نصـيـحـة للـنــساء:
Telah datang hadits dalam masalah ini :
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiallahu Anhuma :
ان النبي صلى الله عليه و سلم سمع رجلا يقول : لبيك عن شبرمة ، قال : من شبرمة ؟ قال : أخ لى أو قريب لى ، قال : حججت عن نفسك ؟ قال : لا ، قال : حج عن نفسك ، ثم حج عن شبرمة
bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengar seorang laki-laki mengatakan : " aku sambut seruan-Mu -untuk haji- atas nama Syubrumah, Rasulullah – shallallahu 'alaihi wasallam bertanya : siapakah Syubrumah ? laki-laki tersebut menjawab : saudaraku atau kerabatku, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya : sudahkah engkau pernah berhaji untuk dirimu sendiri ?, laki-laki itupun menjawab : belum, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : " Hajilah atas dirimu sendiri terlebih dahulu, kemudian setelah itu hajikanlah Syubrumah
(HR Abu Dawud 1811, Ibnu Majah 2903, Ibnu Hibban 862, dan berkata Imam Al_Baihaqi bahwa sanadnya shahih sebagaimana dalam As_sunan al_Kubro 4/336, Ibnul Qoththan menguatkan hukumnya rafa' dan dishahihkan Ibnu Hajar secara marfu' dalam At_Talkhis Al_habir 2/223_224 dan Ibnul mulaqqin mengatakan : sanadnya shahih atas syarat imam Muslim dalam Al_Badr Al_Munir 1/345 dan juga dishahihkan oleh Imam Asy_Syaukany lihat dalam at_taudhihul Ahkam 4/36 dan juga dishahihkan oleh Al_Albany rahimahullah dalam Irwaul Ghalil 4/171 no 994) .
🖋️ Berkata Imam Ash_shan'any rahimahullah :
قال ابن تيمية: إن أحمد حكم في رواية ابنه صالح عنه أنه مرفوع، فيكون قد اطلع على ثقة من رفعه، قال: وقد رفعه جماعة على أنه وإن كان موقوفًا فليس لابن عباس فيه مخالف. اهـ.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dan Imam Ahmad menghukumi pada riwayat anaknya Shalih darinya bahwa hadits tersebut marfu', ini menunjukkan bahwa beliau telah menelaah atas ketsiqahan yang merafa'kannya. Ia berkata sekelompok jama'ah telah merafa'kannya, dan hadits tersebut walaupun mauquf, akan tetapi tidak ada seorang pun yang menyelisihi Ibnu Abbas.
📚 Lihat Subulus_salam.
Ada beberapa pendapat ulama dalam masalah ini ;
▪️ Pertama :
Tidak disyaratkan akan hal itu dan boleh bagi siapa yang belum haji atas dirinya, ia menghajikan orang lain, dan ini adalah pendapat Al-Hasan, An-Nakhaiy, imam Malik, abu Hanifah
▪️kedua :
Boleh menghajikan orang lain, dengan syarat yang menghajikan adalah orang yang miskin, tidak mampu atasnya haji.
Dan ini pendapat imam At_Tsauri .
Dan ini yang juga dikuatkan oleh Syaikh Al_Allamah Al_Utsaimin rahimahullah :
فإن كان لا يلزمه الحج ، كرجل فقير ، أعطاه شخصًا مالا يحج به عنه فهل يجوز أن يحج؟
الجواب: نعم، نعم يجوز لأن هذا الرجل لا يجب عليه الحج، فالله عز وجل يقول: (( ولله على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيلا )) ، وهذا الرجل الآن لا يستطيع إليه السبيل لأنه ليس عنده مال ، فيجوز أن يحج عن غيره
Maka jika ia tidak diharuskan haji seperti orang yang miskin, di mana ada seseorang yang memberikan harta padanya untuk menghajikan selainnya, apakah boleh ia menghajikan?
Beliau menjawab, ia boleh, sebab lelaki tersebut tidak mampu atasnya haji, dan Allah telah berfirman: ( mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.) Dan lelaki tersebut sekarang tidak mampu menunaikan ibadah haji karena tidak punya harta, maka ia boleh menghajikan atas selainnya.
📚 Syarh Bulughul maram 3/315_316
▪️ketiga :
Disyaratkan akan hal itu jika ia melakukan menghajikan atas orang lain, ia telah haji sebelumnya dan jika tidak seperti itu, maka ibadah haji tersebut berubah dan beralih untuk dirinya sendiri, sama saja ia orang yang mampu atau tidak untuk haji dan ini adalah madzhab Imam Ahmad dan Al-Auzai, Asy_Syafi'.
🖋️Dan imam Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan:
ومن حج عن غيره ولم يكن حج عن نفسه رد ما أخذ وكانت الحجة عن نفسه لما روى ابن عباس رضى الله عنهما.
Dan siapa yang menghajikan atas selainnya dan ia belum pernah sebelumnya untuk dirinya, maka ia kembalikan apa yang ia telah ambil dan hajinya untuk dirinya sendiri, berdalilkan apa yang telah diriwayatkan Ibnu Abbas.
🖋️Berkata Imam Abu Thayyib rahimahullah:
وَظَاهِر الْحَدِيث أَنَّهُ لَا يَجُوز لِمَنْ لَمْ يَحُجّ عَنْ نَفْسه أَنْ يَحُجّ عَنْ غَيْره وَسَوَاء كَانَ مُسْتَطِيعًا أَوْ غَيْر مُسْتَطِيع لِأَنَّ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَآله وَسَلَّمَ لَمْ يَسْتَفْصِل هَذَا الرَّجُل الَّذِي سَمِعَهُ يُلَبِّي عَنْ شُبْرُمَةَ ، وَهُوَ يَنْزِل مَنْزِلَة الْعُمُوم ،
Menurut zhahir hadits ini, bahwa tidak dibolehkan orang yang belum menunaikan haji untuk dirinya sendiri, ia menghajikan untuk orang lain. Sama saja, apakah ia mampu atau tidak mampu, sebab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak merinci keadaan laki-laki (itu tidak mampu atau mampu haji) yang telah beliau mendengarkan ia berkata ' aku sambut seruan Mu untuk haji atas nama syubrumah, sehingga hal itu menunjukkan keadaan yang umum,
📚Aunul Ma’bud, 5/174
Dan ini yang dikuatkan oleh Syaikh Shalih Al_Fauzan hafidzahullah :
فدل على ان من شرط صحة النيابة عن الغير ان يكون النائب قد حج عن نفسه اولا وان من حج عن غيره قبل ان يحج عن نفسه لا تصح نيابته
Maka hadits tersebut menunjukkan akan syarat sahnya menggantikan haji atas selainnya, dimana yang menggantikan awal kalinya ia telah haji atas dirinya, dan siapa yang menggantikan haji atas selainnya sebelum ia haji, maka tidak sah haji untuk orang yang diwakilkan.
📚Lihat Tashil Al_mam 3/304
▪️ Ke empat.
Dipersyaratkan akan hal itu, jika ia melakukannya maka hajinya batal.
⭕Sebagai kesimpulan:
Pendapat yang kuat adalah pendapat yang ke tiga .
Dan ini juga disebutkan dalam Fatwa Al-Lajnah AD-Daimah
لا يجوز للإنسان أن يحج عن غيره قبل حجه عن نفسه
“Tidak bolehseseorang menghajikan orang lain sebelum ia sendiri melakukan haji untuk dirinya.”
📚Fatwa Al-Lajnah 11/50
Dan permasalahan ini juga kami tanyakan pada ulama Yaman.
[18/2 19:37] ابو حنان عثمان السندكاني: السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
احسن الله اليك يا شيخنا
هل يشترط في الرجل يحج عن غيره ان يكون قد حج عن نفسه :
علما ان ذاك الرجل فقير لا يستطيع إليه السبيل لكن الشخص يعطيه مالا يحج عن ابيه المتوفى؟؟
جزاك الله خيرا
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh .
Ahsanallahu ilaika ya syaikhana .
Apakah disyaratkan bagi seorang lelaki untuk menghajikan atas selain, ia telah haji atas dirinya sendiri terlebih dahulu, dan perlu diketahui : bahwa lelaki tersebut orang yang miskin yang tidak mampu haji, akan tetapi ada orang yang memberikannya uang untuk menghajikan atas nama bapaknya yang telah meninggal?
🖋️ Jawaban Syaikhuna Hasan Bin Qasim hafidzahullah :
[18/2 19:40] الشيخ حسن بن قاسم الريمي: وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
هذا هو القول الصحيح ، ان الذي يحج عن غيره لابد ان يحج عن نفسه
Wa Alaikum salam warahmatullahi wa barakatuh.
Inilah pendapat yang shahih, bahwa yang menghajikan atas selainnya, harus ia telah haji atas dirinya sendiri terlebih dahulu.
📚 Selesai penukilan.
Dan ini juga yang dikuatkan oleh Syaikhuna Hasan Basy_syuaib Hafidzahullah dalam fatwa beliau.
⭕ Kemudian hukum bagi siapa yang ingin menggantikan haji pada orang lain, ia harus telah haji atas dirinya sendiri, maka ini juga berlaku bagi yang menggantikan ibadah umrah atas orang lain.
📒Soal yang kami tanyakan pada ulama Yaman.
[18/2 19:44] ابو حنان عثمان السندكاني:
هل هذا الحكم أيضا يشمل لمن اراد أن ينوب عن غيره فى العمرة؟
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakaatih.
Apakah hukum ini juga mencakup bagi siapa saja yang ingin menggantikan dari selainnya dalam ibadah umrah?
🖋️ jawaban Syaikhuna Hasan Bin Qasim hafidzahullah :
[18/2 19:48] الشيخ حسن بن قاسم الريمي : نعم ، يكون قد اعتمر عن نفسه اولا ثم يعتمر عن غيره
Iya, ia terlebih dahulu telah umrah atas dirinya sendiri, kemudian ia mengumrahkan atas orang lain.
📚 Selesai penukilan.
✍🏻 Di susun oleh :
Abu Hanan As-Suhaily
28 Rajab 1444 -19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar