*MEMURNIKAN ITTIBA’ DAN MEMBERSIHKAN NAMA BAIK ULAMA AHLUSSUNNAH*

 

*MEMURNIKAN ITTIBA’ DAN MEMBERSIHKAN NAMA BAIK ULAMA AHLUSSUNNAH*

 

(Study Kasus Munculnya Syaikh  Sholeh Al-Fauzan di Televisi yang Menimbulkan Polemik dan Kontradiksi)

 

Ditulis oleh: Abu Zakaria Irham bin Ahmad Al Jawy

-Semoga Alloh mengampuni dosa-dosanya-

 

Darul Hadits Dammaj, Jumat, 20 Robiul Awwal 1434H

 

بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

الحمدلله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى أله وأصحابه ومن واله، أشهد أن لا إله إلا الله، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، أما بعد:

 

Di antara prinsip utama aqidah Ahlussunnah wal jamaah adalah peletakan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai dasar utama pengambilan hukum serta mengedepankan keduanya dalam setiap perkara. Alloh telah berfirman:

 

اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ قَلِيلاً مَا تَذَكَّرُونَ

Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Robb-mu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya, amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).” (QS. Al-A’rof: 3)

 

Hal ini dikarenakan tidaklah tersisa satu perkara pun baik di masa dahulu maupun sekarang bahkan yang akan datang, kecuali Alloh dan Rosul-Nya telah menentukan hukumnya, baik secara nash maupun istimbath. Alloh adalah Dzat yang Maha Mengetahui segala sesuatu, tahu semua perkara yang akan muncul dan tidak, serta tahu dampak yang akan ditimbulkannya jika perkara tersebut muncul. Adapun perselisihan yang terjadi dalam menentukan suatu hukum kembali pada kekurangan manusia dalam memahami syariat Alloh dan penjelasan-penjelasan yang disampaikan Rosul-Nya.

 

Dengan ini jelaslah bahwa penempatan seseorang sebagai sesuatu yang diikuti dalam setiap perbuatan dan perkataannya tanpa mengetahui dalilnya merupakan penyelisihan terhadap manhaj ahlus sunnah.

 

Prinsip di atas secara sekilas memang mudah, tapi pada kenyataannya merupakan perkara yang berat untuk diterapkan –kecuali bagi orang-orang yang mendapat taufiq dari Alloh-. Oleh karena itu, banyak kita lihat orang-orang terjerembab ke dalam kesesatan disebabkan jauhnya mereka dari pengamalan prinsip utama tersebut. Sehingga mereka mengedepankan perkataan dan perbuatan para pemimpin mereka atas perkataan Alloh dan Rosul-Nya.

 

Ironisnya, penyakit ini juga menjangkiti sebagian saudara kita yang menisbahkan dirinya sebagai salafy, walaupun tarafnya tidak sekronis yang menimpa para hizbiyyun. Namun merupakan kaidah yang diakui oleh syariat dan akal yang sehat bahwa sesuatu yang menimbulkan dampak negatif harus dipupus dengan segera sehingga tidak menjalar dan mencelakakan diri dan orang-orang sekitarnya.

 

Diantara kasus yang menunjukkan ketidak kokohan sebagian orang dalam memahami dan memegang prinsip di atas adalah mudahnya mereka goyah dari pijakan yang diyakininya ketika melihat ada ulama  melakukan hal yang menyelisihi keyakinannya. Sebagai contoh adalah munculnya Syaikh Sholeh Al-Fauzan –hafidzohulloh- di layar Televisi pada tahun-tahun terakhir ini.

 

Hal ini tidak bisa dipungkiri memang menimbulkan polemik dan kontradiksi yang butuh untuk diperjelas dan didudukkan dengan benar. Terlebih lagi ketika banyak manusia berbicara dalam kasus ini tanpa didasari ilmu. Sebagian menjadikan kemunculan beliau itu sebagai dalil bahwa gambar makhluk bernyawa boleh, sebagian lainnya: televisi itu boleh. Sebagian lainnya bersikap kebalikannya: mereka mencela dan menempatkan Syaikh pada kedudukan yang tidak sepantasnya. Sebagiannya lagi bertanya-tanya; bagaimanakah hakekat perkara yang sebenarnya?

 

Oleh karena itu pada pembahasan kali ini –Insya Alloh- akan kami kupas permasalahan ini sehingga tidak menimbulkan tanda tanya lagi. Harapan kami, penjelasan yang akan datang juga bisa memberikan wacana dan pelajaran dalam menghadapi kasus-kasus lain yang semisal dengannya. Nasalullohat Taufiq was Sadad.

 

♻️ Bimbingan Syareat dalam Menyikapi Perbuatan Ulama.

 

Ikhwany –waffaqokumulloh- merupakan hal yang disepakati bahwa ulama adalah manusia biasa yang terkadang lupa dan tidak mendapat jaminan bahwa semua perbuatannya itu benar. Oleh karena itu, tidaklah dibenarkan seseorang mengambil kesimpulan dan menarik suatu hukum dari perbuatan yang mereka lakukan dengan serta-merta tanpa meminta penjelasan. Terlebih lagi jika perbuatan yang dilakukannya itu terdapat pertentangan dengan perkara yang dikenal darinya.

 

Imam Asy-Syatiby –Rohimahulloh- berkata: “(Para ulama) mengatakan: “Janganlah kamu melihat perbuatan seorang ‘alim, tapi tanyalah dia maka dia akan membenarkan (dugaanmu atau menyalahkannya).” [Al-I’tishom: 2/605]

 

Beliau juga mengatakan: “(Para ulama) mengatakan: ilmu yang paling lemah adalah (yang didapat dari) penglihatan, yaitu seseorang melihat orang lain melakukan sesuatu kemudian dia melakukan yang semisalnya, padahal mungkin saja orang (yang dilihat tersebut) melakukannya karena lupa.” [Al-I’tishom: 3/109]

 

Inilah kaidah dalam menyikapi perbuatan ulama. Sebab perbuatan itu memiliki kemungkinan yang banyak; terkadang tidak disengaja, terkadang karena lupa, terkadang karena terpaksa, terkadang karena menghindari kemadhorotan yang lebih besar….dan kemungkinan-kemungkinan lainnya. [lihat penjelasan Syaikh Sholeh Alu Syaikh dalam Syarh Aqidah Thohawiyyah]

 

Demikian pula pada kasus kita ini, kita tidak boleh langsung mengambil kesimpulan dan menetapkan suatu hukum hanya dengan sekedar melihat munculnya Syaikh Al-Fauzan di layar TV. Namun kita harus mencari penjelasan; apa yang menjadi dasar beliau sehingga melakukan perbuatan tersebut??[1]

 

♻️Penjelasan tentang Pendapat Syaikh Al-Fauzan dalam Permasalahan Shuroh dan Televisi.

 

1️Pertama: Fatwa beliau tentang haramnya shuroh (gambar makhluk bernyawa) baik digambar dengan tangan maupun dengan kamera

 

Syaikh Sholeh Fauzan –hafidzohulloh- ketika menjelaskan hadits:

 

كلُّ مصوِّرٍ في النّار، يُجعل له بكلّ صورة صوّرها نفسٌ يعذّب بها في جهنّم

 

Setiap orang yang menggambar (makhluk bernyawa akan masuk) neraka. Gambar-gambar yang telah mereka buat itu akan dijadikan bernyawa sehingga menyiksa mereka di Jahannam”.

 

Beliau berkata: “(Sabda beliau ini) juga umum mencakup seluruh gambar makhluk yang bernyawa, baik itu dihasilkan dengan digambar atau dipahat atau dengan memencet alat. Perbedaannya hanyalah bahwa pengguna alat lebih cepat kerjanya daripada orang yang menggambar (dengan tangan), adapun hasilnya sama, masing-masing mereka menginginkan untuk menghasilkan ‘shuroh’.

Orang yang mengukir atau membikin patung tujuannya terciptanya ‘shuroh’. Orang yang melukis tujuannya juga ‘shuroh’. Orang yang memotret dengan kamera tujuannya juga ‘shuroh’. Lalu, kenapa kita membedakan-bedakan mereka??! Padahal Rosul Shollallohu ‘alahi wa sallam telah bersabda:

 

كلُّ مصوِّرٍ في النّار

 

Semua orang yang menggambar makhluk bernyawa di neraka”?!.

 

(Mereka) tidaklah punya  dalil kecuali falsafat yang mereka buat-buat dan teori-teori yang mereka ada-adakan. Mereka ingin membatasi cakupan makna sabda Rosululloh Shollallohu ‘alahi wa sallam (di atas) dengan kepala mereka….(Padahal) merupakan suatu perkara yang dimaklumi bahwa perkataan Alloh dan Rosul-Nya tidaklah boleh dibatasi cakupan maknanya kecuali dengan dalil dari perkataan Alloh dan Rosul-nya juga. Bukan dengan ijtihad atau teori-teori buatan manusia. (“I’anatul Mustafid”: 2/ 369)

 

Perkataan di atas sangat jelas bahwa Syaikh Fauzan berpendapat bahwa shuroh itu haram secara mutlak. Tidak dibedakan apakah shuroh dihasilkan dengan tangan atau dengan kamera. Tidak pula dibedakan apakah shuroh itu dua dimensi atau tiga dimensi. Inilah yang benar dalam perkara shuroh yang tidak ada pilihan selainnya. [lihat kembali penjelasan secara terperinci dalam tulisan kami: “Televisi dalam Timbangan Syar’i”]

 

2️Kedua: Pendapat beliau tentang Televisi dan video

 

Dalam permasalahan ini, Syaikh Fauzan mempunyai beberapa fatwa yang berbeda, sehingga kita harus mencermati dengan benar fatwa-fatwa tersebut dan menempatkan sesuai porsinya.

 

Pada awalnya beliau berpendapat bahwa shuroh yang ada di layar televisi hukumnya haram secara mutlak. Hal ini nampak nyata dari fatwa-fatwa serta perbuatan beliau. Oleh karena itu beliau dengan tegas menolak untuk keluar ke studio-studio TV. Beliau berkata: “Aku tidak akan keluar ke studio-studio TV dan belum pernah keluar serta tidak akan keluar insya Alloh.”

 

Demikian pula ketika beliau diberitahu bahwa shuroh beliau muncul di TV atau majalah, dan ditanya apakah hal tersebut merupakan bukti bahwa beliau berpendapat bolehnya menggambar makhluk hidup?? Beliau menjawab:

 

Tidak, hal ini bukan dalil! Saya tidak memerintahkan mereka, tidak pula meminta mereka. Merekalah yang datang. Dulu mereka mengambil gambar Syaikh Bin Baz padahal beliau mengharamkannya dan meminta dengan keras agar orang yang melakukan tersebut mencabut gambar beliau (yang telah disebar itu) dari masyarakat. Semua ini dosanya kembali kepada mereka. Adapun kami, kami tidaklah ridho dengan perbuatan tersebut dan kami tidak memerintahkan mereka untuk melakukannya. Mereka tidak pula meminta pertimbangan kami dalam perkara ini.”

 

Masih banyak lagi fatwa-fatwa beliau yang senada, bagi yang menginginkan lebih lengkap silakan kunjungi situs resmi beliau: http://www.alfawzan.ws/node/10233. Juga: 10243, 10209.

 

Kemudian ijtihad beliau dalam permasalahan ini berubah. Hal ini terlihat dengan munculnya beliau pertama kali di studio TV resmi Saudi pada tahun-tahun terakhir ini. Kemunculan beliau inilah yang menimbulkan kontradiksi di antara salafiyyin. Adapun para hizbiyyun mereka dengan girang menyambutnya dan menyatakan bahwa Syaikh Al-Fauzan membolehkan gambar. Namun apakah demikian kenyataannya??

 

Akhirnya pada pelajaran kitab “Ad-Durrun Nadhid” [Selasa, 18-1-1433H] beliau menjelaskan alasan kenapa beliau muncul di TV sekaligus membantah orang-orang yang menyatakan bahwa beliau telah membolehkan shuroh.

 

Inti dari penjelasan beliau bahwa hukum gambar yang ada di TV itu tidak termasuk dalam shuroh yang dilarang jika terjadi siaran secara langsung dan hasil shoting dari siaran tersebut tidak disimpan, baik dalam kaset video atau yang semisalnya.  Sebab, jika terjadi siaran secara langsung maka hal ini ibarat pemindahan bayangan yang terjadi pada cermin.[2] Bayangan akan hilang dengan selesainya siaran. Oleh karena itu beliau mensyaratkan agar siaran tersebut tidak disimpan dan mengingkari dengan keras proses perekaman video. Beliau mencontohkan dengan siaran langsung sholat di masjidil haram dan masjid Nabawy, juga siaran langsung manasik haji di Arofah. Semua ini, jika memenuhi persyaratan di atas bukanlah termasuk perkara yang terlarang. Namun, apabila gambar hasil shoting tersebut disimpan baik dalam kaset video atau yang semisalnya maka jelas bahwa hal ini termasuk dalam proses manggambar makhluk hidup bernyawa yang diharamkan. [lihat: Majalah Ma’rifat As-Sunan wal Atsar]

 

Jadi, Syaikh Al-Fauzan tetap dalam fatwanya tentang haramnya shuroh, baik itu berupa lukisan tangan atau kamera, baik itu diam atau bergerak. Adapun yang dibolehkan menurut ijtihad beliau adalah proses siaran langsung yang pada hakekatnya hanya sekedar pemindahan gambar hidup belaka.

 

♻️Mengkritisi pendapat Syaikh Al-Fauzan tentang Pembolehan ‘siaran langsung.’

 

Sebagai seorang sunny salafy, tentunya tidaklah boleh bagi kita untuk menerima pendapat seseorang yang tidak ma’shum sampai kita menimbangnya dengan timbangan syar’i. Rosululloh –Shollallohu ‘alaihi wa sallam- telah bersabda:

 

لَيْسَ أَحَدٌ إِلَّا يُؤْخَذُ مِنْ قَوْلِهِ وَيَدَعُ غَيْرَ النَّبِيِّ –صلى الله عليه وسلم-

 

Tidaklah ada seorangpun kecuali perkataannya (bisa) diambil dan ditinggalkan, kecuali Nabi –Shollallohu ‘alaihi wa sallam.” [HR Thobrony: 11/ 339 dengan sanad hasan dari Ibnu Abbas]

 

Imam Malik –Rohimahulloh- berkata: “Tidaklah setiap seseorang mengatakan suatu perkataan –meskipun orang tersebut punya keutamaan- lantas perkataannya itu diikuti, Alloh telah berfirman:

 

الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه

 

(Yaitu) orang-orang yang mendengarkan perkataan dan mengikuti yang paling baiknya.” [Jami’ Bayanil ‘Ilm: 2/995]

 

Dengan ini semua, jelaslah bagi kita bahwa apa yang disebut dengan ‘siaran langsung’ itu hukumnya tidaklah berbeda dengan siaran tunda maupun kaset video. Barangsiapa mau membedakannya maka dituntut untuk mendatangkan bukti serta dalil. Oleh karena itulah Syaikh Muqbil Al-Wadi’y –rohimahulloh- menyatakan haramnya seorang da’I muncul di TV secara mutlak. Demikian pula Syaikhuna Yahya Al-Hajury –hafidzohulloh. Wallohu a’lam

 

♻️Sebagai penutup, kami ingatkan bahwa perkara yang sedang kita bicarakan ini adalah perkara yang diperselisihkan oleh ulama, yang masing-masing mereka berijtihad dengan ilmu yang Alloh bukakan pada mereka.  Barangsiapa yang benar dalam ijtihadnya Alloh berikan dua pahala padanya, dan apabila keliru maka Alloh berikan satu pahala baginya atas usahanya yang sungguh-sungguh untuk mencapai kebenaran. Yang dituntut dari seorang sunny adalah mengikuti dalil yang dijadikan pijakan masing-masing mujtahid, bukan mengikuti perasaan dan ta’ashshub golongan. Kita menghormati Syaikh Sholeh Fauzan sebagai seorang ulama yang memperjuangkan sunnah dan manhaj salaf, akan tetapi dalam permasalahan ini kita tidak sepakat dengan beliau.

 

Kita memohon kepada Alloh agar menjaga beliau dan seluruh ulama Ahlissunnah dimanapun mereka berada, sebagaimana kita memohon kepadaNya agar memberikan keistiqomahan kepada kita semua sampai datang ajal yang telah Alloh tetapkan.

 

سبحانك اللهم وبحمدك لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

 

Footnote :

🔃[1] Hal inilah yang menyebabkan kami menunda beberapa lama untuk berbicara tentang permasalahan ini, agar bisa mendapatkan sumber-sumber yang meyakinkan dari fatwa-fatwa Syaikh Fauzan sehingga jelas perkaranya bagi kami.  Wallohul Muwaffiq

 

🔃[2] Orang yang berpendapat dengan pendapat ini menamakan proses siaran langsung itu dengan “Mir-ah Muthowwaroh” (cermin modern) dan menamakan siaran tunda dengan “alat lukis modern.”

 

🔃[3] Diantara bukti adanya jeda waktu ini: sampainya suara yang terkadang lebih cepat daripada gambar, terlihatnya roda mobil yang berjalan berputar ke arah belakang.

Alhamdulillah aqidah kami sunny salafy.

 Alhamdulillah aqidah kami sunny salafy.

 

Maknanya kami lebih mengedepankan sunnah daripada pendapat manusia, siapapun itu selain Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Krn itu yang Allah perintahkan.

Siapapun yg menyisihi Al Qur an dan Sunnah walaupun tinggi kadarnya maka Al Haqq lebih tinggi dan besar dihadapan  kami.

Dan inilah yg telah ditempuh oleh generasi terbaik umat ini, dan kami berusaha berjalan dibelakang mereka. Karena aqidah kami salafy.

Abu Hanifah, Malik, Asy Syafiì dan Ahmad bin Hanbal 4 imam yg terkemuka dan terkenal sampai hari ini pun menempuh jalan yg kami sebutkan.


Berkata Muhammad bin Said Al Hanafy:

 

وقول أعلام الهدى لا يعمل

Ucapan para tokoh hidayah tidak diamalkan

بقولنا بدون نص يقبل

Berdasarkan pendapat kami tanpa adanya nash yg bisa diterima

فيه دليل الأخذ بالحديث

Disana ada dalil mengharuskan mengambil hadits

وذاك في القديم والحديث

Dan hal itu berlaku dimasa lalu dan sekarang

قال أبو حنيفة الإمام

Abu Hanifah Al Imam berkata

لا ينبغي لمن له الإسلام

Tidak pantas bagi yg menganut dien islam

أخذ بأقوالي حتى تعرضا

Mengambil ucapanku hingga dicocokkan

على الكتاب والحديث المرتضى

Dengan Al Kitab dan Al Hadits yg diridhoi

ومالك إمام دار الهجرة

Dan Malik Imam Darul Hijrah

قال وقد أشار نحو الحجرة

Berkata seraya menunjuk ke arah kamar(Nabi)

كل كلام منه ذو قبول

Semua pendapat diantaranya bisa diterima

ومنه مردود سوى الرسول

Dan bisa ditolak selain Rasul

والشافعي قال إن رأيتم

Dan Syafiì berkata bila kalian melihat

قولى مخالفا لما رويتم

Pendapatku menyelisihi yg kalian riwayatkan

من الحديث فاضربوا الجدار

Berupa hadits maka lemparkanlah tembok

بقولي المخالف الأخبار

Ucapanku yg menyelisihi khobar itu

وأحمد قال لهم لا تكتبوا

Dan Ahmad berkata janganlah kalian tulis

ما قلته بل أص ذالك فاطلبو

Ucapanku melainkan dasarnyalah yg kalian cari

فاسمع مقالات الهداة الأربعه

Dengarkanlah ucapan 4 tokoh tersebut

واعمل بها فإن فيه منفعه

Dan amalkanlah karena padanya manfaat

لقمعها لكل ذي تعصب

Tuk mematahkan setiap yg berfanatik(membebek)

والمنصفون يكتفون بالنبي

Dan yang  bijak/patut merasa cukup dengan Nabi.

 

Dan ucapan mereka bisa dirujuk dalam kitab Sifat Sholat Nabi shallallahu alaihi wasallam karya Syaikh Al Albani rahimahullah.

 

Kami memandang bahwa tidak ada yg mencari-caridan menyebarkan fatwa yg disebutkan diatas dari Ulama yg mulia selain orang yg Maftun _semoga Allah berikan hidayah atau memalingkannya dari Ahlis Sunnah_.

 

Dan tidak ada yg mengikuti fatwa tersebut kecuali dikawatirkan kemunafikan padanya, sebagaimana yg dikatakan oleh salaf

 

من تتبع رخص العلماء تزندق

 

Siapa yg mencari-cari keringanan ulama maka akan menjadi zindiq(munafiq).

 

Dan fatwa yg disebutkan secara pribadi ana ragukan kebenarannya, toh kalaulah benar maka mereka telah bertaqwa dengan yg menentang fatwa yg disebutkan tersebut.

 

Allahul Musta'an

 

 

Faedah dari Al Ustadz

Abu Ubaiyd Fadhliy

Al Bugisi حَفِظَهُ اللّٰه

Perkara yang yang meremukkan punggung2 mubtadi'ah

Berkata 'Allamatul Yaman dan ahli haditsnya Muqbil Al-Wadi'iy -rohimahulloh-:

 Sesungguhnya bahu membahu bersama ahlul bida' adalah yang melembekkan dakwah, dan inilah yang menjadikan Afganistan sebagai tempat pembantaian bagi kaum muslimin, disebabkan karena mereka campur aduk, ini hizby, ini shufy, dan ini ikhwany, maka mesti dari pembeda, dan menjauh dari setiap mubtadi', maka yang kami nasehatkan dengannya adalah menjauh dari mereka karena mereka orang yang menyimpang, sebagaimana dikatakan Abu Qilabah: Jangan kalian membaur dengan ahlul ahwa dan ahlul bida', sesungguhnya aku tidak merasa aman mereka akan menenggelamkan kalian dalam kesesatan mereka dan merancukan sebagian apa yang kalian ketahui.


Dan aku mengamati bahwa yang meremukkan punggung2 mubtadi'ah adalah dua perkara:

Perkara pertama, jarh wat ta'dil
Perkara kedua, tamayyuz yaitu memisahkan diri dari mereka, maka jangan kalian duduk2 bersama mereka, dan jangan menghadiri muhadloroh mereka. 

[Nubdzatun Mukhtashoroh Min Nashoihi Al-'Allamah Muqbil/61].


 *📌 قال علامة اليمن و محدثها مقبل الوادعي – رحمه الله - :*


*[ إن التعاون مع أهل البدع هو الذي ميّع الدعوة ،*
*وهو الذي جعل أفغانستان مجزرة المسلمين بسبب أنهم كانوا خليطا ،*
*فهذا حزبي وهذا صوفي وهذا إخواني ،*
*فلابد من تميّز وابتعاد عن كلّ مبتدع ،*
*فالذي ننصح به هو الابتعاد عنهم فهم من ذوي الزيغ ،*
*كما قال أبو قلابة : ( لا تجالسوا أهل الأهواء والبدع ، فإني لا آمن أن يغمسوكم في ضلالهم ويلبسوا عليكم بعض ما تعرفون )*
*و قد رأيتُ أنَّ الذي يقصِم ظهور المبتدعة أمرين :*
*الأمر الأول : الجرح و التعديل*
*الأمر الثاني : التميُّز أي :* *الانفصال عنهم , فلا يُجالسون , و لا يُحضَر محاضراتهم ].*

*📓[نبذة مختصرة من نصائح العلاّمة مقبل ( 61 )]*



Diterjemakan oleh al-faqir ilalloh: Abu Saif Mufti semoga Alloh mengokokan kita semua di atas jalanNya.


*Faedah dari Al Ustadz Abu Saif Mufti Jombang حَفِظَهُ اللّٰه*

As Salafiyyah adalah agama Allah yang Haq (benar)

 💡Berkata Asy Syaikh Yahya al Hajury hafizhahullohu ta'ala


As Salafiyyah adalah agama Allah yang Haq (benar)

📚Mutiara perkataan Syaikh Yahya al Hajury

Maros, 17 Rabi'ul Awwal 1438H

‎🌾من مجموعة نصيحة للنساء🌾

Ikuti NashihatuLinnisa’ di TELEGRAM

Surga tidak diraih dengan kemalasan

 ✍‏ قال العلامة صالح الفوزان - حفظه الله :


*الجنة لا تنال بالكسل والنوم والراحة وإنما تنال بالتعب في الأعمال الصالحة.*

*📜 [(كلمات رمضانية ٠٧ /٠٩/ ١٤٣٧هـ)]*


Berkata Al-Allamah Sholih Al-Fauzan -hafidhohulloh-: 

Surga tidak diraih dengan kemalasan, tidur, dan bernyaman2 hanya saja diraih dengan payah dalam beramal sholih. 


[Kalimat Romadloniyyah/7/9/1437].

Diterjemahkan oleh al-faqir ilalloh: Abu Saif Mufti semoga Alloh memasukkan kita ke surgaNya.


*Faedah tanya jawab bersama Al Ustadz Abu Saif Mufti Jombang حَفِظَهُ اللّٰه*

❓Shalat berjamaah bersama imam yang tidak tuma'ninah

Soal :
Saya masuk sholat berjamaah dalam masjid akan tetapi imamnya cepat dan tidak tuma'ninah dalam ruku' dan sujud, sampai saya tidak bisa memungkinkan membaca bacaan yang wajib dalam ruku' dan sujud. Dan kadang saya tidak memungkinkan untuk membaca alfatihah disebabkan hal tersebut. Apakah boleh bagiku untuk keluar dari jama'ah, dan saya sholat sendiri?

*Asy Syaikh Hasan ba Syuaib _hafizhahullohu ta'ala_* menjawab:

Jika seperti itu boleh bagi kamu untuk keluar, berniat untuk sholat sendiri dan menyempurnakan sholat kamu dengan tuma'ninah dan khusyuk. Dan hanya Alloh tempat meminta pertolongan.

*Asy Syaikh Bajmal _hafizhahullohu ta'ala_* menjawab:

Keluarlah dari sholat berjamaah tersebut, dan sholatlah kamu sendiri dalam masjid atau dengan jama'ah yang lain.



[13/12 23:21] ابوحنان السهيلي السندكاني: السلا عليكم ورجمة الله وبركاته
من مجموعة ملتقی طلاب واحباب دماج
احسن الله اليك يا شيخنا
دخلت صلاة الجماعة فی المسجد ولكن إمامه اسرع ولا اطمئن فی الركوع والسجود حتی ما استطيع ان اتمكن بقراءة واجب الدعاء فیهما واحيانا ما اتمكن بقراءة الفاتحة بسبب هذا
هل يجوز لی ان اخرج من الجماعة وصليت منفردا؟
[13/12 23:25] الشيخ حسن بالشعيب: وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
[13/12 23:26] الشيخ حسن بالشعيب: إذا كان كذلك جاز لك أن تنوي الانفراد وتكمل صلاتك بطمأنينة وخشوع والله المستعان

[13/12 23:22] ابوحنان السهيلي السندكاني: السلا عليكم ورجمة الله وبركاته
احسن الله اليك يا شيخنا
دخلت صلاة الجماعة فی المسجد ولكن إمامه اسرع ولا اطمئن فی الركوع والسجود حتی ما استطيع ان اتمكن بقراءة واجب الدعاء فیهما واحيانا ما اتمكن بقراءة الفاتحة بسبب هذا
هل يجوز لی ان اخرج من الجماعة وصليت منفردا فی ذاك المسجد ؟
[13/12 23:24] ابوحنان السهيلي السندكاني: او ارجع الی بيتي؟
[14/12 01:59] الشيخ باجمال: وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
اخرج وصل بمفردك في المسجد او في جماعة اخرى



Maros, 16 Rabi'ul Awwal 1438H

🌾من مجموعة نصيحة للنساء🌾

Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM

Sebab² Keridhaan Allah ﷻ :

Sebab² Keridhaan Allah :

1. Tauhid
2. Berpegang teguh dengan Tali Allahﷻ
3. Nasihat kepada Penguasa
4. Keimanan secara umum
5. Beramal Shalih
6. Infaq karena Allahﷻ
7. Ittiba'us Shohabah
8. Membenci orang kafir
9. Kokoh diatas kebenaran
10. At Taqwa

(Faidah muhadhoroh bersama Asy Syaikh Abu Fairuz Al Jawiy حفظه الله, 27 Romadhon 1439 / 12 -6-2018 )

-----------------------------

Tanbih :
10 poin diatas adalah bukan bentuk pembatasan dari Sebab- sebab mendapatkan Ridho Allah ﷻ , dikarenakan masih banyak lagi sebab sebab ridho Allah berdasarkan Alqur'an dan Assunnah yang belum tersampaikan dikarenakan terbatas nya waktu muhadhoroh
Baarakallahu fiykum..


🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

كيف حالك يا أخي الكريم

Tolong tanyakan kepada syaikh Abu Fairuz.

Apakah ibadah ahlul bid'ah di malam Lailatul Qadar mendapat ganjaran dari Alloh seperti ibadah seribu bulan ?

--------------------------------

Syaikh Abu Fairuz حفظه الله :

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.

__Mubtadi' yang bid'ahnya menyebabkan dia murtad, maka amalannya gugur. Adapun yang bid'ahnya tidak sampai menyebabkan dia murtad, maka dia itu masih muslim. Seorang muslim jika amalannya memenuhi syarat2 sah amalan dan tidak digugurkan oleh faktor2 lain, maka ibadahnya tadi diterima dan mendapatkan pahala. Sekalipun dia punya bid'ah di dalam perkara yang lain.__

-selesai-

🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

SYARIAT I'TIKAF

SYARIAT I'TIKAF

Ditulis Oleh :
Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله
------------------------------------

Adapun I’tikaf, Alloh ta’ala berfirman:

﴿وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ﴾ [البقرة/187]

“Dan janganlah kalian menggauli istri-istri kalian dalam keadaan kalian beri’tikaf di masjid-masjid.”

Dari Abdulloh bin Umar رضي الله عنهما yang berkata:

كَانَ رَسُولُ الله - صلى الله عليه وسلم - يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ.

“Dulu Rosululloh صلى الله عليه وسلم beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir dari Romadhon.” 

(HR. Al Bukhoriy (2025) dan Muslim (1171)).

Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata: 

“Dan mensyariatkan untuk mereka yang mana maksudnya dan ruhnya adalah berhentinya hati dan terus-menerusnya hati di dekat Alloh ta’ala, konsentrasinya kepada-Nya dan menyendiri dengan-Nya, serta memutuskan diri dari tersibukkan diri dengan para makhluq, lalu menyibukkan diri hanya dengan Alloh semata Yang Mahasuci, yang mana jadilah ingatannya, rasa cintanya dan konsentrasinya kepada-Nya adalah pengganti bagi lainnya. Dan jadilah seluruh keinginan itu dengan taufiq dan pertolongan-Nya, seluruh khayalan adalah dengan mengingat-Nya, dan berpikir untuk mendapatkan keridhoan-Nya dan apa yang mendekatkan dirinya kepada-Nya. 

Maka jadilah keakrabannya kepada-Nya sebagai pengganti dari keakrabannya dengan makhluq, dan dia menganggapnya dengan itu sebagai keakraban untuknya pada hari keterasingan di alam kubur ketika dirinya tak lagi punya teman akrab dan apa yang boleh dengannya dia bergembira selain-Nya. Maka inilah maksud I’tikaf yang terbesar.
-sampai pada ucapan beliau:- adapun masalah pembicaraan, sesungguhnya disyariatkan pada umat ini untuk menahan lidah dari seluruh perkara yang tidak bermanfaat di akhirat. Adapun tidur yang berlebihan, sesungguhnya disyariatkan pada mereka untuk sholat malam yang mana itu lebih utama daripada begadang, dan lebih terpuji akibatnya. Dan sholat malam adalah begadang yang pertengahan yang bermanfaat bagi hati dan badan, dan tidak menghalangi kemaslahatan hamba. Dan poros olah raga para ahli riyadhoh dan suluk (ibadah ruhaniyyah) ada di atas tiang-tiang utama ini. Dan orang yang paling berbahagia di antara mereka dengan “olah raga ruhani” ini adalah orang yang menempuh jalan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم , dan tidak menyeleweng seperti penyimpangannya orang-orang yang berlebihan, dan tidak bersikap kurang seperti pengurangan yang dilakukan oleh orang-orang yang menyepelekan.

Dan kami telah menyebutkan jalan Nabi صلى الله عليه وسلم dalam masalah puasa dan sholat beliau. Dan kami akan menyebutkan jalan beliau dalam masalah I’tikaf. Dulu beliau صلى الله عليه وسلم beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari Romadhon hingga Alloh عز وجل mewafatkan beliau. Beliau pernah meninggalkan I’tikaf sekali, lalu membayarnya di bulan Syawwal. Beliau pernah juga beri’tikaf pada sepuluh hari pertama, lalu yang pertengahan, lalu sepuluh yang terakhir untuk mencari lailatul Qodr.

Kemudian jelaslah bagi beliau bahwasanya lailatul Qodr itu ada di sepuluh malam terakhir. Lalu beliau meneruskan I’tikafnya hingga berjumpa dengan Robbnya عز وجل. Beliau dulu memerintahkan untuk dipasang tenda di dalam masjid, untuk beliau menyendiri dengan Robbnya عز وجل.
__-sampai pada ucapan beliau:- dulu beliau صلى الله عليه وسلم jika beri’tikaf, beliau masuk ke tendanya sendirian. 

Beliau tidak masuk rumah dalam keadaan I’tikaf kecuali karena keperluan manusiawi. Beliau pernah mengeluarkan kepalanya dari masjid ke rumah ‘Aisyah, lalu ‘Aisyah menyisirnya dan mencucinya, dalam keadaan beliau di masjid, dan dalam keadaan ‘Aisyah haidh. Dan terkadang sebagian istri beliau mengunjungi beliau dalam keadaan beliau I’tikaf. Jika istri beliau tadi bangkit untuk pergi, beliau bangkit bersamanya mengantarnya pulang, dan waktu itu malam hari. 

Dan beliau tidak menggauli satu orangpun dari istri beliau dalam keadaan beliau beri’tikaf, tidak menciumnya atupun perbuatan yang lain. Dan beliau jika beri’tikaf dihamparkanlah untuk beliau kasur beliau. Dan diletakkan untuk beliau ranjang beliau di tempat I’tikaf beliau. Jika beliau keluar karena keperluan beliau, lalu melewati orang sakit dan dia di jalan beliau, beliau tidak menuju kepadanya dan tidak menanyakan keadaannya.__

Pernah juga beliau beri’tikaf di kubah turki (kubah kecil dari anyaman) dan menjadikan di pintunya kerikil. Itu semua untuk menghasilkan maksud dari I’tikaf dan ruh I’tikaf, berlawanan dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang bodoh yang mejadikan tempat I’tikaf mereka luas untuk sepuluh orang, dan menarik kedatangan para pengunjung, lalu mereka mengobrol. Maka ini adalah dua jenis amalan, sementara I’tikaf yang diajarkan Nabi adalah amalan lain. Semoga Alloh memberikan taufiq.”

(selesai dari “Zadul Ma’ad”/hal. 370-371/cet. Dar Ibni Hazm).
---------------

( “Ba’dhu Muhimmati Ahlil Iman Fi Syahri Romadhon Wa Sairil Azman” terjemah bebas : Tuga Penting Ahli Iman di Bulan Romadhon dan Di seluruh Zaman | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Jawiy حفظه الله)

🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Kedudukan Puasa Romadhon

Kedudukan Puasa Romadhon

Puasa wajib, yaitu puasa Romadhon, memiliki kedudukan-kedudukan yang banyak dan agung, di antaranya adalah:

Pertama: puasa Romadhon adalah termasuk dari rukun Islam

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

«بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، والحج، وصوم رمضان». (أخرجه البخاري (8) ومسلم (16)).

“Islam itu dibangun di atas lima perkara: persaksian tiada sesembahan yang benar selain Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh, menegakkan sholat, membayar zakat, berhaji, dan puasa Romadhon.” 

(HR. Al Bukhoriy (8) dan Muslim (16) dari Ibnu Umar rodhiyallohu ‘anhuma).

Kedua: Puasa itu adalah bagian dari iman kepada Alloh

Dari Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma tentang kisah delegasi Abdul Qois:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «هل تدرون ما الإيمان بالله؟» قالوا: الله ورسوله أعلم. قال: «شهادة أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأن محمدا رسول الله ، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، وصيام رمضان، وتؤتوا من المغانم الخمس».

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tahukah kalian apa itu keimanan pada Alloh?” Mereka menjawab: “Alloh dan Rosul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda: “Persaksian tiada sesembahan yang benar selain Alloh, tiada sekutu bagi-Nya dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh, menegakkan sholat, membayar zakat, puasa Romadhon, dan menyerahkan seperlima dari rampasan perang.” 

(HR. Al Bukhoriy (7266) dan Muslim (125)).

Ketiga: Puasa Romadhon itu lebih utama dan lebih dicintai Alloh dari pada seluruh puasa yang lain

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam yang bersabda:

«أفضل الصلاة بعد الصلاة المكتوبة الصلاة في جوف الليل، وأفضل الصيام بعد شهر رمضان صيام شهر الله المحرم ». (أخرجه مسلم (2813)).

“Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat ditengah malam. Dan puasa yang paling utama setelah puasa bulan Romadhon adalah puasa di bulan Alloh: Muharrom.” 

(HR. Muslim (2813)).

Hadits ini menunjukkan bahwasanya puasa Romadhon itulah yang paling utama, baru kemudian puasa di bulan Muharrom. Puasa Arofah dan Asyuro punya kedudukan yang agung di mana Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

«صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى الله أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى الله أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ ». (أخرجه مسلم (2803)).

“Puasa hari Arofah aku berharap dari Alloh untuk menghapus dosa tahun sebelumnya dan tahun yang sesudahnya. Puasa hari Asyuro aku berharap dari Alloh untuk menghapus dosa tahun sebelumnya.” 

(HR. Muslim (2803)).

Sekalipun demikian maka puasa Romadhon itu lebih utama daripada puasa sunnah semuanya, karena puasa Romadhon itu wajib, dan kewajiban itu lebih dicintai Alloh daripada mustahab (ibadah yang sekedar dianjurkan).

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh yang berkata: 

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

«إن الله قال: من عادى لي وليا فقد آذنته بالحرب. وما تقرب إلي عبدي بشـيء أحب إلي مما افترضت عليه. وما يزال عبدي يتقرب إلي بالنوافل حتى أحبه. فإذا أحببته كنت سمعه الذي يسمع به، وبصره الذي يبصر به، ويده التي يبطش بها، ورجله التي يمشي بها، وإن سألني لأعطينه، ولئن استعاذني لأعيذنه. وما ترددت عن شيء أنا فاعله ترددي عن نفس المؤمن يكره الموت وأنا أكره مساءته».

“Alloh ta’ala berfirman: Barangsiapa memusuhi seorang wali-Ku, maka sungguh Aku mengumumkan peperangan dengannya. Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai daripada apa yang Aku wajibkan terhadapnya. Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri dengan nafilah-nafilah (mustahabbah) sampai Aku mencintainya. Maka jika Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar, penglihatannya yang dengannya dia melihat, tangannya yang dengannya dia merenggut, dan kakinya yang dengannya dia berjalan. Jika dia meminta pada-Ku pastilah Aku akan memberinya. Dan jika dia minta perlindungan pada-Ku, pastilah Aku akan melindunginya. Dan tidaklah Aku ragu terhadap sesuatu yang hendak Kukerjakan sebagaimana keraguan-Ku terjadap jiwa mukmin. Dia benci kematian, dan Aku benci menyakitinya.” 

(HR. Al Bukhoriy (6502)).
05:20
Keempat: Puasa Romadhon menghapus kesalahan-kesalahan

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh yang berkata: 

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

«الصلوات الخمس، والجمعة إلى الجمعة، ورمضان إلى رمضان مكفرات ما بينهن إذا اجتنب الكبائر ».

“Sholat yang lima, dari Jum’at ke Jum’at, dan dari Romadhon ke Romadhon adalah penghapus dosa-dosa di antaranya, jika dosa besar dijauhi.” 

(HR. Muslim (574)).

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh yang berkata: 

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

«رغم أنف رجل ذكرت عنده فلم يصل عليّ ورغم أنف رجل دخل عليه رمضان فانسلخ قبل أن يغفر له ورغم أنف رجل أدرك عنده أبواه الكبر فلم يدخلاه الجنة».

“Sungguh rugilah orang yang diriku disebutkan di sisinya lalu dia tidak bersholawat untukku. Sungguh rugilah orang yang masuk kepadanya Romadhon lalu Romadhon itu pergi sebelum orang itu diampuni. Dan sungguh rugilah orang yang kedua orang tuanya di sisinya mendapati usia tua lalu keduanya tidak memasukkannya ke dalam Jannah.” 

(HR. Al Imam Ahmad (7451) dan yang lainnya. 

Al Imam Al Wadi’iy rohimahulloh dalam “Ash Shohihul Musnad” (1282) berkata: hadits ini naik ke derajat shohih lighoirih).

Dan dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ».

“Barangsiapa sholat pada malam Al Qodar dengan keimanan dan mencari pahala Alloh, akan diampuni untuknya dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa berpuasa pada bulan Romadhon dengan keimanan dan mencari pahala Alloh, akan diampuni untuknya dosanya yang telah lalu.” 

(HR. Al Bukhoriy (1901) dan Muslim (760)).

Kelima: Puasa adalah perisai dari Neraka

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam yang bersabda:

«يقول الله عز وجل: الصوم لي وأنا أجزى به يدع شهوته وأكله وشربه من أجلي، والصوم جنة، وللصائم فرحتان فرحة حين يفطر وفرحة حين يلقى ربه...» الحديث.

“Alloh عز وجل berfirman: “Puasa itu adalah untuk-Ku, dan Aku yang akan membalas dengannya. Dia meninggalkan syahwatnya, makannya dan minumnya untuk diri-Ku. Dan puasa itu adalah tameng. Dan orang yang berpuasa itu punya dua kegembiraan. Kegembiraan ketika berbuka puasa, dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Robbnya, …” al hadits. 

(HR. Al Bukhoriy (7492) dan Muslim (1151)).

Dan termasuk dalam bab ini adalah hadits yang telah lewat dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam yang bersabda:

ولله عتقاء من النار وذلك كل ليلة».

“Dan Alloh memiliki orang-orang yang dimerdekakan dari Neraka. Dan yang demikian itu terjadi setiap malam.” 

(HR. At Tirmidziy (682), Ibnu Majah (1331) dan yang lainnya dengan sanad yang shohih).

Keenam: Kegembiraan orang yang berpuasa

Dan telah lewat hadits dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam yang bersabda:

«يقول الله عز وجل: الصوم لي وأنا أجزى به يدع شهوته وأكله وشربه من أجلى، والصوم جنة، وللصائم فرحتان فرحة حين يفطر وفرحة حين يلقى ربه...» الحديث.

“Alloh عز وجل berfirman: 

“Puasa itu adalah untuk-Ku, dan Aku yang akan membalas dengannya. Dia meninggalkan syahwatnya, makannya dan minumnya untuk diri-Ku. Dan puasa itu adalah tameng. Dan orang yang berpuasa itu punya dua kegembiraan. Kegembiraan ketika berbuka puasa, dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Robbnya, …” al hadits. 

(HR. Al Bukhoriy (7492) dan Muslim (1151)).

Ketujuh: Aroma mulut orang yang puasa lebih harum di sisi Alloh daripada misik

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam yang bersabda:

«كل عمل ابن آدم يضاعف الحسنة عشرة أمثالها إلا سبعمائة ضعف. قال الله عز وجل: إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به، يدع شهوته وطعامه من أجلي، للصائم فرحتان فرحة عند فطره وفرحة عند لقاء ربه ولخلوف فيه أطيب عند الله من ريح المسك».

“Seluruh amalan anak Adam dilipatkan kebaikannya dengan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat. Alloh berfirman: “Kecuali puasa, karena dia itu adalah untuk-Ku, dan Aku yang akan membalas dengannya. Dia meninggalkan syahwatnya, makannya dan minumnya untuk diri-Ku. Dan puasa itu adalah tameng. Dan orang yang berpuasa itu punya dua kegembiraan. Kegembiraan ketika berbuka puasa, dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Robbnya, dan benar-benar bau mulut orang yang puasa itu lebih harum di sisi Alloh daripada misik.” 

(HR. Al Bukhoriy (1954) dan Muslim (1151)).

Kedelapan: Puasa Romadhon itu lebih agung pahalanya daripada puasa yang lain

Alloh ta’ala berfirman:

﴿إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ الله كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ الله لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا﴾ [الأحزاب/35].

“Sesungguhnya pria dan wanita yang muslim, pria dan wanita yang mukmin, pria dan wanita yang taat dalam ketenangan, pria dan wanita yang jujur, pria dan wanita yang sabar, pria dan wanita yang khusyu’, pria dan wanita yang bershodaqoh, pria dan wanita yang berpuasa, pria dan wanita yang menjaga kemaluan, pria dan wanita yang banyak mengingat Alloh, Alloh telah menyiapkan untuk mereka ampunan dan pahala yang agung.”

Dan telah lewat hadits Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam yang bersabda:

«كل عمل ابن آدم يضاعف الحسنة عشرة أمثالها إلا سبعمائة ضعف. قال الله عز وجل: إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به». الحديث.

“Seluruh amalan anak Adam dilipatkan kebaikannya dengan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat. Alloh berfirman: “Kecuali puasa, karena dia itu adalah untuk-Ku, dan Aku yang akan membalas dengannya...” 

(HR. Al Bukhoriy (1954) dan Muslim (1151)).

Ini adalah keadaan orang-orang yang berpuasa secara umum. Dan kita telah tahu bahwasanya puasa Romadhon itu lebih dicintai Alloh daripada puasa yang lain, maka pahalanya lebih besar.

Kesembilan: Pintu Royyan

Dari Sahl rodhiyallohu ‘anh dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam yang bersabda:

«إن فى الجنة بابا يقال له الريان، يدخل منه الصائمون يوم القيامة، لا يدخل منه أحد غيرهم يقال: أين الصائمون؟ فيقومون، لا يدخل منه أحد غيرهم، فإذا دخلوا أغلق، فلم يدخل منه أحد».

“Sesungguhnya di Jannah ada satu pintu yang dinamakan sebagai Ar Royyan. Masuk darinya orang-orang yang berpuasa di hari Kiamat, tidak masuk dari pintu itu seorangpun selain mereka. Dikatakan: “Manakah orang-orang yang berpuasa?” lalu mereka berdiri, tidak masuk dari pintu itu seorangpun selain mereka. jika mereka telah masuk, pintu itu ditutup, maka tidak masuk dari pintu itu seorangpun.” 

(HR. Al Bukhoriy (1896) dan Muslim (1152)).

Kesepuluh: masuk Jannah

Jika mereka telah masuk pintu Royyan, tidak diragukan bahwasanya mereka adalah penduduk Jannah. 

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh yang berkata:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «من آمن بالله وبرسوله وأقام الصلاة وصام رمضان، كان حقا على الله أن يدخله الجنة جاهد فى سبيل الله، أو جلس فى أرضه التي ولد فيها». الحديث.

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa beriman pada Alloh dan Rosul-Nya, menegakkan sholat dan berpuasa Romadhon, menjadi kewajiban atas Alloh untuk memasukkannya ke dalam Jannah, baik dia itu berjihad di jalan Alloh ataukah duduk di negrinya yang dia dilahirkan di situ.” Al hadits. 

(HR. Al Bukhoriy (2790)).

Kesebelas: Puasa memiliki kekhususan yang tidak ada pada ibadah yang lain

Dari Abu Umamah rodhiyallohu ‘anh bahwasanya Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

«عليك بالصوم فإّنه لا مثل له...» الحديث

“Banyaklah berpuasa, karena sesungguhnya tiada yang semisal dengannya,…” 

(HR. Ahmad (22141) dan dishohihkan oleh Al Imam Al Wadi’iy rohimahulloh dalam “Ash Shohihul Musnad” (488)).

Al ‘Allamah Munawiy rohimahulloh dalam syaroh hadits itu berkata:

“… dikarena di dalam puasa itu ada penahanan diri dari memenuhi seruan syahwat dan hawa nafsu.” 

(“Faidhul Qodir” /4/hal. 437).

Kedua belas: mencapai derajat taqwa

Alloh ta’ala berfirman:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ ك
َمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ﴾ [البقرة/183]

“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa.”

Al Imam Al Baghowiy rohimahulloh berkata dalam tafsir ayat ini: 

“Yaitu dengan puasa, karena puasa itu penghubung menuju kepada ketaqwaan, dikarena di dalamnya ada penundukan hawa nafsu dan pemotongan syahwat-syahwat.” 

(“Ma’alimut Tanzil”/hal. 89/Dar Ibni Hazm).

Apa itu taqwa? Al Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: 

“Karena sesungguhnya hakikat taqwa adalah mengerjakan apa yang diperintahkan, dan meninggalkan apa yang dilarang.” 

(“Idatush Shobirin”/hal. 31).

Abu Bakr Al Qostholaniy rohimahulloh berkata tentang hakikat taqwa: 

“Dia itu adalah penjagaan diri dari kesyirikan dan amalan-amalan yang jelek, dan membiasakan diri untuk mengerjakan amalan-amalan sholihah.”

(“Irsyadus Sari”/1/hal. 89).

(“Nashihatun Mu’ajjalah Li Man Shoma Romadhon Wa Tarokash Sholatal Maktubah” | “Empat Puluh Tiga Kerugian Jika Sholat Wajib Ditinggalkan” | Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Indonesiy Semoga Alloh memaafkannya )


Telegram: @fawaaidassunnah 
https://t.me/fawaaidassunnah

Terdorongnya Umat Islam Untuk Beramal Kebaikan di Bulan Romadhon

Terdorongnya Umat Islam Untuk Beramal Kebaikan di Bulan Romadhon

Sesungguhnya Alloh ta’ala telah memberkahi bulan Romadhon ini dengan keberkahan yang banyak, sebagaimana dalam firman-Nya ta’ala:



﴿شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ﴾ [البقرة/185].



“Bulan Romadhon yang diturunkan di dalamnya Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan dari petunjuk dan pembeda.”

Alloh ta’ala juga berfirman:


﴿إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ﴾ [الدخان/3].



“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab ini pada malam yang diberkahi. Sungguh Kami Yang memberi peringatan.”

Dan di dalam bulan ini kejelekan sedikit, dan kebaikan itu banyak. 

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh bahwasanya Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:


«إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة وغلقت أبواب النار وصفدت الشياطين»


“Jika telah Romadhon datang, dibukalah pintu-pintu Jannah, dan ditutuplah pintu-pintu Neraka, dan dibelenggulah para setan.” 

(HR. Al Bukhoriy (3277) dan Muslim (2547)).

Dan dari beliau rodhiyallohu ‘anh yang berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:


«إذا كان أول ليلة من شهر رمضان صفدت الشياطين ومردة الجن وغلقت أبواب النار فلم يفتح منها باب وفتحت أبواب الجنة فلم يغلق منها باب. وينادي مناد: يا باغي الخير أقبل، ويا باغي الشر أقصر. ولله عتقاء من النار وذلك كل ليلة». (أخرجه الترمذي (682) وابن ماجة (1331) وغيرهما بسند صحيح).



“Jika telah datang malam pertama dari bulan Romadhon, dibelenggulah para setan dan jin-jin pembangkang, ditutuplah pintu-pintu Neraka dan tidak ada dari pintunya yang terbuka, dan dibukalah pintu-pintu Jannah, dan tiada dari pintunya yang tertutup. Dan ada penyeru yang berseru: ”Wahai para pencari kebaikan, majulah! Wahai para pencari kejelekan, kurangilah!” dan Alloh memiliki orang-orang yang dimerdekakan dari Neraka. Dan yang demikian itu terjadi setiap malam.” 

(HR. At Tirmidziy (682), Ibnu Majah (1331) dan yang lainnya dengan sanad yang shohih).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata: 

“… karena di bulan Romadhon hati-hati itu terbangkitkan kepada kebaikan dan amal-amal sholih.” 

(“Majmu’ul Fatawa”/14/hal. 167).

Dan amal sholih itu dilipatkan pahalanya di bulan Romadhon. Alloh ta’ala berfirman:

﴿لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ﴾ [القدر/3].

“Malam Al Qodr (kemuliaan) itu lebih baik daripada seribu bulan.”

Dan dari Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma:

أن النبي صلى الله عليه وسلم قال لامرأة من الأنصار يقال لها أم سنان: «ما منعك أن تكونى حججت معنا». قالت: ناضحان كانا لأبي فلان - زوجها - حج هو وابنه على أحدهما، وكان الآخر يسقى عليه غلامنا. قال: «فعمرة في رمضان تقضى حجة. أو حجة معي». (أخرجه مسلم (3098)).

Bahwasanya Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam berkata pada seorang wanita Anshor yang dipanggil dengan Ummu Sinan: “Apa yang menghalangi engkau untuk berhaji bersama kami?” maka dia menjawab: “Dua ekor onta milik Abu Sinan –suaminya-, dia dan anaknya berhaji dengan menaiki satu ekor, sementara yang satunya lagi dipakai pembantu kami untuk mengairi kebun.” Maka Rosululloh bersabda: “Maka umroh di bulan Romadhon itu bisa untuk membayar haji –atau: haji bersamaku-“ 

(HR. Muslim (3098)).

Al Imam Ibnul ‘Arobiy rohimahulloh berkata: 

“Hadits umroh ini shohih, dan itu merupakan karunia dan nikmat dari Alloh. Umroh bisa mencapai derajat haji dengan digabungkannya Romadhon kepada umroh itu.” 

(“Umdatul Qori”/karya Badrud Din Al ‘Ainiy rohimahulloh/15/hal. 399).

Ibnul Jauziy rohimahulloh berkata: 

“Dalam hadits ini ada faidah bahwasanya pahala amalan itu bertambah dengan kemuliaan waktu, sebagaimana bertambahnya pahala dengan kehadiran hati dan keikhlasan maksud.” 

(sumber yang sama).

Dan tentunya hal itu diketahui dengan dalil syar’iy, bukan dengan sekedar dugaan dan perasaan. Wallohu a’lam.

Maka jika datang bulan Romadhon. Umat Islam menyambutnya dengan gembira, lalu mereka berpuasa di siang harinya, dan sholat tarowih di malam harinya, untuk mencari keberkahan-keberkahan yang ditebarkan, dan keutamaan-keutamaan yang dijanjikan.

( “Nashihatun Mu’ajjalah Li Man Shoma Romadhon Wa Tarokash Sholatal Maktubah” | Empat Puluh Tiga Kerugian jika Sholat wajib ditinggalkan | Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy )



Telegram: @fawaaidassunnah 
https://t.me/fawaaidassunnah

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...