ENGKAU TEMPATKAN SESUAI HAKNYA
حدثنا عبد الله ، حدثنا الحسن بن عبد العزيز الجروي قال : كتب إلينا ضمرة عن رجاء بن أبي سلمة ، عن ابن عون ، عن ابن سيرين قال : اشترى تميم الداري حلة بألف كان يصلي فيها " *
.. dari Ibnu Sirin berkata," bahwa Tamim ad-Dariy pernah membeli sebuah pakaian seharga SERIBU (dirham), lalu dia gunakan untuk sholat "
أبو العباس السراج : سمعت إبراهيم بن بشار ، حدثني علي بن الفضيل ، سمعت أبي يقول لابن المبارك : أنت تأمرنا بالزهد والتقلل ، والبلغة ، ونراك تأتي بالبضائع ، كيف ذا ؟ قال : يا أبا علي ، إنما أفعل ذا لأصون وجهي ، وأكرم عرضي ، وأستعين به على طاعة ربي . قال : يا ابن المبارك ما أحسن ذا إن تم ذا .
سير أعلام النبلاء /٣٨٧
Abul ‘Abbas As Sirôj, ia berkata bahwa ia mendengar Ibrahim bin Basyâr, ia berkata bahwa ‘Ali bin Fudhail berkata, bahwa ayahnya (Fudhail bin ‘Iyadh) berkata pada Ibnul Mubârok,
"Engkau memerintahkan kami untuk zuhud, sederhana dalam harta, hidup yang sepadan (tidak kurang tidak lebih). Namun kami melihat engkau memiliki banyak harta. Mengapa bisa begitu..?"
Ibnul Mubarok menjawab, "Wahai Abu ‘Ali (Fudhail bin ‘Iyadh). Sesungguhnya hidupku seperti ini hanya untuk menjaga wajahku dari 'aib (meminta-minta/mengemis). Juga aku bekerja untuk memuliakan kehormatanku. Aku pun bekerja agar bisa membantuku untuk taat pada Robbku",
Berkata (Fudhail), "Wahai Ibnul Mubârak tak ada yang lebih baik dari itu " (Siyar A’lamin an-Nubala/387)
*1000 dirham = Rp.3.700.000,-
:paperclip:Follow ISNAD on TELEGRAM
https://telegram.me/isnadnet
Beberapa dari kumpulan faedah - faedah yang bermanfaat, yang in syaa allah dapat mengantarkan kita menuju taman taman surganya allah, .
SYAITHON BISU, SIAPA MEREKA ?
SYAITHON BISU, SIAPA MEREKA ?
___________________________________
Soal: Saya pernah mendengar bahwa orang yang diam dari kebenaran adalah syaithan bisu, apakah ini benar?
Asy Syaikh ibn Baaz rahimahullâh menjawab :
Ya, kalimat ini diucapkan oleh sebagian salaf. Bukan hadits dari Nabi shallallâhu ‘alayhi was salam, tetapi hanya ucapan dari sebagian salaf. Mereka mengatakan:
الساكت عن الحق شيطان أخرس والناطق بالباطل شيطان ناطق
“Orang yang DIAM dari kebenaran adalah syaithan yang bisu sedangkan orang yang berucap dengan kebatilan adalah syaithan yang berbicara.”
Orang yang mengatakan ucapan bathil dan menyeru kepada kebatilan, maka dia ini termasuk SYAITHAN yang BERBICARA.
Adapun seorang yang diam dari kebenaran padahal dia mampu, tidak memerintah kepada perkara-perkara yang ma’ruf, tidak melarang dari kemungkaran, tidak berusaha mengubah perkara-perkara yang wajib untuk dirubah, dan dia malah diam padahal mampu untuk berbicara, maka dia ini dikatakan SYAITHAN BISU dari KALANGAN MANUSIA. Karena wajib bagi setiap mukmin untuk mengingkari kebatilan dan menyeru kepada perkara-perkara yang diperintahkan syariat.
