Para Iblis Bergembira

Berkata sebagian ulama salaf:


Jika berkumpul iblis bersama bala tentaranya, mereka tidak akan bergembira kepada sesuatu, sebagaimana gembiranya mereka kepada 3 perkara,

1. Seorang mu'min membunuh mu'min yang lain

2. Seorang meninggal dalam keadaan kafir

3. Hati yang di dalamnya takut kemiskinan


📚 Thoriq al Hijrotain. Milik Ibnul Qoyyim al Jauziyyah. Jilid 1/33


Maros, 3 Rabi'ul Awwal 1438H

🌾من مجموعة نصيحة للنساء🌾

Ikuti NashihatuLinnisa’ di TELEGRAM

◾️Condition of Wasiullah 'Abbas◾️

🌹 بســـم اللــه الرحــمــن الـرحـــيــم 🌹


◾️Condition of Wasiullah 'Abbas◾️

Answered by Shaykh Abu Hamza Hassan bin Muhammed Ba Shu'ayb - may Allah preserve him- on the 20th, Rabee' Al-Aakhir, 1440H

📝🔹Question:

Our shaykh Abu Hamza, may Allah preserve you, what is the condition of Wasiullah 'Abbas?
And do you advise with benefiting from his audio explanations?

📩🔸Answer:

He is not pure in his methodology.


____
Translated by:
Abu 'Abdirrahman 'Abdullaah bin Ahmed Ash-Shingaani

*Bukti Hizbiyyah Luqman Ba Abduh*

 بسم الله الرحمن الرحيم

برهان حزبية لقمان با عبده

*Bukti Hizbiyyah Luqman Ba Abduh*

ورد سؤال: ما البرهان على حزبية لقمان با عبده الإندونيسي؟

*Datang pertanyaan: apa bukti akan hizbiyyah Luqman Ba Abduh Al Indonesiy dan para pengikutnya?*

Jawaban dengan memohon pertolongan pada Allah:

Sesungguhnya alamat hizbiyyah mereka itu banyak, dan telah saya jelaskan di beberapa risalah. Dan cukuplah dalam kesempatan ini bagi orang-orang yang berakal ditampilkannya satu alamat, yaitu: penggunaan kekerasan dengan maksud keagamaan, tanpa ada dalil yang mendukungnya.

Luqman Ba Abduh banyak menuduh para Salafiyyin tsabitin sebagai mutasyaddidin kelompok garis keras, lalu dia bergaya di hadapan manusia sebagai orang yang halus, berakhlak lunak, dan berkepribadian lembut.
Padahal Luqman dan para pengikutnya itulah kelompok yang ganas, seakan-akan mereka adalah penguasa suatu negri dalam bentuk yang zhalim.

Luqman Ba Abduh dan para pengikutnya itu kontradiktif (bertolak belakang), sesuai untuk mereka isi firman Allah ta’ala:

﴿أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ﴾ [البقرة: 44].

“Apakah kalian memerintahkan orang-orang untuk berbuat kebajikan, tapi kalian melupakan diri kalian sendiri, padahal kalian membaca Al Kitab? Maka apakah kalian tidak memikirkan?”

Apakah kalian tidak ingat kejadian berdarah, di masa gerakan Laskar Jihad, di mana Luqman Ba Abduh memerintahkan sebagian pasukan khususnya untuk memukuli Ustadz Ghufran –yang mereka anggap membangkang- di kepulauan Maluku, lalu mereka memukulinya tanpa belas kasihan, seakan-akan mereka adalah binatang buas, hingga beberapa tulang rusuknya itu patah, dan ustadz tadi hampir-hampir impoten? Lalu dirinya juga dihalang-halangi untuk berjumpa dengan istrinya padahal dia sangat memerlukan istrinya untuk merawat luka-lukanya. Ustadz Ghufran tadi mengumumkan dalam rekaman persaksiannya bahwasanya Ustadz Luqman itu yang menyuruh pasukan melakukan itu.

