Tampilkan postingan dengan label tafsir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tafsir. Tampilkan semua postingan

TAFSIR SURAT AN-NAS


An-Nas, ayat 1-6



قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)

Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.

Ketiga ayat yang pertama merupakan sebagian dari sifat-sifat Allah Swt. yaitu sifat Rububiyah (Tuhan), sifat Al-Mulk (Raja), dan sifat Uluhiyyah (Yang disembah). Dia adalah Tuhan segala sesuatu, Yang memilikinya dan Yang disembah oleh semuanya. Maka segala sesuatu adalah makhluk yang diciptakan-Nya dan milik-Nya serta menjadi hamba-Nya.

Orang yang memohon perlindungan diperintahkan agar dalam permohonannya itu menyebutkan sifat-sifat tersebut agar dihindarkan dari kejahatan godaan yang bersembunyi, yaitu setan yang selalu mendampingi manusia. Karena sesungguhnya tiada seorang manusia pun melainkan mempunyai qarin (pendamping)nya dari kalangan setan yang menghiasi perbuatan-perbuatan fahisyah hingga kelihatan bagus olehnya. Setan itu juga tidak segan-segan mencurahkan segala kemampuannya untuk menyesatkannya melalui bisikan dan godaannya, dan orang yang terhindar dari bisikannya hanyalah orang yang dipelihara oleh Allah Swt.

Di dalam kitab sahih disebutkan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا قَدْ وُكِلَ بِهِ قَرِينَةٌ

Tiada seorang pun dari kamu melainkan telah ditugaskan terhadapnya qarin (teman setan) yang mendampinginya.

Mereka bertanya, "Juga termasuk engkau, ya Rasulullah?" Beliau Saw. menjawab:

«نَعَمْ إِلَّا أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلَا يَأْمُرُنِي إِلَّا بِخَيْرٍ»

Ya, hanya saja Allah membantuku dalam menghadapinya; akhirnya ia masuk Islam, maka ia tidak memerintahkan kepadaku kecuali hanya kebaikan.

Dan di dalam kitab Sahihain disebutkan dari Anas tentang kisah kunjungan Safiyyah kepada Nabi Saw. yang saat itu sedang i'tikaf, lalu beliau keluar bersamanya di malam hari untuk menghantarkannya pulang ke rumahnya. Kemudian Nabi Saw. bersua dengan dua orang laki-laki dari kalangan Ansar. Di saat melihat Nabi Saw., bergegaslah keduanya pergi dengan cepat. Maka Rasulullah Saw. bersabda:Perlahan-lahanlah kamu berdua, sesungguhnya ia adalah Safiyyah binti Huyayyin.

Maka keduanya berkata.”Subhanallah, ya Rasulullah." Rasulullah Saw. bersabda:

«إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا شَيْئًا- أَوْ قَالَ شَرًّا»

Sesungguhnya setan itu mengalir ke dalam tubuh anak Adam melalui aliran darahnya. Dan sesungguhnya aku merasa khawatir bila dilemparkan sesuatu (prasangka buruk) ke dalam hati kamu berdua.

Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Bahr, telah menceritakan kepada kami Addiy ibnu Abu Imarah, telah menceritakan kepada kami Ziyad An-Numairi, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:

«إِنَّ الشَّيْطَانَ وَاضِعٌ خَطْمَهُ عَلَى قَلْبِ ابْنِ آدَمَ فَإِنْ ذَكَرَ الله خَنَسَ، وَإِنْ نَسِيَ الْتَقَمَ قَلْبَهُ فَذَلِكَ الْوَسْوَاسُ الْخَنَّاسُ»

Sesungguhnya setan itu meletakkan belalainya di hati anak Adam. Jika anak Adam mengingat Allah, maka bersembunyi; dan jika ia lupa kepada Allah, maka setan menelan hatinya; maka itulah yang dimaksud dengan bisikan setan yang tersembunyi.

Hadis ini berpredikat garib.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Asim, bahwa ia pernah mendengar Abu Tamimah yang menceritakan hadis berikut dari orang yang pernah dibonceng oleh Nabi Saw. Ia mengatakan bahwa di suatu ketika keledai yang dikendarai oleh Nabi Saw. tersandung, maka aku berkata, "Celakalah setan itu." Maka Nabi Saw. bersabda:

«لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ: تَعِسَ الشَّيْطَانُ تَعَاظَمَ وَقَالَ: بِقُوَّتِي صَرَعْتُهُ وَإِذَا قُلْتَ: بِاسْمِ اللَّهِ تَصَاغَرَ حَتَّى يصير مثل الذباب وغلب

Janganlah engkau katakan, "Celakalah setan.” Karena sesungguhnya jika engkau katakan, "Celakalah setan, "maka ia menjadi bertambah besar, lalu mengatakan, "Dengan kekuatanku, aku kalahkan dia.” Tetapi jika engkau katakan, "Bismillah, "maka mengecillah ia hingga menjadi sekecil lalat.

Hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad, sanadnya jayyid lagi kuat. Dan di dalam hadis ini terkandung makna yang menunjukkan bahwa hati itu manakala ingat kepada Allah, setan menjadi mengecil dan terkalahkan. Tetapi jika ia tidak ingat kepada Allah, maka setan membesar dan dapat mengalahkannya.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Al-Hanafi, telah menceritakan kepada kami Ad-Dahhak ibnu Usman, dari Sa'id Al-Maqbari, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:

«إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا كَانَ فِي الْمَسْجِدِ جَاءَهُ الشَّيْطَانُ فَأَبَسَ بِهِ كَمَا يَبِسُ الرَّجُلُ بِدَابَّتِهِ، فَإِذَا سَكَنَ لَهُ زَنَقَهُ أَوْ أَلْجَمَهُ»

Sesungguhnya seseorang di antara kamu apabila berada di dalam masjid, lalu setan datang, lalu setan diikat olehnya sebagaimana seseorang mengikat hewan kendaraannya. Dan jika ia diam (tidak berzikir kepada Allah), maka setan berbalik mengikat dan mengekangnya.

Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa kalian dapat menyaksikan hal tersebut. Adapun yang dimaksud dengan maznuq yakni orang yang diikat pada lehernya, maka engkau lihat dia condong seperti ini tidak berzikir kepada Allah. Adapun orang yang dikekang, maka ia kelihatan membuka mulutnya dan tidak mengingat Allah Saw. hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid.

Sa'id ibnu Jubair telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: setan yang biasa bersembunyi. (An-Nas: 4) Bahwa setan bercokol di atas hati anak Adam. Maka apabila ia lupa dan lalai kepada Allah setan menggodanya; dan apabila ia ingat kepada Allah maka setan itu bersembunyi. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid dan Qatadah.

Al-Mu'tamir ibnu Sulaiman telah meriwayatkan dari ayahnya, bahwa pernah diceritakan kepadanya, sesungguhnya setan yang banyak menggoda itu selalu meniup hati anak Adam manakala ia sedang bersedih hati dan juga manakala sedang senang hati. Tetapi apabila ia sedang ingat kepada Allah, maka setan bersembunyi ketakutan.

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, Al-waswas," bahwa makna yang dimaksud ialah setan yang membisikkan godaannya; apabila yang digodanya taat kepada Allah, maka setan bersembunyi.

Firman Allah Swt.:

{الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ}

yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. (An-Nas: 5)

Apakah makna ayat ini khusus menyangkut Bani Adam saja sebagaimana yang ditunjukkan oleh makna lahiriah ayat, ataukah lebih menyeluruh dari itu menyangkut Bani Adam dan jin? Ada pendapat mengenainya, yang berarti makhluk jin pun termasuk ke dalam pengertian lafaz an-nas secara prioritas. Ibnu Jarir mengatakan bahwa adakalanya digunakan lafaz rijalun minal jin (laki-laki dari kalangan jin) ditujukan terhadap mereka, maka tidaklah heran bila mereka (jin) dikatakan dengan istilah an-nas.

Firman Allah Swt.:

{مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ}

dari (golongan) jin dan manusia. (An-Nas: 6)

Apakah ayat ini merupakan rincian dari firman-Nya: yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. (An-Nas: 5) Kemudian dijelaskan oleh firman berikutnya: dari (golongan)jin dan manusia. (An-Nas: 6)

Hal ini menguatkan pendapat yang kedua. Dan menurut pendapat yang lainnya, firman-Nya berikut ini: dari (golongan) jin dan manusia. (An-Nas: 6) merupakan tafsir dari yang selalu membisikkan godaannya terhadap manusia, yaitu dari kalangan setan manusia dan setan jin. Sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:

وَكَذلِكَ جَعَلْنا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَياطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوراً

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu(manusia). (Al-An'am: 112)

Dan semakna dengan apa yang disebutkan oleh Imam Ahmad, bahwa:

حَدَّثَنَا وَكِيع، حَدَّثَنَا الْمَسْعُودِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو عُمَر الدِّمَشْقِيُّ، حَدَّثَنَا عُبَيْدِ بْنِ الْخَشْخَاشِ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ، فَجَلَسْتُ، فَقَالَ: "يَا أَبَا ذَرٍّ، هَلْ صَلَّيْتَ؟ ". قُلْتُ: لَا. قَالَ: "قُمْ فَصَلِّ". قَالَ: فَقُمْتُ فَصَلَّيْتُ، ثُمَّ جَلَسْتُ فَقَالَ: "يَا أَبَا ذَرٍّ، تَعَوَّذْ بِالْلَّهِ مِنْ شَرِّ شَيَاطِينِ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ". قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَلِلْإِنْسِ شَيَاطِينُ؟ قَالَ: "نَعَمْ". قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، الصَّلَاةُ؟ قَالَ: "خَيْرُ مَوْضُوعٍ، مَنْ شَاءَ أَقَلَّ، وَمَنْ شَاءَ أَكْثَرَ". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ فَمَا الصَّوْمُ؟ قَالَ: "فَرْضٌ يُجْزِئُ، وَعِنْدَ اللَّهِ مَزِيدٌ". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَالصَّدَقَةُ؟ قَالَ: "أَضْعَافٌ مُضَاعَفَةٌ". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّهَا أَفْضَلُ؟ قَالَ: "جُهد مِنْ مُقل، أَوْ سِرٌّ إِلَى فَقِيرٍ". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الْأَنْبِيَاءِ كَانَ أَوَّلَ؟ قَالَ: "آدَمُ". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَنَبِيٌّ كَانَ؟ قَالَ: "نَعِمَ، نَبِيٌّ مُكَلَّم". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَمِ الْمُرْسَلُونَ؟ قَالَ: "ثَلَثُمِائَةٍ وَبِضْعَةَ عَشْرَ، جَمًّا غَفيرًا". وَقَالَ مَرَّةً: "خَمْسَةَ عَشْرَ". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّمَا أُنْزِلَ عَلَيْكَ أعظم؟ قَالَ: "آيَةُ الْكُرْسِيِّ: {اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ}

telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Al-Mas’udi, telah menceritakan kepada kami Abu Umar Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Ubaid Al-Khasykhasy, dari Abu Zaryang telah menceritakan bahwa ia datang kepada Rasulullah Saw. yang saat itu berada di dalam masjid. lalu ia duduk. maka Rasulullah Saw. bertanya, "Hai Abu Zar, apakah engkau telah salat?" Aku (Abu Zar) menjawab, "Belum." Rasulullah Saw. bersabda, "Berdirilah dan salatlah kamu!" Maka aku berdiri dan salat, setelah itu aku duduk lagi dan beliau Saw. bersabda: Hai Abu Zar, mohonlah perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan manusia dan setan jin. Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah setan manusia itu ada?" Beliau Saw. menjawab, "Ya ada." Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan salat?" Rasulullah Saw. menjawab: Salat adalah sebaik-baik pekerjaan; barang siapa yang ingin mempersedikitnya atau memperbanyaknya (hendaklah ia melakukan apa yang disukainya —dari salatnya itu—). Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan puasa?" Rasulullah Saw. menjawab: Amal fardu yang berpahala dan di sisi Allah ada tambahannya. Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan sedekah?" Rasulullah Saw. menjawab, "Pahalanya dilipatgandakan dengan kelipatan yang banyak." Aku bertanya, "Manakah sedekah yang terbaik, wahai Rasulullah?" Rasulullah Saw. menjawab: Hasil jerih payah dari orang yang merasa sedikit atau yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi kepada orang yang fakir. Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, nabi manakah yang paling pertama?" Beliau menjawab, "Adam." Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah dia seorang nabi?" Nabi Saw. menjawab, "Ya, dia seorang nabi dan juga orang yang pernah diajak bicara langsung oleh Allah Swt." Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, ada berapakah para rasul itu?" Rasulullah Saw. menjawab, "Tiga ratus belasan orang, jumlah yang cukup banyak." Di lain kesempatan beliau Saw. bersabda, "Tiga ratus lima belas orang rasul." Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, wahyu apakah yang paling besar yang pernah diturunkan kepada engkau?" Rasulullah Saw. menjawab: Ayat kursi, yaitu, "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).”(Al-Baqarah: 255)

Imam Nasai meriwayatkan hadis ini melalui Abu Umar Ad-Dimasyqi dengan sanad yang sama. Hadis ini telah diriwayatkan dengan sangat panjang lebar oleh Imam Abu Hatim ibnu Hibban di dalam kitab sahihnya melalui jalur Lain dan lafaz Lain yang panjang sekali; hanya Allah-Iah Yang Maha Mengetahui.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا وَكِيع، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ ذَرِّ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الهَمْداني، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَدَّادٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أُحَدِّثُ نَفْسِي بِالشَّيْءِ لَأَنْ أَخِرَّ مِنَ السَّمَاءِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَتَكَلَّمَ بِهِ. قَالَ: فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي رَدَّ كَيْدَهُ إِلَى الْوَسْوَسَةِ".

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki' dari Sufyan, dari Mansur, dari Zar ibnu Abdullah Al-Hamdani, dari Abdullah ibnu Syaddad, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa seorang lelaki datang kepada Nabi Saw., lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya dalam hatiku timbul suatu pertanyaan yang tidak berani aku mengatakannya. Lebih aku sukai jikalau aku dijatuhkan dari atas langit daripada mengutarakannya." Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Nabi Saw. bersabda: Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, segala puji bagi Allah yang telah menolak tipu daya setan hingga hanya sampai batas bisikan (belaka).

Imam Abu Daud dan Imam Nasai telah meriwayatkannya melalui hadis Mansur, sedangkan menurut riwayat Imam Nasai ditambahkan Al-A'masy, keduanya dari Zar dengan sanad yang sama.


╭─┅─═ঊঊঈ═─┅─╮
SEBARKANLAH
ENGKAU AKAN
MENDAPATKAN
PAHALANYA
╰─┅─═ঊঊঈ═─┅─╯
🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼
📡 https://t.me/fawaaidassunnah
web: https://bit.ly/fawaaidassunnah

'Cukuplah sebagai keburukan pada seseorang bahwa dia menghina saudaranya sesama Muslim'."

📌 Allah Ta'ala berfirman,

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain, (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita yang (mengolok-olokkan)."

💡 Berkata Al 'Allamah Abdurrahman As Sa'di Rahimahullaah;

"Sebab, penghinaan itu hanya dilakukan oleh orang yang hatinya dipenuhi akhlak-akhlak tidak baik dan tercela, jauh dari akhlak-akhlak yang baik, karena itulah Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

بحسب امرئ من الشر ، أن يحقر أخاه المسلم

'Cukuplah sebagai keburukan pada seseorang bahwa dia menghina saudaranya sesama Muslim'."

📚 Taisir al-Kariim ar-Rahmaan (1/801)

📖 قـال الله ﷻ :

﴿ يـا أيهـا الـذين آمنـوا لا يـسخر قـوم مـن قـوم عـسى أن يكـونوا خـيرا مـنهم ولا نـساء مـن نـساء عسـى أن يـكن خـيرا منـهن ﴾


❁ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ❁

📌 قال العلامة عبد الرحمٰن السعدي :

☜ إن السخرية لا تقع إلا من قلب ممتلئ من مساوئ الأخلاق متحل بكل خلق ذميم ، ولهذا قال النبي صلى الله عليه وسلم : بحسب امرئ من الشر ، أن يحقر أخاه المسلم .

📚 أنـــــ⇓ــــظـــــ⇓ـــــر
🔍 تيسير الكريم الرحمٰن (٨٠١/١)

❁ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ❁

Maros, 3 Rabi'ul Akhir 1438H

🌾 من مجموعة نصيحة للنساء 🌾

Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM


🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

'Hanyalah kesenangan sementara

📝 Allah _Ta'ala_ berfirman;

_"Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir yang bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara. Kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya."_ 
(Ali 'Imran: 196-197)

💡Berkata Al 'Allamah As Sa'di _Rahimahullaah_;

"Maksud ayat ini adalah sebagai hiburan bagi Nabi Muhammad _Shallallaahu 'alaihi wa Sallam_ tentang apa yang dirasakan oleh orang-orang yang kafir berupa perhiasan dunia dan kenikmatan mereka di dalamnya, pulang perginya mereka di seluruh negeri dengan berbagai perdagangan, mata pencaharian, kesenangan, berbagai macam kemuliaan dan kemenangan pada sebagian kesempatan.

Sesungguhnya ini semua _'Hanyalah kesenangan sementara'_ yang tidak akan tetap dan tidak akan kekal. *Akan tetapi mereka menikmatinya sebentar lalu akan disiksa karenanya selamanya."*

📚 Taisir Al-Karim Ar-Rahman hal. 144


📝 قال تعالى :
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ * مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ {197-196} ال عمران

▪وقال العلامة ابن السعدي رحمه الله :

✍🏻 هذه الآية المقصود منها التسلية عما يحصل للذين كفروا من متاع الدنيا، وتنعمهم فيها، وتقلبهم في البلاد بأنواع التجارات والمكاسب واللذات، وأنواع العز، والغلبة في بعض الأوقات

👌🏻فإن هذا كله { متاع قليل } ليس له ثبوت ولا بقاء، بل يتمتعون به قليلا، ويعذبون عليه طويلا

📝 تيسير الكريم الرحمٰن ص١٤٤

════════ ❁✿❁ ════════

للاشتراك في قناة السنة السلفية
https://t.me/asimseed
جزى الله خيراً من قرأها وساعدنا على نشرها




Maros, 27 Rabi'ul Awwal 1438H

🌾 *من مجموعة نصيحة للنساء* 🌾

Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM


🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Salah satu wujud bentuk mensyukuri nikmat Alloh

💎 *SALAH SATU WUJUD BENTUK MENSYUKURI NIKMAT ALLOH*

 

Alloh Ta'ala berkata:

 

*ﻭَﻣَﺎ ﺑِﻜُﻢ ﻣِّﻦ ﻧِّﻌْﻤَﺔٍ ﻓَﻤِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪ*ِ ۖ ﺛُﻢَّ ﺇِﺫَﺍ ﻣَﺴَّﻜُﻢُ ﺍﻟﻀُّﺮُّ ﻓَﺈِﻟَﻴْﻪِ ﺗَﺠْﺄَﺭُﻭﻥَ ‏(النحل: ٥٣)

 

_"Dan *apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)*, dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan."_ (An Nahl: 53)

 

Alloh Ta'ala berfirman:

 

*وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّث*

_*ْ"Dan terhadap nikmat Robb-mu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dgn bersyukur)."*_ (Adh Dhuha:11)

 

Beberapa pendapat ulama mengenai ayat di atas (Adh Dhuha: 11 -edt).

 

Dari Abu Nadhroh -rohimahulloh-, ia berkata,

 

كان المسلمون يرون أن من شكر النعم أن يحدّث بها

 

_*“Dahulu kaum muslimin menganggap dinamakan mensyukuri nikmat adalah dengan seseorang menyiarkan (menampakkan) nikmat tersebut.”*_

(📚 Diriwayatkan oleh Ath Thobari dalam kitab tafsirnya, Jaami’ Al Bayaan ‘an Ta’wili Ayyil Qur’an 24: 491).

 

Al Hasan bin ‘Ali bin Abi Tholib -rodhiyallohu 'anhuma- berkata mengenai ayat di atas,

 

ما عملت من خير فَحَدث إخوانك

_*“Kebaikan apa saja yang kalian perbuat,maka siarkanlah pada saudara kalian.”*_ Disebutkan oleh Ibnu Katsir, dari Laits, dari seseorang, dari Al Hasan bin ‘Ali

(📚 Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 387).

 

*Tentu saja nikmat atau kebaikan yg disampaikan pada orang lain itu jika padanya mengandung maslahat, bukan dalam rangka menyombongkan diri dan pamer atau ingin cari muka (cari pujian, alias “riya’ “)* -na'udzubillaahi min dzaalik-.

 

Lihat perkataan Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di -rohimahulloh- di dalam kitab tafsirnya,

 _*“Yang dimaksud dalam ayat tersebut mencakup nikmat din (akhirat) maupun nikmat dunia. Adapun “fahaddits” bermakna “pujilah Alloh atas nikmat tersebut”. 

Bentuk syukur di sini adalah dengan lisan dan disebut khusus dalam ayat, dibolehkan jika memang mengandung maslahat. Namun boleh juga penampakkan nikmat ini secara umum (tidak hanya dengan lisan). 

Karena menyebut-nyebut nikmat Allah adalah tanda seseorang bersyukur. Perbuatan semacam ini membuat hati seseorang semakin cinta pada pemberi nikmat (yaitu Alloh Ta’ala). 

Itulah tabiat hati yang selalu mencintai orang yang berbuat baik padanya.”*_

(📚 Taisir Al Karimir Rohman, 928)


🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Rizki yang diberikan Allah kepada orang yang dicintainya

💡 Berkata Al 'Allamah Assa'di _Rahimahullaahu Ta'ala_;

"Rizki duniawi diperoleh oleh orang Mukmin maupun orang kafir, adapun *rizki hati seperti ilmu, iman, kecintaan kepada Allah, takut kepada-Nya, mengharapkan-Nya, dan semacamnya, maka tidaklah diberikan kecuali kepada orang yang dicintai Allah."*

📚 Tafsir Assa'di: Surah Al Baqarah ayat 212 halaman 95


🌟 فـــائـدة 🌟

✍ قـال الـعَلّامَـة الـسعـدي رحمه الله تعالى :

▪الـرزق الـدنيـوي يحصـل للـمؤمن والـكـافـر،
وأمـا رزق الـقلـوب مـن العلـم والإيمـان، ومـحبـة الله وخـشيتـه ورجـائـه، ونـحـو ذلك، فـلا يـعطيهـا إلا مـن يحـب .

[تفسير السعدي : سورة البقرة(-٢١٢ صـ٩٥)]

Maros, 24 Rabi'ul Awwal 1438H

🌾 *من مجموعة نصيحة للنساء* 🌾

Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM

🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

⏳ Tafsir surah An-Nas

⏳ Tafsir surah An-Nas 


▪️ قل أعوذ برب الناس


Makna أعوذ telah lewat


Makna  برب الناس .


⏺️ Makna Rabb.


Secara bahasa Rabb mempunyai beberapa makna : 


Asal kata

ربَّ يربُّ ربوبيأ



rabba, yarubbu, rububiyyah


1. Sayyid (tuan),  lihat lisanul Arab 1/299


Seperti firman Allah :


صَاحِبَيِ السِّجْنِ أَمَّا أَحَدُكُمَا فَيَسْقِي رَبَّهُ خَمْرًا 


Hai kedua penghuni penjara, "Adapun salah seorang di antara kamu berdua, akan memberi minum tuannya dengan khamar; 


Dan juga hadits tentang tanda tanda hari kiamat : 


فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا,


Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!” Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya;(HR Bukhari dan Muslim)


2.Al_Malik (pemilik) yaitu setiap yang menguasai  sesuatu maka dia adalah rabb-Nya. Lihat lisanul Arab 1/299. An_Nihayah 2/179


Seperti hadits shahih tentang orang yang kehilangan ontanya.


Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda ketika di tanya 


Bagaimana dengan unta yang tersesat?.


"Apa hubungannya denganmu?

Ia mempunyai kantong air dan sepatu, ia bisa datang ke tempat air dan memakan tetumbuhan,


حَتَّى يَلْقَاهَا رَبُّهَا

 

 hingga pemiliknya menemukannya."

(Muttafaq Alaihi ).


3. Al_ Mushlih , Al_Jabir, Al_Mudabbir, Al_Qaaim (yang memperbaiki, yang mengurusi, yang mengatur), lihat Asmaul Husna washifatuhu Al ula  hal 204.


🖋️Berkata Al_Harawi dan selainnya : 


 ويقال لمن قام بمصالح شيءٍ وإتمامِهِ: قد رَبَّه يربُّه فهو رَبٌّ، ومنه سُمِّي الرَّبَّانيُّون لقيامهم بالكتُبِ وإصلاح الناس بها


Dikatakan pada seseorang yang tegak mengurusi untuk perbaikan_perbaikan sesuatu dan  penyempurnaannya, maka dia adalah Rabb, dan juga dinamakan rabbaniyyun, karena tegaknya mereka dalam mengurusi manusia dengan mengajarkan kitab_kitab dan memperbaiki mereka dengan kitab tersebut.


Seperti dalam hadits seseorang berkata: 


 أُرِيدُ أَخًا لِي فِي هذِهِ الْقَرْيَةِ


Saya bermaksud mengunjungi saudaraku di desa ini.' Malaikat itu bertanya, 


هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَ


'Apakah kamu memiliki suatu nikmat ( barang) yang kamu urusi padanya?' Dia menjawab, 'Tidak, hanya saja aku mencintainya karena Allah Subhanahu waTa`ala.' 


4. Al_Ma'bud (yang disembah) .


Di antara dalilnya : 


Hadits tentang adzab kubur, pertanyaan malaikat kepada penghuni kubur.


من ربك 


Siapa sembahanMu ??(HR Muslim).


5. Rabb bermakna pecahan kata tarbiyyah (pemeliharaan, mendidik)


 ربَّى يربِّي تربية.


Rabba, yurabbiy, tarbiyatan


🖋️ Berkata Ar_Rhaghib  : Ar_rabb pada asalnya dari masdar tarbiyyah yang bermakna :


وهو إنشاءُ الشَّيءِ حالًا فحالًا إلى حدِّ التَّمامِ


Dan dia yang mengadakan, menjadikan sesuatu dari suatu keadaan pada keadaan lain sampai pada batas sempurna.


Seperti firman Allah : 


وَرَبَٰٓئِبُكُمُ ٱلَّٰتِى فِى حُجُورِكُم مِّن نِّسَآئِكُمُ ٱلَّٰتِى دَخَلْتُم بِهِنَّ فَإِن لَّمْ تَكُونُوا۟ دَخَلْتُم بِهِنَّ



(anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isterimu) Yakni yang dipelihara dalam asuhanmu, dan ini bukanlah maksud dalam pengharamannya, karena (الربيبة) adalah anak perempuan istri dari suami selain dia (anak tiri), dan dinamakan (الربيبة) karena dia diasuh dalam asuhan suami terakhir. Anak tiri ini diharamkan atasnya apabila ia telah menggauli ibunya meski anak tiri ini tidak dalam asuhannya.


 فَإِن لَّمْ تَكُونُوا۟ دَخَلْتُم بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ


 (tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya)


Dinamakan anak dari istri rabibah, dikarenakan dibawa pengurusan, pemeliharaan suami terhadapnya, sebab suami yang mengatur, mentarbiyyah, memperbaiki keadaannya


⭕Dari semua makna secara bahasa diatas untuk pensifatan Rabb sebagai kesimpulan  : Dia adalah sayyidul makhluk (penguasa), yang menguasai mereka, yang mengatur urusan mereka,  dan memperbaiki keadaan mereka, yang tegak atas urusan mereka, yang mentarbiyyah mereka dengan berbagai macam kenikmatan yang tidak bisa dihitung, Dialah yang disembah, tidak ada sembahan yang berhak disembah selain dia .


⏺️ Makna nama Ar_Rabb untuk Allah.



🖋️ Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah : 


الله ربُّ كلِّ شَيءٍ وخالِقُه، والقادِرُ عليه لا يخرجُ شيءٌ عن ربوبيتِهِ، وكلُّ مَنْ فِي السماواتِ والأرضِ عَبْدٌ له فِي قبضتِهِ، وتحتَ قَهْرِهِ، 


Allah adalah Rabb segala sesuatu dan yang menciptakannya, dan Maha mampu atas segala sesuatu, dan tidak ada sesuatu pun yang keluar dari rububiyah_Nya, setiap apa yang berada di langit dan di bumi itu sebagai hamba terhadap_Nya, berada didalam genggaman_Nya dan di bawah kekuasaanNya.


📚 Madarijus salikin 1/34


🖋️ Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah :


.الرب : المربي الخالق الرازق الناصر الهادي


Ar_rabb adalah yang memelihara, mengatur, yang Maha pencipta, memberi rezeki, menolong, dan memberi petunjuk.


📚 Majmu' fatawa 14/13



🖊 Berkata Imam Ath_thabari rahimahullah : 


فربُّنا جلَّ ثناؤُه السَّيِّدُ الذي لا شِبْهَ له ولا مِثْلَ في سُؤْددِهِ، والمصْلحُ في أمْرِ خلْقِهِ بِما أسبغَ عليهم مِنْ نِعَمِهِ، والمالِكُ الذي له الخلْقُ والأمْرُ"

 


Maka Rabb kita (Allaah Azza wa Jalla) yang Maha agung pujian-Nya adalah penguasa yang tidak ada satu pun yang menyamai dan menandingi kekuasaan-Nya, dan Dialah yang memperbaiki (mengatur semua) urusan makhluk-Nya dengan berbagai nikmat yang dilimpahkannya kepada mereka, serta Dialah pemilik (alam semesta beserta isinya) yang memiliki (kekuasan mutlak dalam menciptakan dan memerintahkan , mengatur)”


📚Tafsir ath-Thabari 1/89


🖋️Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah : 


الذي يربيهم بقدرته ومشيئته وتدبيره وهو رب العالمين كلهم، فهو الخالق للجميع ولأعمالهم


Yang memelihara mereka  dengan kemampuan dan kehendak_Nya dan pengaturan_Nya dan Dia adalah Rabb alam semesta seluruhnya, dan Dialah yang menciptakan seluruh makhluk dan amalan mereka.


📚 Majmu' fatawa 17/509_532.



🖊 Berkata Imam As_Sa'di rahimahullah :


Rabb adalah 


 هو المُرَبِّي جميع عباده بالتدبيرِ وأصنافِ النِّعَمِ.

 وأَخَصُّ مِن هذا: تربيتُه لأصْفيائِهِ بإصْلاحِ قلوبِهم وأرواحِهم وأخلاقِهم؛ ولهذا كَثُر دعاؤهم له بهذا الاسمِ الجليلِ، لأنهم يَطلبون منه هذه التربيةَ الخاصَّةَ"


yang mentarbiyyah (mengurus, memelihara, memperbaiki) semua keadaan hamba_hambaNya dengan mengatur urusan mereka dan melimpahkan berbagai jenis nikmat.


Dan lebih khusus dari itu 

bermakna penjagaan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya yang shaleh dengan memperbaiki hati, jiwa dan akhlak mereka . Dan karena itulah kebanyakan doa mereka diawali dengan nama Rabb (ya rabbku, atau ya Rabb kami) sebab mereka meminta dariNya tarbiyyah (penjagaan, pemeliharaan, pengaturan) secara khusus


📚 Taisir Karimu Rahman 5/298.


▪️Jadi ketika seorang hamba berdoa dengan lafadz ya rabb, berarti yang diinginkan adalah tarbiyyah khusus dari Allah untuk dirinya.


Dan makna tarbiyyah khusus adalah : 


🖋️ Berkata As_sa'di rahimahullah :


تربيته لأوليائه, فيربيهم بالإيمان, ويوفقهم له, ويكملهم, ويدفع عنهم الصوارف, والعوائق الحائلة بينهم وبينه.

وحقيقتها: تربية التوفيق لكل خير, والعصمة من كل شر.

ولعل هذا المعنى, هو السر في كون أكثر أدعية الأنبياء بلفظ الرب.

فإن مطالبهم كلها داخلة تحت ربوبيته الخاصة.


Tarbiyyah khusus, yaitu pemeliharaan  Allah bagi para kekasihNya. maka Allah memberi pemeliharaan kepada mereka dengan iman dan Taufik dan menyempurnakan mereka dan mencegah mereka dari kejahatan dan segala penghalang antara mereka dengan Allah. Hakikatnya adalah pemeliharaan,  bimbingan taufik untuk melakukan kebaikan yang menjaga dari segala keburukan. Bisa jadi ini merupakan rahasia dari makna lafadz rabb sebagaimana terjadi pada bacaan  doa-doa para Nabi dengan memakai kalimat "rabb". permintaan para Nabi masuk di bawah pemeliharaan (tarbiyyah) yang khusus.


📚 Tafsir as_sa'di hal 25


🖋️ Berkata Imam As_Sa'di rahimahullah : 


فتجد مطالبهم كلها من هذا النوع واستحضار هذا المعنى عند السؤال نافع جدا 


Maka kamu akan mendapatkan permintaan mereka seluruhnya dari jenis ini, dan menghadirkan makna ini (tarbiyyah khusus) ketika meminta (membaca Al mu'awwidzatain) sangat memberikan manfaat.


📚 Fathur rahim 1/54


⏺️ Buah keimanan dengan mengimani nama Ar_rabb bagi Allah .


Keimanan seseorang hamba bahwa Allah adalah rabb-Nya, yang menciptakannya, dan mengatur perkaranya, ini mengharuskan kesempurnaan akan butuhnya seseorang hamba dihadapan Allah. Sebagaimana diketahui makna ar_rabb yang mengharuskan tegaknya Allah dalam pemeliharaan, dan perbaikan terhadap hamba-nya dan mengatur semua urusan mereka, dan tidak membiarkan mereka begitu saja, sia_ sia, hidup serampangan. Maka dari itulah Allah syariatkan pada mereka syariat_syariat, Allah turunkan pada mereka perkara berupa perintah, dan menggariskan pada mereka mana yang merupakan batasan Allah, yang mana itu adalah merupakan kebaikan bagi kehidupan mereka, dan teraturnya kehidupan mereka, dan Allah Maha mengetahui dengan apa yang akan dilakukan supaya mereka terjaga dari segala kejelekan.


Allah telah berfirman : 


أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلْخَبِيرُ


 (Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui) Yakni tidakkah Dzat yang menciptakan semua itu tidak mengetahui rahasia dan apa yang ada di dalam lubuk hati? Allah telah menciptakan manusia dengan tangan-Nya dan yang paling mengetahui sesuatu adalah penciptanya. 

 (dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?) Yang ilmu-Nya mengetahui rahasia yang disimpan  dan disembunyikan dalam hati, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya.


▪️ Kapan seorang hamba menyaksikan makna_makna Ar_rabb pada rububiyyah Allah, dan yakin bahwa apapun yang datang dari Ar_rabb  seluruhnya adalah kebaikan dan perbaikan untuknya (termasuk anjuran untuk berdzikir pagi dan petang dengan membaca surah Al_ikhlas dan Al_muawwidzatain).


🖋️Berkata Imam As_Sa'di rahimahullah : 


مستدلا بدليل عقلي على علمه-: { أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ } فمن خلق الخلق وأتقنه وأحسنه، كيف لا يعلمه؟! { وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ } الذي لطف علمه وخبره، حتى أدرك السرائر والضمائر، والخبايا [والخفايا والغيوب]، وهو الذي { يعلم السر وأخفى } ومن معاني اللطيف، أنه الذي يلطف بعبده ووليه، فيسوق إليه البر والإحسان من حيث لا يشعر، ويعصمه من الشر، من حيث لا يحتسب، ويرقيه إلى أعلى المراتب، بأسباب لا تكون من [العبد] على بال، حتى إنه يذيقه المكاره، ليتوصل بها إلى المحاب الجليلة، والمقامات النبيلة.


Kemudian Allah berfirman mengutarakan dalil aqli yang menunjukkan ilmu&Nya, “Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan)?” siapa lagi yang menciptakan, menyempurnakan, dan mengindahkan makhluk, bagaimana Dia tidak tahu yang kalian tampakkan dan kalian sembunyikan? “Dan Dia Mahaluas lagi Maha Mengetahui.” Yang secara detail ilmu dan pengetahuanNya hingga mengetahui rahasia, segala yang samar, dan yang ghaib. Dan di antara makna Mahaluas adalah Allah memperlakukan hamba-hamba dan orang-orang yang dikasihiNya dengan lemah lembut. Allah mendorong mereka menuju kebaikan padahal mereka tidak merasakan hal itu. Allah menjaga mereka dari keburukan padahal mereka tidak mengira, dan mengangkat mereka ke tingkatan tinggi dengan berbagai sebab yang sama sekali tidak dikira oleh manusia. Bahkan Allah membuat mereka merasakan berbagai hal yang tidak disukai untuk menyampaikan mereka pada harapan tertinggi dan keinginan-keinginan mulia.

📚 Tafsir As_Sa'di



▪️Makna مَلِكِ النَّاسِ  


⏺️ Makna الملك


Dalam Misbahul Munir disebutkan 


Malaka (ملك) : 


على الناس أمرهم إذا تولى السلطنة فهو ملك جمع ملوك


Maksudnya : Yang menguasai atas manusia perkara mereka, jika dia menguasai kerajaan, maka disebut Malik, bentuk jamaknya muluk.


▪️ Dalam lisanul Arab 10/492.


Al_malku, Al_mulku, Al_milku maknanya :


احتواء الشىء والقدرة على الإستبداد به.


Memiliki sesuatu dan mampu bertindak sesuai dengan apa yang dikehendaki.


▪️Dalam Mu'jamul washit 2/886


Malaka asy_sya'ia

 (ملك الشىء)


Maknanya : 


حازه وانفرد بالتصرف فيه.


Dia menguasainya, dan bersendirian bertindak, mengatur didalamnya.


⏺️ Makna nama Al Malik untuk Allah.


🖋️ Berkata Ibnu Katsir rahimahullah : 


المالك لجميع الاشياء المتصرف فيها بلا ممانعة ولا مدافعة 


Raja bagi segala sesuatu yang mengatur segala sesuatu tanpa ada yang menghalangi-Nya dan juga tanpa ada yang menyaingi-Nya.


📚 Tafsir Ibnu Katsir 8/79.


🖋️ Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah : 


اما الملك فهو الآمر الناهي المعز المزل الذي يصرف امور عباده كما يحب ويقلبهم كما يشاء .


Adapun Al_Malik adalah Dialah  yang memerintah, melarang, yang memuliakan, yang merendahkan, yang mengatur dan bertindak pada urusan hambaNya sebagaimana yang dia cintai, dan membalikkan mereka sebagaimana yang dia inginkan.


📚 Bada'iul Fawaid 2/249.


🖋️ Berkata Imam As_Sa'di rahimahullah:


والله هو الملك فهو نافذ الامر فى ملكه له التصرف المطلق فى الخلق والامر والجزاء وله جميع العالم والعلوى والسفلى كلهم عبيد له ومماليك مضطرون إليه.


Dan Allah adalah Al_malik , maka dia pelaksana perkaraNya pada kerajaanNya, dan bagiNya kekuasaan untuk bertindak secara mutlak pada penciptaan dan urusan, dan pembalasan, dan baginya semua alam di atas dan dibawah seluruhnya sebagai hamba terhadapNya dan semua apa yang dikuasai butuh pada_Nya.


📚 Tafsir As_Sa'di 945


🖋️ Berkata Asy-Syaikh Al Utsaimin rahimahullah : 


اي الملك الذي له السلطة العليا فى الناس ، والتصرف الكامل هو الله عز وجل


“Raja manusia.” Maknanya: Raja yang mempunyai kuasa tertinggi pada manusia, dan kuasa yang sempurna adalah milik Allah ‘Azza Wa Jalla.


📚 Tafsir Al Utsaimin 14/585.



⏺️ Buah keimanan dengan mengimani nama Al_Malik pada Allah.


▪️Kapan seorang hamba mengimani bahwa Allah adalah Al_malik, ditangan_Nyalah segala perbendaharaan di langit dan di bumi, yang Maha memberikan Rezki kepada siapa yang dikehendaki, yang Maha menguasai terhadap kematian dan kehidupan, kebangkitan, manfaat dan bahaya, yang seluruh perkara kembali kepada Allah, dan menguasai seluruh kerajaan langit dan bumi, dan apa yang berada diantara keduanya, semuanya milik Allah, mereka di atur, Dialah Allah yang bertindak pada mereka sebagaimana yang diinginkan Allah.


Allah berfirman :


فَتَعَٰلَى ٱللَّهُ ٱلْمَلِكُ ٱلْحَقُّ ۖ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْكَرِيمِ 


Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Dia, rabb-Nya 'Arsy yang mulia.


▪️Dan keimanan seseorang hamba dengan nama Al_Malik adalah merupakan jalan akan ketergantungannya seorang hamba kepada Rabb_Nya dan akan menambah semangat untuk semakin dekat kepada-Nya .


▪️ Dan seseorang yang biasa dan semangat mendekat dengan raja raja' di dunia, dan puncak tujuannya adalah bagaimana untuk bisa sampai pada jabatan dan kedudukan, maka bagaimana lagi jika diketahui bahwa Allah adalah Al_malik , raja dari para raja, yang ditangan_Nyalah kerajaan, menguasai dengan sempurna secara mutlak.


🖋️ Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah: 


‏إذا تعرف الناس إلى ملوكهم وكبرائهم وتقربوا إليهم لينالوا  بهم العزة والرفعة فتعرف أنت إلى الله وتودد إليه تنل بذلك غاية العز والرفعة.


Jika kamu mengetahui, bahwa manusia pada raja raja' dan orang besarnya mereka, manusia mendekat pada mereka, agar mereka mendapatkan kemuliaan dan ketinggian, maka ketahuilah, bahwa kamu pada Allah Al_Malik, dan kamu berusaha untuk mendapatkan kasih sayang dari_Nya, agar kamu mendapatkan dengan hal tersebut puncak kemuliaan dan ketinggian.


📚 Al_fawaid 118.


Allah berfirman : 


قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ


Katakanlah: "Wahai Allah Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.


▪️ Dan mendekat pada para raja didunia ini, maka seseorang mendapatkan perlindungan pada kekuasaan mereka, karena pengaruh dan kekuatan mereka, maka bagaimana lagi dengan Al_Malik (Allah)  yang merupakan raja bagi seluruh alam..

 karena itulah digandengkan istiadzah (meminta perlindungan) dalam surah An_Nas dengan nama Al_malik, supaya seorang hamba mendapatkan penjagaan, dan benteng dari segala gangguan dan kejelekan di dalam kerajaanNya Allah.



🖋️ Berkata Al_Buqa'i rahimahullah : 


Firman Allah 


ملك الناس 


Yang menguasai (raja) manusia.


إشارة الى ان له كمال التصرف ونفوذ القدرة وتمام السلطان واليه المفزع وهو المستعان والمستغاث والملجأ والمعاذ.


Ini memberikan isyarat bahwa Al_Malik itu punya kesempurnaan dalam berbuat atau bertindak apapun pada makhluk-Nya, terlaksana kemampuanNya, dan kesempurnaan kekuatan, dan padaNyalah kembali orang orang yang takut, dan Dialah yang diminta pertolongan, perlindungan, dan tempat kembali.


📚 An_nadzm Ad_durar 8/162.


▪️ Makna  اله الناس


⏺️ makna ilah (إله)


1. Al_ilah mustaq dari Alaha ar_rajulu ya'lahu (الله الرجل يأله) ilaihi.


إذا فزع إليه من امر نزل به، فألهه اي آجاره وآمنه.


Jika dikagetkan padanya dengan suatu perkara yang terjadi padanya, maka dia pun Alaha أله padanya maksudnya berlindung atau mencari keamanan padanya, 


Maka makhluk berlindung kepada Allah Azza wa jalla dalam memenuhi hajat mereka, dan tunduk padanya terhadap apa yang menimpa mereka...


📚.Lihat lisanul Arab 13/467


2.Asalanya adalah ولاه (walaahu) maka waw diganti Hamzah, maka dikatakan ilahun (إله).


Pecahan kata dari :


الوله

Maknanya:Kecintaan yang teramat sangat. Yakni para hamba sangat mencintai Allah ,berlindung kepada-Nya,tunduk patuh ,bersandar kepada-Nya  di dalam  kesulitan – kesulitan.


 📚Lihat tafsir al Qur’an karya imam as Sam’aniy:1/32-33



3. Berasal dari alaha, ya'lahu (أله يأله) jika tahayyara (merasa heran).


وذلك لان القلوب تأله عند التفكر فى عظمة الله اي تتحير وتعجز عن بلوغ كنه جلاله.


Yang demikian itu hati hati (ta'lahu) yaitu merasa heran ketika memikirkan kebesaran Allah, maksudnya adalah  akan keheranan dan  merasa lemah untuk sampai pada hakekat kemuliaanNya Allah.


📚 Lisanul Arab 13/467, An_Nihayah 1/62.


4. Bahwa ilah dari kata alaha, ya'lahu, ilahatan, uluhiyyatan 


(أله، يأله، إلاهة،ألوهية)


Bermakna 'abada, ya'budu, 'ibadatan (sembahan)


📚 Lihat Ash-shihah 6/2222, Al_Asma washifat lil Baihaqi 1/58.


Dan makna inilah yang banyak dikuatkan oleh ulama ahli bahasa untuk asal ilah.


🖋️Berkata Ibnu Faris rahimahullah : 

Huruf Hamzah, lam, ha adalah asal yang satu, dan dia bermakna beribadah, maka ilah adalah Allah , dinamakan demikian karena dia disembah.Dan dikatakan 


Taallaha ar_rajulu.


(تأله الرجل)


Maknanya : jiika ia menyembah, beribadah.


📚lihat mu'jam Al_washit 1/127.


🖋️ Berkata shahibul qamus : 


Alahan, laahatan, uluhiyyatan


 (ألها، لاهة وألوهية)


Bermakna 'abada, ya'budu, 'ibadatan.


Dan diantaranya lafdzul jalalah (الله) asalanya adalah ilahun (إله) bermakna ma'luh (yang diibadahi).


وكل ما اتخذ معبودا اله عند متخذه.


Setiap apa yang dijadikan sembahan, maka dia adalah ilah di sisi orang yang menjadikan sembahan.


📚 Qamus Al_Muhith 1/1603



🖋️ Berkata Asy_Syaikh Al Utsaimin rahimahullah :


اي مألوههم ومعبودهم، فالمعبود حقا الذي تأله القلوب وتحبه وتعظمه  هو الله عز وجل.


📚 Tafsir Al_Utsaimin 14/585


⏺️ Makna nama illah pada haknya Allah .


🖋️ Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah :


الإله هو المعبود المطاع فإن الإله هو المألوه ، والمألوه هو الذي يستحق ان يعبد.


Al_ilah adalah sembahan yang ditaati ,sebab ilah adalah Al_ma'luh, dan Al_ma'luh itu adalah yang berhak untuk diibadahi.


📚 Majmu' fatawa 10/249.


🖋️ Berkata Al_hafidz Al_Hakami rahimahullah : 


إن الإله هو المالوه الذي تأله القلوب اي تعبده محبة وتذللا وخوفا ورجاء ورغبا ورهبا وتوكلا عليه وإطراحا بين يديه واستعانة به والتجاء إليه وافتقارا إليه


Dan ilah adalah yang diibadahi yang hati_hati beribadah kepadaNya, ketundukan, rasa takut, raja' , rasa harap dan cemas, bertawakkal kepada-nya, merendah dihadapan Allah, meminta tolong dengan Nya dan berlindung kepada-Nya.


📚Ma'rajil Al_Qabul 3/434.


⏺️ Buah keimanan dengan nama Al_ilah pada Allah Azza wajalla.


Dan kapan seorang muslim meyakini bahwa sembahannya adalah Al_Ilah yang  haq dan apa yang selain_Nya tunduk padaNya, baik dengan kemauan sendiri atau terpaksa, dan maksud dan tujuannya dia dikehidupan dunia adalah mencapai keridhaan Allah .


Allah berfirman : 


قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا


Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya sembahan kalian itu adalah sembahan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabbnya".


▪️ Maka ditinjau dari sudut pandang pada kehidupan dunia  yaitu cerminan Ubudiyyah / penghambaan kepada Allah dan hal itu seorang hamba akan berusaha pada semua urusannya besar ataupun kecil untuk mengimplementasikan apa yang dinginkan oleh Allah.


Dan sungguh perilaku yang mesti dimiliki oleh setiap mukmin adalah kokohnya dirinya dalam aqidah dan komitmennya dalam ibadah termasuk dzikir pagi dan petang, dan perilaku yang selalu menggambarkan akhlaq yang mulia, baik dia sedang berada di dalam rumahnya, atau sedang di tempat kerja, dan dimanapun ia berada dan kapan pun: 


{ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ }


 "Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam."


▪️ sehingga dengan pandangan seperti itulah akan  membuat hamba yang rabbani, yang mana keinginannya bersesuaian,dan senantiasa bersama dengan apa yang dinginkan oleh Allah.


⭕ Maknaمن شر الوسواس 


🖋️Berkata Asy_syaikh Al_Utsaimin rahimahullah  tentang was_was (bisikan jahat)


قال العلماء : انها مصدر يراد به اسم الفاعل اي : الموسوس.


” Para ulama mengatakan: kata ini adalah mashdar yang bermakna isim fail. Bermakna: Yang membisikan. 



▪️Dan makna was_was adalah 


ما يلقي فى القلب من الافكار والاوهام والتخيلات التي لا حقيقة لها


Bisikan adalah apa-apa terlintas di dalam hati berupa pikiran-pikiran, karaguan-keraguan dan khayalan-khayalan yang tidak ada hakikatnya.



📚 Tafsir Al Utsaimin 14/585.



⭕ Makna الخناس 


 و معنى الخنوس هو الإختفاء كقوله تعالى:{فلا أقسم بالخنس} أي: النجوم أو البقر الوحشية التي تختفي بعد ظهورها، و خنوس الموسوس هو اختفاء فيه معنى الانقباض و التأخر.


Khannas diambil dari dua makna: bersembunyi setelah menampakkan diri, dan kembali ke belakang. 


على وزن "فعّال" و هي صيغة مبالغة من الخنوس، أي كثير أو شديد الخنوس


Khannas dengan wazan فَعَّالٌ menunjukkan bentuk mubalaghah (sangat) sehingga memberikan makna sangat cepatnya atau seringnya berlari dan kembali.

 

📚Bada’i at-Tafsir 5/449


Setan bersembunyi, lari, dan kembali ke belakang ketika seorang hamba kembali mengingat Rabbnya.

Kata orang Arab tentang setan,


الشَّيْطَانُ كَالذُّبَابِ، إِذَا ذُبَّ فَآبَ


“Setan itu seperti lalat: jika diusir, kembali lagi.”


🖋️ Berkata Syaikh Al Utsaimin rahimahullah : 


الذي يخنس وينهزم ويولى ويدبر عند ذكر الله _وهو الشيطان.

ولهذا إذا نودي للصلاة أدبر الشيطان له ضراط حتى لا يسمع التأذين، فإذا قضي النداء أقبل حتى إذا ثوب للصلاة أدبر، حتى إذا قضي التثويب أقبل حتى يخطر بين المرء ونفسه، يقول: اذكر كذا، اذكر كذا، لما لم يكن يذكر حتى يظل الرجل لا يدري كم صلى.


al-Khannas adalah yang bersembunyi, memperdaya, menghindar, dan mundur saat dzikir kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, dia adalah setan. Oleh karenanya, jika adzan dikumandangkan, setan lari menjauh terkentut-kentut hingga ia tidak mendengar adzan. Dan ketika adzan selesai, ia datang kembali hingga iqamah dikumandangkan ia lari lagi. Dan ketika iqomah selesai dia datang sehingga dia mengganggu pikiran seseorang, ia mengatakan: Ingatlah ini, ingatlah ini, ketika ia tidak sadar, ia pun akhirnya tidak ingat berapa rakaat ia shalat.


📚 Tafsir Al Utsaimin rahimahullah 14/585.


🖋️ Berkata Imam Ibnu Katsir rahimahullah


{الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ} قَالَ: الشَّيْطَانُ جَاثِمٌ عَلَى قَلْبِ ابْنِ آدَمَ، فَإِذَا سَهَا وَغَفَلَ وَسْوَسَ، فَإِذَا ذَكَرَ اللَّهُ خَنَس. وَكَذَا قَالَ مُجَاهِدٌ، وَقَتَادَةُ.


“Dan telah berkata said bin jubair, dari ibnu abbas maksud kata (al-was_wasi al-khannas) adalah syaitan bercokol di hati cucu adam, maka ketika lupa dan malas maka syaitan membisikan kepadanya maka ketika ia mengingat Allah ia akan bersembunyi, begitu pula perkataan mujahid dan qatadah. 


📚Tafsir Ibnu Kasir 8/511


▪️الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ



“Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.”


Inilah tujuan syaitan yang selalu melakukan upaya menghembuskan bisikan kepada manusia;


 👉🏼Menghiasi kebatilan dengan ucapan indah dan menarik.


👉🏼Membungkus kebenaran dengan kemasan yang buruk.

Sehingga seakan-akan yang batil itu tampak benar dan yang benar itu tampak batil.


Lihatlah bagaimana rayuan manis syaithan yang dihembuskan kepada Nabi Adam dan istrinya. Allah  kisahkan dalam firman-Nya :


فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ 


“Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya, dan syaitan berkata: “Rabb-mu tidak melarangmu untuk mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam al jannah/surga)”. (Al A’raf: 20)


Demikian pula, kisah ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sedang beri’tikaf. Shafiyyah bintu Huyay (salah seorang istri beliau) mengunjunginya di malam hari. Setelah berbincang beberapa saat, maka Rasulullah mengantarkannya pulang ke kediamannya. Namun perjalanan keduanya dilihat oleh dua orang Al Anshar. Kemudian syaithan menghembuskan ke dalam hati keduanya perasaan was-was (curiga). Rasulullah melihat gelagat yang kurang baik dari keduanya. Oleh karena itu Rasulullah segera mengejarnya, seraya bersabda:


عَلَى رِسْلِكُمَا, إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيّ فَقَالاَ: سُبْحَانَ الله يَارَسُولَ الله. فَقَالَ: إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّم, وَإِنِّي خَشِيْتُ أَنْ يُقْذَفَ فِي قُلُوبِكُمَاشَيْئاً, أَوْشَرًّا.


“Tenanglah kalian berdua, dia adalah Shafiyyah bintu Huyay. Mereka berdua berkata: “Maha Suci Allah wahai Rasulullah. Maka Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya syaithan mengalir di tubuh bani Adam sesuai dengan aliran darah, dan aku khawatir dihembuskan kepada kalian sesuatu atau keburukan.” (HR Muslim )


Demikianlah watak syaithan selalu menghembuskan bisikan-bisikan jahat ke dalam hati manusia. Apalagi Allah subhanahu wata’ala dengan segala hikmah-Nya telah menciptakan ‘pendamping’ (dari kalangan jin) bagi setiap manusia, bahkan Rasulullah  juga ada pendampingnya. Sebagimana sabdanya shalallahu ‘alaihi wasallam:


مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاّ َقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِيْنُهُ مِنَ الجِنِّ، قَالُوا: وَإِيَّاكَ يَارَسُولَ الله ؟ قَالَ: وَإِيَّايَ، إِلاَّ أَنَّ الله أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ، فَلاَ يَأْمُرُنِي إِلاَّبِخَيْرٍ.


“Tidaklah salah seorang dari kalian kecuali diberikan seorang pendamping dari kalangan jin, maka para shahabat berkata: Apakah termasuk engkau wahai Rasulullah? Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: Ya, hanya saja Allah telah menolongku darinya, karena ia telah masuk Islam, maka dia tidaklah memerintahkan kepadaku kecuali kebaikan”. (Muslim)



⭕ Makna  مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ 



🖋️ Berkata Asy_syaikh Al Utsaimin rahimahullah : 


أي أن الوساوس تكون من الجن، وتكون من بني آدم، أما وسوسة الجن فظاهر لأنه يجري من ابن آدم مجرى الدم، وأما وسوسة بني آدم فما أكثر الذين يأتون إلى الإنسان يوحون إليه بالشر، ويزينونه في قلبه حتى يأخذ هذا الكلام بلبه وينصرف إليه.



“dari (golongan) jin dan manusia.” Maknanya: Bisikan ini bisa berasal dari jin bisa juga dari anak adam, sedangkan bisikan jin maka ini jelas karena dia mengalir pada anak adam pada aliran darah. Sedangkan bisikan anak adam, maka betapa banyaknya orang-orang yang mendatangi manusia mengajaknya untuk berbuat kejelekkan, mereka menghiasi keburukan itu di dalam hatinya, sampai bisikan itu berdiam di ingatannya lalu ia memikirkannya


📚 Tafsir Al Utsaimin 14/586


Dari ayat terdapat faedah bahwa yang melakukan bisikan ke dalam dada manusia tidak hanya dari golongan jin, bahkan manusia pun bisa sebagai syaithan dengan memberikan bisikan. 


Dan Allah pertegas dalam ayat lain : 


وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّا شَيَٰطِينَ ٱلْإِنسِ وَٱلْجِنِّ يُوحِى بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ ٱلْقَوْلِ غُرُورًا


“Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-t


iap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)” (Al An’am: 112).



➖➖➖➖➖➖ selesai


والحمد لله


✍🏻 Di susun


Abu Hanan As_Suhaily


14 Dzul_qa'dah 1441_5 Juli 2020



Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...