🌪 *BADAI YANG MENGGEMPUR*
MENGHANTAM
*SYI’AH ROFIDHOH YANG KUFUR*
:arrow_forward: *[Seri 15]*
:syringe: [ 44 ] *Syi’ah Rofidhoh menganggap kedudukan Imam-Imam mereka seperti Nabi.*
Berkata Muhammad bin Al-Mudzoffar:
«نَعْتَقِدُ أَنَّ الإِمَامَةَ كَالنُّبُوَّةِ، لاَ تَكُونُ إِلَّا بِالنَّصِّ مِنَ اللهِ تَعَالَى عَلَى لِسَانِ رَسُولِهِ، أَوْ لِسَانِ الإِمَامِ المَنْصُوبِ بِالنَّصِّ».
“Kami meyakini bahwa Imam-Imam kedudukannya seperti Nabi, tidaklah didapatkan kecuali dengan nash dari Alloh ta’ala melalui lisan RosulNya, atau lisan Imam yang ditetapkan dengan nash.” [ “Aqo’id Imamiyah” (hal.103)]
:syringe: [ 45 ] *Syi’ah Rofidhoh menganggap perkara paling besar dari agama yang Alloh utus dengannya nabi adalah perkara Imamah.*
Berkata Syaikh mereka Hadi Ath-Thohroni:
«إِنَّ أَعْظَمَ مَا بَعَثَ اللهُ تَعَالَى نَبِيَّهُ مِنَ الدِّيْنِ هُوَ أَمْرُ الإِمَامَةِ».
“Sesungguhnya sebesar-besar perkara yang Alloh ta’ala utus NabiNya dari perkara agama adalah perkara Imamah.” [dari “Wadaayu’in Nubuwwah” (hal.115)]
:syringe: [ 46 ] *Syi’ah Rofidhoh beranggapan bahwa Imamah adalah termasuk rukun Islam.*
Diriwayatkan Kulainiy dari Abu Ja’far berkata:
«بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: عَلَى الصَّلاَةِ وَالزَّكَاةِ وَالصَّومِ وَالحَجِّ وَالوِلَايَةِ».
“Islam dibangun di atas lima; atas sholat, zakat, puasa, haji dan wilayah (Yaitu Imamah).” [dari “Ushul Kafi” (2/18)]
:syringe: [ 47 ] *Syi’ah Rofidhoh beranggapan bahwa Imamah lebih penting dari semua perkara wajib.*
Mereka meriwayatkan dari Shodiq:
عُرِجَ بِالنَّبِيِّ صلى الله عليه وآله إِلَى السَّمَاءِ مِائَةَ وَعِشْرِينَ مَرَّةً ، وَمَا مِنْ مَرَّةً إِلَّا أَوْصَى اللهُ عَزَّوَجَلَّ فِيْهَا النَّبِيَّ بِالوِلاَيَةِ لِعَلِّي وَالأَئِمَّةِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمَ أَكْثَرُ مِمَّا أَوْصَاهُ بِالفَرَائِضِ».
“Ketika Nabi diangkat ke langit sebanyak 120 kali, maka tidaklah beliau naik kecuali Alloh mewasiatkan pada Nabi untuk perkara wilayah (Imamah) untuk ‘Ali dan para Imam-Imam -alaihis salam-; lebih banyak mewasiatkan hal tersebut daripada perkara faroidh.” [dari “Bashooir ad-Darojaat” (hal.99)]
:syringe: [ 48 ] *Syi’ah Rofidhoh mengkafirkan orang yang tidak mengikrarkan Imam-Imam mereka.*
Disebutkan dalam kitab “Man laa Yahdhuruhul Faqih” (4/180) dan “Al-Ikhtishosh” oleh Al-Mufid (hal.259);
«المُقِرُّ بِهِمْ -أَيَّ الأَئِمَّة- مُؤْمِنٌ، وَالمُنْكِرُ لَهُمْ كَافِرٌ.
“Orang yang mengikrarkan mereka -yakni para Imam-Imam- maka dia mu’min, dan yang mengingkari mereka, maka dia kafir.”
Berkata Al-Majlisi:
«وَمَنْ لَمْ يَقْبَلْ الأَئِمَّةَ فَلَيْسَ بِمُوَحِّدٍ، بَلْ هُوَ مُشْرِكٌ وَإِنْ أَظْهَرَ التَّوْحِيْد».
“Dan barang siapa tidak menerima para Imam-Imam tersebut, maka dia bukan seorang muwahhid, bahkan dia adalah orang yang musyrik walaupunmenampakkan tauhid.” [dari “Bihaarul Anwaar” (27/62)]
:syringe: [ 49 ] *Syi’ah Rofidhoh mengatakan Imam mereka mengetahui Ilmu gaib.*
Berkata Muhammad bin Ya’qub Al-Kulaini:
«أَنَّ الأَئِمَّةَ عَلَيهِمُ السَّلاَمَ يَعْلَمُونَ مَاكَانَ وَمَا يَكُونُ، وَأَنَّهُ لاَ يَخْفَى عَلَيْهِمْ الشَّيْءِ».
“Bahwa para Imam-Imam -alaihis salam- mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, dan tidak ada terhalangi dari mereka sedikit pun.” [dari “Ushul Kaafi” (1/260)]
:syringe: [ 50 ] *Syi’ah Rofidhoh mengatakan Imam mereka lebih mengetahui daripada para Nabi.*
Berkata Muhammad Baqir Al-Majlisi:
«أَنَّهُمْ أَعْلَمُ مِنَ الأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمَ»
“Mereka lebih mengetahui daripada para Nabi -alaihis salam-.” [dari “Bihaarul Anwaar” (26/194)]
:syringe: [ 51 ] *Syi’ah Rofidhoh meyakini Imam mereka mengetahui bahasa binatang.*
«أَنَّهُمْ يَعْلَمُونَ مَنْطِقَ الطُّيُورِ وَالبَهَائِمِ»
“Mereka mengetahui bahasa burung-burung dan binatang.” [dari “Bihaarul Anwaar” (26/319)]
:globe_with_meridians: Channel Telegram:
ⓣelegram.me/MasjidImamAlWadii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar