Tampilkan postingan dengan label Al Imam As Sa’diy. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Al Imam As Sa’diy. Tampilkan semua postingan

'Cukuplah sebagai keburukan pada seseorang bahwa dia menghina saudaranya sesama Muslim'."

๐Ÿ“Œ Allah Ta'ala berfirman,

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain, (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita yang (mengolok-olokkan)."

๐Ÿ’ก Berkata Al 'Allamah Abdurrahman As Sa'di Rahimahullaah;

"Sebab, penghinaan itu hanya dilakukan oleh orang yang hatinya dipenuhi akhlak-akhlak tidak baik dan tercela, jauh dari akhlak-akhlak yang baik, karena itulah Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

ุจุญุณุจ ุงู…ุฑุฆ ู…ู† ุงู„ุดุฑ ، ุฃู† ูŠุญู‚ุฑ ุฃุฎุงู‡ ุงู„ู…ุณู„ู…

'Cukuplah sebagai keburukan pada seseorang bahwa dia menghina saudaranya sesama Muslim'."

๐Ÿ“š Taisir al-Kariim ar-Rahmaan (1/801)

๐Ÿ“– ู‚ู€ุงู„ ุงู„ู„ู‡ ๏ทป :

﴿ ูŠู€ุง ุฃูŠู‡ู€ุง ุงู„ู€ุฐูŠู† ุขู…ู†ู€ูˆุง ู„ุง ูŠู€ุณุฎุฑ ู‚ู€ูˆู… ู…ู€ู† ู‚ู€ูˆู… ุนู€ุณู‰ ุฃู† ูŠูƒู€ูˆู†ูˆุง ุฎู€ูŠุฑุง ู…ู€ู†ู‡ู… ูˆู„ุง ู†ู€ุณุงุก ู…ู€ู† ู†ู€ุณุงุก ุนุณู€ู‰ ุฃู† ูŠู€ูƒู† ุฎู€ูŠุฑุง ู…ู†ู€ู‡ู† ﴾


❁ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€❁

๐Ÿ“Œ ู‚ุงู„ ุงู„ุนู„ุงู…ุฉ ุนุจุฏ ุงู„ุฑุญู…ٰู† ุงู„ุณุนุฏูŠ :

☜ ุฅู† ุงู„ุณุฎุฑูŠุฉ ู„ุง ุชู‚ุน ุฅู„ุง ู…ู† ู‚ู„ุจ ู…ู…ุชู„ุฆ ู…ู† ู…ุณุงูˆุฆ ุงู„ุฃุฎู„ุงู‚ ู…ุชุญู„ ุจูƒู„ ุฎู„ู‚ ุฐู…ูŠู… ، ูˆู„ู‡ุฐุง ู‚ุงู„ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… : ุจุญุณุจ ุงู…ุฑุฆ ู…ู† ุงู„ุดุฑ ، ุฃู† ูŠุญู‚ุฑ ุฃุฎุงู‡ ุงู„ู…ุณู„ู… .

๐Ÿ“š ุฃู†ู€ู€ู€ู€ู€⇓ู€ู€ู€ู€ุธู€ู€ู€ู€ู€⇓ู€ู€ู€ู€ู€ุฑ
๐Ÿ” ุชูŠุณูŠุฑ ุงู„ูƒุฑูŠู… ุงู„ุฑุญู…ٰู† (ูจู ูก/ูก)

❁ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€❁

Maros, 3 Rabi'ul Akhir 1438H

๐ŸŒพ ู…ู† ู…ุฌู…ูˆุนุฉ ู†ุตูŠุญุฉ ู„ู„ู†ุณุงุก ๐ŸŒพ

Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM


๐Ÿ…น๐Ÿ…พ๐Ÿ…ธ๐Ÿ…ฝ ๐Ÿ…ฒ๐Ÿ…ท๐Ÿ…ฐ๐Ÿ…ฝ๐Ÿ…ฝ๐Ÿ…ด๐Ÿ…ป ๐Ÿ†ƒ๐Ÿ…ด๐Ÿ…ป๐Ÿ…ด๐Ÿ…ถ๐Ÿ†๐Ÿ…ฐ๐Ÿ…ผ 
๐Ÿ“ก https://t.me/fawaaidassunnah

'Hanyalah kesenangan sementara

๐Ÿ“ Allah _Ta'ala_ berfirman;

_"Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir yang bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara. Kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya."_ 
(Ali 'Imran: 196-197)

๐Ÿ’กBerkata Al 'Allamah As Sa'di _Rahimahullaah_;

"Maksud ayat ini adalah sebagai hiburan bagi Nabi Muhammad _Shallallaahu 'alaihi wa Sallam_ tentang apa yang dirasakan oleh orang-orang yang kafir berupa perhiasan dunia dan kenikmatan mereka di dalamnya, pulang perginya mereka di seluruh negeri dengan berbagai perdagangan, mata pencaharian, kesenangan, berbagai macam kemuliaan dan kemenangan pada sebagian kesempatan.

Sesungguhnya ini semua _'Hanyalah kesenangan sementara'_ yang tidak akan tetap dan tidak akan kekal. *Akan tetapi mereka menikmatinya sebentar lalu akan disiksa karenanya selamanya."*

๐Ÿ“š Taisir Al-Karim Ar-Rahman hal. 144


๐Ÿ“ ู‚ุงู„ ุชุนุงู„ู‰ :
ู„َุง ูŠَุบُุฑَّู†َّูƒَ ุชَู‚َู„ُّุจُ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูƒَูَุฑُูˆุง ูِูŠ ุงู„ْุจِู„َุงุฏِ * ู…َุชَุงุนٌ ู‚َู„ِูŠู„ٌ ุซُู…َّ ู…َุฃْูˆَุงู‡ُู…ْ ุฌَู‡َู†َّู…ُ ูˆَุจِุฆْุณَ ุงู„ْู…ِู‡َุงุฏُ {197-196} ุงู„ ุนู…ุฑุงู†

▪ูˆู‚ุงู„ ุงู„ุนู„ุงู…ุฉ ุงุจู† ุงู„ุณุนุฏูŠ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ :

✍๐Ÿป ู‡ุฐู‡ ุงู„ุขูŠุฉ ุงู„ู…ู‚ุตูˆุฏ ู…ู†ู‡ุง ุงู„ุชุณู„ูŠุฉ ุนู…ุง ูŠุญุตู„ ู„ู„ุฐูŠู† ูƒูุฑูˆุง ู…ู† ู…ุชุงุน ุงู„ุฏู†ูŠุง، ูˆุชู†ุนู…ู‡ู… ููŠู‡ุง، ูˆุชู‚ู„ุจู‡ู… ููŠ ุงู„ุจู„ุงุฏ ุจุฃู†ูˆุงุน ุงู„ุชุฌุงุฑุงุช ูˆุงู„ู…ูƒุงุณุจ ูˆุงู„ู„ุฐุงุช، ูˆุฃู†ูˆุงุน ุงู„ุนุฒ، ูˆุงู„ุบู„ุจุฉ ููŠ ุจุนุถ ุงู„ุฃูˆู‚ุงุช

๐Ÿ‘Œ๐Ÿปูุฅู† ู‡ุฐุง ูƒู„ู‡ { ู…ุชุงุน ู‚ู„ูŠู„ } ู„ูŠุณ ู„ู‡ ุซุจูˆุช ูˆู„ุง ุจู‚ุงุก، ุจู„ ูŠุชู…ุชุนูˆู† ุจู‡ ู‚ู„ูŠู„ุง، ูˆูŠุนุฐุจูˆู† ุนู„ูŠู‡ ุทูˆูŠู„ุง

๐Ÿ“ ุชูŠุณูŠุฑ ุงู„ูƒุฑูŠู… ุงู„ุฑุญู…ٰู† ุตูกูคูค

════════ ❁✿❁ ════════

ู„ู„ุงุดุชุฑุงูƒ ููŠ ู‚ู†ุงุฉ ุงู„ุณู†ุฉ ุงู„ุณู„ููŠุฉ
https://t.me/asimseed
ุฌุฒู‰ ุงู„ู„ู‡ ุฎูŠุฑุงً ู…ู† ู‚ุฑุฃู‡ุง ูˆุณุงุนุฏู†ุง ุนู„ู‰ ู†ุดุฑู‡ุง




Maros, 27 Rabi'ul Awwal 1438H

๐ŸŒพ *ู…ู† ู…ุฌู…ูˆุนุฉ ู†ุตูŠุญุฉ ู„ู„ู†ุณุงุก* ๐ŸŒพ

Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM


๐Ÿ…น๐Ÿ…พ๐Ÿ…ธ๐Ÿ…ฝ ๐Ÿ…ฒ๐Ÿ…ท๐Ÿ…ฐ๐Ÿ…ฝ๐Ÿ…ฝ๐Ÿ…ด๐Ÿ…ป ๐Ÿ†ƒ๐Ÿ…ด๐Ÿ…ป๐Ÿ…ด๐Ÿ…ถ๐Ÿ†๐Ÿ…ฐ๐Ÿ…ผ 
๐Ÿ“ก https://t.me/fawaaidassunnah

Salah satu wujud bentuk mensyukuri nikmat Alloh

๐Ÿ’Ž *SALAH SATU WUJUD BENTUK MENSYUKURI NIKMAT ALLOH*

 

Alloh Ta'ala berkata:

 

*๏ปญَ๏ปฃَ๏บŽ ๏บ‘ِ๏ปœُ๏ปข ๏ปฃِّ๏ปฆ ๏ปงِّ๏ปŒْ๏ปคَ๏บ”ٍ ๏ป“َ๏ปคِ๏ปฆَ ๏บ๏ปŸ๏ป َّ๏ปช*ِ ۖ ๏บ›ُ๏ปขَّ ๏บ‡ِ๏บซَ๏บ ๏ปฃَ๏บดَّ๏ปœُ๏ปขُ ๏บ๏ปŸ๏ป€ُّ๏บฎُّ ๏ป“َ๏บˆِ๏ปŸَ๏ปดْ๏ปชِ ๏บ—َ๏บ ْ๏บ„َ๏บญُ๏ปญ๏ปฅَ ‏(ุงู„ู†ุญู„: ูฅูฃ)

 

_"Dan *apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)*, dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan."_ (An Nahl: 53)

 

Alloh Ta'ala berfirman:

 

*ูˆَุฃَู…َّุง ุจِู†ِุนْู…َุฉِ ุฑَุจِّูƒَ ูَุญَุฏِّุซ*

_*ْ"Dan terhadap nikmat Robb-mu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dgn bersyukur)."*_ (Adh Dhuha:11)

 

Beberapa pendapat ulama mengenai ayat di atas (Adh Dhuha: 11 -edt).

 

Dari Abu Nadhroh -rohimahulloh-, ia berkata,

 

ูƒุงู† ุงู„ู…ุณู„ู…ูˆู† ูŠุฑูˆู† ุฃู† ู…ู† ุดูƒุฑ ุงู„ู†ุนู… ุฃู† ูŠุญุฏّุซ ุจู‡ุง

 

_*“Dahulu kaum muslimin menganggap dinamakan mensyukuri nikmat adalah dengan seseorang menyiarkan (menampakkan) nikmat tersebut.”*_

(๐Ÿ“š Diriwayatkan oleh Ath Thobari dalam kitab tafsirnya, Jaami’ Al Bayaan ‘an Ta’wili Ayyil Qur’an 24: 491).

 

Al Hasan bin ‘Ali bin Abi Tholib -rodhiyallohu 'anhuma- berkata mengenai ayat di atas,

 

ู…ุง ุนู…ู„ุช ู…ู† ุฎูŠุฑ ูَุญَุฏุซ ุฅุฎูˆุงู†ูƒ

_*“Kebaikan apa saja yang kalian perbuat,maka siarkanlah pada saudara kalian.”*_ Disebutkan oleh Ibnu Katsir, dari Laits, dari seseorang, dari Al Hasan bin ‘Ali

(๐Ÿ“š Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 387).

 

*Tentu saja nikmat atau kebaikan yg disampaikan pada orang lain itu jika padanya mengandung maslahat, bukan dalam rangka menyombongkan diri dan pamer atau ingin cari muka (cari pujian, alias “riya’ “)* -na'udzubillaahi min dzaalik-.

 

Lihat perkataan Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di -rohimahulloh- di dalam kitab tafsirnya,

 _*“Yang dimaksud dalam ayat tersebut mencakup nikmat din (akhirat) maupun nikmat dunia. Adapun “fahaddits” bermakna “pujilah Alloh atas nikmat tersebut”. 

Bentuk syukur di sini adalah dengan lisan dan disebut khusus dalam ayat, dibolehkan jika memang mengandung maslahat. Namun boleh juga penampakkan nikmat ini secara umum (tidak hanya dengan lisan). 

Karena menyebut-nyebut nikmat Allah adalah tanda seseorang bersyukur. Perbuatan semacam ini membuat hati seseorang semakin cinta pada pemberi nikmat (yaitu Alloh Ta’ala). 

Itulah tabiat hati yang selalu mencintai orang yang berbuat baik padanya.”*_

(๐Ÿ“š Taisir Al Karimir Rohman, 928)


๐Ÿ…น๐Ÿ…พ๐Ÿ…ธ๐Ÿ…ฝ ๐Ÿ…ฒ๐Ÿ…ท๐Ÿ…ฐ๐Ÿ…ฝ๐Ÿ…ฝ๐Ÿ…ด๐Ÿ…ป ๐Ÿ†ƒ๐Ÿ…ด๐Ÿ…ป๐Ÿ…ด๐Ÿ…ถ๐Ÿ†๐Ÿ…ฐ๐Ÿ…ผ 
๐Ÿ“ก https://t.me/fawaaidassunnah

Rizki yang diberikan Allah kepada orang yang dicintainya

๐Ÿ’ก Berkata Al 'Allamah Assa'di _Rahimahullaahu Ta'ala_;

"Rizki duniawi diperoleh oleh orang Mukmin maupun orang kafir, adapun *rizki hati seperti ilmu, iman, kecintaan kepada Allah, takut kepada-Nya, mengharapkan-Nya, dan semacamnya, maka tidaklah diberikan kecuali kepada orang yang dicintai Allah."*

๐Ÿ“š Tafsir Assa'di: Surah Al Baqarah ayat 212 halaman 95


๐ŸŒŸ ูู€ู€ู€ุงุฆู€ุฏุฉ ๐ŸŒŸ

✍ ู‚ู€ุงู„ ุงู„ู€ุนَู„ّุงู…َู€ุฉ ุงู„ู€ุณุนู€ุฏูŠ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ :

▪ุงู„ู€ุฑุฒู‚ ุงู„ู€ุฏู†ูŠู€ูˆูŠ ูŠุญุตู€ู„ ู„ู„ู€ู…ุคู…ู† ูˆุงู„ู€ูƒู€ุงูู€ุฑ،
ูˆุฃู…ู€ุง ุฑุฒู‚ ุงู„ู€ู‚ู„ู€ูˆุจ ู…ู€ู† ุงู„ุนู„ู€ู… ูˆุงู„ุฅูŠู…ู€ุงู†، ูˆู…ู€ุญุจู€ุฉ ุงู„ู„ู‡ ูˆุฎู€ุดูŠุชู€ู‡ ูˆุฑุฌู€ุงุฆู€ู‡، ูˆู†ู€ุญู€ูˆ ุฐู„ูƒ، ูู€ู„ุง ูŠู€ุนุทูŠู‡ู€ุง ุฅู„ุง ู…ู€ู† ูŠุญู€ุจ .

[ุชูุณูŠุฑ ุงู„ุณุนุฏูŠ : ุณูˆุฑุฉ ุงู„ุจู‚ุฑุฉ(-ูขูกูข ุตู€ูฉูฅ)]

Maros, 24 Rabi'ul Awwal 1438H

๐ŸŒพ *ู…ู† ู…ุฌู…ูˆุนุฉ ู†ุตูŠุญุฉ ู„ู„ู†ุณุงุก* ๐ŸŒพ

Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM

๐Ÿ…น๐Ÿ…พ๐Ÿ…ธ๐Ÿ…ฝ ๐Ÿ…ฒ๐Ÿ…ท๐Ÿ…ฐ๐Ÿ…ฝ๐Ÿ…ฝ๐Ÿ…ด๐Ÿ…ป ๐Ÿ†ƒ๐Ÿ…ด๐Ÿ…ป๐Ÿ…ด๐Ÿ…ถ๐Ÿ†๐Ÿ…ฐ๐Ÿ…ผ 
๐Ÿ“ก https://t.me/fawaaidassunnah

Dan pakaian ketaqwaan itu lebih baik

Dan pakaian ketaqwaan itu lebih baik



Alloh ta’ala berfirman:


﴿ูˆَู„ِุจَุงุณُ ุงู„ุชَّู‚ْูˆَู‰ ุฐَู„ِูƒَ ุฎَูŠْุฑٌ﴾ [ุงู„ุฃุนุฑุงู/26].



“Dan pakaian ketaqwaan itu lebih baik”

Al Imam As Sa’diy rohimahulloh berkata: 

“… karena sesungguhnya pakaian taqwa itu lestari bersama sang hamba, tidak lusuh dan tidak binasa. Dan dia itu adalah kecantikan hati dan ruh. Adapun pakaian lahiriyyah, maka paling puncaknya adalah untuk menutup aurot, di suatu waktu, atau menjadi pakaian keindahan bagi manusia, dan tidak ada di belakang itu manfaat darinya.” 

(“Taisirul Karimir Rohman”/hal. 285).

๐Ÿ…น๐Ÿ…พ๐Ÿ…ธ๐Ÿ…ฝ ๐Ÿ…ฒ๐Ÿ…ท๐Ÿ…ฐ๐Ÿ…ฝ๐Ÿ…ฝ๐Ÿ…ด๐Ÿ…ป ๐Ÿ†ƒ๐Ÿ…ด๐Ÿ…ป๐Ÿ…ด๐Ÿ…ถ๐Ÿ†๐Ÿ…ฐ๐Ÿ…ผ 
๐Ÿ“ก https://t.me/fawaaidassunnah

KEDUDUKAN TAQWA

KEDUDUKAN TAQWA

Ditulis Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Jawiy ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡
-------------------------------------------------

Maka barangsiapa berpuasa Romadhon sebagaimana yang diperintahkan, dia akan mencapai derajat orang-orang yang bertaqwa. Kedudukan taqwa itu banyak, di antaranya adalah:

Pertama: Orang yang bertaqwa akan mendapatkan solusi dan jalan keluar dari setiap masalah

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูˆَู…َู†ْ ูŠَุชَّู‚ِ ุงู„ู„ู‡ ูŠَุฌْุนَู„ْ ู„َู‡ُ ู…َุฎْุฑَุฌًุง * ูˆَูŠَุฑْุฒُู‚ْู‡ُ ู…ِู†ْ ุญَูŠْุซُ ู„َุง ูŠَุญْุชَุณِุจُ﴾ [ุงู„ุทู„ุงู‚: 2، 3].

“Dan barangsiapa bertaqwa pada Alloh, Alloh akan menjadikan untuknya jalan keluar, dan memberinya rizqi dari arah yang tak diduganya.”

Kedua: rizqi dari arah yang tak mereka duga

Sebagaimana dalam ayat terdahulu. Dan Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูˆَู„َูˆْ ุฃَู†َّ ุฃَู‡ْู„َ ุงู„ْู‚ُุฑَู‰ ุขู…َู†ُูˆุง ูˆَุงุชَّู‚َูˆْุง ู„َูَุชَุญْู†َุง ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ุจَุฑَูƒَุงุชٍ ู…ِู†َ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ูˆَุงู„ْุฃَุฑْุถِ ูˆَู„َูƒِู†ْ ูƒَุฐَّุจُูˆุง ูَุฃَุฎَุฐْู†َุงู‡ُู…ْ ุจِู…َุง ูƒَุงู†ُูˆุง ูŠَูƒْุณِุจُูˆู†﴾ [ุงู„ุฃุนุฑุงู/96].

“Seandainya penduduk kota-kota itu mau beriman dan bertaqwa pastilah Kami akan bukakan kepada mereka keberkahan-keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka disebabkan oleh apa yang mereka perbuat.”

Ketiga: permudahan urusan bagi orang yang bertaqwa

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูˆَู…َู†ْ ูŠَุชَّู‚ِ ุงู„ู„ู‡ ูŠَุฌْุนَู„ْ ู„َู‡ُ ู…ِู†ْ ุฃَู…ْุฑِู‡ِ ูŠُุณْุฑًุง﴾ [ุงู„ุทู„ุงู‚: 4]

“Dan barangsiapa bertaqwa kepada Alloh, Dia akan menjadikan untuknya kemudahan dari urusannya.”

Keempat: penghapusan dosa orang yang bertaqwa

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูˆَู…َู†ْ ูŠَุชَّู‚ِ ุงู„ู„ู‡ ูŠُูƒَูِّุฑْ ุนَู†ْู‡ُ ุณَูŠِّุฆَุงุชِู‡ِ ูˆَูŠُุนْุธِู…ْ ู„َู‡ُ ุฃَุฌْุฑًุง﴾ [ุงู„ุทู„ุงู‚: 5]

“Dan barangsiapa bertaqwa pada Alloh, Dia akan menghapus darinya kesalahan-kesalahannya, dan memperbesar pahala untuknya.”

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุฅِู†ْ ุชَุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„ู‡ ูŠَุฌْุนَู„ْ ู„َูƒُู…ْ ูُุฑْู‚َุงู†ًุง ูˆَูŠُูƒَูِّุฑْ ุนَู†ْูƒُู…ْ ุณَูŠِّุฆَุงุชِูƒُู…ْ ูˆَูŠَุบْูِุฑْ ู„َูƒُู…ْ ูˆَุงู„ู„ู‡ ุฐُูˆ ุงู„ْูَุถْู„ِ ุงู„ْุนَุธِูŠู…﴾ [ุงู„ุฃู†ูุงู„/29]

“Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian bertaqwa kepada Alloh, Alloh akan menjadikan untuk kalian pembeda (antara kebenaran dan kebatilan), dan menghapus dari kalian kesalahan kalian. Dan Alloh itu memiliki karunia yang agung.”

Kelima: besarnya pahala orang yang bertaqwa

Sebagaimana dalam ayat terdahulu. Alloh ta’ala juga berfirman:

﴿ูˆَู„َุฃَุฌْุฑُ ุงู„ْุขุฎِุฑَุฉِ ุฎَูŠْุฑٌ ู„ِู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ูˆَูƒَุงู†ُูˆุง ูŠَุชَّู‚ُูˆู†َ﴾ [ูŠูˆุณู/57].

“Dan sungguh pahala Akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan senantiasa bertaqwa.”

Keenam: cepatnya pulihnya kesadaran ketika dibisiki setan

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ุฅِู†َّ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุงุชَّู‚َูˆْุง ุฅِุฐَุง ู…َุณَّู‡ُู…ْ ุทَุงุฆِูٌ ู…ِู†َ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ِ ุชَุฐَูƒَّุฑُูˆุง ูَุฅِุฐَุง ู‡ُู…ْ ู…ُุจْุตِุฑُูˆู†﴾ [ุงู„ุฃุนุฑุงู: 201]

“Sesunggunya orang-orang yang bertaqwa jika terkena dorongan untuk berbuat dosa dari setan, mereka tersadar, maka tiba-tiba mereka bisa melihat.”

Al Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata: 

“Alloh ta’ala mengabarkan tentang orang-orang yang bertaqwa dari para hamba-Nya yang menaati-Nya dalam perkara yang diperintahkan-Nya, dan meninggalkan apa yang dicegah-Nya, bahwasanya mereka itu “jika terkena” yaitu: tertimpa “thoif” –sampai pada ucapan beliau:- di antara ahli tafsir ada yang menafsirkannya dengan “kemarahan”, ada yang menafsirkannya dengan “kesurupan dari setan” dan semisalnya, di antara mereka ada yang menafsirkannya dengan “keinginan untuk berbuat dosa”, di antara mereka ada yang menafsirkannya dengan “berbuat dosa”. 

Firman-Nya: “mereka segera sadar” yaitu: mereka ingat hukuman Alloh dan banyaknya pahalanya, ingat janji dan ancaman-Nya, maka merekapun bertobat dan kembali, memohon perlindungan pada Alloh, dan kembali pada-Nya dalam waktu dekat. “maka tiba-tiba mereka bisa melihat” yaitu: mereka telah lurus kembali, dan sehat kembali dari penyakit yang mereka semula ada di situ.” 

(“Tafsirul Qur’anil ‘Azhim”/3/hal. 534).

Ketujuh: orang yang bertaqwa itu dicintai Alloh

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ุจَู„َู‰ ู…َู†ْ ุฃَูˆْูَู‰ ุจِุนَู‡ْุฏِู‡ِ ูˆَุงุชَّู‚َู‰ ูَุฅِู†َّ ุงู„ู„ู‡ ูŠُุญِุจُّ ุงู„ْู…ُุชَّู‚ِูŠู†﴾ [ุขู„ ุนู…ุฑุงู†/76].

“Justru orang yang memenuhi perjanjiannya dan bertaqwa, maka sesungguhnya Alloh itu mencintai orang-orang yang bertaqwa.”

Kedelapan: sesungguhnya Alloh menyertai orang yang bertaqwa dengan pertolongan-Nya, dukungan-Nya dan penjagaan-Nya

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ุฅِู†َّ ุงู„ู„ู‡ ู…َุนَ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุงุชَّู‚َูˆْุง ูˆَุงู„َّุฐِูŠู†َ ู‡ُู…ْ ู…ُุญْุณِู†ُูˆู†َ﴾ [ุงู„ู†ุญู„/128].

“Sesungguhnya Alloh bersama dengan orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang mereka itu berbuat kebaikan.”
Alloh subhanah berfirman:

﴿ูˆَุฅِู†َّ ุงู„ุธَّุงู„ِู…ِูŠู†َ ุจَุนْุถُู‡ُู…ْ ุฃَูˆْู„ِูŠَุงุกُ ุจَุนْุถٍ ูˆَุงู„ู„ู‡ ูˆَู„ِูŠُّ ุงู„ْู…ُุชَّู‚ِูŠู†َ﴾ [ุงู„ุฌุงุซูŠุฉ/19]

“Dan sesungguhnya orang-orang yang zholim itu sebagiannya adalah wali bagi sebagian yang lain, dan Alloh itu adalah wali bagi orang-orang yang bertaqwa.”

Kesembilan: orang-orang yang bertaqwa itu adalah orang-orang yang dirohmati

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูˆَุฑَุญْู…َุชِูŠ ูˆَุณِุนَุชْ ูƒُู„َّ ุดَูŠْุกٍ ูَุณَุฃَูƒْุชُุจُู‡َุง ู„ِู„َّุฐِูŠู†َ ูŠَุชَّู‚ُูˆู†َ ูˆَูŠُุคْุชُูˆู†َ ุงู„ุฒَّูƒَุงุฉَ ูˆَุงู„َّุฐِูŠู†َ ู‡ُู…ْ ุจِุขูŠَุงุชِู†َุง ูŠُุคْู…ِู†ُูˆู†﴾ [ุงู„ุฃุนุฑุงู/156].

“Dan rohmat-Ku itu meliputi segala sesuatu, dan Aku akan menetapkannya untuk orang-orang yang bertaqwa, membayarkan zakat, dan orang-orang yang mereka itu beriman pada ayat-ayat Kami.”

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูˆَุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„ู‡ ู„َุนَู„َّูƒُู…ْ ุชُุฑْุญَู…ُูˆู†َ﴾ [ุงู„ุญุฌุฑุงุช/10].

“Dan bertaqwalah kalian kepada Alloh agar kalian dirohmati.”

Kesepuluh: orang-orang yang bertaqwa mereka itulah orang-orang yang berakal, yang mengambil manfaat dengan ayat-ayat Alloh

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ุฅِู†َّ ูِูŠ ุงุฎْุชِู„َุงูِ ุงู„ู„َّูŠْู„ِ ูˆَุงู„ู†َّู‡َุงุฑِ ูˆَู…َุง ุฎَู„َู‚َ ุงู„ู„ู‡ ูِูŠ ุงู„ุณَّู…َุงูˆَุงุชِ ูˆَุงู„ْุฃَุฑْุถِ ู„َุขูŠَุงุชٍ ู„ِู‚َูˆْู…ٍ ูŠَุชَّู‚ُูˆู†﴾ [ูŠูˆู†ุณ/6].

“Sesungguhnya di dalam pergantian malam dan siang, dan apa yang Alloh ciptakan di langit dan di bumi benar-benar ada ayat-ayat bagi orang-orang yang bertaqwa.”

Al Imam Asy Syaukaniy rohimahulloh berkata dalam tafsir ayat ini:

“Yaitu: orang-orang yang bertaqwa pada Alloh subhanah dan menjauhi kedurhakaan kepada-Nya. Alloh mengkhususkan mereka dengan ayat-ayat ini karena mereka itulah yang mencurahkan pandangan dan pikiran terhadap makhluq-makhluq Alloh Yang Mahasuci, karena mereka berusaha menghindar dari terjatuh kepada sedikit saja dari perkara yang menyelisihi keinginan Alloh Yang Mahasuci, dan dalam rangka memperhatikan kesudahan urusan mereka, dan apa yang membikin bagus di akhirat mereka.” 

(“Fathul Qodir”/Asy Syaukaniy/3/hal. 348).

Kesebelas: orang-orang yang bertaqwa dan beriman, mereka itulah para wali Alloh

Alloh ta’ala berfirman: 

﴿ุฃَู„َุง ุฅِู†َّ ุฃَูˆْู„ِูŠَุงุกَ ุงู„ู„ู‡ ู„َุง ุฎَูˆْูٌ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ูˆَู„َุง ู‡ُู…ْ ูŠَุญْุฒَู†ُูˆู†َ * ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ูˆَูƒَุงู†ُูˆุง ูŠَุชَّู‚ُูˆู†﴾ [ูŠูˆู†ุณ/62، 63].

“Ketahuilah: sesungguhnya para wali Alloh itu tidak tertimpa ketakutan dan tidak bersedih hati, yaitu orang-orang yang beriman dan senantiasa bertaqwa.”

Syaikhul Islam rohimahulloh berkata: 

“… bahwasanya di kalangan manusia itu ada wali-wali Ar Rohman dan wali-wali setan. Maka wajib untuk membedakan antara mereka dan mereka, sebagaimana Alloh dan Rosul-Nya membedakan antara keduanya. Maka para wali Alloh adalah orang-orang yang beriman dan bertaqwa, sebagaimana dalam firman Alloh ta’ala: “Ketahuilah: sesungguhnya para wali Alloh itu tidak tertimpa ketakutan dan tidak bersedih hati, yaitu orang-orang yang beriman dan senantiasa bertaqwa.” 

(“Majmu’ul Fatawa”/11/hal. 159).

Kedua belas: orang-orang yang bertaqwa adalah orang-orang yang akan mendapatkan kabar gembira di dunia dan akhirat

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูَุฅِู†َّู…َุง ูŠَุณَّุฑْู†َุงู‡ُ ุจِู„ِุณَุงู†ِูƒَ ู„ِุชُุจَุดِّุฑَ ุจِู‡ِ ุงู„ْู…ُุชَّู‚ِูŠู†َ ูˆَุชُู†ْุฐِุฑَ ุจِู‡ِ ู‚َูˆْู…ًุง ู„ُุฏًّุง﴾ [ู…ุฑูŠู…/97].

“Maka Kami hanyalah memudahkan Al Qur’an itu dengan lisan (bahasa) mu agar engkau memberikan kabar gembira dengannya untuk orang-orang yang bertaqwa, dan engkau memberikan peringatan pada kaum yang sangat zholim dan melenceng dari kebenaran.”

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ุฃَู„َุง ุฅِู†َّ ุฃَูˆْู„ِูŠَุงุกَ ุงู„ู„ู‡ ู„َุง ุฎَูˆْูٌ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ูˆَู„َุง ู‡ُู…ْ ูŠَุญْุฒَู†ُูˆู†َ * ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ูˆَูƒَุงู†ُูˆุง ูŠَุชَّู‚ُูˆู†* ู„َู‡ُู…ُ ุงู„ْุจُุดْุฑَู‰ ูِูŠ ุงู„ْุญَูŠَุงุฉِ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ูˆَูِูŠ ุงู„ْุขุฎِุฑَุฉِ ู„َุง ุชَุจْุฏِูŠู„َ ู„ِูƒَู„ِู…َุงุชِ ุงู„ู„ู‡ ุฐَู„ِูƒَ ู‡ُูˆَ ุงู„ْูَูˆْุฒُ ุงู„ْุนَุธِูŠู…ُ﴾ [ูŠูˆู†ุณ/62-64].

“Ketahuilah: sesungguhnya para wali Alloh itu tidak tertimpa ketakutan dan tidak bersedih hati, yaitu orang-orang yang beriman dan senantiasa bertaqwa. Bagi merekalah kabar gembira di kehidupan dunia dan di Akhirat. Tiada perubahan terhadap ketetapan-ketetapan Alloh. Yang demikian itulah keberuntungan yang agung.”

Al Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: 

“Maka pujian merupakan kabar gembira. Mimpi yang baik merupakan kabar gembira. Berita gembira dari para malaikat untuknya saat kematian merupakan kabar gembira. Jannah merupakan termasuk kabar gembira yang terbesar. 

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูˆุจุดุฑ ุงู„ุฐูŠู† ุขู…ู†ูˆุง ูˆุนู…ู„ูˆุง ุงู„ุตุงู„ุญุงุช ุฃู† ู„ู‡ู… ุฌู†ุงุช ุชุฌุฑูŠ ู…ู† ุชุญุชู‡ุง ุงู„ุฃู†ู‡ุงุฑ﴾

“Dan berikanlah berita gembira pada orang-orang yang beriman dan beramal sholih bahwasanya mereka itu akan mendapatkan Jannah-jannah yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.”

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูˆุฃุจุดุฑูˆุง ุจุงู„ุฌู†ุฉ ุงู„ุชูŠ ูƒู†ุชู… ุชูˆุนุฏูˆู†﴾.

“Dan bergembiralah dengan Jannah yang kalian dulu dijanjikan dengannya.”

(“Madarijus Salikin”/3/hal. 160).

Ketiga belas: orang yang bertaqwa akan mendapatkan kehidupan yang bagus di dunia sebelum Akhirat

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูˆَู‚ِูŠู„َ ู„ِู„َّุฐِูŠู†َ ุงุชَّู‚َูˆْุง ู…َุงุฐَุง ุฃَู†ْุฒَู„َ ุฑَุจُّูƒُู…ْ ู‚َุงู„ُูˆุง ุฎَูŠْุฑًุง ู„ِู„َّุฐِูŠู†َ ุฃَุญْุณَู†ُูˆุง ูِูŠ ู‡َุฐِู‡ِ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุญَุณَู†َุฉٌ ูˆَู„َุฏَุงุฑُ ุงู„ْุขุฎِุฑَุฉِ ุฎَูŠْุฑٌ ูˆَู„َู†ِุนْู…َ ุฏَุงุฑُ ุงู„ْู…ُุชَّู‚ِูŠู†َ﴾ [ุงู„ู†ุญู„/30].

“Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertaqwa: “Apakah yang diturunkan oleh Robb kalian?” Mereka menjawab: “Kebaikan.” Orang-orang yang berbuat kebaikan di dunia ini akan mendapatkan kebaikan, dan benar-benar negri Akhirat itu lebih baik, dan itulah sebaik-baik negri orang-orang yang bertaqwa.”

Al Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: 

“Dan sungguh Al Qur’an telah menunjukkan di lebih dari satu tempat bahwasanya setiap orang yang beramal sholih itu akan mendapatkan dua pahala: amalannya di dunia, dan akan disempurnakan untuknya pahalanya di Akhirat. Seperti firman Alloh ta’ala:

﴿ู„ู„ุฐูŠู† ุฃุญุณู†ูˆุง ููŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุญุณู†ุฉ ูˆู„ุฏุงุฑ ุงู„ุขุฎุฑุฉ ุฎูŠุฑ ูˆู„ู†ุนู… ุฏุงุฑ ุงู„ู…ุชู‚ูŠู†﴾

“Orang-orang yang berbuat kebaikan di dunia ini akan mendapatkan kebaikan, dan benar-benar negri Akhirat itu lebih baik, dan itulah sebaik-baik negri orang-orang yang bertaqwa.”

Dan dalam ayat yang lain:

﴿ ูˆَุงู„َّุฐِูŠู†َ ู‡َุงุฌَุฑُูˆุง ูِูŠ ุงู„ู„ู‡ ู…ِู†ْ ุจَุนْุฏِ ู…َุง ุธُู„ِู…ُูˆุง ู„َู†ُุจَูˆِّุฆَู†َّู‡ُู…ْ ูِูŠ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุญَุณَู†َุฉً ูˆَู„َุฃَุฌْุฑُ ุงู„ْุขุฎِุฑَุฉِ ุฃَูƒْุจَุฑُ ู„َูˆْ ูƒَุงู†ُูˆุง ูŠَุนْู„َู…ُูˆู†َ﴾ [ุงู„ู†ุญู„/41]

“Dan orang-orang yang berhijroh di jalan Alloh setelah mereka dizholimi, pastilah Kami akan menempatkan mereka di dunia dalam kebaikan. Dan benar-benar pahala akhirat itu lebih besar, seandainya mereka mengetahui.”

Dan Alloh berfirman dalam surat ini:

﴿ู…َู†ْ ุนَู…ِู„َ ุตَุงู„ِุญًุง ู…ِู†ْ ุฐَูƒَุฑٍ ุฃَูˆْ ุฃُู†ْุซَู‰ ูˆَู‡ُูˆَ ู…ُุคْู…ِู†ٌ ูَู„َู†ُุญْูŠِูŠَู†َّู‡ُ ุญَูŠَุงุฉً ุทَูŠِّุจَุฉً ูˆَู„َู†َุฌْุฒِูŠَู†َّู‡ُู…ْ ุฃَุฌْุฑَู‡ُู…ْ ุจِุฃَุญْุณَู†ِ ู…َุง ูƒَุงู†ُูˆุง ูŠَุนْู…َู„ُูˆู†َ﴾ [ุงู„ู†ุญู„/97]

“Barangsiapa beramal sholih baik dia itu lelaki ataupun perempuan dalam keadaan dia itu mukmin, pastilah Kami akan memberinya kehidupan yang bagus, dan pastilah Kami akan membalasi mereka pahala mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang dulu mereka lakukan.”

Dan berfirman dalam surat ini tentang kekasih-Nya:

﴿ูˆَุขุชَูŠْู†َุงู‡ُ ูِูŠ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุญَุณَู†َุฉً ูˆَุฅِู†َّู‡ُ ูِูŠ ุงู„ْุขุฎِุฑَุฉِ ู„َู…ِู†َ ุงู„ุตَّุงู„ِุญِูŠู†﴾ [ุงู„ู†ุญู„/122].

“Dan Kami berikan padanya kebaikan di dunia, dan sesungguhnya dia di Akhirat benar-benar termasuk dari orang-orang yang sholih.”

Dan telah terulang makna ini dalam surat (Al Nahl) ini, bukan di surat yang lain, di empat tempat karena suatu rahasia yang bagus, karena sesungguhnya surat ini adalah surat kenikmatan yang Alloh merinci di dalamnya pokok-pokok kenikmatan dan cabang-cabangnya. Maka Alloh memperkenalkan pada para hamba-Nya bahwasanya mereka akan mendapatkan di sisi-Nya di Akhirat kenikmatan yang berlipat ganda dari yang ini, dengan kenikmatan yang tak bisa diketahui kadar perbedaannya, dan bahwasanya kenikmatan ini (yang di dunia) adalah bagian dari kenikmatan Alloh yang disegerakan pada mereka, dan bahwasanya mereka jika menaati-Nya, Dia akan menambahkan untuk mereka pada kenikmatan-kenikmatan yang ini kenikmatan-kenikmatan yang lain, kemudian di Akhirat Dia akan mencukupi pahala amalan mereka dengan pencukupan yang sempurna.” 

(“I’lamul Muwaqqi’in”/2/hal. 183).

Keempat belas: orang yang bertaqwa adalah orang yang mendapatkan hidayah

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ุฐَู„ِูƒَ ุงู„ْูƒِุชَุงุจُ ู„َุง ุฑَูŠْุจَ ูِูŠู‡ِ ู‡ُุฏًู‰ ู„ِู„ْู…ُุชَّู‚ِูŠู†﴾ [ุงู„ุจู‚ุฑุฉ/2]

“Yang Kitab ini tiada keraguan padanya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.”

Al Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: 

“Maka setiap kali sang hamba bertaqwa pada Robbnya, naiklah dirinya kepada hidayah yang lain, maka dia ada pada penambahan hidayah selama dirinya ada pada penambahan taqwa. Dan setiap kali meluputkan satu langkah dari ketaqwaan, luputlah darinya satu langkah dari hidayah sesuai dengan kadarnya.” 

(“Al Fawaid”/hal. 130).

Kelima belas: pakaian taqwa lebih baik daripada pakaian lahiriyyah

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูˆَู„ِุจَุงุณُ ุงู„ุชَّู‚ْูˆَู‰ ุฐَู„ِูƒَ ุฎَูŠْุฑٌ﴾ [ุงู„ุฃุนุฑุงู/26].

“Dan pakaian ketaqwaan itu lebih baik”

Al Imam As Sa’diy rohimahulloh berkata: 

“… karena sesungguhnya pakaian taqwa itu lestari bersama sang hamba, tidak lusuh dan tidak binasa. Dan dia itu adalah kecantikan hati dan ruh. Adapun pakaian lahiriyyah, maka paling puncaknya adalah untuk menutup aurot, di suatu waktu, atau menjadi pakaian keindahan bagi manusia, dan tidak ada di belakang itu manfaat darinya.” 

(“Taisirul Karimir Rohman”/hal. 285).

Keenam belas: barangsiapa meninggalkan sesuatu dalam rangka bertaqwa pada Alloh, maka Alloh akan memberinya sesuatu yang lebih baik dari itu

Dari salah seorang penduduk badui yang berkata:

ุฃุฎุฐ ุจูŠุฏูŠ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูุฌุนู„ ูŠุนู„ู…ู†ูŠ ู…ู…ุง ุนู„ู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุจุงุฑูƒ ูˆุชุนุงู„ู‰، ูˆู‚ุงู„: «ุฅู†ูƒ ู„ู† ุชุฏุน ุดูŠุฆุง ุงุชู‚ุงุก ุงู„ู„ู‡ ุฌู„ ูˆุนุฒ ุฅู„ุง ุฃุนุทุงูƒ ุงู„ู„ู‡ ุฎูŠุฑุง ู…ู†ู‡».

“Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam mengambil tanganku, lalu beliau mulai mengajariku dari apa yang Alloh ุชุจุงุฑูƒ ูˆุชุนุงู„ู‰ ajarkan pada beliau. Dan beliau bersabda: 

“Sesungguhnya engkau tidaklah dirimu meninggalkan sesuatu dalam rangka bertaqwa pada Alloh ุนุฒ ูˆุฌู„ kecuali Alloh akan memberimu dengan sesuatu yang lebih baik dari itu.” 

(HR. Al Imam Ahmad (20758) dan dishohihkan oleh Al Imam Al Wadi’iy rohimahulloh dalam “Ash Shohihul Musnad” (1489)).

Al Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: 

“Karena sesungguhnya barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Alloh, maka Alloh ุนุฒ ูˆุฌู„ akan memberinya ganti dengan sesuatu yang lebih baik dari itu.” 

(“Ighotsatul Lahfan”/hal. 47).

Ketujuh belas: keberuntungan adalah bagi orang-orang yang bertaqwa

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูˆَุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„ู‡ ู„َุนَู„َّูƒُู…ْ ุชُูْู„ِุญُูˆู†َ﴾ [ุงู„ุจู‚ุฑุฉ/189].

“Dan bertaqwalah kalian pada Alloh agar kalian beruntung.”

Al Imam Abu Ja’far Ath Thobariy rohimahulloh berkata: 

“Alloh Yang Mahatinggi penyebutan-Nya menginginkan dengan itu: Dan bertaqwalah kalian wahai manusia pada Alloh, dan takut dan gentarlah kalian pada-Nya, dengan ketaatan pada-Nya terhadap kewajiban-kewajiban yang Dia perintahkan, dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, sehingga Kalian bisa sukses dalam pencarian kalian apa yang ada di sisi Alloh, dan kalian mendapatkan kekekalan di Janah-jannah-Nya, dan lestari di dalam kenikmatan-Nya.” 

(“Jami’ul Bayan”/3/hal. 561).

Kedelapan belas: keselamatan dari siksaan di dunia

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูَุงู†ْุธُุฑْ ูƒَูŠْูَ ูƒَุงู†َ ุนَุงู‚ِุจَุฉُ ู…َูƒْุฑِู‡ِู…ْ ุฃَู†َّุง ุฏَู…َّุฑْู†َุงู‡ُู…ْ ูˆَู‚َูˆْู…َู‡ُู…ْ ุฃَุฌْู…َุนِูŠู†َ * ูَุชِู„ْูƒَ ุจُูŠُูˆุชُู‡ُู…ْ ุฎَุงูˆِูŠَุฉً ุจِู…َุง ุธَู„َู…ُูˆุง ุฅِู†َّ ูِูŠ ุฐَู„ِูƒَ ู„َุขูŠَุฉً ู„ِู‚َูˆْู…ٍ ูŠَุนْู„َู…ُูˆู†َ * ูˆَุฃَู†ْุฌَูŠْู†َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ูˆَูƒَุงู†ُูˆุง ูŠَุชَّู‚ُูˆู†َ﴾ [ุงู„ู†ู…ู„/51-53].

“Maka perhatikanlah bagaimana akibat tipu daya mereka: Kami menghancurkan mereka dan kaum mereka semuanya. Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan telah kosong disebabkan oleh kezholiman mereka. sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada alamat kekuasaan Alloh bagi orang-orang yang mengetahui. Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan senantiasa bertaqwa.”

Al Imam Ath Thobariy rohimahulloh berkata: “Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman” Alloh berfirman: Dan Kami selamatkan Sholih dan orang-orang yang beriman kepadanya dari hukuman dan siksaan Kami yang Kami turunkan kepada Tsamud. “dan senantiasa bertaqwa” Alloh berfirman: dan mereka dengan keimanan mereka, dan pembenaran mereka kepada Sholih, mereka senantiasa berusaha melindungi diri dari apa yang menimpa kaum mereka yaitu Tsamud, siksaan Alloh yang menimpa mereka. maka demikian Kami akan menyelamatkan dengan dan para pengikutmu wahai Muhammad, ketika Kami menurunkan hukuman Kami kepada orang-orang musyrik dari kaummu di tengah-tengah mereka.” 

(“Jami’ul Bayan”/19/hal. 481).

Kesembilan belas: orang-orang yang bertaqwa itu aman dan tidak bersedih hati pada hari kiamat

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูَู…َู†ِ ุงุชَّู‚َู‰ ูˆَุฃَุตْู„َุญَ ูَู„َุง ุฎَูˆْูٌ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ูˆَู„َุง ู‡ُู…ْ ูŠَุญْุฒَู†ُูˆู†﴾ [ุงู„ุฃุนุฑุงู/35]

“Maka barangsiapa bertaqwa dan perbuat perbaikan, maka mereka tidak tertimpa ketakutan dan tidak bersedih hati”

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูˆَูŠُู†َุฌِّูŠ ุงู„ู„ู‡ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุงุชَّู‚َูˆْุง ุจِู…َูَุงุฒَุชِู‡ِู…ْ ู„َุง ูŠَู…َุณُّู‡ُู…ُ ุงู„ุณُّูˆุกُ ูˆَู„َุง ู‡ُู…ْ ูŠَุญْุฒَู†ُูˆู†﴾ [ุงู„ุฒู…ุฑ/61].

“Dan Alloh akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dengan ketetapan keberuntungan mereka, mereka tidak tertimpa kejelekan dan mereka tidak bersedih hati.”

Al Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata: 

“Firman Alloh “Dan Alloh akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dengan ketetapan keberuntungan mereka” yaitu: ketetapan yang telah lalu akan kebahagiaan dan keberuntungan untuk mereka di sisi Alloh, “mereka tidak tertimpa kejelekan” yaitu: pada hari Kiamat, “dan mereka tidak bersedih hati” yaitu: mereka tidak dibikin sedih oleh hari Kejutan Yang Terbesar, bahkan mereka itu aman dari segala kejutan, terjauhkan dari segala kejelekan, diharapkan untuk mereka segala kebaikan.” 

(“Tafsirul Qur’anil ‘Azhim”/7/hal. 111).

Kedua puluh: taqwa adalah bekal terbaik yang menyampaikan kepada Alloh dan kenikmatan abadi

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูˆَุชَุฒَูˆَّุฏُูˆุง ูَุฅِู†َّ ุฎَูŠْุฑَ ุงู„ุฒَّุงุฏِ ุงู„ุชَّู‚ْูˆَู‰﴾ [ุงู„ุจู‚ุฑุฉ/197]

“Dan berbekallah, karena sesungguhnya bekal terbaik adalah taqwa.”

Al Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: 

“Alloh memerintahkan para jamaah haji untuk berbekal demi perjalanan mereka, dan jangan bepergian tanpa bekal. Kemudian Dia mengingatkan mereka akan bekal perjalanan ke Akhirat, yaitu taqwa. Maka sebagaimana musafir tak bisa sampai kepada maksudnya kecuali dengan bekal yang menyampaikannya kesitu, maka demikian pula orang yang berjalan ke Alloh dan negri Akhirat tidak akan sampai kecuali dengan bekal taqwa. Maka dia mengumpulkan dua macam perbekalan.” 

(“Ighotsatul Lahfan”/hal. 58).

Kedua puluh satu: keselamatan saat melewati Shiroth

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูˆَุฅِู†ْ ู…ِู†ْูƒُู…ْ ุฅِู„َّุง ูˆَุงุฑِุฏُู‡َุง ูƒَุงู†َ ุนَู„َู‰ ุฑَุจِّูƒَ ุญَุชْู…ًุง ู…َู‚ْุถِูŠًّุง * ุซُู…َّ ู†ُู†َุฌِّูŠ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุงุชَّู‚َูˆْุง ูˆَู†َุฐَุฑُ ุงู„ุธَّุงู„ِู…ِูŠู†َ ูِูŠู‡َุง ุฌِุซِูŠًّุง﴾ [ู…ุฑูŠู…/71، 72]

“Dan tiada seorangpun dari kalian kecuali akan melewati Jahannam itu. Itu merupakan kewajiban atas Robbmu yang pasti akan ditunaikan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan Kami akan biarkan orang-orang zholim di dalamnya dalam keadaan berlutut.”

Al Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata: 

“Firman Alloh: “Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa” yaitu: jika seluruh makhluq telah lewat di atas neraka, dan telah jatuh ke dalamnya orang-orang yang jatuh dari kalangan orang-orang kafir dan pendurhaka, sesuai dengan kadar mereka, Alloh ta’ala akan menyelamatkan orang-orang yang beriman dan bertaqwa dari Neraka sesuai dengan amalan mereka. maka proses lewatnya mereka di atas Shiroth, dan kecepatan mereka itu dengan kadar amalan mereka saat dulu dunia. Kemudian para pelaku dosa dari kalangan mukminin akan diberi syafaat, …” dst. 

(“Tafsirul Qur’anil ‘Azhim”/5/hal. 256).

Kedua puluh dua: orang-orang bertaqwa adalah delegasi yang terhormat yang menghadap Alloh pada Hari Kiamat

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ูŠَูˆْู…َ ู†َุญْุดُุฑُ ุงู„ْู…ُุชَّู‚ِูŠู†َ ุฅِู„َู‰ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ูˆَูْุฏًุง * ูˆَู†َุณُูˆู‚ُ ุงู„ْู…ُุฌْุฑِู…ِูŠู†َ ุฅِู„َู‰ ุฌَู‡َู†َّู…َ ูˆِุฑْุฏًุง﴾ [ู…ุฑูŠู…/85، 86].

“Pada hari Kami menggiring orang-orang yang bertaqwa menuju kepada Ar Rohman sebagai delegasi, dan Kami menggiring orang-orang yang jahat menuju ke Jahannam dalam keadaan haus.”

Al Imam As Sa’diy rohimahulloh berkata: 

“Alloh ta’ala mengabarkan tentang perbedaan dua kelompok: orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang jahat, dan bahwasanya orang-orang yang bertaqwa kepada Alloh itu –dengan menghindari syirik, bid’ah dan ma’shiyyat- Alloh akan mengumpulkan mereka ke tempat perhentian Kiamat dengan dimuliakan, dibanggakan dan dihormati, dan bahwasanya tempat kembali mereka adalah Ar Rohman, tujuan mereka adalah Al Mannan. 

Mereka sebagai delegasi-delegasi kepada Alloh. Telah diketahui bersama bahwa delegasi itu haruslah di hatinya ada harapan, dan dugaan yang bagus terhadap pihak yang dikunjungi. Maka orang-orang yang bertaqwa itu mengunjungi Ar Rohman dalam keadaan berharap dari-Nya rohmat-Nya dan keluasan kebaikan-Nya, dan keberuntungan dengan pemberian-Nya di negri keridhoan-Nya. 

Dan yang demikian itu disebabkan oleh amalan taqwa yang mereka kerjakan, dan mereka mengikuti perkara-perkara yang diridhoi-Nya, dan bahwasanya Alloh telah berjanji pada mereka dengan pahala itu melalui lisan para Rosul-Nya. Maka mereka bergerak ke arah Robb mereka dengan ketenangan hati dan kepercayaan akan karunia-Nya.
Adapun orang-orang yang jahat, maka sungguh mereka digiring ke Jahannam dalam keadaan haus, yaitu: dahaga. Dan ini adalah keadaan yang paling buruk, mereka digiring dengan kehinaan, kerendahan ke penjara terbesar dan hukuman yang paling mengerikan, yaitu Jahannam, dalam keadaan mereka haus, capek, minta bantu tapi tidak dibantu, mereka berdoa tapi tidak dikabulkan, dan minta syafaat tapi tidak diberi syafaat.” 

(“Taisirul karimir Rohman”/hal. 500).

Keduapuluh tiga: masuk Jannah

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ู„َูƒِู†ِ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุงุชَّู‚َูˆْุง ุฑَุจَّู‡ُู…ْ ู„َู‡ُู…ْ ุฌَู†َّุงุชٌ ุชَุฌْุฑِูŠ ู…ِู†ْ ุชَุญْุชِู‡َุง ุงู„ْุฃَู†ْู‡َุงุฑُ ุฎَุงู„ِุฏِูŠู†َ ูِูŠู‡َุง ู†ُุฒُู„ًุง ู…ِู†ْ ุนِู†ْุฏِ ุงู„ู„ู‡ ูˆَู…َุง ุนِู†ْุฏَ ุงู„ู„ู‡ ุฎَูŠْุฑٌ ู„ِู„ْุฃَุจْุฑَุงุฑ﴾ [ุขู„ ุนู…ุฑุงู†: 198].

“Akan tetapi orang-orang yang bertaqwa kepada Robb mereka, mereka akan mendapatkan Jannah-jannah yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, sebagai hidangan dari sisi Alloh bagi para tamu, dan apa yang di sisi Alloh itu lebih baik bagi orang-orang yang berbakti.”

Alloh subhanah juga berfirman:

﴿ุฌَู†َّุงุชُ ุนَุฏْู†ٍ ูŠَุฏْุฎُู„ُูˆู†َู‡َุง ุชَุฌْุฑِูŠ ู…ِู†ْ ุชَุญْุชِู‡َุง ุงู„ْุฃَู†ْู‡َุงุฑُ ู„َู‡ُู…ْ ูِูŠู‡َุง ู…َุง ูŠَุดَุงุกُูˆู†َ ูƒَุฐَู„ِูƒَ ูŠَุฌْุฒِูŠ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ْู…ُุชَّู‚ِูŠู†َ﴾ [ุงู„ู†ุญู„/30، 31].

“Yaitu Jannah-jannah ‘Aden yang mereka memasukinya, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka di dalamnya akan mendapatkan apapun yang mereka inginkan. Demikianlah Alloh membalas orang-orang yang bertaqwa.”

Keduapuluh empat: mendapatkan ridho Alloh

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ู‚ُู„ْ ุฃَุคُู†َุจِّุฆُูƒُู…ْ ุจِุฎَูŠْุฑٍ ู…ِู†ْ ุฐَู„ِูƒُู…ْ ู„ِู„َّุฐِูŠู†َ ุงุชَّู‚َูˆْุง ุนِู†ْุฏَ ุฑَุจِّู‡ِู…ْ ุฌَู†َّุงุชٌ ุชَุฌْุฑِูŠ ู…ِู†ْ ุชَุญْุชِู‡َุง ุงู„ْุฃَู†ْู‡َุงุฑُ ุฎَุงู„ِุฏِูŠู†َ ูِูŠู‡َุง ูˆَุฃَุฒْูˆَุงุฌٌ ู…ُุทَู‡َّุฑَุฉٌ ูˆَุฑِุถْูˆَุงู†ٌ ู…ِู†َ ุงู„ู„ู‡ ูˆَุงู„ู„ู‡ ุจَุตِูŠุฑٌ ุจِุงู„ْุนِุจَุงุฏ﴾ [ุขู„ ุนู…ุฑุงู†: 15].

“Katakanlah: maukah kalian untuk kukabari dengan yang lebih baik dari yang demikian itu? Bagi orang-orang yang bertaqwa di sisi Robb mereka Jannah-jannah yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan istri-istri yang disucikan, dan keridhoan dari Alloh. Dan Alloh itu Maha Melihat para hamba-Nya.”

Keduapuluh lima: orang yang paling mulia adalah orang yang paling bertaqwa

Alloh ta’ala berfirman:

﴿ุฅِู†َّ ุฃَูƒْุฑَู…َูƒُู…ْ ุนِู†ْุฏَ ุงู„ู„ู‡ ุฃَุชْู‚َุงูƒُู…﴾ [ุงู„ุญุฌุฑุงุช/13].

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Alloh adalah orang yang paling bertaqwa di antara kalian.”

Al Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata: 

“Yaitu: Kalian itu berbeda-beda keutamaannya di sisi Alloh hanyalah dengan taqwa, bukan dengan derajat kebangsawanan.” 

(“Tafsirul Qur’anil ‘Azhim”/7/hal. 386).

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh yang berkata:

ู‚ูŠู„: ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ู…ู† ุฃูƒุฑู… ุงู„ู†ุงุณ؟ ู‚ุงู„: «ุฃุชู‚ุงู‡ู…».

Ditanyakan: “Wahai Rosululloh, siapakah orang yang paling mulia?” Beliau menjawab: “Orang yang paling bertaqwa di antara mereka.” 

(HR. Al Bukhoriy (3353) dan Muslim (6311)).

Masih tersisa banyak keutamaan taqwa, dan masih tersisa banyak dari keutamaan puasa Romadhon. Dan yang telah saya sebutkan itu cukup sebagai pelajaran dan dorongan dengan seidzin Alloh.

Dengan ini kita mengetahui bahwasanya Alloh itu mensyariatkan puasa Romadhon untuk para hamba-Nya adalah demi kemaslahatan mereka sendiri di dunia dan Akhirat mereka. 

Al Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: 

“Syari’ah itu dasar dan asasnya ada di atas hikmah dan maslahah para hamba dalam kehidupan dunia dan akhirat. Syari’ah ini semuanya adil, rohmah, maslahah, dan hikmah. Maka semua masalah yang keluar dari keadilan kepada kezholiman, dari rohmah kepada lawannya, dari maslahah kepada mafsadah, dan dari hikmah kepada kesia-siaan, maka itu bukanlah bagian dari syari’ah.” 

(“I’lamul Muwaqqi’in”/3/hal. 5).
(Disadur dari buku : “Nashihatun Mu’ajjalah Li Man Shoma Romadhon Wa Tarokash Sholatal Maktubah” | “Empat Puluh Tiga Kerugian Jika Sholat Wajib Ditinggalkan” )


๐Ÿ…น๐Ÿ…พ๐Ÿ…ธ๐Ÿ…ฝ ๐Ÿ…ฒ๐Ÿ…ท๐Ÿ…ฐ๐Ÿ…ฝ๐Ÿ…ฝ๐Ÿ…ด๐Ÿ…ป ๐Ÿ†ƒ๐Ÿ…ด๐Ÿ…ป๐Ÿ…ด๐Ÿ…ถ๐Ÿ†๐Ÿ…ฐ๐Ÿ…ผ


_*NASEHAT UNTUK SEKIRANYA TIDAK MEMONDOKKAN ANAK SEBELUM MENCAPAI BALIGH*_

_*Telah Di Periksa Oleh Asy-Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman Bin Soekojo Al Indonesiy ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰*_                ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†...