mengetahui akan hal ini wahai Rahmat ??

TANGGAPAN :

Sudah! Bahwa semua itu upaya kerasmu mengeluarkan hukum atas bosmu yg itu melindunginya dan ini semua bukti wala kepada bosmu. Dan tidak ada baromu kepadanya.

Antum sudah lama bekerja disitu, dan sudah selama itu antum kerja tidak ada sikap at tamayyuz dan berepas diri.

Dan Alloh telah berkata dalam Al Qur'an :

وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ  [المائدة/56]

“Dan barangsiapa berwala’ (loyalitas) pada Alloh, Rosul-Nya dan **orang-orang yang beriman*", maka sesungguhnya golongan Alloh itulah orang-orang yang menang.” (QS Al Ma’idah 56)

Perkataannya :

Dan tahukah wahai ikhwah , ketika ana katakan kepada dia ( Rahmat palu ) : Ana sangat punya jawaban sama hal itu , kenapa ana katakan dia awam ( bos ana awam ) , antum sudah tahu jawaban ini ?? , Sudah ana kasih tahu ?? Belum kan ??

( Note : ana katakan hal ini dalam keadaan Rahmat belum mendengar penjelasan ana secara detail sebagaimana point yg ana jelaskan dari nomor 1 sampai 5 )

Akan tetapi Rahmat langsung tergesa-gesa menghukumi dengan mengatakan : Gak perlu , karena pengakuan antum sudah sangat jelas , dzohirnya bukti bukti , sudah lengkap.

TANGGAPAN :

Poin 1-5 , Antum Upayakan menjadikannya sebagai dalil???
Itu bukan dalil dan tidak ada dalil atasnya. Dengan ini maka anggapanmu runtuh bahwa dia adalah awam  !!!

Allooh telah berfirman

لَقَدِ ابْتَغَوُا الْفِتْنَةَ مِنْ قَبْلُ وَقَلَّبُوا لَكَ الْأُمُورَ حَتَّىٰ جَاءَ الْحَقُّ وَظَهَرَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَارِهُونَ

Artinya : Sesungguhnya dari dahulupun mereka telah mencari-cari kekacauan dan mereka membalikkan padamu perkara  hingga datanglah kebenaran (pertolongan Allah) dan menanglah agama Allah, padahal mereka tidak menyukainya.

Perkataannya :

( Note : Maksud Rahmat sudah jelas adalah hanya karena perkataan ana bos ana mengaji dengan orang Askari , tanpa dia mau mendengar perinciannya , apakah bos Ana seorang tokoh hizby ataukah hanya seseorang yang tertipu dengan hizby dan perlu didakwahi ?? )

TANGGAPAN :

Semua hizbiy adalah penipu dan orang yang tertipu.

Iblis laknatullah alaihi adalah hizbiy pertama dialam semesta ini

﴿ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ لَكُمۡ عَدُوّٞ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّاۚ إِنَّمَا يَدۡعُواْ حِزۡبَهُۥ لِيَكُونُواْ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ ٦ ﴾ [ فاطر 6]

"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala ". (QS Faathir: 6)

Hanya orang bodoh yang tertipu dengan ucapanmu diatas.

Ucapan diatas menambah fakta bahwa dia memang orang yg walanya kepada hizbiy

Perkataannya :

Lihatlah betapa tergesa-gesanya orang ini didalam menilai wahai ikhwah , padahal belum ana jelaskan secara detail , dia sudah langsung menyimpulkan , dan tidaklah ketergesa-gesaan itu datangnya kecuali dari syaiton , Allohul musta'an

TANGGAPAN :

Telah lalu penjelasan kami terkait tuduhan ketergesaan yang itu justru ada padanya.

Tergesa-gesa menuduh tajasus padahal dia salah memahami apa itu tajassus

Tergesa-gesa membuat pernyataan bosnya ngaji DENGAN hizbiy yg justru menyodorkan bukti pada kami

Tergesa-gesa susah payah memunculkan poin 1-5 mengalihkan hizbih kepada hukum awam, padahal telah lalu persaksian para ikhwah dan bukti darinya sendiri. Cukuplah vonis hizbiy dari Al ustadz abu yaqub berdasarkan kaidah-kaidah teman duduk/Bermajelis nya.

