❓ Apa udzurmu disisi Allah untuk meninggalkan sunnah?

 Apa udzurmu disisi Allah untuk meninggalkan sunnah?

💬 Berkata Imam Ibnu al Madiiniy rahimahullaahu ta'ala kepada Abil Waliid ath Thoyaalisiy rahimahullaahu ta'ala

”Apa udzurmu disisi Allah dan dengan suatu apa yang kamu akan berhujjah, tatkala kamu didirikan dihadapan Allah taa'ala disebabkn karna kamu meninggalkan (sunnah) mengangkat kedua tangan sebelum ruku dan setelah ruku?”

Maka Abul Waliidpun mengangkat kedua tangannya (sebelum ruku dan setelah ruku), setelah 80 tahun lamanya waktu berjalan atasnya ia tidak mengangkat tangannya.
📚Tarikh al Islam 5/718

Dan perkara pengangungan sunnah sebagaimana yang disebutkan oleh Abu Bakr ash Shiddiq radhiyallaahu ta'ala 'anhu

”Saya tidak meninggalkn suatu apapun yang Rasulullah ‎ﷺ lakukan, kecuali pasti aku akan melakukannya, dan sungguh saya takut jika saya meninggalkan suatu dari perkara Rasulullah maka saya akan menyimpang”
📚 Musnad Imam Ahmad 1/205

💬 Dan Imam Ibn Baththoh rahimahullaahu ta'ala mengomentari perkataan Abu Bakr ash Shiddiq

”Wahai saudaraku.. Abu Bakr ash Shiddiq takut, khawatir akan dirinya menyimpang jika dia menyelisihi suatu perkara Nabinya. Maka bagaimana lagi pada zaman sekarang, mereka memperolokkan Nabinya dan perintah-perintahnya. Dan mereka berbangga dengan penyelisihan terhadap sunnah-sunnah Nabinya dan mengejek sunnahnya

Kita meminta kepada Allah penjagaan dari ketergelinciran dan keselamatan dari jeleknya amal.”

📝al Ibanah al Kubro 1/245

💐 Bergembiralah dengan berada diatas sunnah

💐 Bergembiralah dengan berada diatas sunnah

‎💡ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻘﻴﻢ
‎" ﺩﺧﻠﺖ ﻳﻮﻣﺎ ﻋﻠﻰ ﺑﻌﺾِ ﺃَﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ،
‎ﻭﻗﺪ ﺣﺼﻞ ﻟﻪ ﻭﺟﺪٌ ﺃﺑﻜﺎﻩُ ، ﻓﺴﺄﻟﺘُﻪُ ﻋﻨﻪ ، ﻓﻘﺎﻝ : ﺫﻛﺮﺕُ ﻣﺎ ﻣﻦَّ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻪ ﻋﻠﻲَّ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻨَّﺔِ ﻭﻣﻌﺮﻓﺘﻬﺎ ﻭﺍﻟﺘﺨﻠُّﺺ ﻣﻦ ﺷَُﺒﻪ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﻭﻗﻮﺍﻋﺪﻫﻢُ ﺍﻟﺒﺎﻃﻠﺔ ، ﻭﻣﻮﺍﻓﻘﺔ ﺍﻟﻌﻘﻞ ﺍﻟﺼﺮﻳﺢ ، ﻭﺍﻟﻔﻄﺮﺓ ﺍﻟﺴﻠﻴﻤﺔ ، ﻟﻤﺎ ﺟﺎﺀ ﺑﻪ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ُ ﷺ ﻓﺴﺮﻧﻲ ﺫﻟﻚ ﺣﺘﻰ ﺃَﺑﻜﺎﻧﻲ
‎• ﺍﻧﻈﺮ : ( ﻣﺪﺍﺭﺝ ﺍﻟﺴﺎﻟﻜﻴﻦ ) ( 127/3 )

💬 Berkata al Imam al Hafizh Ibnul Qayyim rahimahullaahu ta'ala

Saya masuk pada suatu hari pada sebagian sahabat kami, dan ada pada dirinya suatu kegembiraan yang membuatnya menangis, maka saya (Ibnul Qayyim) bertanya padanya akan hal tersebut, maka ia berkata

”Saya mengingat nikmat yang Allah anugerahkan padaku berupa sunnah dan pengenalan (dengan ilmu) terhadap sunnah. Dan terlepasnya aku dari berbagai macam syubhat dan kaidah-kaidah bathil suatu kelompok dan cocoknya akal yang sehat dan fitroh yang selamat dengan apa yang Nabi ‎ﷺ datang dengannya. Maka hal ini menggembirakanku sampai membuatku menangis.”
📚 Madarijussalikin 3/127

Maka tatkala seorang mengetahui dengan ilmu bahwasanya itu adalah sunnah dari Nabi, maka agungkanlah sunnah tersebut dengan menghidupkannya dan mengamalkannya dan mendakwakannya.

🏳 HAKIKAT KHILAFAH NUBUWWAH 🏴

Al Imam Ibnu Utsaimin رحمه الله berkata: “Sesungguhnya tidaklah tersamarkan kondisi umat Islam ini manakala mereka berpegang teguh dengan agama mereka, mereka berkumpul di atasnya, mengagungkan pemerintah mereka, mematuhi mereka dalam perkara yang ma’ruf, merekapun memiliki kepemimpinan dan kemenangan di bumi, sebagaimana firman Allah ta’ala:

﴿وَعَدَ الله الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ﴾ [النور: 55].

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa.

Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.”

Dan Allah ta’ala berfirman:

﴿ولينصرن الله من ينصره إن الله لقوي عزيز * الذين إن مكناهم في الأرض أقاموا الصلاة وآتوا الزكاة وأمروا بالمعروف ونهوا عن المنكر ولله عاقبة الأمور﴾. ]سورة الحج: 40-41[.

"Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma´ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”.

Manakala umat Islam membuat banyak perkara baru, memecah-belah agama mereka, membangkang terhadap para pemimpin mereka, memberontak terhadap mereka dan berkelompok-kelompok; dicabutlah rasa segan dari hati-hati para musuh mereka, umat Islam saling bertengkar hingga ketakutan sendiri, hilanglah kekuatan mereka, dan umat-umat yang lain saling memanggil untuk menyerang mereka dan jadilah mereka bagaikan buih di lautan”.
(Selesai dari “Majmu’ Fatawa Wa Rasail Ibni Utsaimin”/51/hal. 13).

Beliau رحمه الله juga berkata: “Jika kita kembali kepada orang-orang yang menginginkan para pemimpin mereka menjadi seperti Khulafaur Rasyidin; niscaya kita dapatkan mereka –yaitu: orang-orang yang menyatakan menginginkan kekhilafahan- itu sendiri memiliki banyak kezhaliman dan kedengkian. Bahkan sesungguhnya mereka itu jika engkau renungkan kondisi mereka niscaya engkau dapati puncak yang cita-cita mereka itu hanyalah untuk mencapai kedudukan belaka. Engkau tidak mendapatkan dari mereka ketakwaan yang hakiki, inabah (rajin ibadah, tobat dan pengagungan) dan sikap rujuk yang sebenarnya kepada Allah. Bahkan mereka itu bermudah-mudahan di dalam banyak perkara, dan mereka hanyalah ingin mencapai kedudukan-kedudukan belaka. Itu adalah perkara yang telah terkenal pada orang yang termasyhur suka memberontak pada para pemimpin, dan bahwasanya kebanyakan dari mereka cuma ingin meraih kekayaan. Inilah kenyataannya”. (“At Ta’liq ‘Alal Qawa’idil Hisan”/hal. 173).

Fadhilatusy Syaikh Mufti Saudi bagian selatan Ahmad bin Yahya An Najmiy رحمه الله ditanya: “Apa pendapat Anda tentang orang yang berkata: “Kita sekarang ini; kewajiban kita adalah berusaha dan melipatgandakan kerja keras untuk menegakkan Khilafah Rasyidah”? Maka apakah pengarahan tadi itu benar ataukah keliru?”

Beliau رحمه الله menjawab: “Kita tidak terbebani untuk mendakwahkan kekhilafahan. Kita hanyalah dibebani untuk mendakwahkan tauhid. Barangsiapa mendakwahkan kekhilafahan maka sungguh dia telah meninggalkan apa yang Allah bebankan pada dirinya, dan dia menjalankan apa yang dibebankan oleh hizb (partai/kelompok) dia. Padahal Allah ta’ala berfirman:

﴿أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ الله﴾.

“Apakah mereka memiliki sekutu-sekutu yang mensyariatkan untuk mereka dari agama ini yang tidak diidzinkan oleh Allah?”

Maka kekhilafahan adalah kepunyaan Allah سبحانه وتعالى , Dialah Yang menetapkannya manakala akan berdiri penegaknya dari keluarga Rasulullah ﷺ, yaitu: Al Mahdiy yang akan menjadi tahapan untuk turunnya Isa عليه السلام . Iya, itulah khilafah yang akan terbentuk.

Jika demikian; dia itu akan terwujud kapan saja Allah kehendaki, bukan kapan saja kita inginkan. Pendapat yang mengatakan bahwasanya mereka sedang bekerja dalam rangka mewujudkannya; pekerjaan dalam rangka mewujudkan kekhilafahan adalah batil. Itu adalah niat yang batil, dan mereka tidak boleh mencurahkan dakwah dalam rangka mendirikan khilafah, karena mereka hanyalah menginginkan politik semata dengan dakwah mereka itu. Mereka ingin mencapai kursi-kursi kekuasaan. Sungguh kita adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada Allah saja kita kembali”.
(Selesai dari “Al Fatawal Jaliyyah”/1/hal. 27).

( "Nabiyyunaa Al Amin Rahmatun Lil'aalamiin, Raddun 'alal Muftarin" judul terjemah bebas "Nabi Kita Rahmat Bagi Semesta, bantahan bagi Para Pendusta | Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )

Adzan

📌 1. Menjawab Adzan dengan Mengucapkan Seperti Muadzin 📚 Shahih Muslim (no. 384) عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، أَنَّهُ سَمِعَ النَّ...