Salah seorang mantan pasukan khususnya (telah bertobat dan kembali pada Salafiyyah) telah mengabari saya bahwasanya Luqman Ba Abduh memerintahkan mereka untuk menyerang salah seorang ustadz di pulau Jawa, lalu mereka menyerbu masuk ke rumah ustadz tadi tanpa idzin tuan rumah, tapi ustadz tadi lari sebelum mereka berhasil menangkapnya. Saudara kita tadi berkata: “Seandainya kami waktu itu berhasil menangkapnya, mungkin saja dia akan terbunuh.”

Demikian pula sebagian pengikut Luqman di kepulauan Maluku melempari rumah sebagian ikhwah Salafiyyin dengan batu, dan memukuli sebagian saudara kita Salafiyyin.

Di Dammaj, saat para pengikut Luqman masih di sana; salah seorang dari mereka telah mencekik saudara kita Irham Al Jawiy Al Indonesiy.
Salah seorang dari mereka telah memukul saudara kita Irham Al Maidaniy Al Indonesiy.
Yang lain telah memukul Abu Kholifah Abdul Ghofur Al Indonesiy di wajahnya.
Salah seorang dari mereka telah memukul dada saya. Yang lain memukul leher saya dan mengancam membunuh saya.
Abu Abdillah Adib Bin Ahmad Al-Jawiy ditusuk dengan jari di antara dagu dan ujung lehernya.
Abu Abdillah Muhammad Bin Thobary Al-Brebesy mengalami berbagai upaya teror fisik dan mental dialaminya di "malam undangan" tersebut. Kacamatanya hilang pada malam itu.
Abu Qilabah Abdul Wahid Al-Jakartiy mengalami sedikit tabrakan yang disengaja, lalu dikasih isyarat ancaman.
Abu Abdirrohman Utsman As-Semarangiy diteriaki sambil diancam-ancam.
Abu 'Amr Ridwan Bin Zaky Al-Amboniy didorong kepalanya.
Abu Hudzaifah Hasan Al-Bugisiy direnggut krah bajunya dengan kasar, lalu ditarik ke dinding. Lalu datang lagi yang lain berbuat yang hampir sama dengan itu.
Abu Ahmad Sulaiman Al-Ambony didorong wajahnya.
Abul Husain Muhammad Nur Kholis Al Jawiy direnggut krah bajunya dengan kasar dan diteriaki.
Berita-berita tentang kekasaran dan teror mereka itu panjang penyebutannya. Sebagiannya telah saya sebutkan dalam risalah “Al Fathur Robbaniy Fir Roddi ‘Ala Abdillah Al Bukhariy Al Muftariyl Janiy” (judul kitab terjemah: “Pembukaan Sanubari, Pelurusan Tuduhan Abdulloh Al Bukhori”), dengan Kata Pengantar Asy Syaikh Al Mifdhol: Abu Malik Abdulloh bin Muhammad Al Wushabiy Al Jabjabiy حفظه الله ورعاه. Maka silakan merujuk di situ.
Dan banyak dari kami yang bersabar dan tidak melakukan seperti apa yang mereka lakukan.

Yang sangat disayangkan: sebagian orang percaya bahwasanya Asy Syaikh Yahya dan para Salafiy yang bersama beliau itu sangat keras, tapi mereka masih saja ragu akan hizbiyyah Luqman Ba Abduh dan para pengikutnya setelah punya ilmu dan disertai bermunculannya alamat-alamat hizbiyyah mereka.

Al Imam Al Wadi’iy رحمه الله berkata: “Dan orang yang memakai kekerasan, mereka itulah orang-orang bodoh seperti hizbiyyin dan yang lainnya. Adapun Ahlussunnah, maka mereka itu tidak memakai kekerasan, ... dan seterusnya.” (“Tuhfatul Mujib”/ hal. 226).

