*SYI’AH ROFIDHOH YANG KUFUR 24 (TERAKHIR)*

🌪 *BADAI YANG MENGGEMPUR*

MENGHANTAM

*SYI’AH ROFIDHOH YANG KUFUR*

:arrow_forward: *[Seri 24] Terakhir*

:syringe: [ 94] *Pokok dakwah Syi’ah Rofidhoh adalah menyelisihi Ahlus Sunnah.*
Diriwayatkan Al-Hurr Amiliy dalam kitabnya “Wasail Syi’ah” (27/119) dari Muhammad bin ‘Abdillah berkata: aku berkata kepada Ridho; bagaimana apa yang kami lakukan apabila ada dua kahobar yang saling bertentangan?” Ia berkata:
« إِذَا وَرَدَ عَليكُمْ خَبَرَانِ مُخْتَلِفَانِ فَانْظُرُوا مَا يُخَالِفُ مِنْهُمَا العَامَةُ فَخُذُوهُ، وَانْظُرُوا مَا يُوَافِقُ أَخْبَارُهُمْ فَدَعُوهُ»
“Apabila datang kepada kalian dua khobar yang bertentangan, maka lihatlah apa yang menyelisihi dari keduanya dari A’mah (Ahlus Sunnah) maka ambillah, dan apabila ada apa yang mencocoki khobar mereka, maka tinggalkanlah.”

:syringe: [ 95] *Syi’ah Rofidhoh menuduh semua manusia adalah anak zina.*
Disebutkan Al-Majlisiy dari Abu Ja’far berkata:
«وَاللهِ يَا أَبَا حَمْزَةَ، إِنَّ النَّاسَ كُلُّهُمْ أَوْلاُدُ بَغَايَا مَا خَلاَ شِيْعَتنَا»
“Demi Alloh wahai Abu Hamzah, sesungguhnya manusia semuanya adalah anak pelacur kecuali Syi’ah (golongan) kami.” [dari “Bihaarul Anwaar” (24/311)]

:syringe: [ 96 ] *Syi’ah Rofidhoh mengharomkan sembelihan Ahlus Sunnah.*
Khumainiy mengatakan:
«فَتَحِلُّ ذَبَائِحِهِمْ جَمِيْعُ فِرَقِ الإِسْلاَمِ، عَدَا النَّاصِب، وَإِنْ أَظْهَرَ الإِسْلاَمَ»
“diHalalkan semua sembelihan kelompok Islam, kecuali Nashibi (Ahlus Sunnah), walaupun menampakkan keislaman.” [dari “Tahrir Wasilah” kitab Thoharoh]

:syringe: [ 97 ] *Syi’ah Rofidhoh mewajibkan untuk taqiyyah dan meninggalkannya seperti meninggalkan sholat.*
Ibnu Bawabaeh mengatakan:
« اعْتِقَادُنَا فِي التَّقِيَّةِ أَنَّهَا وَاجِبَةٌ ، مَنْ تَرَكَهَا كَانَ بِمَنْزِلَةِ مَنْ تَرَكَ الصَّلاَةَ»
“Keyakinan kami dalam perkara taqiyyah adalah hal itu wajib, dan barang siapa meninggalkannya maka kedudukannya seperti meninggalkan sholat.” [dari “Al-I’tiqoodaat” (hal.107)]

:syringe: [ 98] *Taqiyyah adalah seafdhol-afdholnya amalan mu’min menurut Syi’ah Rofidhoh.*
Diriwayatkan dalam “Tafsir Al-Hasan Al-Askari” (hal.162) dari ‘Ali bin Abi Tholib:
« التَّقِيَّةُ مِنْ أَفْضَلِ أَعْمَالِ المُؤْمِنِ»
“Taqiyyah adalah seafdhol-afdholnya amalan seorang mu’min.”

:syringe: [ 99 ] *Syi’ah Rofidhoh menghalalkan nikah mut’ah.*
Muhammad Husain Alu Kasyif Ghitho mengatakan:
« وَنِكَاحُ المُتْعَةِ هُوَ الَّذِي انْفَرَدَتْ بِهِ الإِمَامِيَّةِ مِنْ بَيْنِ سَائِرِ فِرَقِ المُسْلِمِيْنَ بِالقَوْلِ بِجَوَازِهِ وَبَقَاءِ مَشْرُوْعِيَّتِهِ إِلَى الأَبَدِ»
“Nikah mut’ah adalah perkara yang menyendiri kelompok Imamiyyah dari semua kelompok kaum muslimin dengan pendapat tentang bolehnya hal tersebut, serta tetap terus menerusnya hal tersebut sampai abadi.” [dari “Ashlul Syi’ah wa UShuliha” (hal.253)]

