Hukum Imam membaca mush haf saat shalat

Hukum Imam membaca mush haf saat shalat
Pertanyaan:
Kami punya Imam, ia memimpin shalat Isya dan tarawih di bulan Ramadhan dari Mush haf, apakah hal ini boleh?

Jawaban:
Lebih pantas agar tidak membaca dari mush haf , Inbu Hazm beristidlal akan larangan membaca dari mush haf (saat shalat) berdasarkan sabda Rasulullah shallalahu alaihi wasallam:
إن في الصلاة لشغلا
"Sesungguhnya dalam shalat itu adalah kesibukan"
Orang yang membaca dari mush haf tersibukkan, maka lebih baik imam itu membaca apa yang ia sanggupi, Allah berfirman:
 ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ ۚ
"Maka bacalah apa yang mudah dari Al qur an" [Al-Muzzammil :20]
Hal ini berkaitan dengan shalat taraweh, bersamaan itu sebagian sahabat melakukan hal itu yaitu membaca pada mush haf dalam shalat tarawih, 
Adapun shalat fardhu, maka tidak ada seorangpun (dari sahabat) yang shalat membaca mush haf,  sehingga melakukannya (dalam shalat fardhu ) adalah muhdats (bid'ah).
Dijawab oleh Asy Syaikh Yahya bin Ali Al Hajury hafidhzahullah.

Lihat Al Kanzu AstStamiin.

[Faedah fatwa ditarjim oleh ust. Abu Ubayd Fadli hafidzhohulloh dan dipost di majmuah roudhotu ath tholibin mangkutana",,, dan pertanyaan adalah dari abu hanzholah madiun dipost di majmuah "salafiyun"]

Kenapa Allah تعالى menyerupakan DUNIA dengan air

Kenapa Allah تعالى menyerupakan DUNIA dengan air 

 وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ
Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit.
Allah تعالى menyerupakan DUNIA dengan air (ditinjau dari beberapa sisi) :
1       Karena air tidak akan menetap (selamanya) disuatu tempat, maka demikian pula DUNIA tidak     akan mungkin diatas satu keadaan (yang selamanya)
2       Dan karena sungguh air akan hilang dan tidak kekal, maka demikian pula DUNIA akan punah.
3    Dan karena air tidak ada seorang pun yang bisa masuk kedalamnya dan tidak bisa pula        meninggalkannya (manusia pasti akan mencarinya), maka demikian pula DUNIA tidak ada yang  akan selamat dari fitnah dan marabahayanya.
4     Dan karena air jika dipergunakan seperlunya maka akan memberikan manfaat yang berguna    (bagi makhluk) dan jika melewati kadar kebutuhan maka akan memberikan madharat yang  membinasakakan, maka demikian pula DUNIA, mengambil secukupnya darinya maka akan  bermanfaat dan jika terlalu berambisi maka akan memberikan madharat.

 Al-jaami'u Li ahkaamil Qur'an 13/289.

Kuburan di sebelah Mesjid

-Kuburan di sebelah Mesjid-
Berbagi Faedah tanya jawab dengan ustadz Abu Fayruz hafizhohulloohu ta'alaa.
Soal:
Bismillah
Ada titipan pertanyaan dari seorang ikhwah
 Dia mau kontrak rumah, dia sudah senang selali dan harganya pun cocok tapi ada musykilah. Rumah itu sebelah luar mepet dengan kuburan, gimana hukum tinggal dan sholat dalam rumah itu ustadz?
بارك الله فيكم
Jawab:
 InsyaAlloh tidak mengapa karena sudah dibatasi dinding. Berulang kali Syaikhuna Yahya ditanya tentang masjid yang arah kiblatnya di luar dindingnya ada kuburan, maka beliau menjawab:
 "Tak apa apa jika dia di luar masjid dan dibatasi oleh dinding masjid."
Dan jawabannya boleh, karena kalau kita sholat dalam rumah tidak langsung menghadap kuburan karena antara kita dan kuburan ada dinding rumah sebagai pembatas.
Karena syaikh yahya pernah ditanya tentang sholat di masjid yang di luar dindin arah kiblatnya (arah tempat imam sholat) ada kuburan. Maka syaikh yahya hafizhohullooh ta'alaa menjawab:
 "BOLEH, karena antara imam sholat tersebut dengan kuburan ada dinding masjid sebagai pemisah."
--Fatwa beberapa Masyaikh terkait Kuburan yang berada disisi luar Mesjid--
1) Al Imam Ibnu Baz rohimahulloh berkata:
إن كان القبر خارج المسجد، عن يمينه أو شماله أو أمامه أو خلفه وليس في داخله، فالصلاة صحيحة، لكن لو تيسر إبعاده في المقابر، يكون أولى حتى لا يغلو فيه أحد، إذا كان خارج المسجد خارج بناء المسجد، عن يمين أو شمال أو أمام أو خلف، الأولى والأفضل أن ينقل لا يبقى القبر عند المسجد، لئلا يغلى فيه وينقل للمقابر العامة، ولكن الصلاة صحيحة؛ لأن المسجد سليم من القبور ليس في داخله قبور.
“Jika kuburan itu ada di luar masjid, di kanannya atau kirinya atau depannya atau belakangnya, maka sholatnya sah. Akan tetapi jika mudah untuk menjauhkan masjid dari kuburan maka itu lebih utama agar tidak ada seorangpun yang bersikap melampaui batas kepadanya. Jika kuburan itu ada di luar masjid, di luar bangunan masjid, di kanannya atau kirinya atau depannya atau belakangnya, maka yang lebih baik dan lebih utama adalah kuburan itu dipindah agar tidak tersisa di sisi masjid, agar tidak disikapi melampuai batas. Dan kuburan tadi dipindahkan ke pekuburan umum. Akan tetapi sholatnya sah, karena masjid tadi selamat dari kuburan, tidak ada kuburan di dalamnya.”
(“Fatawa Nur ‘Alad Darb Ibnu Baz”/disusun oleh Asy Syuwai’ir/2/hal. 225).

2) para ulama Lajnah Daimah yang dipimpin Asy Syaikh Sholih Alusy Syaikh dan beranggotakan Asy Syaikh Sholih Al Fauzan ditanya:
ما حكم الصلاة في مسجد مجاور لمقبرة، بحيث لا يفصله عنها سوى جدار واحد، أي: جدار المسجد؟
“Apa hukum sholat di masjid yang bertetangga dengan kuburan, yang maka tidak ada yang memisahkan masjid itu dari kuburan tadi selain satu dinding, yaitu dinding masjid?”
Maka para ulama tadi menjawab:
المسجد المفصول عن القبر بطريق أو فضاء من وراء جدار المسجد لا بأس بالصلاة فيه؛ لعدم المحذور، لأن هذا المسجد لم يبن على قبر، أما إذا كان القبر أو المقبرة متصلة بجدار المسجد فإنه لا تصح الصلاة فيه؛ لأنها تكون صلاة عند القبر، وذلك وسيلة من وسائل الشرك.
“Masjid yang terpisah dari kuburan dengan jalanan atau tanah kosong di belakang dinding masjid, tidak apa-apa sholat di dalamnya, karena tidak ada perkara yang dilarang di situ, karena masjid ini tidak dibangun di atas kuburan. Adapun jika kuburan atau pekuburan tadi bersambung dengan dinding masjid, maka sholatnya di dalam masjid itu tidak sah, karena hal itu berarti sholat di kuburan, dan yang demikian itu adalah salah satu dari sarana kesyirikan.”
(selesai dari “Fatawal Lajnatid Daimah”/5/hal. 243).

3) Al Imam Al Wadi’iy rohimahulloh berkata:
فالصلاة في المسجد الذي أمامه مقبرة خارج جدار المسجد صحيحة، لأنّ النهي عن الصلاة في المسجد الذي فيه مقبرة، كما جاء عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم أنه قال: ((الأرض كلّها مسجد، إلاّ المقبرة والحمّام)).
وفي "صحيح مسلم" من حديث جندب عن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال: ((ألا وإنّ من كان قبلكم كانوا يتّخذون قبور أنبيائهم وصالحيهم مساجد، ألا فلا تتّخذوا القبور مساجد، إنّي أنْهاكم عن ذلك)).
وحديث: أنّ النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال: ((لا تصلّوا إلى القبور، ولا تجلسوا عليها)).
فهذا إذا كانت الصلاة إليها بدون حائط أو جدار. أما إذا وجد الجدار أو الحائط وهي خارج المسجد، فالصلاة صحيحة إن شاء الله.
“Maka sholat di dalam masjid yang di depannya itu ada pekuburan di luar dinding masjid itu sah, karena larangannya adalah untuk sholat di dalam masjid yang di dalamnya ada kuburan, sebagaimana datang dari Abu Sa’id Al Khudariiy rodhiyallohu ‘anhu dari Nabi shollallohu ‘alaihi waalihi wasallam bahwasanya beliau bersabda:
((الأرض كلّها مسجد، إلاّ المقبرة والحمّام)).
“Bumi itu semuanya adalah masjid kecuali pekuburan dan kamar kecil.”
Dan di dalam “Shohih Muslim” dari hadits Jundub dari Nabi shollallohu ‘alaihi waalihi wasallam yang bersabda:
((ألا وإنّ من كان قبلكم كانوا يتّخذون قبور أنبيائهم وصالحيهم مساجد، ألا فلا تتّخذوا القبور مساجد، إنّي أنْهاكم عن ذلك))
“Ketahuilah sesungguhnya orang yang sebelum kalian dulu mereka biasa menjadikan kuburan para Nabi mereka dan orang-orang sholih mereka sebagai masjid-masjid. Ketahuilah, maka janganlah kalian menjadikan kuburan-kuburan sebagai masjid-masjid, sesungguhnya aku melarang kalian dari yang demikian itu.”
Dan di dalam suatu hadits:
((لا تصلّوا إلى القبور، ولا تجلسوا عليها))
“Janganlah kalian sholat kepada kuburan dan janganlah kalian duduk di atasnya.”
Maka hal itu adalah jika sholat kepada kuburan tadi tanpa tembok atau dinding. Adapun jika didapatkan dinding atau tembok, dan kuburan itu di luar masjid, maka sholatnya itu sah insya Alloh.”
(selesai dari “Tuhfatul Mujib”/hal. 83-84).
-- SELESAI--
dikumpulkan dari majmuah
 ﺭوضة ﺍﻟﻂﺎﻟﺒﻴﻦ الإندونيسيين
oleh saudara kalian , salah satu peserta majmuah
semoga bermanfaat . .
Dari majlis hombiz...

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...