Syaikh mereka sendiri, Rabi’ Al Madkhaliy هداه الله saat menyebutkan karakter Haddadiyyah yang kesembilan, beliau berkata: “... dan meneror sampai pada derajat mengancam salafiyyin dengan pukulan, bahkan tangan mereka benar-benar telah terjulur dan memukul sebagian salafiyyin.” (“Shifatul Haddadiyyah”/Rabi’ Al Madkhaliy/ hal. 51-52).

Maka barangsiapa merenungkan perbuatan Luqman, dia akan mendapati –insya Allah- bahwasanya orang ini memang membawa sebagian pemikiran berdarah gaya Ikhwanul Muslimin, dan bahwasanya orang ini bersikap seakan-akan dia adalah komandan pasukan yang tengah mengomando tentaranya, sampai-sampai dia menjadikan para ustadz yang bergabung dengannya itu bagaikan komandan-komandan bawahan untuk memimpin tentara mereka –sebagaimana digambarkan oleh sebagian ustadz mereka sendiri-. Dan pola komando tadi benar - benar masih mereka pakai setelah mereka membubarkan Laskar Jihad sampai kini.

Aduhai, andaikata Asy Syaikh Rabi’ menyadari akan benarnya firasat dia yang dulu tentang Luqman Ba Abduh, bahwasanya orang ini memang Ikhwaniy yang menyusup.

﴿وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ الله لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِنْ نُورٍ﴾ [النور: 40].

“Barangsiapa tidak diberikan cahaya oleh Allah, maka dia tidak akan punya cahaya.”

Jika mereka berkata: Sesungguhnya Luqman telah mengumumkan tobat dari gerakan Laskar Jihad, maka kesalahan itu harus dipikul oleh Ja’far Umar Thalib yang menjadi kepala umum gerakan tadi! Dan boleh jadi Ja’far itulah yang memerintahkan Luqman untuk memerintahkan Luqman untuk menggerakkan pasukan khusus dan melakukan perbuatan-perbuatan kasar tadi.

Jawaban dengan memohon pertolongan pada Allah:

Memang telah diumumkan tobat dari gerakan Laskar Jihad tadi, akan tetapi: apakah Luqman telah memenuhi empat syarat tobat dari perbuatan-perbuatan kasar tadi?

Adapun Ja’far, memang dia itu telah disematkan kritikan pada dirinya oleh Syaikhuna Yahya Al Hajuriy bahwasanya dia itu damawiy (mudah mengalirkan darah orang lain), maka dia juga wajib memikul tanggung jawab kejahatan-kejahatan tadi, karena dia adalah panglima umum gerakan Laskar Jihad.

Adapun ucapan mereka: “boleh jadi Ja’far itulah yang memerintahkan Luqman untuk memerintahkan Luqman untuk menggerakkan pasukan khusus dan melakukan perbuatan-perbuatan kasar tadi.”

Kita jawab dengan memohon pertolongan pada Allah:

Ucapan mereka “Boleh jadi ...” tidaklah menunjukkan secara pasti bahwasanya memang Ja’far itulah yang memerintahkan Luqman menggerakkan pasukan khusus dan melakukan perbuatan-perbuatan jahat terhadap sebagian ustadz tadi. Persangkaan itu tidak mencukupi kebenaran sedikitpun. Orang yang menyatakan itu harus mendatangkan bayyinah.

﴿هاتوا برهانكم إن كنتم صادقين﴾.

"Katakanlah : Datangkanlah bukti kebenaran kalian jika kalian memang orang-orang yang jujur." (QS. Al Baqarah : 111)

Kemudian, sesungguhnya Luqman itu adalah wakil panglima, dan dia adalah pelaksana perintah-perintah Ja’far. Maka bagaimanakah dia itu menaati kebatilan-kebatilan padahal dia punya ilmu ? dan dia tidak menampakkan pengingkaran dan pelepasan diri terhadap perintah berdarah tadi ? itu jika dakwaan mereka memang jujur bahwasanya Ja’far itulah yang memerintahkan, dan bukan Luqman.

Kemudian sesungguhnya Ustadz Ghufran yang mereka pukuli tadi, saat beliau terbaring di rumah sakit, Luqman mendatanginya dan berkata padanya : "Kapokmu kapan? (Kapankah engkau akan bertobat?)". ini semua menunjukkan bahwasanya Luqman itulah yang mengatur –atau salah satu pengatur gerakan-gerakan berdarah tadi. Dan Ustadz Ghufran berkata bahwasanya sampai sekarang Ustadz Luqman tidak minta maaf pada dirinya, dan sampai sekarang dirinya tidak tahu atas dosa apa Luqman memerintahkan pasukan khusus untuk memukuli dirinya.



الجواب مستعيناً بالله:
إن علامات حزبيتهم كثيرة، وقد بينت في بعض الرسائل. ويكفي العقلاء في هذا المقام إبراز علامة واحدة، وهي: استعمال العنف تديّناً بغير دليل يؤيده.
فاعلم أن لقمان با عبده تصنع أمام الناس أنه ليّن الجانب لطيف الخلق رفيق الشخصية، واتهم السلفيين بالتشدد. ولكنه وأتباعه هم أصحاب العنف كأنهم أمراء البلاد على شكل الظلمة.
فلقمان با عبده وأتباعه قد تناقضوا، وينطبق عليهم قول الله تعالى: ﴿أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ﴾ [البقرة: 44].
ألا تذكروا قضية دموية في زمن حركة عساكر الجهاد، حيث أمر لقمان با عبده بعض جنوده الخاصة لضرب الأستاذ غفران –المتمرد عندهم- في "جزيرة الملك" فضربوه بدون أي رحمة كأنهم وحوش حتى تتكسر أضلاعه وصار شبه العنين، ثم منعوه من لقاء زوجيه؟ قال الأستاذ غفران في إعلانه المسجل المنشور أن الأستاذ لقمان هو الذي أمر الجنود بتلك الجريمة عليه.
وقد أخبرني أحد جنوده الخاصة –وقد تاب ورجع إلى السلفية- أن لقمان با عبده أمرهم بالهجوم على بيت أحد الأساتذة في "جزيرة جاوى" فاقتحموا بيته بلا إذن، فهرب ذلك الأستاذ قبل قدرتهم عليه. قال الأخ: لو قدرنا عليه لعله يموت.
وكذلك بعض أتباعه في جزيرة الملك يرمون الحجارة على بيوت بعض الإخوة الثابتين، ويضربون بعض الإخوة.
وهكذا كان أتباع لقمان في دماج: خنق بعضهم أخانا إرحم الجاوي الإندونيسي، وضرب بعضهم أخانا إرحم الميداني الإندونيسي، وضربني بعضهم في صدري، وضربني بعضهم في عنقي وهددني بالقتل. وطعن بعضهم أخانا أبا عبد الله أديب بن أحمد الإندونيسي بأصبعه بين ذقنه وطرف عنقه. وأصيب أخونا أبو عبد الله محمد بن طبري البربشي بعدة إرهابات جسمية وروحية في تلك "ليلة الاستدعاء" بضاع فيها نظارته. وأصيب أخونا أبو عبد الغني عبد الواحد الجاكرتي بشيء من المصادمة المتعمدة ثم هُدّد.
وصيح بأخينا أبي عبد الرحمن عثمان السيمارنجي وهُدد. ودفعه بعضهم رأس أخينا رضوان بن زكي الأنبوني. وقد أخذ أحدهم جيب أخينا أبي حذيفة حسن البوغيسي بشدة ثم جُرّ إلى جدار. ثم جاء غيره ففعل به بمثل ذلك. وقد دفع أحدهم وجه أخينا أبي أحمد سليمان الأنبوني. وقد أخذ أحدهم جيب أخينا أبي الحسين محمد نور خالص الجاوي بشدة ثم صاح عليه. والأخبار عن غلظتهم وإرهابهم يطول ذكرها، قد ذكرت أكثرها في كتاب "الفتح الرباني في الرد على عبد الله البخاري المفتري الجاني"، بالتقديم من الشيخ المفضال أبي مالك عبد الله بن محمد الوصابي الجبجبي حفظه الله، فراجعوا فيه. وجُلُّنا يصبرون ولا يفعلون مثل ما فعلوا.
والمأسف أن بعض الناس يقبلون اتهام أن الشيخ يحيى الحجوري والسلفيين الذين معهم هم المتشددون، ولكنهم لم يزالوا يشكّون في حزبية لقمان با عبده وأتباعه بعد العلم، مع بروز علاماتهم.
قال الإمام رحمه الله: والذي يستعمل العنف هم الجاهلون كالحزبيين وغيرهم، أما أهل السنة فلا يستعملون العنف، ...إلخ. ("تحفة المجيب" /ص226).
وبل شيخهم ريع المدخلي - وفقه الله- قال في أوصاف الحداديين: (9) ... والإرهاب لدرجة أن كانوا يهددون السلفيين بالضرب، بل امتدت أيديهم إلى ضرب بعض السلفيين. ("صفات الحداديين" /ص51-52).
فلقمان با عبده وأتباعه هم الحزبيون الحداديون.
ومن تأمل صنيع لقمان أدرك –إن شاء الله- أنه يحمل بعض أفكار فرقة إخوان المسلمين الدموية، وأنه يتصنع كأنه قائد الجيش يقود جنوده، حتى جعل الأساتذة الذين ينتمون إليه بمنزلة قواد الجيش المتسلسلين –كما قاله بعض أساتذتهم أنفسهم-.
فيا ليت الشيخ ربيع استشعر بصحة فراسته القديمة في لقمان با عبده أنه إخواني مندس. ﴿وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ الله لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِنْ نُورٍ﴾ [النور: 40].
وإن قالوا: إن لقمان قد أعلن التوبة من حركة عساكر الجهاد، فالخطأ محمول على جعفر عمر طالب الذي كان رئيس الحركة بالكلية! ولعل جعفر هو الذي أمر لقمان بتحريك الجنود الخاصة لتلك الأفعال العنفية.
الجواب مستعيناً بالله:
نعم، قد حصل إعلان التوبة من حركة عساكر الجهاد، ولكن: هل قد وفى لقمان شروط التوبة الأربعة من تلك الأفاعيل العنفية؟
أما جعفر فهو مجروح ومحكوم عليه عند شيخنا يحيى الحجوري بأنه دموي، فهو أيضاً متحمل لتلك الجرائم لأنه القائد العام لتلك الحركة.
وأما قولهم: (ولعل جعفر هو الذي أمر لقمان بتلك الأفعال العنفية)
قلنا مستعيناً بالله: قولهم: (لعل ...) لا يدل جزماً على أن جعفر هو الذي أمر لقمان بتحريك الجنود الخاصة للإجرام على بعض الأساتذة. والظن لا يغني من الحق شيئاً. فالبينة على المدعي. ﴿هاتوا برهانكم إن كنتم صادقين﴾.
ثم إن لقمان نائب القائد وهو المنفذ لأوامر جعفر، فكيف أطاع الأباطيل على علم ولم يظهر لقمان الإنكار ولا براءة من تلك الأوامر الدم

وية إن كانوا صادقين أن جعفر هو الآمر لها لا لقمان؟
ثم إن هذا الأستاذ غفران الذي ضربوه، لما اضطجع في المستشفى دخل عليه لقمان، فسمع الأستاذ غفران كلام لقمان: (متى أن تتوب؟) هذا كله يدل على أن لقمان هو المدبر –أو من المدبرين- لتلك الجرائم. وقد قال الأستاذ غفران: (وإلى الآن لا يعتذر مني الأستاذ لقمان، وإلى الآن لا أدري بأي ذنب أمرهم بضربي).


والله تعالى أعلم، والحمد لله رب العالمين.

Malaysia, 14 Jumadats Tsaniyah 1439 H
Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Indonesiy Al Jawiy
وفقه الله تعالى

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...