Merenung dan berpikirlah terlebih dahulu ketika mau berbicara

 ๐ŸƒDari Abu Huroiroh ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ dari Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… yang bersabda:๐Ÿƒ



«ุฅِู†َّ ุงู„ْุนَุจْุฏَ ู„َูŠَุชَูƒَู„َّู…ُ ุจِุงู„ْูƒَู„ِู…َุฉِ ู…ِู†ْ ุฑِุถْูˆَุงู†ِ ุงู„ู„ู‡ ู„ุงَ ูŠُู„ْู‚ِู‰ ู„َู‡َุง ุจَุงู„ุงً، ูŠَุฑْูَุนُ ุงู„ู„ู‡ ุจِู‡َุง ุฏَุฑَุฌَุงุชٍ، ูˆَุฅِู†َّ ุงู„ْุนَุจْุฏَ ู„َูŠَุชَูƒَู„َّู…ُ ุจِุงู„ْูƒَู„ِู…َุฉِ ู…ِู†ْ ุณَุฎَุทِ ุงู„ู„ู‡ ู„ุงَ ูŠُู„ْู‚ِู‰ ู„َู‡َุง ุจَุงู„ุงً ูŠَู‡ْูˆِู‰ ุจِู‡َุง ูِู‰ ุฌَู‡َู†َّู…َ».



“Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan kalimat dari keridhoan Alloh, tanpa dia pertimbangkan, dengannya Alloh mengangkat derajat-derajat. Dan sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan kalimat dari kemurkaan Alloh, tanpa dia pertimbangkan, dengannya dia terhempas ke Jahannam.” (HR. Al Bukhoriy (6478)).

Mulla ‘Ali Al Qori ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ berkata: 

“Yaitu: dia berbicara dengan kalimat yang di dalamnya ada keridhoan Alloh, dirinya tidak menganggap ucapan tadi punya nilai, atau tidak apa-apa, dengannya –dengan kalimat tadi- Alloh mengangkat untuk dirinya beberapa derajat. Maknanya adalah: sang hamba tadi tidak mengetahui nilai ucapan tadi, dia mengiranya ucapan yang rendah dan tak banyak arti, padahal ucapan tadi agung nilainya di sisi Alloh –sampai pada ucapan beliau:- di dalam hadits ini ada dorongan untuk merenung dan berpikir ketika mau berbicara. –sampai pada ucapan beliau:- maknanya adalah: dia berbicara dengan perkataan yang benar yang dikiranya kecil, ternyata di sisi Alloh itu agung, sehingga dia mendapatkan keridhoan Alloh. Dan terkadang dirinya berkata yang jelek dan dia tak tahu yang demikian itu padahal itu di sisi Alloh adalah dosa yang besar, sehingga dia mendapatkan dengan itu kemurkaan Alloh, …dst.“ 

(“Mirqotul Mafatih”/di bawah no. (4813)/cet. Al Maktabatut Tijariyyah).

( Tugas Penting Ahli Iman di Bulan Ramadhan dan di Seluruh Zaman | Asy Syaikh Abu Fairuz Al Jawiy )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar