Tampilkan postingan dengan label taqwa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label taqwa. Tampilkan semua postingan

Dan pakaian ketaqwaan itu lebih baik

Dan pakaian ketaqwaan itu lebih baik



Alloh ta’ala berfirman:


﴿وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ﴾ [الأعراف/26].



“Dan pakaian ketaqwaan itu lebih baik”

Al Imam As Sa’diy rohimahulloh berkata: 

“… karena sesungguhnya pakaian taqwa itu lestari bersama sang hamba, tidak lusuh dan tidak binasa. Dan dia itu adalah kecantikan hati dan ruh. Adapun pakaian lahiriyyah, maka paling puncaknya adalah untuk menutup aurot, di suatu waktu, atau menjadi pakaian keindahan bagi manusia, dan tidak ada di belakang itu manfaat darinya.” 

(“Taisirul Karimir Rohman”/hal. 285).

🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Ingin Sukses dalam pencarian yang ada di sisi Allah ?

Al Imam Abu Ja’far Ath Thobariy rohimahulloh berkata: 

“Alloh Yang Mahatinggi penyebutan-Nya menginginkan dengan itu: Dan bertaqwalah kalian wahai manusia pada Alloh, dan takut dan gentarlah kalian pada-Nya, dengan ketaatan pada-Nya terhadap kewajiban-kewajiban yang Dia perintahkan, dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, sehingga Kalian bisa sukses dalam pencarian kalian apa yang ada di sisi Alloh, dan kalian mendapatkan kekekalan di Janah-jannah-Nya, dan lestari di dalam kenikmatan-Nya.” 

(“Jami’ul Bayan”/3/hal. 561).

🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Kedudukan Puasa Romadhon

Kedudukan Puasa Romadhon

Puasa wajib, yaitu puasa Romadhon, memiliki kedudukan-kedudukan yang banyak dan agung, di antaranya adalah:

Pertama: puasa Romadhon adalah termasuk dari rukun Islam

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

«بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، والحج، وصوم رمضان». (أخرجه البخاري (8) ومسلم (16)).

“Islam itu dibangun di atas lima perkara: persaksian tiada sesembahan yang benar selain Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh, menegakkan sholat, membayar zakat, berhaji, dan puasa Romadhon.” 

(HR. Al Bukhoriy (8) dan Muslim (16) dari Ibnu Umar rodhiyallohu ‘anhuma).

Kedua: Puasa itu adalah bagian dari iman kepada Alloh

Dari Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma tentang kisah delegasi Abdul Qois:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «هل تدرون ما الإيمان بالله؟» قالوا: الله ورسوله أعلم. قال: «شهادة أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأن محمدا رسول الله ، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، وصيام رمضان، وتؤتوا من المغانم الخمس».

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tahukah kalian apa itu keimanan pada Alloh?” Mereka menjawab: “Alloh dan Rosul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda: “Persaksian tiada sesembahan yang benar selain Alloh, tiada sekutu bagi-Nya dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh, menegakkan sholat, membayar zakat, puasa Romadhon, dan menyerahkan seperlima dari rampasan perang.” 

(HR. Al Bukhoriy (7266) dan Muslim (125)).

Ketiga: Puasa Romadhon itu lebih utama dan lebih dicintai Alloh dari pada seluruh puasa yang lain

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam yang bersabda:

«أفضل الصلاة بعد الصلاة المكتوبة الصلاة في جوف الليل، وأفضل الصيام بعد شهر رمضان صيام شهر الله المحرم ». (أخرجه مسلم (2813)).

“Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat ditengah malam. Dan puasa yang paling utama setelah puasa bulan Romadhon adalah puasa di bulan Alloh: Muharrom.” 

(HR. Muslim (2813)).

Hadits ini menunjukkan bahwasanya puasa Romadhon itulah yang paling utama, baru kemudian puasa di bulan Muharrom. Puasa Arofah dan Asyuro punya kedudukan yang agung di mana Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

«صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى الله أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى الله أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ ». (أخرجه مسلم (2803)).

“Puasa hari Arofah aku berharap dari Alloh untuk menghapus dosa tahun sebelumnya dan tahun yang sesudahnya. Puasa hari Asyuro aku berharap dari Alloh untuk menghapus dosa tahun sebelumnya.” 

(HR. Muslim (2803)).

Sekalipun demikian maka puasa Romadhon itu lebih utama daripada puasa sunnah semuanya, karena puasa Romadhon itu wajib, dan kewajiban itu lebih dicintai Alloh daripada mustahab (ibadah yang sekedar dianjurkan).

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh yang berkata: 

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

«إن الله قال: من عادى لي وليا فقد آذنته بالحرب. وما تقرب إلي عبدي بشـيء أحب إلي مما افترضت عليه. وما يزال عبدي يتقرب إلي بالنوافل حتى أحبه. فإذا أحببته كنت سمعه الذي يسمع به، وبصره الذي يبصر به، ويده التي يبطش بها، ورجله التي يمشي بها، وإن سألني لأعطينه، ولئن استعاذني لأعيذنه. وما ترددت عن شيء أنا فاعله ترددي عن نفس المؤمن يكره الموت وأنا أكره مساءته».

“Alloh ta’ala berfirman: Barangsiapa memusuhi seorang wali-Ku, maka sungguh Aku mengumumkan peperangan dengannya. Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai daripada apa yang Aku wajibkan terhadapnya. Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri dengan nafilah-nafilah (mustahabbah) sampai Aku mencintainya. Maka jika Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar, penglihatannya yang dengannya dia melihat, tangannya yang dengannya dia merenggut, dan kakinya yang dengannya dia berjalan. Jika dia meminta pada-Ku pastilah Aku akan memberinya. Dan jika dia minta perlindungan pada-Ku, pastilah Aku akan melindunginya. Dan tidaklah Aku ragu terhadap sesuatu yang hendak Kukerjakan sebagaimana keraguan-Ku terjadap jiwa mukmin. Dia benci kematian, dan Aku benci menyakitinya.” 

(HR. Al Bukhoriy (6502)).
05:20
Keempat: Puasa Romadhon menghapus kesalahan-kesalahan

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh yang berkata: 

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

«الصلوات الخمس، والجمعة إلى الجمعة، ورمضان إلى رمضان مكفرات ما بينهن إذا اجتنب الكبائر ».

“Sholat yang lima, dari Jum’at ke Jum’at, dan dari Romadhon ke Romadhon adalah penghapus dosa-dosa di antaranya, jika dosa besar dijauhi.” 

(HR. Muslim (574)).

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh yang berkata: 

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

«رغم أنف رجل ذكرت عنده فلم يصل عليّ ورغم أنف رجل دخل عليه رمضان فانسلخ قبل أن يغفر له ورغم أنف رجل أدرك عنده أبواه الكبر فلم يدخلاه الجنة».

“Sungguh rugilah orang yang diriku disebutkan di sisinya lalu dia tidak bersholawat untukku. Sungguh rugilah orang yang masuk kepadanya Romadhon lalu Romadhon itu pergi sebelum orang itu diampuni. Dan sungguh rugilah orang yang kedua orang tuanya di sisinya mendapati usia tua lalu keduanya tidak memasukkannya ke dalam Jannah.” 

(HR. Al Imam Ahmad (7451) dan yang lainnya. 

Al Imam Al Wadi’iy rohimahulloh dalam “Ash Shohihul Musnad” (1282) berkata: hadits ini naik ke derajat shohih lighoirih).

Dan dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ».

“Barangsiapa sholat pada malam Al Qodar dengan keimanan dan mencari pahala Alloh, akan diampuni untuknya dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa berpuasa pada bulan Romadhon dengan keimanan dan mencari pahala Alloh, akan diampuni untuknya dosanya yang telah lalu.” 

(HR. Al Bukhoriy (1901) dan Muslim (760)).

Kelima: Puasa adalah perisai dari Neraka

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam yang bersabda:

«يقول الله عز وجل: الصوم لي وأنا أجزى به يدع شهوته وأكله وشربه من أجلي، والصوم جنة، وللصائم فرحتان فرحة حين يفطر وفرحة حين يلقى ربه...» الحديث.

“Alloh عز وجل berfirman: “Puasa itu adalah untuk-Ku, dan Aku yang akan membalas dengannya. Dia meninggalkan syahwatnya, makannya dan minumnya untuk diri-Ku. Dan puasa itu adalah tameng. Dan orang yang berpuasa itu punya dua kegembiraan. Kegembiraan ketika berbuka puasa, dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Robbnya, …” al hadits. 

(HR. Al Bukhoriy (7492) dan Muslim (1151)).

Dan termasuk dalam bab ini adalah hadits yang telah lewat dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam yang bersabda:

ولله عتقاء من النار وذلك كل ليلة».

“Dan Alloh memiliki orang-orang yang dimerdekakan dari Neraka. Dan yang demikian itu terjadi setiap malam.” 

(HR. At Tirmidziy (682), Ibnu Majah (1331) dan yang lainnya dengan sanad yang shohih).

Keenam: Kegembiraan orang yang berpuasa

Dan telah lewat hadits dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam yang bersabda:

«يقول الله عز وجل: الصوم لي وأنا أجزى به يدع شهوته وأكله وشربه من أجلى، والصوم جنة، وللصائم فرحتان فرحة حين يفطر وفرحة حين يلقى ربه...» الحديث.

“Alloh عز وجل berfirman: 

“Puasa itu adalah untuk-Ku, dan Aku yang akan membalas dengannya. Dia meninggalkan syahwatnya, makannya dan minumnya untuk diri-Ku. Dan puasa itu adalah tameng. Dan orang yang berpuasa itu punya dua kegembiraan. Kegembiraan ketika berbuka puasa, dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Robbnya, …” al hadits. 

(HR. Al Bukhoriy (7492) dan Muslim (1151)).

Ketujuh: Aroma mulut orang yang puasa lebih harum di sisi Alloh daripada misik

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam yang bersabda:

«كل عمل ابن آدم يضاعف الحسنة عشرة أمثالها إلا سبعمائة ضعف. قال الله عز وجل: إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به، يدع شهوته وطعامه من أجلي، للصائم فرحتان فرحة عند فطره وفرحة عند لقاء ربه ولخلوف فيه أطيب عند الله من ريح المسك».

“Seluruh amalan anak Adam dilipatkan kebaikannya dengan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat. Alloh berfirman: “Kecuali puasa, karena dia itu adalah untuk-Ku, dan Aku yang akan membalas dengannya. Dia meninggalkan syahwatnya, makannya dan minumnya untuk diri-Ku. Dan puasa itu adalah tameng. Dan orang yang berpuasa itu punya dua kegembiraan. Kegembiraan ketika berbuka puasa, dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Robbnya, dan benar-benar bau mulut orang yang puasa itu lebih harum di sisi Alloh daripada misik.” 

(HR. Al Bukhoriy (1954) dan Muslim (1151)).

Kedelapan: Puasa Romadhon itu lebih agung pahalanya daripada puasa yang lain

Alloh ta’ala berfirman:

﴿إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ الله كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ الله لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا﴾ [الأحزاب/35].

“Sesungguhnya pria dan wanita yang muslim, pria dan wanita yang mukmin, pria dan wanita yang taat dalam ketenangan, pria dan wanita yang jujur, pria dan wanita yang sabar, pria dan wanita yang khusyu’, pria dan wanita yang bershodaqoh, pria dan wanita yang berpuasa, pria dan wanita yang menjaga kemaluan, pria dan wanita yang banyak mengingat Alloh, Alloh telah menyiapkan untuk mereka ampunan dan pahala yang agung.”

Dan telah lewat hadits Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam yang bersabda:

«كل عمل ابن آدم يضاعف الحسنة عشرة أمثالها إلا سبعمائة ضعف. قال الله عز وجل: إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به». الحديث.

“Seluruh amalan anak Adam dilipatkan kebaikannya dengan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat. Alloh berfirman: “Kecuali puasa, karena dia itu adalah untuk-Ku, dan Aku yang akan membalas dengannya...” 

(HR. Al Bukhoriy (1954) dan Muslim (1151)).

Ini adalah keadaan orang-orang yang berpuasa secara umum. Dan kita telah tahu bahwasanya puasa Romadhon itu lebih dicintai Alloh daripada puasa yang lain, maka pahalanya lebih besar.

Kesembilan: Pintu Royyan

Dari Sahl rodhiyallohu ‘anh dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam yang bersabda:

«إن فى الجنة بابا يقال له الريان، يدخل منه الصائمون يوم القيامة، لا يدخل منه أحد غيرهم يقال: أين الصائمون؟ فيقومون، لا يدخل منه أحد غيرهم، فإذا دخلوا أغلق، فلم يدخل منه أحد».

“Sesungguhnya di Jannah ada satu pintu yang dinamakan sebagai Ar Royyan. Masuk darinya orang-orang yang berpuasa di hari Kiamat, tidak masuk dari pintu itu seorangpun selain mereka. Dikatakan: “Manakah orang-orang yang berpuasa?” lalu mereka berdiri, tidak masuk dari pintu itu seorangpun selain mereka. jika mereka telah masuk, pintu itu ditutup, maka tidak masuk dari pintu itu seorangpun.” 

(HR. Al Bukhoriy (1896) dan Muslim (1152)).

Kesepuluh: masuk Jannah

Jika mereka telah masuk pintu Royyan, tidak diragukan bahwasanya mereka adalah penduduk Jannah. 

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh yang berkata:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «من آمن بالله وبرسوله وأقام الصلاة وصام رمضان، كان حقا على الله أن يدخله الجنة جاهد فى سبيل الله، أو جلس فى أرضه التي ولد فيها». الحديث.

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa beriman pada Alloh dan Rosul-Nya, menegakkan sholat dan berpuasa Romadhon, menjadi kewajiban atas Alloh untuk memasukkannya ke dalam Jannah, baik dia itu berjihad di jalan Alloh ataukah duduk di negrinya yang dia dilahirkan di situ.” Al hadits. 

(HR. Al Bukhoriy (2790)).

Kesebelas: Puasa memiliki kekhususan yang tidak ada pada ibadah yang lain

Dari Abu Umamah rodhiyallohu ‘anh bahwasanya Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

«عليك بالصوم فإّنه لا مثل له...» الحديث

“Banyaklah berpuasa, karena sesungguhnya tiada yang semisal dengannya,…” 

(HR. Ahmad (22141) dan dishohihkan oleh Al Imam Al Wadi’iy rohimahulloh dalam “Ash Shohihul Musnad” (488)).

Al ‘Allamah Munawiy rohimahulloh dalam syaroh hadits itu berkata:

“… dikarena di dalam puasa itu ada penahanan diri dari memenuhi seruan syahwat dan hawa nafsu.” 

(“Faidhul Qodir” /4/hal. 437).

Kedua belas: mencapai derajat taqwa

Alloh ta’ala berfirman:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ ك
َمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ﴾ [البقرة/183]

“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa.”

Al Imam Al Baghowiy rohimahulloh berkata dalam tafsir ayat ini: 

“Yaitu dengan puasa, karena puasa itu penghubung menuju kepada ketaqwaan, dikarena di dalamnya ada penundukan hawa nafsu dan pemotongan syahwat-syahwat.” 

(“Ma’alimut Tanzil”/hal. 89/Dar Ibni Hazm).

Apa itu taqwa? Al Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: 

“Karena sesungguhnya hakikat taqwa adalah mengerjakan apa yang diperintahkan, dan meninggalkan apa yang dilarang.” 

(“Idatush Shobirin”/hal. 31).

Abu Bakr Al Qostholaniy rohimahulloh berkata tentang hakikat taqwa: 

“Dia itu adalah penjagaan diri dari kesyirikan dan amalan-amalan yang jelek, dan membiasakan diri untuk mengerjakan amalan-amalan sholihah.”

(“Irsyadus Sari”/1/hal. 89).

(“Nashihatun Mu’ajjalah Li Man Shoma Romadhon Wa Tarokash Sholatal Maktubah” | “Empat Puluh Tiga Kerugian Jika Sholat Wajib Ditinggalkan” | Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Indonesiy Semoga Alloh memaafkannya )


Telegram: @fawaaidassunnah 
https://t.me/fawaaidassunnah

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...