🍂HAKIKAT TASYADDUD ( SIKAP KERAS )💥👊

Faidah :


قال الإمام الوادعي رحمه الله: فنحن لو أطعنا هؤلاء الضائعين المائعين ما استطعنا أن نحقق للإسلام شيئا، فلا عليك إذا وصفت بالتشدد، والتشدد عند من؟ عند الضائعين المائعين. أما الواقع فإن التشدد هو الذي يحرم ما أحل الله أو يرتقي بالمندوب أو المباح إلى الحرمة، وهكذا بالمندوب إلى الوجوب فهذا هو التشدد... إلخ. ("غارة الأشرطة" /ح1 /ص99).

Al Imam Al Wadi’iy رحمه الله juga berkata: 

“Andaikata kita mengikuti orang-orang yang hilang atau telantar tadi niscaya kita tak akan mampu merealisasikan Islam sedikitpun. Maka engkau tidak rugi jika disifati sebagai mutasyaddid (orang yang keras). Keras menurut siapa? Menurut orang yang telantar dan lembek. Pada kenyataannya sesungguhnya tasyaddud (sikap keras) itu adalah sikap mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah, atau menaikkan perkara yang mustahab atau mubah kepada pengharaman. Demikian pula jika dia membawa perkara yang mustahab menuju ke hukum wajib, maka inilah dia yang dinamakan tasyaddud.” 

(“Gharatul Asyrithah”/1/hal. 99).


ولما طعن بعض الحزبيين في السلفيين بأنهم قليلوا الرفق، قال الشيخ أحمد النجمي رحمه الله: ماذا عمل السلفيون سوى أنهم أنكروا الباطل، أنكروا الشرك والبدع في محاضراتهم ومؤلفاتهم ولقاءاتهم. (راجع "الرد المحبر" /ص110).
           
🔱Ketika sebagian hizbiyyin mencerca salafiyyin dengan gambaran bahwa mereka kurang lembut, 

Asy Syaikh Ahmad An Najmiy رحمه الله berkata: 

“Apa yang dilakukan oleh Salafiyyun selain bahwasanya mereka itu mengingkari kebatilan, mengingkari kesyirikan dan kebid’ahan di ceramah-ceramah mereka, tulisan-tulisan mereka dan pertemuan mereka?” 

(Lihat “Ar Raddul Muhabbir”/hal. 110).

( Faidah dari Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )

Menghadiri Kajian Ulama Yang Diselenggarakan Oleh Hizbiyyun

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين ولا عدوان إلا على الظالمين وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، أما بعد

 

Berkaitan dengan hukum menghadiri acara kajian atau muhadhoroh yang diselenggarakan oleh para hizbiyyun, maka kami telah menanyakan hal ini kepada sebagian para masyayikh sunnah di Yaman. Silahkan menyimak tanya-jawab bersama mereka secara tertulis berikut ini, semoga bermanfaat.

 

*Pertanyaan:*

 

تقام المحاضرات في المساجد من قبل الحزبيين أصحاب المنهج الأفيح، والذي يحاضر فيها يعتبر من مشايخ أهل السنة مثل الشيخ عبد الرزاق بن عبد المحسن العباد وأمثاله من مشايخ السعودية، فهل يجوز لنا حضور مثل هذه المحاضرات ثم ننصرف بعد الفراغ منها؟ وجزاكم الله خيرا على الإجابة

 

"Sehubungan dengan diselenggarakannya muhadhoroh (kajian-kajian) di masjid-masjid oleh para hizbiyyun yang notabene mereka itu adalah orang-orang yang bermanhaj afyah (yaitu manhaj agama yang terlalu longgar, meluas serta lembek terhadap ahli bid'ah dan pengikut hawa nafsu) dan diisi oleh seseorang yang masih teranggap sebagai masyayikh ahlussunnah seperti Syaikh Abdurrozzaq bin Abdulmuhsin Al Abbad dan selainnya yang seperti beliau dari masyayikh Saudi. Apakah diperbolehkan bagi kita untuk menghadiri kajian tersebut dan kita beranjak pulang setelah selesainya acara tersebut? Jazakumullohu khoiron atas jawabannya."

 

*Jawaban Syaikh Abu Abdirrohman Fath bin Abdulhafidz Al Qodasiy hafidhohulloh:*

 

هل هناك مساجد أخرى لأهل السنة؟

إن وجدت مساجد سنة ونزل المحاضر عند غيرهم من دون عذر فلا يحضر له وإن كان من أهل السنة،

ويمكن استماع المادة الصوتية بعد ذلك. أما الحضور فلا، والله أعلم

أما إن كان هناك عذر كأن يكون البلد ليس فيه إلا ذاك المسجد أو كان المسجد بيد العامة من حاضر فيه حاضر أو كانت مساجد السنة ضيقة والجموع غفيرة والمسجد الواسع خليط لأهل القرية، أو نحو ذلك فلا بأس، والله أعلم. انتهى

 

"Apakah di sana terdapat juga masjid-masjid lainnya milik ahlussunnah?

Jika di sana terdapat masjid-masjid ahlussunnah, lalu si pengisi kajian (muhadhoroh) turun di tempat lain selain milik ahlussunnah tanpa udzur, maka janganlah menghadirinya, meskipun ia dari kalangan ahlussunnah.

Mungkin bisa didengar kajiannya melalui rekaman suaranya setelah acara itu. Adapun menghadirinya, maka tidak boleh. Wallohu a'lam.