:syringe: [ 100 ] *Syi’ah Rofidhoh memboleh mut’ah walaupun dengan bayi perempuan yang masih didalam buaian ibunya.*
Al-Khumainiy mengatakan:
« وَأَمَّا سَائِرُ الإِسْتِمْتَعَاتِ كَاللَّمْسِ بِشَهْوَةٍ ، وَالضَّمِّ، وَالتَّفْخِيْذِ، فَلاَ بَأْسَ بِهَا حَتَّى فِي الرَّضِيْعَةِ»
“Adapun semua hal istimta’ seperti memegang dengan syahwat, memeluk, dengan paha tidaklah mengapa walaupun dengan bayi perempuan yang masih menyusui.” [dari “Tahrir Wasilah” , kitab Nikah, no,12]

:syringe: [ 101] *Syi’ah Rofidhoh membolehkan mut’ah dengan wanita yang telah bersuami!*
Dari Fadhl maula Muhammad bin Rosyid, dari Abu Abdillah -alaihis salam-,
« قُلْتُ: إِنِّي تَزَوَّجْتُ امْرَأَةً مُتْعَةً، فَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّ لَهَا زَوْجًا، فَفَتَّشْتُ عَنْ ذَلِكَ، فَوَجَدتُّ لَهَا زَوْجًا!!!، فَقَالَ أَبُو عَبْدِ اللهِ: وَلِمَ فَتَّشْتَهَا»
aku bertanya kepada Abu ‘Abdillah:Sesungguhny aku menikah dengan perempuan dengan mut’ah, kemudian terbenak didiriku bahwa ia telah menikah dengan pria lain, kemudian aku cek dugaanku tersebut, maka ternyata ia adalah seorang wanita yang telah menikah, maka berkata Abu Abdillah: “Kenapa kamu mencari-cari hal tersebut???! [dari “Wasa’il Syi’ah” (21/31)]

:syringe: [ 102] *Syi’ah Rofidhoh membolehkan mut’ah dengan wanita pezina!.*
Khumainiy mengatakan:
« يَجُوزُ التَّمَتُّعُ بِالزَّانِيَةِ عَلَى كَراهِيَةٍ خُصُوصًا لَوْ كَانَتْ العَّوَاهِرُ وَالمَشْهُورَاتُ بِالزِّنَا»

Boleh melakukan mut’ah dengan wanita pezina akan tetapi makruh, terlebih apabila dia adalah seorang wanita nakal dan yang masyhur dengan zina.” [dari “Tahrir Wasilah”, Kitab Nikah,masalah no.18]

:syringe: [ 103] *Syi’ah Rofidhoh membolehkan mendatangi istrinya di dubur.*
Khumainiy berkata:
« المَشْهُورُ وَالأَقْوَى جَوَازُ وَطْءِ الزَّوْجَةِ دُبُرًا عَلَى كَرَاهِيَةٍ شَدِيْدَةٍ، وَالأَحْوَطُ تَرْكُهُ خُصُوصًا مَعَ عَدَمِ رِضَاهَا»
“Yang masyhur dan lebih kuat (pendapatnya) adalah boleh mendatangi istri dari duburnya akan tetapi makruh sekali. Dan yang lebih selamat adalah meninggalkanya terkhusus ketika sang istri tidak ridho.” [dari “Tahrir Wasilah”, Kitab Nikah,masalah no.11]

:syringe: [ 104 ] *Syi’ah Rofidhoh menganggap bahwa tanah kubur Husain sebab keamanan dari adzab kubur.*
Disebutkan oleh Al-Hurr Al-‘Amili dalam kitabnya “Wasa’il Syi’ah” (3/29) bab dalam kitabNya.
« بَابٌ: اسْتِحْبَابُ وَضْعِ التُّرْبَةِ الحُسَيْنِيَّةِ مَعَ المَيِّتِ فِي الحَنُوطِ وَالكَفَنِ وَفِي القَبْرِ»
“Bab: Disukai meletakkantanah kuburan Husain bersama mayyit dalam obat yang agar tidak rusak mayyit dan kafan dan didalam kubur.”


:memo: Di tulis:
Abu Muhammad Fuad Hasan bin Mukiyi,
Ngawi, Jawa Timur, akhir bulan Jumadal Akhir 1436 Hijriyyah

:globe_with_meridians: Channel Telegram:
ⓣelegram.me/MasjidImamAlWadii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar