نصـيـحـة للـنــساء:
Sebagian ahli ilmi berpendapat disunnahkan adzan di telinga kanan, sedangkan iqamah di telinga kiri pada bayi yang baru lahir.
Pada permasalahan ini ada 3 hadits yang dijadikan sandaran :
▪️ hadits pertama:
Hadits Abi Raafi’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata;
رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ” أَذَّنَ فِي أُذُنَيِ الْحَسَنِ حِينَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلَاةِ “
“Aku melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengumandangkan adzan pada kedua telinga Hasan bin ‘Ali ketika Fatimah melahirkannya.” (HR Iman Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Pada sanadnya ada kelemahan yaitu hadits ini diriwayatkan melalui jalur ‘Aashim bin ‘Ubaidillah, dia seorang perawi yang sangat dha’if (lemah).
🖋️ Berkata Ibnu Hajar rahimahullah :
ضعيف
Lemah ( Taqribu Tahdzib 1/472)
🖋️Berkata Ibnu Khuzaimah :
لست أحتج به لسوء حفظه
Aku tak berhujjah dengannya karena ia buruk hapalannya. ( Tahdzibu Tahdzib 2/254)
🖋️Berkata Ibnu Hibban :
كان سيء الحفظ كثير الوهم فاحش الخطأ فترك من أجل كثرة خطئه
Dia buruk hapalannya, banyak wahmnya (kekeliruannya), fatal kesalahannya, maka tinggalkan ia karena sering banyak kesalahannya. (Ikmal Tahdzibul Kamal 7/108).
🖋️Berkata Abu Hatim Ar_Razi
منكر الحديث مضطرب الحديث ليس له حديث يعتمد عليه.
Haditsnya mungkar dan goncang dan tidak ada padanya hadits yang dijadikan sandaran. ( Al_Jarh Wa ta'dil Li Abi Hatim 6/347).
▪️ hadits kedua :
Dari Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ وُلِدَ لَهُ مَوْلُودٌ، فَأَذَّنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى، وَأَقَامَ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى، لَمْ يَضُرَّهُ أُمُّ الصِّبْيَانِ
“Barangsiapa dilahirkan seorang anak, kemudian dia kumandangkan adzan di telinga kanannya (bayi) dan iqamah di telinga kirinya, maka Ummu Shibyan (jin yang suka mengganggu anak kecil) tidak akan dapat membahayakannya.” (diriwayatkan Ibnu Sunny dalam kitabnya Amalul Yaum Wal lailah no 8619, Abu Ya,'la Al_Mushily dalam Musnadnya 6/180, Ibnu 'Adi dalam Al_Kamil 7/198)
Sanad hadits ini maudhu, didalamnya ada perawi yang bernama :
Yahya Bin Alaa Al_Bajily Ar_Raaziy
🖋️ Berkata Imam Ahmad tentang rawi tersebut :
كذاب، يضع الحديث
Pendusta, pemalsu hadist (Mizanul I'tidal 4/397.
Dan juga ada rawi bernama Marwan bin Saalim al-Ghifaari .
🖋️Berkata Daraquthni dan selainnya;
متروك
Ditinggalkan haditsnya.
Berkata Al_Hafifz
متروك، ورماه الساجي وغيره بالوضع
Ditinggalkan haditsnya, dan As_Saji dan selainnya menuduh dia memalsukan hadits.
📚 Tahdzib Kamal 27/393, Mizanul I'tidal 4/90-91
▪️hadits ketiga :
Dari Ibnu Abbas Radhiallahu anhuma :
أن النبي -صلى الله عليه وآله وسلم- أذن في أذن الحسن بن علي يوم ولد؛ فأذن في أذنه اليمنى وأقام في أذنه اليسرى.
Bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam mengadzankan pada telinga kanan Hasan Bin 'ali pada hari kelahirannya dan Iqamah pada telinga kirinya (Diriwayatkan oleh Al_Baihaqi dalam Syuabul Iman)
Dan sanadnya maudhu, ada seorang rawi bernama Hasan Bin 'Amr dan ia didustakan.
🖋️ Berkata Syaikhuna Abu Hatim Yusuf Al_Jaizairy hafidzahullah (setelah menyebutkan 3 hadits di atas) :
فالخلاصة أنه لايثبت في ذلك شيء، وعليه؛ فلا يُشرع التأذين ولا الإقامة في أذن المولود عند ولادته
Maka kesimpulannya, bahwa tidak shahih pada perkara ini sedikit pun, sehingga tidak disyariatkan adzan dan Iqamah pada telinga bayi saat kelahirannya.
(https://t.me/youssefalgazairi/1163)
🖋️ Berkata Syaikhuna Al_Faqih Hasan Basy_Syuaib Hafidzahullah :
ما حال حديث الأذان في أذن المولود وهل هي سنه أم بدعه ؟
Bagaimana keadaan hadits adzan pada telinga bayi baru lahir? , apakah amalan tersebut hukumnya sunnah atau bid'ah ?
الإجابة : حديث الأذان في أذن المولود ضعيف وعليه فيكون هذا العمل بدعة
وللتنبيه فإن الشيخ الألباني رحمه الله تراجع عن تصحيحه للحديث
وعليه فمن وقع نظره على الحديث في صحيح سنن الترمذي فلا ينسب للألباني صحة الحديث فإنه تراجع عنه في الضعيفة والله الموفق
Beliau menjawab :
Hadits adzan pada telinga bayi yang baru lahir adalah lemah, dan atas dasar ini, maka amalan tersebut adalah bid'ah..
Dan diingatkan, bahwa Syaikh Al_Albany rahimahullah beliau taroju' akan pentashihan hadits tersebut.
Atas dasar inilah, maka siapa yang telah melihat akan hadist tersebut dalam shahih sunan At_Tirmidzi, maka tidak boleh disandarkan lagi akan keshahihan hadits tersebut pada Syaikh Al_Albany, dan beliau telah taroju' dari hadist tersebut dalam Adh_dhaifah.(bisa dilihat Al_Silsislah Adh_dhaifah 321, tambahan pent')
📚 Lihat fatwa beliau dalam telegram.
والله اعلم بالصواب .
Abu Hanan As-Suhaily
29 Rajab 1444 -20/2/2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar