Adakah Sholat Khusus Taubat ?

sholattaubatimg_1490552_48579547_64

Soal: apa hukum sholat tobat?

Jawab dengan memohon pertolongan pada Alloh ta’ala:
Sebagian ulama berdalilkan tentang sholat tobat dengan hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad dalam Musnad beliau no. (2) yang berkata: haddatsana Waqi’: haddatsana Mis’ar wa Sufyan: ‘an Utsman ibnil Mughiroh Ats Tsaqofiy: ‘an Ali bin Robi’ah Al Walibiy: ‘an Asma ibnil Hakam Al Fazariy: ‘an Ali rodhiyallohu ‘anh yang berkata:

كنت إذا سمعت من رسول الله صلى الله عليه و سلم حديثا نفعني الله بما شاء منه وإذا حدثني عنه غيري استحلفته فإذا حلف لي صدقته. وإن أبا بكر رضي الله عنه حدثني وصدق أبو بكر أنه سمع النبي صلى الله عليه و سلم قال : «ما من رجل يذنب ذنبا فيتوضأ فيحسن الوضوء» قال مسعر: «ويصلي». وقال سفيان: «ثم يصلي ركعتين فيستغفر الله عز و جل إلا غفر له»

“Dulu aku jika mendengar hadits dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, Alloh memberiku manfaat dengan apa yang dikehendaki-Nya dari hadits tadi. Tapi jika orang lain memberiku hadits dari Nabi, aku menuntutnya untuk bersumpah. Jika dia bersumpah maka aku membenarkannya. Dan sesungguhnya Abu Bakr rodhiyallohu ‘anh memberiku hadits, dan Abu Bakr itu jujur, bahwasanya beliau mendengar Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam berkata: “Tiada seorangpun yang membikin dosa, lalu dia berwudhu dan memperbagus wudhunya.” Mis’ar berkata: “Dan melakukan sholat” Sufyan berkata: “Lalu dia sholat dua rekaat, lalu dia mohon ampun pada Alloh ‘azza wajalla, kecuali Alloh pasti akan mengampuninya.” 

Utsman ibnul Mughiroh Ats Tsaqofiy tsiqoh. (“Tahdzibut Tahdzib”/7/hal. 141).
Ali bin Robi’ah Al Walibiy tsiqoh terkenal. (“Tahdzibut Tahdzib”/7/hal. 281).
Asma ibnil Hakam Al Fazariy majhul hal, menurut pendapat yang terkuat. (rujuk: (“Tahdzibut Tahdzib”/7/hal. 141).

Ibnu Adi rohimahulloh berkata: Asma ibnil Hakam ini tidak dikenal kecuali dengan hadits ini. Dan barangkali dia punya hadits lain. (“Al Kamil Fi Dhu’afair Rijal”/1/hal. 430). Maka sanad tadi lemah dengan sebab Asma ibnil Hakam Al Fazariy.

Maka sholat khusus untuk tobat itu tidak disyariatkan menurut pendapat yang benar. Tapi orang yang bertobat perlu memperbanyak ketaatan pada Alloh dengan amalan-amalan yang disyariatkan, di antaranya adalah berwudhu dan memperbagus wudhunya, lalu menegakkan sholat yang disyariatkan dengan khusyu’, karena amalan tadi  menggugurkan dosa-dosa dan menyebabkan orang masuk ke dalam Jannah. Dari Utsman bin Affan rodhiyallohu ‘anhu yang berkata:

والله لأحدثنكم حديثا لولا آية في كتاب الله ما حدثتكم. إني سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول: «لا يتوضأ رجل مسلم فيحسن الوضوء فيصلي صلاة إلا غفر الله له ما بينه وبين الصلاة التي تليها». (أخرجه مسلم (277))

“Demi Alloh aku benar-benar akan memberikan satu hadits pada kalian, andaikata bukan karena satu ayat di dalam Kitabulloh niscaya aku tak akan menceritakannya pada kalian. Aku mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seseorang Muslim berwudhu lalu dia memperbagus wudhunya, lalu dia sholat, kecuali Alloh mengampuni untuknya dosa Antara dirinya sampai dia mengerjakan sholat yang berikutnya.” (HR. Muslim (277)).

Dan dari “Uqbah bin Amir rodhiyallohu ‘anhu yang berkata:

كانت علينا رعاية الإبل فجاءت نوبتي فروحتها بعشي فأدركت رسول الله صلى الله عليه و سلم قائما يحدث الناس فأدركت من قوله: «ما من مسلم يتوضأ فيحسن وضوءه ثم يقوم فيصلي ركعتين مقبل عليهما بقلبه ووجهه إلا وجبت له الجنة». قال: فقلت: ما أجود هذه. فإذا قائل بين يدي يقول: التي قبلها أجود. فنظرت فإذا عمر قال: إني قد رأيتك جئت آنفا. قال: «ما منكم من أحد يتوضأ فيبلغ ( أو فيسبغ ) الوضوء ثم يقول أشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبد الله ورسوله إلا فتحت له أبواب الجنة الثمانية يدخل من أيها شاء». (أخرجه مسلم (234)).

“Dulu kami punya kewajiban untuk mengurusi ota-onta, lalu datanglah giliranku, maka aku menggiringnya pulang di sore hari, lalu aku mendapati Rosululloh shollallohu ‘alaihi waalihi wasallam berdiri memberikan hadits pada orang-orang. Maka aku mendapatkan sebagian dari sabda beliau: “Tidaklah seorang Muslim berwudhu lalu dia memperbagus wudhunya, lalu dia bangkit bersholat dua rekaat dengan menghadapkan hatinya dan wajahnya, kecuali dia wajib mendapatkan Jannah.” Aku berkata: “Alangkah bagusnya hadits ini.” Tiba-tiba saja di hadapanku ada orang berkata: “Yang sebelumnya lebih bagus lagi.” Maka aku memandang kepadanya, ternyata dia adalah Umar yang berkata: “Sungguh aku melihat dirimu datang barusan. Nabi telah bersabda: “Tidaklah seorangpun dari kalian berwudhu lalu dia memperbagus wudhunya, lalu dia berkata –yang artinya:- “Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang benar kecuali Alloh, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Alloh dan utusan-Nya,” kecuali pasti akan dibukakan untuknya delapan pintu Jannah, dia akan memasukinya dari pintu manapun yang disukainya.” (HR. Muslim (224)).

Al Imam Ibnu Utsaimin rohimahulloh ditanya: “Apa hukum sholat tobat? Dan apakah dalil yang datang tentang hal itu shohih?”

Beliau rohimahulloh menjawab: “Sholat tobat itu di dalam haditsnya ada kelemahan. Tapi dia punya pendukung yang menunjukkan bahwasanya dia punya asal, seperti hadits Utsman bin Affan –lalu beliau menyebutkan hadits tadi- maka hadits ini merupakan pendukung yang menunjukkan bahwasanya seseorang itu jika berwudhu lalu dia menyempurnakan wudhunya, lalu dia sholat dua rekaat, maka sungguh dosanya yang terdahulu itu diampuni. Dan tidak dinamakan sholat tobat, akan tetapi dia adalah sholat sunnah wudhu. Akan tetapi dihasilkan dengannya tobat.”(selesai dari “Liqoul Babil Maftuh”/1/hal. 425).

Inilah jawaban singkat tentang sholat taubah.
Permasalah ini dengan perselisihan para ulama tentang masalah ini telah ana sebutkan dalam kitab “Hukmu Sholatit Taubah”, tertanggal 9 Romadhon 1435 H.

والله تعالى أعلم بالصواب
والحمد رب العالمين

Dijawab oleh Abu Fairuz Abdurrahman bin Sukaya Al-Qudsy Al-Indonesiy.

Shon’a, Rabu 11 Jumadal Ula 1436 H.\

sumber: https://thaifahalmanshurah.wordpress.com/

╭─┅─═ঊঊঈ═─┅─╮ 

       SEBARKANLAH 
       ENGKAU AKAN 
       MENDAPATKAN 
           PAHALANYA 
╰─┅─═ঊঊঈ═─┅─╯ 

 🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 

Buat Yang Memerangi Kebatilan Dengan Identitas Samaran

Buat Yang Memerangi Kebatilan
Dengan Identitas Samaran



Ditulis Oleh:


Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo
Al Qudsi Al Indonesi ‘afallohu ‘anhu



بسم الله الرحمن الرحيم

Dari: Al Faqir Ilalloh Abu Fairuz Abdurrohman bin Sukaya Aluth Thury Al Qudsy
Al Indonesy 'afallohu 'anhu
Kepada: Seluruh kelompok atau individu yang memerangi kebatilan
namun tanpa memakai identitas asli.
di manapun mereka berada.


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
﴿ يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون﴾ .
﴿يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا﴾
﴿ يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما .﴾
أما بعد: فإن خير الحديث كلام الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وعلى آله وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.

Yang pertama, ana menyatakan kegembiraan atas kecemburuan Antum semua demi agama Alloh ini. Semoga hal ini sebagai salah satu alamat kuatnya iman, rasa cinta dan kesetiaan Antum pada Alloh ta'ala. Alloh ta'ala berfirman:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ﴾ [المائدة/54]

"Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa murtad dari agamanya dari kalian, maka nanti Alloh akan mendatangkan suatu kaum yang Alloh mencintai mereka, dan mereka juga mencintai Alloh. Mereka lembut terhadap orang mukminin dan keras terhadap orang-orang kafir, dan mereka berjihad di jalan Alloh dan tidak takut pada celaan orang yang mencela. Yang demikian itu adalam karunia Alloh yang diberikannya pada orang yang Dia kehendaki. Dan Alloh itu Wasi' (Mahaluas) lagi 'Alim (Maha Mengetahui)". 

(QS Al Ma'idah 54)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahulloh- berkata:

فمن المعلوم ان من احب الله المحبة الواجبة فلا بد ان يبغض أعداءه ولا بد ان يحب ما يحبه من جهادهم كما قال تعالى : ﴿إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفّاً كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ﴾ ، والمحب التام لا يؤثر فيه لوم اللأئم وعذل العاذل بل ذلك يغريه بملازمة المحبة

"Maka termasuk perkara yang telah diketahui bersama bahwasanya barangsiapa mencintai Alloh dengan kecintaan yang wajib, maka haruslah bagi dirinya untuk membenci musuh-musuh-Nya, dan harus mencintai perkara yang dicintai-Nya, yaitu jihad memerangi mereka, sebagaimana firman Alloh ta'ala: "Sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya secara berbaris rapi seakan-akan mereka adalah bangunan yang kokoh."
Dan orang yang cinta dengan sempurna tak akan terpengaruh celaan orang yang mencela, ataupun cercaan orang yang mencerca. Bahkan yang demikian itu mendorong dirinya untuk komitmen dengan cinta tersebut." 

("At Tuhfatul 'Iroqiyyah" 1/hal. 50)


Ibnu 'Aqil -rahimahulloh- berkata:

فَأَيْنَ رَائِحَةُ الْإِيمَانِ مِنْكَ وَأَنْتَ لَا يَتَغَيَّرُ وَجْهُكَ فَضْلًا عَنْ أَنْ تَتَكَلَّمَ، وَمُخَالَفَةُ اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَاقِعَةٌ مِنْ كُلِّ مُعَاشِرٍ وَمُجَاوِرٍ فَلَا تَزَالُ مَعَاصِي اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالْكُفْرُ يَزِيدُ، وَحَرِيمُ الشَّرْعِ يُنْتَهَكُ، فَلَا إنْكَارَ وَلَا مُنْكِرَ، وَلَا مُفَارَقَةَ لِمُرْتَكِبِ ذَلِكَ وَلَا هِجْرَانَ لَهُ. وَهَذَا غَايَةُ بَرَدِ الْقَلْبِ وَسُكُونِ النَّفْسِ وَمَا كَانَ ذَلِكَ فِي قَلْبٍ قَطُّ فِيهِ شَيْءٌ مِنْ إيمَانٍ؛ لِأَنَّ الْغِيرَةَ أَقَلُّ شَوَاهِدِ الْمَحَبَّةِ وَالِاعْتِقَادِ. ("الآداب الشرعية "ج 1 ص 178)

"Maka manakah aroma iman darimu sementara engkau tidak berubah wajahmu –lebih-lebih lagi untuk mau berbicara- dalam keadaan penyelisihan terhadap Alloh subhanahu wa ta'ala dilakukan oleh keluarga dan tetangga. Terus-menerus kedurhakaan pada Alloh azza wa jalla dan kekufuran bertambah, garis batas syariat dilanggar, tapi tiada pengingkaran dan tidak ada orang yang mengingkari, dan tiada pula perpisahan diri dari orang yang melanggar syariat. Dan ini adalah puncak dari kebekuan hati dan diamnya jiwa. Dan tiada lagi tersisa iman dari dalam hati, karena kecemburuan adalah alamat cinta dan keyakinan yang paling kecil." 

("Al Adabusy Syar'iyyah" 1/hal. 178)


Yang kedua, ana juga menyampaikan jazakumullohu khoiron atas upaya Antum semua untuk menegakkan al haq di muka bumi, dan memberantas kebatilan. Semoga hal itu menjadi alamat tingginya derajat Antum semua di sisi Alloh ta'ala. Alloh ta'ala berkata:

﴿كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ﴾

"Kalian adalah umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Alloh." 

(QS Ali Imron 110)

Yang ketiga adalah bahwasanya ana ingin menyampaikan nasihat kepada Antum semua, sebagai bentuk realisasi dari sabda Rosululloh -shalallohu 'alaihi wa sallam-:

المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضًا

"Seorang mukmin dengan mukmin yang lain adalah bagaikan satu bangunan, sebagiannya memperkuat bagian yang lain." 

(HSR Al Bukhory/2314 dan Muslim/2585 dari Abu Musa Al Asy'ary rodhiyallohu 'anhu)

Ana ingin mengingatkan bahwasanya Islam itu sudah sempurna, baik secara aqidah, manhaj, fiqh, akhlaq, dakwah sampai juga metode membantah ahli batil.
Dan bukanlah termasuk manhaj Salaf membikin tulisan untuk memerangi ahli bida' dan para penyeleweng secara gelap (tanpa menyertakan identitas sama sekali, atau berusaha mengaburkan jati diri).

Rosululloh -shalallohu 'alaihi wa sallam- dalam surat-suratnya beliau menyebutkan nama, dan tidak takut kemarahan para raja yang disurati.

Demikian pula para Salaf dalam nasihat dan kitab-kitab bantahan mereka, dalam keadaan mereka tahu bahwasanya kebanyakan ahlul bid'ah punya hubungan dengan penguasa, tapi Ahlul Haq tidak takut akan resiko dakwah dan menegakkan kebenaran.

Justru yang menulis secara gelap dia akan dicap sebagai orang yang majhul dan tidak diterima beritanya. Dan juga hal itu termasuk tasyabbuh (penyerupaan) dengan para hizbiyyin. Dan kita dilarang untuk menyerupai seluruh orang fasiq ataupun golongan yang cacat dan kurang secara agama.

Alloh ta'ala berfirman:

﴿وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ ﴾ [الحشر/19]

"Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan Alloh, sehingga Alloh menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasiq." 

(QS Al Hasyr 19)


Dan masing-masing mendapatkan balasan sesuai dengan amalannya dan tidaklah sama orang sholih dan orang fasiq. Maka untuk apa mengikuti jalan mereka?

Alloh ta'ala berfirman:

﴿أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ ﴾ [القلم/35]

"Maka apakah Kami jadikan muslimin itu sama dengan mujrimin?" 

(QS Al Qolam 35)


Alloh ta'ala berfirman:

﴿أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الْأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ﴾ [ص/28]

"Apakah Kami jadikan orang-orang yang beriman dan beramal sholih itu seperti orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi? Apakah Kami jadikan orang yang bertaqwa itu seperti orang yang fajir?" 

(QS Shod 28)


Dan juga berfirman:

﴿أَفَمَنْ كَانَ مُؤْمِنًا كَمَنْ كَانَ فَاسِقًا لَا يَسْتَوُونَ﴾ [السجدة/18]

"Maka apakah orang yang beriman itu seperti orang yang fasiq? Tidak sama." 

(QS As Sajdah 18)


Dan para ahli bid'ah dan hizbiyyah adalah orang fasiq dan kurang agamanya.
Termasuk dari trik-trik hizbiyyin dalam memerangi ahlissunnah adalah penulisan dengan menyembunyikan identitas asli.


Wahai para penulis, - hafidzakumulloh -

Maka ana nasihatkan pada Antum sekalian untuk menjunjung tinggi kejujuran dan keberanian di jalan Alloh ta'ala.

Rosululloh -shalallohu 'alaihi wa sallam- bersabda:

شر ما في رجل شح هالع وجبن خالع

"Sejelek-jelek sifat yang ada pada seorang lelaki adalah sifat pelit yang penuh dengan keluhan, dan sifat penakut yang amat sangat." 

(HSR Ahmad dan At Tirmidzy dari Abi Huroiroh rodhiyallohu 'anhu. Lihat "Al Jami'ush Shohih" 5/131 karya Imam Al Wadi'y -rahimahulloh-)


Juga Syaikh Robi' Al Madkholi -hafidhahulloh- berkata:

فهذا من أهم مواطن الصدق والإقدام والرجولة والشجاعة ، ولا ينبغي للشجعان أن يتواروا عن مواجهة هذه الفتنة.

"Dan ini termasuk posisi kejujuran, kemajuan, kejantanan, dan keberanian yang paling penting. Dan tidak pantas bagi para pemberani untuk bersembunyi dari menghadapi fitnah ini." 

("Jama`ah wahidah"/160/ Syaikh Robi' Al Madkholi)


Adapun buat orang atau kelompok yang menamakan dirinya "Anti Luqman" atau yang semisal dengan itu, maka ana ucapkan jazakumullohu khoiron atas partisipasi kalian. Ana dan teman-teman ana di sini belum mengenal kalian. Bisa jadi kalian memang orang-orang yang memendam dendam lama pada Luqman, atau tidak menutup kemungkinan kalian itu mata-mata aparat. Atau mungkin juga kalian adalah kawanan hizbiyyun yang memanfaatkan kekeruhan untuk menghantam Luqman. Atau mungkin juga kalian adalah kawan Luqman sendiri yang pura-pura menyerang Luqman dari balik tembok alam maya, sehingga apabila Ahlussunnah menyerang anak buahnya Luqman yang berperang membela dirinya dengan nama palsu, Luqman bisa berkata pada Ahlussunnah,"Kalian juga sama saja." Atau mungkin juga kalian adalah Ahlussunnah yang ingin beramal baik akan tetapi belum paham akan salahnya cara tersebut.

Maka ana katakan: Ana tidak bermaksud menghina ataupun merendahkan kalian. Hanya saja karena kalian tidak memperkenalkan diri, dan juga menempuh cara yang tidak benar, dan juga karena saratnya hizbiyyun dengan makar, maka jangan salahkan kaum muslimin jika berbagai dugaan itu muncul, sesuai dengan beranekaragamnya kemungkinan, tanpa adanya qorinah yang kuat.

Yang pasti kami berlepas diri dari setiap penulisan yang tidak menyertakan jati diri yang benar, setelah dan sebelum nasihat ini ditulis. Bukan berarti kita harus menyertakan nama kecil kita meskipun sudah dirubah karena tidak Islamy. Tapi yang diinginkan adalah jati diri yang dengannya dia dikenal oleh orang yang dia bantah, dan dikenal oleh ahlussunnah yang lain, sehingga memudahkan untuk diketahui dari pihak manakah si penulis tersebut? Dan agar mudah untuk dimintai pertanggungjawaban secara syariah. Dan perkara terakhir ini yang amat ditakuti oleh para hizbiyyun.

Dan ana juga sudah menulis bantahan secara agak terperinci terhadap Luqman Ba Abduh di dalam risalah(1) yang insya Alloh sudah tersebar, sudah diperiksa oleh beberapa masyayikh dan diidzinkan oleh Fadhilatusy Syaikh Yahya -hafizhahulloh- untuk disebarkan. Dan tentu saja masih banyak kebatilan Luqman yang belum tertulis di dalamnya. Jika antum semua hendak melengkapinya dengan tulisan yang terpisah, maka itu adalah hak antum, tapi dengan adab-adab yang diajarkan oleh Salafush Sholih. 

Antum semua terlalu mulia untuk mengikuti jalan seorang hizby hina yang menamakan dirinya Abu Mahfudh Ali bin Imron dst. Beraninya membikin kedustaan dan memutarbalikkan fakta, sambil berusaha mengadu domba para pejuang fi sabilillah dan mengaburkan hakikat, tapi tak berani dengan jujur menampakkan identitas aslinya pada kami. Mengaku ada di Dammaj tapi tak kami temukan batang hidungnya. Kami ingin mengunjunginya dan memperkenalkan dirinya pada Syaikh Yahya - hafidzahulloh -. Tapi sampai sekarang tak berani unjuk pantat.

Sementara itu dia dengan bangga berkata: "Tak akan membahayakan diriku orang yang tidak mengenalku. Cukuplah teman-temanku mengenalku, dan yang tahu adalah hujjah terhadap yang tidak tahu."

Bagaimana jadi hujjah sementara para komplotannya juga tak berani mengaku kenal akan dirinya!? Seperti inikah thoriqotus Salaf dan penerapan kaidah Salaf?

Inilah nasihat yang bisa ana sampaikan pada kesempatan ini, semoga Alloh senantiasa mengokohkan kita di atas tauhid dan sunnah, dan tegar di atas manhaj Salaf. Bisa jalan ini pahit secara lahiriyyah tapi manis secara batiniyyah. Mungkin awalnya berat tapi akhirnya adalah kebahagiaan dan ketentraman serta istirahat yang abadi dan nyaman di Jannah. Penatnya perjuangan di dunia pasti akan mencapai garis akhir.

Imam Al Murrudzy -rahimahulloh- berkata:

سَمِعْت أَبَا عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ لِشُجَاعِ بْنِ مَخْلَدٍ يَا أَبَا الْفَضْلِ إنَّمَا هُوَ طَعَامٌ دُونَ طَعَامٍ وَلِبَاسٌ دُونَ لِبَاسٍ ، وَإِنَّهَا أَيَّامٌ قَلَائِلُ .

"Aku mendengar Abu Abdillah (Ahmad bin Hanbal) berkata pada Syuja' bin Makhlad: "Wahai Abul Fadhl, sesungguhnya (dunia) ini hanyalah makanan yang bukan makanan sejati, dan pakaian yang bukan pakaian sejati. Dan dia itu hanyalah hari-hari yang singkat belaka."

("Al Adabusy Syar'iyyah" 2/hal. 350)


Imam Ibnul Qoyyim -rahimahulloh- berkata:

يا أقدام الصبر احملي بقى القليل تذكر حلاوة الوصال يهن عليك مر المجاهدة قد علمت أين المنزل

"Wahai tapak-tapak kesabaran, pikullah, tinggal sedikit lagi. Ingatlah manisnya perjumpaan, maka dengannya akan menjadi enteng bagimu pahitnya perjuangan. Engkau telah mengetahui di manakah tempat beristirahat (di Jannah)" 

(Al Fawa'id 1/hal. 78).


والحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Selesai ditulis:
pada tanggal 8 Shofar 1430 H
oleh:
Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo
Al Qudsi Al Indonesi ‘afallohu ‘anhu


sumber: http://maktabahfairuzaddailamiy.blogspot.com/

╭─┅─═ঊঊঈ═─┅─╮ 
       SEBARKANLAH 
       ENGKAU AKAN 
       MENDAPATKAN 
           PAHALANYA 
╰─┅─═ঊঊঈ═─┅─╯ 

 🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 

Anak Perempuan Istri Yang bukan dari Benih Kita Adalah Mahram Bagi Kita

Ditulis dan diterjemahkan Oleh:
Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al JawiyAl Indonesiy –semoga Alloh memaafkannya-

بسم الله الرحمن الرحيم
Pembukaan

 :الحمد لله وأشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وسلم أما بعد

Telah datang surat dari seorang ikhwah yang berisi pertanyaan kepada saya sebagai berikut: seseorang menikah dengan seorang wanita selama beberapa tahun, dan tidak dikaruniai anak. Lalu mereka bercerai. Kemudian wanita ini menikah lagi dengan pria lain, lalu mereka dikaruniai anak gadis. Maka apakah gadis ini mahrom bagi pria pertama?

Jawaban dengan mohon pertolongan pada Alloh: ketentuan dasar di kalangan ulama :

الدخول على الأمهات تحرم البنات البتة

Masuknya seorang pria ke seorang wanita (sudah menggaulinya) itu menyebabkan anak perempuan dari wanita itu mahrom untuk pria itu selamanya.

Dalilnya adalah firman Alloh ta’ala:

{ حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ –إلى قوله:- وَرَبَائِبُكُمُ اللَّاتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللَّاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ} [النساء: 23]

“Diharomkan terhadap kalian ibu-ibu kalian, anak-anak perempuan kalian, -sampai firman Alloh:- dan anak-anak perempuan yang ada di rumah-rumah kalian dari istri-istri kalian yang kalian telah menggaulinya (menggauli istri kalian)…” (QS. An Nisa: 23).

Ini dalil yang jelas bahwasanya anak perempuan istri kita yang bukan hasil dari benih kita adalah mahrom bagi kita.
Tapi ayat tersebut menyebutkan “dan anak-anak perempuan yang ada di rumah-rumah kalian” maka bagaimana jika anak perempuan tadi tidak diasuh di rumah kita? Jawabnya adalah: sama saja, karena ayat tadi bukan mendatangkan pembatasan, hanya saja menjelaskan kondisi kebanyakan yang terjadi di adat kebiasaan mereka.

Al Imam Muhammad Asy Syinqithiy rohimahulloh berkata: Dan telah tetap di dalam prinsip fiqh: bahwasanya suatu nash jika berjalan di atas kondisi kebanyakan orang, maka nash tadi tidak punya makna kebalikan, karena bisa jadi yang diinginkan dari nash tadi adalah kondisi kebanyakan tadi, bukan bermaksud mengeluarkan makna kebalikan tadi dari hukum yang tertulis. Oleh karena itulah maka mayoritas ulama tidak menganggap berlakunya makna kebalikan dalam firman Alloh ta’ala:

{ وَرَبَائِبُكُمُ اللَّاتِي فِي حُجُورِكُمْ } [النساء: 23]

“Dan anak-anak perempuan yang ada di rumah-rumah kalian” (QS. An Nisa: 23).

Karena ayat tadi berjalan di atas keumuman adat masyarakat. (selesai dari “Adhwaul Bayan”/3/hal. 98).

Al Imam Abdurrohman Al Sa’diy rohimahulloh berkata: “Robibah adalah anak wanita dari sang istri sekalipun dia turun (yaitu: anaknya, cucunya, anak dari cucunya, dan seterusnya). Maka robibah itu tidak jadi mahrom sampai si pria tadi menggauli istrinya (ibu si Robibah), sebagaimana Alloh berfirman di sini:

{وَرَبَائِبُكُمُ اللاتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ} الآية

“Diharomkan terhadap kalian … dan anak-anak perempuan yang ada di rumah-rumah kalian dari istri-istri kalian yang kalian telah menggaulinya (menggauli istri kalian)…”

Mayoritas ulama berkata: “Sesungguhnya firman-Nya: “yang ada di rumah-rumah kalian” adalah ikatan yang mengikuti kebiasaan umum, tidak punya kebalikan makna, karena sesungguhnya robibah itu harom dinikahi suami ibu sekalipun si robibah tadi tidak tumbuh di rumah pria tadi.
Akan tetapi pengait tadi punya dua faidah:

Yang pertama: di dalamnya ada peringatan akan hikmah diharomkannya robibah untuk dia nikahi, karena robibah tadi adalah bagaikan anak perempuan si pria tadi. Maka sikap membolehkan untuk menikahinya adalah amat buruk.

Yang kedua: di dalamnya ada penunjukan tentang bolehnya khulwah (bersepi-sepi) dengan robibah, karena dia itu bagaikan wanita yang tumbuh di rumah si pria tadi dari kalangan anak-anak perempuannya sendiri dan semisal mereka. Wallohu a’lam.” (selesai dari “Taisirul Karimir Rohman”/hal. 173).

Dan saya telah menanyakan masalah ini pada Fadhilatu Syaikhina Aba Abdirrohman Abdurroqib Al Kaukabaniy hafizhohulloh, maka beliau menulis jawaban sebagai berikut: “Ketentuan yang telah disepakati adalah bahwasanya menggauli sang ibu itu menyebabkan sang anak wanita diharomkan untuk dinikahi oleh sang suami ibu. Maka kemahroman itu telah tetap. Dan bisa jadi penamaan anak wanita tadi sebagai Robibah sebagai perluasan dalam ungkapan, karena pria tadi telah menikahi ibu si anak wanita tadi sebelum anak tadi diciptakan.” Selesai.

والله أعلم بالصواب. والحمد لله رب العالمين

Shon’a 8 Jumadats Tsaniyah14360 

sumber: https://thaifahalmanshurah.wordpress.com/

╭─┅─═ঊঊঈ═─┅─╮ 

       SEBARKANLAH 
       ENGKAU AKAN 
       MENDAPATKAN 
           PAHALANYA 
╰─┅─═ঊঊঈ═─┅─╯ 

 🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 


Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...