 

Adapun jika di sana terdapat udzur, misalnya di negeri itu tidak terdapat kecuali masjid itu saja atau masjid itu dikelola oleh orang awam, siapapun yang ingin mengisi kajian di situ dipersilahkan untuk mengisinya atau masjid-masjid sunnah sempit dan yang hadir banyak sekali serta tempat tidak memadai, sedangkan masjid yang luas (memadai) dikelola oleh orang-orang yang campur aduk manhajnya milik penduduk setempat dan sebagainya, maka tidak apa-apa untuk menghadirinya. Wallohu a'lam."

 

*Jawaban Syaikh Abu Anas Abdulkholiq bin Al 'Imad Al Wushobiy hafidhohulloh:*

 

المساجد المحسوبة على الحزبيين ويعرفهم الناس بالحزبية لا يحاضر فيها ومن حاضر وهو سني لا يحضر معه لأن فيه غشا وتغريرا بالعامة

ولا يمكنه التحذير من بدعة القائمين على المسجد وإقرار لأهل البدع على بدعهم والتميز تنصر به الدعوة

وأما إن كان مسجدا عاما لا يعرف لحزب ولا طائفة ولا يوجد قريب منه مسجد سنة فلا باس بالحضور والمحاضرة فيه، والله أعلم

 

"Masjid-masjid yang terhitung milik atau dikelola oleh hizbiyyun dan orang-orang telah mengetahui akan kehizbiyyahan mereka, maka janganlah seorang ahlussunnah mengisi kajian di sana. Siapa yang mengisi kajian atau muhadhoroh di sana, sedangkan ia seorang sunniy (ahlussunnah), maka janganlah ikut hadir bersamanya, karena hal itu termasuk pengelabuan dan penipuan terhadap orang-orang awam. Tidaklah memungkinkan baginya ketika itu untuk memperingatkan umat dari kebid'ahan yang ada pada pengurus masjid yang hizbiyyun tersebut dan bersikap diam terhadap ahli bida' akan kebid'ahan-kebid'ahan mereka. Sedangkan sikap tamayyuz (memisahkan dan membedakan diri) dari ahli bida' itulah yang menolong atau mendukung dakwah ahlussunnah.

 

Adapun jika masjid itu umum, tidak terdapat atau diketahui di dalamnya suatu kelompok atau golongan dan tidak ditemukan masjid sunnah yang dekat dengannya, maka tidak apa-apa ia ikut hadir dan mengisi kajian di sana. Wallohu a'lam."

 

Walhamdulillahi Robbil 'alamin.

 

Alih bahasa: Mushlih Abu Sholeh Al Madiuniy -waffaqohulloh-

Markiz Darul Hadits As Salafiyyah Baihan - Shon'a -harosahalloh-



🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 

"Ah, itukan Nabi..."

"Ah, itukan Nabi..."

〰〰〰〰〰〰〰

 

Sebagian orang, tatkala diingatkan atau dinasihati untuk mencontoh Rasulullah صلى الله عليه وسلم maka dia dengan mudahnya mengatakan:

 

"Ah, itu kan Nabi..."

 

Jawaban ini sebenarnya tidak memerlukan bantahan atau yang semisalnya, setiap orang bisa menilainya.

 

Ucapan itu tidak pantas terucap dari seorang muslim yang setiap hari bersaksi:

أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللّٰهِ

Apalagi seorang yang mengaku salafy, mengikuti salaf...

 

Hanya sekedar untuk mengingatkan, berikut ini beberapa dalil dari Al-Quran dan Sunnah dan juga atsar dari salaf yang menekankan pentingnya mengikuti Rasulullah dan para sahabat:

 

1 Firman Allah:

 

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْءَاخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

 

"Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah."

(QS. Al-Ahzab:21)

 

2 Allah berfirman:

 

وَمَآ ءَاتٰىكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا

 

"Dan Apa yang dibawa Rasul kepadamu maka ambillah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah."

(QS. Al-Hasyr: 7)

 

3 Allah berfirman:

 

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ  ۗ  وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

 

"Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."

(QS. Ali 'Imran:31)

 

4 Dari Jabir bin Abdillah, bahwa Rasulullah bersabda:

 

"Seandainya Musa masih hidup maka tidak ada pilihan untuknya kecuali mengikutiku".

[HR. Ahmad]

 

5 Dari Umar bin Khattab bahwa dia mendatangi Al-Hajarul Aswad dan menciumnya, kemudian dia berkata:

 

"Sungguh aku tahu bahwa engkau hanya sebuah batu, tidak memberikan manfaat tidak pula kerugian. Kalau bukan karena aku melihat Rasulullah صلى الله عليه وسلم mencium engkau, maka aku tidak akan mencium engkau."

[HR. Al-Bukhariy dan Muslim]

 

6 Dari Anas bin Malik dia berkata:

 

"Aku melihat Rasulullah mencari-cari labu di pinggiran nampan (ketika sedang makan), maka sejak saat itu akupun senantiasa menyukai labu".

[HR. Al-Bukhariy dan Muslim]

 

7 Dari Mu'āwiyah bin Qurrah dari ayahnya:

 

"Kami mendatangi Rasulullah bersama dengan rombongan dari Muzainah, kemudian kami membaiat beliau.

Dan kancing baju beliau terbuka".

 

Berkata 'Urwah (salah satu rawi hadist ini):

"Aku tidak pernah melihat Mu'āwiyah dan juga anaknya melainkan pasti membuka kancing baju mereka, baik musim panas maupun musim dingin, dan mereka tidak pernah mengancingkannya".

[HR. Abu Dawud]

 

Gimana...masih berani bilang:

"Ah, itukan Nabi..."???

 

============

 

🏻 Faedah dari Ustadz Faiyshol Kisaran yang Beliau Kirimkan Di Chanel Telegram:


Telegram: @fawaaidassunnah 
https://t.me/fawaaidassunnah

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...