Sekiranya masih ada waktu sebenarnya kami mau menuliskan faedah

Dan seterusnya dari penjelasan diatas.

Perkataannya :

Dan ketika ana (abu Hamzah) katakan kepada dia (Rahmat palu) : Apakah sampai tingkat haram ?? , Tidak ( maksudnya ana jelaskan kepada dia kalau ana bekerja dengan bos ana tersebut tidak sampai tingkatan haram )

Kemudian rahmat palu menjawab : Memang iya

TANGGAPAN :

Telah lalu kami kirimkan fatwa Syaikh muqbil yang mana itu juga pendapat kami.

Jangan engkau coba arahkan sesuatu bukan pada tempatnya

Jawaban " iya " adalah jawaban pembenaran atas klaimmu tidak haram (berdasarkan fatwa syaikh muqbil yg sebelum nya ana kirim, antum mau mengelabui ?)....

Berkata syaikh Muqbil

Bekerjasama dengan hizbiy dan ahlubidah tergolong kehinaan,

Adapun apakah sampai pada tingkatan keharaman ? Tidak sampai pada tingkat keharaman.

Akan tetapi engkau tidak menganjurkan akan hal ini, karena didalam nya bisa saja dikendalikan oleh hizbiy dan dikendalikan oleh ahlubidah
....

Selesai

"Memang iya" tidak haram! ini diperkuat bukti fatwa Syaikh muqbil yang ana kirimkan.

Sekarang Syaikh menjawab. Tidak harom , antum Terima . Maka Terima pula nasehat Syaikh untuk meninggalkan bekerja dengan orang hizbiy tersebut.

Bukan karena awam, tapi dunia mu sedang digugat.

Kasihani dirimu , merelakan pekerjaan dunia demi agamamu, kerelaan mu itu akan digantikan  !!!

Ibnu Sirrin _rahimahullaahu ta'ala_ mengatakan,

‎سمعت شريحا يحلف بالله ما ترك عبد لله شيئا فوجد فقده

'Aku pernah mendengar Syuraih bersumpah atas nama Allaah 'Tidaklah seorang hamba meninggalkan sesuatu karena Alloh, maka dia akan mendapatkan sesuatu yang hilang tersebut.

Perkataannya :

Kesimpulan :

1. Dia (Rahmat palu) telah melakukan tajassus dengan jelas terhadap ana , dalam keadaan ana hanyalah seorang penuntut ilmu biasa , maka SEANDAINYA bos ana benar-benar tokoh hizby ( dalam keadaan dia hanyalah orang yang tertipu dan bukan seorang tokoh ) , apakah faedah dari penyebaran kesalahan tersebut jika itu adalah kesalahan dalam keadaan

ana bukan siapa-siapa ?? , Maka bagaimana lagi jika itu tidak seperti yang dikatakannya ?? , Maka ini lebih buruk lagi

TANGGAPAN :

Ana telah memberi mu nasehat, begitupun engkau telah atau akan memberi nasehat kepada bosmu.

" Sesungguhnya engkau tidak bisa memberi hidayah kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allah memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Dia paling mengetahui orang-orang yang layak mendapat hidayah.” (Al-Qashash: 56)

Adapun setelah ini, maka ana berserah diri pada Alloh taala.

Dan insyaallah kita lihat hasilnya.

Al-'Alamah An-Najmi -rohimahulloh ta’ala- berkata: "Apabila engkau telah mengetahui dari orang itu kebid'ahan dan telah engkau berikan nasehat kepadanya, akan tetapi tetap terus- menerus di atasnya, maka sesungguhnya orang ini telah keluar dari Sunnah." (Al-Fatawa Al-Jaliyah: 2/44)

Perkataannya :

2. Secara tidak langsung Dia menganggap semua orang selain ahlusunnah baik yg awam atau tidak , orang yang belajar atau tokohnya sebagai ORANG YAYASAN , dia memukul rata semuanya , maka apakah ini benar ??

TANGGAPAN :

Syaikh Zaid bin Muhammad bin Haady Al-Madkholy -semoga Alloh menjaganya- pernah ditanya: “Kapan seseorang itu divonis sebagai hizby?” Maka beliau menyebutkan beberapa perkara diantaranya: “Bermajelis dan berjalannya bersama salah satu dari kelompok-kelompok yang telah disebutkan -seperti kelompok ikhwanul Muslimun beserta kelompok pecahannya, Jama’atut Tabligh *beserta para simpatisannya*  dan yang selainnya dari pelaku penyimpangan dalam akidah serta amalan, baik mereka itu berkelompok ataukah bersendiri, baik pengikut ataukah yang diikuti.” (Al-‘Aqdul Mundhodh, hal. 43)

Al-Allamah Ahmad bin Yahya Al-Najmy –-rohimahulloh- pernah ditanya: “Bagaimana pendapat kalian terhadap seseorang yang bekerjasama pada beberapa markiz dan perkemahan-perkemahan hizbiyyuun, sementara ia mengetahui bahwa ahlul ‘ilmi telah menyebutkan bahwa orang-orang yang beraktifitas pada markiz-markiz ini
adalah hizbiyyun?”

Maka beliau -rohimahulloh- menjawab: “Ini menunjukkan bahwa ia bersama mereka. Untuk itulah, maka sesungguhnya ia dikategorikan termasuk dari mereka sesuai apa yang telah ahlul ‘ilmi tetapkan tentang orang yang tolong-menolong
bersama mereka, bersandar kepada mereka dan membela mereka.” (Al-Fataawa Al-Jaliyyah: 2/33)

Perkataannya :

Jika Benar, maka tentu semua orang yang bekerja dengan selain ahlusunnah , Maka mereka semua dikatakan sebagai orang yayasan , dan tidak boleh bekerja dengannya dan harus keluar kerja darinya

TANGGAPAN :

Bukti dan saksi sudah ana datangkan bahwa bosmu itu adalah orang yg walanya kepada yayasan/hizbiy

Telah lalu penjelasan nya  !

Perkataannya :

Maka cukuplah penjelasan ini kami sampaikan sebagai penjelas tentang siapa Rahmat palu sebenarnya , seorang Ahlu jiddal ( orang yang senang berdebat tanpa ujung ) , tajassus ( pencari-cari kesalahan orang lain yang tidak sejalan dengannya ) , seorang yang mungkin dia menganggap dirinya ahli fatwa sehingga dia dengan mudahnya mengeluarkan fatwa di channelnya padahal dia adalah seorang yang jahil lagi tergesa-gesa , Allohul musta'an

TANGGAPAN :

Tidak tersisa setelah bantahan ini, melainkan ucapan global. Kecuali engkau bisa menjatuhkan burhan ini. Naudzubillah.

Adapun channel ana tafadhol ana menerima nasehat dari seluruh Ahlussunnah tsabitun.

" Saling nasehat menasehati kalian diatas kebenaran dan kesabaran " (Al Ashr:4)

Perkataannya :
Maka dengan ini ana nasehatkan untuk kita semua berhati-hati darinya

TANGGAPAN :

Kami menasehati mu dengan ayat Alloh taala.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalangan kalian.... [QS. Ali Imron: 118].

Dan bosmu yang Hizbiy itu telah mempercayai mu . Adakah engkau bagian dari kalangan mereka (hizbiy)? Kalau iya !!! Maka kamilah yg akan berhati-hati padamu.
Kalau bukan!!! Berlepas dirilah darinya.

سبحا نك اللهم و بحمد، اشهد ان لا اله الا انت استغفر ك و اتوب اليك

🖋 Di Tulis Oleh :

Abu Abdillah Rahmat Al Kaili
Semoga Alloh TA'ALA mengampuninya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar