BAROMETER KEBENARAN
Kebenaran mesti ada standarnya, mesti ada patokannya, kalau
tidak semua orang bakal berbicara, menilai dan bertindak sekehendaknya.
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
َْูู ُูุนْุทَู ุงَّููุงุณُ ุจِุฏَุนَْูุงُูู
ْ
ูุงَุฏَّุนَู َูุงุณٌ ุฏِู
َุงุกَ ุฑِุฌَุงٍู َูุฃَู
َْูุงَُููู
_ْ“Seandainya manusia diberi dengan pengakuan-pengakuan
mereka, tentulah setiap orang akan mengklaim darah suatu kaum dan harta-harta
mereka.”_ (HR. Bukhory-Muslim dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallohu ‘Anhu)
Alloh telah menunjukkan mana jalan yang lurus lagi benar
yang tidak boleh diselisihi:
ุงุชَّุจِุนُูุง ู
َุง ุฃُْูุฒَِู ุฅَُِْูููู
ْ
ู
ِْู ุฑَุจُِّูู
ْ
_“Ikutilah apa yang telah diturunkan oleh Robb kalian”_ (QS
Al-A’raf 3)
Alloh Ta’ala berfirman:
َูุฃَْูุฒََู ุงَُّููู ุนَََْููู
ุงِْููุชَุงุจَ َูุงْูุญِْูู
َุฉَ َูุนََّูู
ََู ู
َุงَูู
ْ ุชَُْูู ุชَุนَْูู
ُ ََููุงَู َูุถُْู
ุงَِّููู ุนَََْููู ุนَุธِูู
ًุง
_“Alloh telah menurunkan kepadamu wahai Muhammad, Al-Kitab
(al-Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah), serta telah mengajarkan kepadamu apa
yang belum kamu ketahui. Karunia yang Alloh limpahkan kepadamu itu sangat
besar”._ (QS An-Nisa’ 113)
Dia Subhanahu wa Ta’ala juga mengatakan:
َูุฅََِّูู َูุชَْูุฏِู ุฅَِูู ุตِุฑَุงุทٍ
ู
ُุณْุชَِููู
_“Sesungguhnya engkau wahai Muhammad adalah petunjuk kepada
jalan yang lurus”_ (QS Asy-Syuro 52)
Alloh mengatakan:
َูู
َْู ُูุดَุงِِูู ุงูุฑَّุณَُูู ู
ِْู
ุจَุนْุฏِ ู
َุง ุชَุจَََّูู َُูู ุงُْููุฏَู ََููุชَّุจِุนْ ุบَْูุฑَ ุณَุจِِูู ุงْูู
ُุคْู
َِِููู
َُِِّูููู ู
َุง ุชَََّููู َُููุตِِْูู ุฌَََّููู
َ َูุณَุงุกَุชْ ู
َุตِูุฑًุง
_“Barangsiapa yang menentang rosul (Muhammad) setelah datang
petunjuk kepadanya, serta mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman, maka
kami biarkan kemana dia berpaling kemudian kami masukkan dia ke dalam neraka
jahannam, danitu adalah sejelek-jelek tempat kembali”._ (QS An-Nisa’ 115)
Jelaslah sudah bahwa patokan kebenaran adalah: “Ilmu di atas
Al-Quran, As-Sunnah di atas pemahaman As-Salafush Sholih.”
Karena itulah Alloh menjanjikan kebahagiaan bagi orang yang
berjalan dengan patokan itu:
َูุงูุณَّุงุจَُِููู ุงْูุฃَََُّูููู ู
َِู
ุงْูู
َُูุงุฌِุฑَِูู َูุงْูุฃَْูุตَุงุฑِ َูุงَّูุฐَِูู ุงุชَّุจَุนُُููู
ْ ุจِุฅِุญْุณَุงٍู ุฑَุถَِู
ุงَُّููู ุนَُْููู
ْ َูุฑَุถُูุง ุนَُْูู َูุฃَุนَุฏَّ َُููู
ْ ุฌََّูุงุชٍ ุชَุฌْุฑِู ุชَุญْุชََูุง
ุงْูุฃََْููุงุฑُ ุฎَุงِูุฏَِูู َِูููุง ุฃَุจَุฏًุง ุฐََِูู ุงَْْูููุฒُ ุงْูุนَุธِูู
ُ
_“Orang-orang terdahulu yang pertama-tama masuk Islam dari
kalangan Muhajirin dan Anshor, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan
baik, Alloh meridhoi mereka dan mereka pun ridho kepada Alloh. Dan Dia telah
menyiapkan bagi mereka surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.
Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, itulah kemenangan yang agung”._ (QS
At-Taubah Ayat 100)
Kebenaran itu didapatkan dengan dipelajari kepada sumbernya,
orang-orang yang mengkaitkan dirinya dengan patokan tersebut, bukan orang-orang
yang hanyut dengan perasaannya dan merasa kagum dengan akal-akalannya.
Bersambung..... (ke
bagian 10) in sya Alloh
_*ANAK SHOLEH TABUNGAN AKHIRAT*_
Pada asalnya seorang anak adalah sebuah nikmat, anugrah dan
karunia dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Dia berfirman:
َูุงُููู ุฌَุนََู َُููู
ْ ู
ِْู
ุฃَُْููุณُِูู
ْ ุฃَุฒَْูุงุฌًุง َูุฌَุนََู َُููู
ْ ู
ِْู ุฃَุฒَْูุงุฌُِูู
ْ ุจََِููู َูุญََูุฏَุฉً
_“Alloh menjadikan bagi kalian pasangan dari jenis kalian
sendiri, serta menjadikan bagimu anak dan cucu dari pasanganmu itu”._ (QS
An-Nahl 72)
Alloh berfirman:
﴿ََููุจُ ِูู
َْู َูุดَุงุกُ
ุฅَِูุงุซًุง َََูููุจُ ِูู
َْู َูุดَุงุกُ ุงูุฐُُّููุฑ﴾ [ุงูุดูุฑู : 49]
_“Dia memberikan anak perempuan kepada yang Dia kehendaki
dan memberikan anak laki-lak kepada yang dia kehendaki”._ (QS Asy-Syuro 49)
Di sisi lain, keberadaan seorang anak adalah cobaan yang
Alloh ciptakan bagi kedua orang tuaya.
Alloh berfirman:
ุฅَِّูู
َุง ุฃَู
َْูุงُُููู
ْ
َูุฃََْููุงุฏُُูู
ْ ِูุชَْูุฉٌ َูุงُููู ุนِْูุฏَُู ุฃَุฌْุฑٌ ุนَุธِูู
_“Harta-harta dan anak-anak kalian hanyalah ujian bagi
kalian. Dan Alloh hanya di sisi-Nyalah balasan yang agung”_ (QS At-Taghobun
Ayat 15)
Pada ayat yang mulia ini Alloh memerintahkan manusia untuk
mengetahui bahwa harta-harta dan anak-anak mereka adalah cobaan yang dengannya
mereka akan diuji. Akankah harta dan anak menjadi sebab jatuhnya mereka ke
dalam perkara yang tidak Alloh ridhoi? Sebagaimana Alloh juga menyebutkan
pasangan-pasangan hidup merupakan fitnah di tempat-tempat yang lain di dalam
Al-Qur’an. _*[13]*_
Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan bahwa sebagian anak
bakal menjadi musuh bagi orang tuanya.
.َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขَู
َُููุง ุฅَِّู
ู
ِْู ุฃَุฒَْูุงุฌُِูู
ْ َูุฃََْููุงุฏُِูู
ْ ุนَุฏًُّูุง َُููู
ْ َูุงุญْุฐَุฑُُููู
ْ َูุฅِْู
ุชَุนُْููุง َูุชَุตَْูุญُูุง َูุชَุบِْูุฑُูุง َูุฅَِّู ุงَููู ุบَُููุฑٌ ุฑَุญِูู
ٌ
_‘Wahai orang-orang yang beriman. Sesungguhnya diantara pasangan
hidup dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi kalian. Maka
berhati-hatilah kalian terhadap mereka. Apabila kalian memaafkan, menyantuni
dan mengampuni mereka maka sungguh Alloh adalah Al-Ghofuur (Dzat Yang Maha
Pengampun) dan Ar-Rohiim (Dzat Yang Maha Pemberi Rahmat)”_ (QS AT-Taghobun Ayat
14)
Imam Al-Qurthuby Rahimahulloh dalam tafsirnya menyebutkan
bahwa tidak ada perselisihan di kalangan ulama terdahulu bahwa ayat ini turun
kepada sekolompok orang yang baru masuk Islam namun mereka terlambat hijroh ke
Madinah akibat halangan dari anak-anak mereka. Kisah turunnya ayat ini diawali
ketika sekompok orang-orang Makkah yang baru masuk Islam ingin mengunjungi
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam. Akan tetapi istri-istri dan anak-anak
mereka tidak mau membiarkan mereka mendatangi beliau Shollallohu ‘Alaihi wa
Sallam. Maka ketika mereka sampai kepada Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa
Sallam, melihat orang-orang dan memahami agama mereka, mereka pun berkeinginan
untuk (kembali) menghukum istri-istri dan anak-anak mereka. Maka turunlah ayat
tersebut (HR Tirmidzi dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallohu ‘Anhu, dihasankan Syaikh
Al-Albany)
_*Adapun anak yang sholeh maka dia adalah penyejuk mata
kedua orang tuanya di dunia dan di akhirat.*_
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ุฅَِّู ุงَููู ุนَุฒَّ َูุฌََّู ََููุฑَْูุนُ
ุงูุฏَّุฑَุฌَุฉَ ِْููุนَุจْุฏِ ุงูุตَّุงِูุญِ ِูู ุงْูุฌََّูุฉِ ََُُููููู َูุง ุฑَุจِّ ุฃََّูู ِูู
َูุฐِِู ََُُููููู ุจِุงุณْุชِุบَْูุงุฑِ ََููุฏَِู ََูู
_“Sungguh Alloh ‘Azza wa Jalla akan mengangkat derajat
seorang yang sholeh di surga. Maka dia berkata: “Wahai Robb, bagaimana bisa aku
memperoleh (kedudukan) ini?”. Maka Alloh berkata: “Karena permintaan ampun
anakmu untukmu”_ (HR Ahmad dari Abu Hurairoh, sanadnya Hasan)
Seorang hamba apabila meninggal maka dia akan terputus dari
amalannya, kecuali jika amal tersebut tetap ada dan berlanjut setelah
meninggalnya. Sementara keberadaan anak di dunia ini adalah disebabkan adanya
usaha dari kedua orang tuanya.
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
ุฃุทูุจ ู
ุง ุฃููุชู
ู
ู ูุณุจูู
ูุฅู ุฃููุงุฏูู
ู
ู
ูุณุจูู
_“Sebaik-baik apa yang kalian makan adalah dari usaha
kalian. Sesungguhnya ana-anak kalian adalah termasuk usaha kalian”._ (HR Ibnu
Majah dari ‘Aisyah, dishohihkan Syaikh Al-Albany)
Karena itulah Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam
mengatakan:
ุฅِุฐَุง ู
َุงุชَ ุงูุฅِْูุณَุงُู ุงَْููุทَุนَ
ุนَُْูู ุนَู
َُُูู ุฅِูุงَّ ู
ِْู ุซَูุงَุซَุฉٍ ุฅِูุงَّ ู
ِْู ุตَุฏََูุฉٍ ุฌَุงุฑَِูุฉٍ ุฃَْู
ุนِْูู
ٍ ُْููุชََูุนُ ุจِِู ุฃَْู ََููุฏٍ ุตَุงِูุญٍ َูุฏْุนُู َูู
_“Apabila seorang manusia meninggal maka amalannya akan
terputus kecuali dari tiga perkara: sedekahnya yang terus berjalan (yang masih
dimanfaatkan setelah meninggalnya), ilmu yang dimanfaatkan dan anak sholih yang
mendo’akannya”._ (HR Muslim dari Abu Hurairoh Rodhiyallohu ‘Anhu)
_*Maka dari itu bersemangatlah wahai para orang tua untuk
mendidik anaknya menjadi anak yang sholih dan menyokong mereka untuk itu.
Sungguh ini adalah usaha yang paling berprospek dan paling menguntungkan bagi
kalian.*_
ุณุจุญูู ูุจุญู
ุฏู ูุง ุฅูู ุฅูุง ุฃูุช ุฃุณุชุบูุฑู
ูุฃุชูุจ ุฅููู
_____________
Catatan kaki:
_*[13]*_ Lihat Tafsir Adhwa’ul Bayan fi Iidhohil Qur’an bil
Qur’an/ Imam Asy-Syinqithi Rahimahulloh
~ Selesai ~
๐ _*Faedah ✍๐ผ
oleh :*_
Ustadz Abu Ja'far bin Dasril Al Minangkabawiy
-hafidzhohulloh-