Bila ia mampu melakukan ini, maka berhak baginya sebagaimana firman Allôh jalla wa ‘alla:
ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر وأولئك هم المفلحون
(آل عمران: 104)
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari perbuatan yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Ali ‘Imran:104)
Dan Allôh Subhânahu wa ta’ala berfirman:
والمؤمنون والمؤمنات بعضهم أولياء بعض يأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر (التوبة:71)
“Kaum mukminin dan mukminah, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian lainnya. Mereka menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah fari perbuatan yang mungkar.” (At-Taubah:71)
Nabi ﷺ bersabda :
إن الناس إذا رأوا المنكر فلم يغيروه أوشك أن يعمهم الله بعقابه
“Sesunguhnya manusia apabila melihat kemungkaran kemudian tidak berupaya mengubahnya, maka hampir-hampir Allah akan meliputi mereka dengan adzab-Nya.”
Dan Nabi ﷺ bersabda :
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان
“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Bila tidak mampu, maka dengan lisannya. Bila tidak mampu, maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemah iman.” [Diriwayatkan oleh al-Imam Muslim di dalam “Shahih” nya.]
Sehingga ini menjelaskan kpd kita tentang wajibnya mengingkari kemungkaran sesuai dengan batas kemampuan. Dengan tangan, lisan, kemudian hati. Oleh karena itu seseorang yang diam, tidak mau mengingkari kemungkaran padahal dia mampu melakukannya, tidak ada sesuatu yang menghalanginya, maka inilah dia syaithan bisu tersebut.
-selesai-
:paperclip: Sumber:
http://www.binbaz.org.sa/node/18316
_________________________
:black_nib: Seorang penyair berkata :
ﺇﻥ ﻟﻢ ﺗﺴﺘﻄﻊ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﺤﻖ.. ﻓﻼ ﺗﺼﻔﻖ ﻟﻠﺒﺎﻃﻞ "
Jika kamu tak sanggup mengatakan yang haqq (kebenaran).... Maka janganlah bertepuk tangan untuk kebathilan.
___________________________________
Soal: Saya pernah mendengar bahwa orang yang diam dari kebenaran adalah syaithan bisu, apakah ini benar?
Asy Syaikh ibn Baaz rahimahullâh menjawab :
Ya, kalimat ini diucapkan oleh sebagian salaf. Bukan hadits dari Nabi shallallâhu ‘alayhi was salam, tetapi hanya ucapan dari sebagian salaf. Mereka mengatakan:
الساكت عن الحق شيطان أخرس والناطق بالباطل شيطان ناطق
“Orang yang DIAM dari kebenaran adalah syaithan yang bisu sedangkan orang yang berucap dengan kebatilan adalah syaithan yang berbicara.”
Orang yang mengatakan ucapan bathil dan menyeru kepada kebatilan, maka dia ini termasuk SYAITHAN yang BERBICARA.
Adapun seorang yang diam dari kebenaran padahal dia mampu, tidak memerintah kepada perkara-perkara yang ma’ruf, tidak melarang dari kemungkaran, tidak berusaha mengubah perkara-perkara yang wajib untuk dirubah, dan dia malah diam padahal mampu untuk berbicara, maka dia ini dikatakan SYAITHAN BISU dari KALANGAN MANUSIA. Karena wajib bagi setiap mukmin untuk mengingkari kebatilan dan menyeru kepada perkara-perkara yang diperintahkan syariat.
Bila ia mampu melakukan ini, maka berhak baginya sebagaimana firman Allôh jalla wa ‘alla:
ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر وأولئك هم المفلحون
(آل عمران: 104)
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari perbuatan yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Ali ‘Imran:104)
Dan Allôh Subhânahu wa ta’ala berfirman:
والمؤمنون والمؤمنات بعضهم أولياء بعض يأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر (التوبة:71)
“Kaum mukminin dan mukminah, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian lainnya. Mereka menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah fari perbuatan yang mungkar.” (At-Taubah:71)
Nabi ﷺ bersabda :
إن الناس إذا رأوا المنكر فلم يغيروه أوشك أن يعمهم الله بعقابه
“Sesunguhnya manusia apabila melihat kemungkaran kemudian tidak berupaya mengubahnya, maka hampir-hampir Allah akan meliputi mereka dengan adzab-Nya.”
Dan Nabi ﷺ bersabda :
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان
“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Bila tidak mampu, maka dengan lisannya. Bila tidak mampu, maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemah iman.” [Diriwayatkan oleh al-Imam Muslim di dalam “Shahih” nya.]
Sehingga ini menjelaskan kpd kita tentang wajibnya mengingkari kemungkaran sesuai dengan batas kemampuan. Dengan tangan, lisan, kemudian hati. Oleh karena itu seseorang yang diam, tidak mau mengingkari kemungkaran padahal dia mampu melakukannya, tidak ada sesuatu yang menghalanginya, maka inilah dia syaithan bisu tersebut.
-selesai-
:paperclip: Sumber:
http://www.binbaz.org.sa/node/18316
_________________________
:black_nib: Seorang penyair berkata :
ﺇﻥ ﻟﻢ ﺗﺴﺘﻄﻊ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﺤﻖ.. ﻓﻼ ﺗﺼﻔﻖ ﻟﻠﺒﺎﻃﻞ "
Jika kamu tak sanggup mengatakan yang haqq (kebenaran).... Maka janganlah bertepuk tangan untuk kebathilan.
🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼
📡 https://t.me/fawaaidassunnah
TIPU DAYA SYAITHON DALAM IBADAH
TIPU DAYA SYAITHON DALAM IBADAH
________________________________________
قال سنيد بن داود: سمعت مخلد بن الحسين يقول:
ما ندب الله العباد إلى شيء، إلا اعترض فيه إبليس بأمرين، ما يبالي بأيهما ظفر: إما غلو فيه، وإما تقصير عنه.
سير أعلام النبلاء (9/ 236)
Berkata Sunaid bin Dawud (Abu 'Ali) aku mendengar Makhlad bin Al-Husain (Abu Muhammad) pernah berkata :
“Tidaklah Allôh Subhânahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-hamba-NYA untuk berbuat kebaikan melainkan IBLIS akan menghadangnya dengan dua cara. Iblis tidak ambil peduli dengan cara apa dia akan menguasainya. Antara bersikap ghuluw (melampaui batas) di dalam amalan tersebut ataukah sikap meremehkannya (menggampang²kan).”
(Siyar A’lam An-Nubala’, 9/236)
:pushpin: Follow ISNAD on TELEGRAM
https://telegram.me/isnadnet
________________________________________
قال سنيد بن داود: سمعت مخلد بن الحسين يقول:
ما ندب الله العباد إلى شيء، إلا اعترض فيه إبليس بأمرين، ما يبالي بأيهما ظفر: إما غلو فيه، وإما تقصير عنه.
سير أعلام النبلاء (9/ 236)
Berkata Sunaid bin Dawud (Abu 'Ali) aku mendengar Makhlad bin Al-Husain (Abu Muhammad) pernah berkata :
“Tidaklah Allôh Subhânahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-hamba-NYA untuk berbuat kebaikan melainkan IBLIS akan menghadangnya dengan dua cara. Iblis tidak ambil peduli dengan cara apa dia akan menguasainya. Antara bersikap ghuluw (melampaui batas) di dalam amalan tersebut ataukah sikap meremehkannya (menggampang²kan).”
(Siyar A’lam An-Nubala’, 9/236)
:pushpin: Follow ISNAD on TELEGRAM
https://telegram.me/isnadnet
Langganan:
Postingan (Atom)
Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta
Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...
-
Audio Majaalis AhlisSunnah: بسم الله الرحمن الرحيم Faedah Tanya - Jawab TANYA : Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh bang , k...
-
SAYYIDUL ISTIGHFAR عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَيِّدُ الْاِس...
-
_*(Disertai sedikit kritikan kepada Ust. Abu Ubaid Al bughisy terkait permasalahan shurah)*_ _*Telah di periksa oleh Al Ustadz Abu Abdirro...