Macam-macam Kesyirikan Yang Melanda Umat di Setiap Zaman

Bagian Pertama: Syirik Besar & Macam-macamnya

ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺤَﻤْﺪَ ﻟﻠﻪ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩُ، ﻭَﻧَﻌُﻮْﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ، ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ، ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَّ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ، ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ . ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ :

Kesyirikan adalah perkara yang sangat disukai iblis [1] ,

oleh karena itulah dia beserta bala tentaranya berusaha semaksimal mungkin untuk menjerumuskan manusia ke dalamnya. Hal ini tentunya sangat menghawatirkan orang-orang yang peduli dengan keselamatan dirinya. Sebab apabila seseorang terjatuh ke dalamnya dan belum bertaubat darinya, maka Alloh tidaklah akan memberikan ampunan kepadanya, hal ini merupakan kecelakaan yang sangat besar.

Alloh berfirman:

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﻐْﻔِﺮُ ﺃَﻥْ ﻳُﺸْﺮَﻙَ ﺑِﻪِ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮُ ﻣَﺎ ﺩُﻭﻥَ ﺫَﻟِﻚَ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀ .

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain darinya (syirik) bagi orang-orang yang Dia kehendaki.” [QS. An-Nisaa: 48]

Belum lagi dengan bahaya-bahaya kesyirikan lainnya yang sudah selayaknya bagi setiap muslim untuk berusaha mengetahui perkara ini dan memahaminya dengan sebaik mungkin sehingga tidak terkecoh dengan tipu daya syaithon, seiring dengan doa agar Alloh memberikan keselamatan dan menghindarkan kita semua dari terjatuh dalam kesyirikan. Alloh telah berfirman:

ﻟَﻘَﺪْ ﺃَﻧْﺰَﻟْﻨَﺎ ﺁﻳَﺎﺕٍ ﻣُﺒَﻴِّﻨَﺎﺕٍ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﻣَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻁٍ ﻣُﺴْﺘَﻘِﻴﻢٍ

Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan, dan Allah akan memberikan petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus”. (QS. An-Nur: 46)

Ketahuilah, semoga Alloh merahmatimu, bahwa kesyirikan itu amatlah banyak ragamnya. Namun secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua macam: Syirik besar dan syirik kecil. Pada masing-masing golongan ini, para ulama membagi lagi menjadi beberapa macam agar kaum muslimin bisa dengan mudah dalam memahami dan mengenal bentuk-bentuk kesyirikan. Sebab Ahlul batil dalam setiap zaman berusaha untuk menampilkan kebatilannya dengan pakaian dan selubung sehingga nampak seperti kebenaran. Apabila seseorang telah memiliki pemahaman yang mapan dalam suatu perkara, maka dia tidak akan terkecoh dengan hiasan-hiasan tersebut. Demikian pula dalam permasalah kita ini, kesyirikan sejak zaman dulu hakekatnya sama, oleh karena itu pahamilah penjelasan berikut ini dengan seksama, semoga Alloh memberikan taufiqNya kepada kita semua.

PEMAPARAN SECARA RINGKAS TENTANG PEMBAGIAN SYIRIK BESAR

Syirik besar terjadi pada tiga hal utama:

Pertama: Syirik dalam Rububiyyah

Kedua: Syirik dalam Uluhiyyah. Syirik ini terbagi lagi menjadi empat macam: Syirik dalam ibadah dan doa, Syirik dalam tujuan dan niatan, syirik dalam ketaatan, dan terakhir; syirik dalam kecintaan.

Ketiga: Syirik dalam Asma’ wa Shifat (nama-nama Alloh dan sifat-sifat Nya), yang terbagi menjadi dua: Syirik Ta’thil dan Syirik Tamtsil.

Inilah pembagian syirik besar secara global yang perinciannya akan pembaca dapatkan pada ulasan di bawah ini. Semoga Alloh memberikan pertolonganNya kepada kita semua.

SYIRIK BESAR, PENGERTIAN & PEMBAGIANNYA

Syirik besar adalah semua perkara yang telah ditetapkan oleh syareat bahwa hal tersebut merupakan kesyirikan yang berakibat keluarnya orang yang melakukannya dari agama islam. Bentuk Syirik jenis ini adalah dengan menjadikan tandingan bagi Alloh pada perkara-perkara yang merupakan kekhususan Alloh. [Syarh Tsalatsatul Ushul-Al ‘Utsaimin: 42]

Sebagaimana tauhid terbagi menjadi tiga macam, yaitu tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma wa Shifat, maka syirik besar ini juga terjadi pada ketiga perkara yang merupakan kekhususan Alloh tersebut.

Pertama: Syirik Besar pada Rububiyyah

Syirik besar pada Rububiyyah adalah penyerupaan selain Alloh dengan Alloh pada perkara-perkara yang merupakan kekhususan Rububiyyah.

Bentuk penyerupaan ini adalah dengan memberikan kepada selain Alloh salah satu dari perkara-perkara yang berkaitan dengan Rububiyyatulloh, seperti: penciptaan, pemberian rizki, pengaturan jagad raya, kekuasaan untuk menghidupkan dan mematikan, penurunan hujan, penurunan bala dan malapetaka, serta perkara-perkara lainnya yang tidak bisa melakukannya kecuali Alloh semata.

Syaikhul Islam –rohimahulloh- berkata: “Sesungguhnya Robb yang maha suci, dialah yang merajai (segala sesuatu), yang mengatur, memberi, mencegah, menimpakan kemadhorotan, memberikan kemanfaatan, merendahkan, meninggikan, memuliakan, dan menghinakan. Barangsiapa yang bersaksi bahwa yang memberi atau mencegah atau menimpakan kemadhorotan atau memberikan kemanfaatan atau memuliakan atau menghinakan itu selain-Nya, maka sungguh dia telah berbuat syirik pada Rububiyyah.” [Majmu’ Fatawa: 1/ 92]

Hal ini akan semakin jelas bila kita datangkan contoh nyata yang banyak terjadi pada masyarakat kita, semoga Alloh memberikan hidayah-Nya kepada mereka.

Diantara contohnya adalah: Keyakinan sebagian orang bahwa mbah wali A atau yang lainnya bisa mendatangkan rezki yang melimpah, atau bisa memberikan anak sehingga mereka berduyun-duyun mendatangi kuburannya untuk meminta hal tersebut darinya. Padahal hanya Allohlah Dzat pemberi rizki yang sesungguhnya. Dia berfirman:

ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻭْﺛَﺎﻧًﺎ ﻭَﺗَﺨْﻠُﻘُﻮﻥَ ﺇِﻓْﻜًﺎ ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻟَﺎ ﻳَﻤْﻠِﻜُﻮﻥَ ﻟَﻜُﻢْ ﺭِﺯْﻗًﺎ ﻓَﺎﺑْﺘَﻐُﻮﺍ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟﺮِّﺯْﻕَ ﻭَﺍﻋْﺒُﺪُﻭﻩُ ﻭَﺍﺷْﻜُﺮُﻭﺍ ﻟَﻪُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺗُﺮْﺟَﻌُﻮﻥ

Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu telah membuat kedustaan (-dengan pernyataanmu bahwa berhala-berhala itu dapat memberi syafaat di sisi Allah-). Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidaklah mampu memberikan rezki kepadamu; Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan”.

(QS. Al-Ankabut: 17)

Contoh lain: Keyakinan sebagian orang bahwa danyang penunggu tempat tertentu, seperti laut kidul, gunung bromo, telaga sarangan, jembatan-jembatan tertentu atau tempat- tempat lainnya, bisa memberikan kecelakaan jika tidak diberikan sesajian atau tumbal, sehingga mereka pun diliputi kekhawatiran bahwa makhluk-makhluk tersebut akan mencelakakannya.

Sekedar adanya keyakinan dan ketakutan ini seseorang telah terjatuh dalam syirik Rububiyyah. Adapun jika keyakinan tersebut membuahkan amalan berupa pemberian sesajian kepadanya maka dia telah masuk pada syirik jenis lain yaitu syirik uluhiyyah, sebagaimana yang akan datang penjelasannya –Insya Alloh-. Padahal hanya Allohlah dzat yang bisa memberikan kecelakaan dan keselamatan. Dia berfirman:

ﻭَﺍﺗَّﺨَﺬُﻭﺍ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻧِﻪِ ﺁﻟِﻬَﺔً ﻟَﺎ ﻳَﺨْﻠُﻘُﻮﻥَ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻫُﻢْ ﻳُﺨْﻠَﻘُﻮﻥَ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻤْﻠِﻜُﻮﻥَ ﻟِﺄَﻧْﻔُﺴِﻬِﻢْ ﺿَﺮًّﺍ ﻭَﻟَﺎ ﻧَﻔْﻌًﺎ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻤْﻠِﻜُﻮﻥَ ﻣَﻮْﺗًﺎ ﻭَﻟَﺎ ﺣَﻴَﺎﺓً ﻭَﻟَﺎ ﻧُﺸُﻮﺭًﺍ

Kemudian mereka mengambil sesembahan-sesembahan selain-Nya, yang mereka itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) suatu kemanfaatanpun dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.” (QS. Al-Furqon: 3)

Contoh lain: Keyakinan sebagian orang bahwa benda tertentu bisa menolak bala dan malapetaka, yang hal ini biasa disebut oleh orang-orang dengan jimat. Sehingga karena keyakinan ini mereka menggantungkannya di leher atau tangan atau rumah atau barang-barang lainnya yang ditakutkan terkena melapetaka. Keyakinan yang seperti ini juga termasuk dalam jenis syirik ini yang banyak sekali dari kaum muslimin yang tidak menyadarinya.

Demikian pula keyakinan bahwa orang-orang tertentu yang telah mati, seperti Syaikh ‘Abdul Qodir Al-Jaelany, sunan-sunan tertentu, jin-jin atau yang lainnya bisa menyelamatkan dari bahaya, sehingga mereka ber-istighotsah (meminta pertolongan dari petaka yang menimpanya) dengan memanggil-manggil mereka, padahal orang-orang tersebut telah meninggal dan tidak bisa mendengar seruan mereka apalagi untuk memenuhi panggilan mereka.

ﻭَﻣَﺎ ﻳَﺴْﺘَﻮِﻱ ﺍﻟْﺄَﺣْﻴَﺎﺀُ ﻭَﻟَﺎ ﺍﻟْﺄَﻣْﻮَﺍﺕُ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﺴْﻤِﻊُ ﻣَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﻭَﻣَﺎ ﺃَﻧْﺖَ ﺑِﻤُﺴْﻤِﻊٍ ﻣَﻦْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻘُﺒُﻮﺭ

Dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat mendengar.” (Fathir: 22)

Inilah Rosululloh –Shollallohu ‘alaihi wa sallam-, makhluk yang paling mulia secara mutlak menyatakan bahwa dirinya tidaklah mampu untuk mendatangkan manfaat atau mencegah madhorot sedikitpun, lalu bagaimana dengan selain beliau??!! Alloh berfirman:

ﻗُﻞْ ﻟَﺎ ﺃَﻣْﻠِﻚُ ﻟِﻨَﻔْﺴِﻲ ﻧَﻔْﻌًﺎ ﻭَﻟَﺎ ﺿَﺮًّﺍ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﻟَﻮْ ﻛُﻨْﺖُ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺍﻟْﻐَﻴْﺐَ ﻟَﺎﺳْﺘَﻜْﺜَﺮْﺕُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَﻣَﺎ ﻣَﺴَّﻨِﻲَ ﺍﻟﺴُّﻮﺀُ ﺇِﻥْ ﺃَﻧَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻧَﺬِﻳﺮٌ ﻭَﺑَﺸِﻴﺮٌ ﻟِﻘَﻮْﻡٍ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ

Katakanlah (wahai Muhammad): “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Sekiranya saja aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. (Al-A’raf: 188)

Inilah beberapa contoh konkret yang kita dapati banyak terjadi, baik di masa-masa terdahulu atau pada masa kita ini. Tentunya masih banyak contoh-contoh lainnya, tapi apabila penjelasan di atas telah dipahami, tentu dengan mudah seseorang dapat mengetahui bahwa suatu perkara termasuk dalam syirik jenis ini atau bukan.

Satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa perbuatan-perbuatan di atas digolongkan pada syirik besar yang mengakibatkan pelakunya keluar dari islam dan di akherat mereka kekal di dalam neraka adalah karena keyakinan bahwa makhluk-makhluk itulah yang memberi manfaat dan mengangkat madhorot dan perkara-perkara lainnya yang telah disebutkan di depan. Adapun jika berkeyakinan bahwa mereka itu hanyalah sebab, sedangkan yang menurunkan dan mengangkat madhorot secara hakiki adalah Alloh, maka yang demikian ini termasuk dalam syirik kecil, sebagaimana yang akan datang penjelasannya –Insya Alloh- .

Jenis syirik besar yang kedua: Syirik besar pada

Uluhiyyah .

Yaitu penyerupaan selain Alloh dengan Alloh pada perkara-perkara yang merupakan kekhususan uluhiyyah.

Alloh adalah satu-satunya dzat yang berhak diibadahi, barangsiapa memberikan peribadatan kepada selainNya, berarti telah memberikan sesuatu yang merupakan kekhususan Alloh kepada selain-Nya. Inilah yang dimaksudkan dengan Syirik pada Uluhiyyah.

Syirik jenis ini adalah syirik yang paling besar dan paling banyak didapati, sebagaimana dikatakan oleh imam Al-Qurthuby:

Asal kesyirikan yang diharamkan adalah keyakinan adanya sekutu bagi Alloh dalam hal peribadatan. Inilah syirik terbesar. Dan inilah kesyirikan yang dilakukan orang-orang jahiliyyah. Kemudian tingkatan dibawah kesyirikan jenis ini adalah keyakinan adanya sekutu bagi Alloh pada perbuatannya, yaitu perkataan seseorang: bahwa ada sesuatu selain Alloh yang berdiri sendiri dalam mengadakan dan menciptakan suatu perbuatan, walaupun orang tersebut tidak meyakini sesuatu (yang berdiri sendiri itu) sebagai sesembahannya. (Inilah yang dimaksud dengan syirik Rububiyyah sebagaimana yang telah lewat penjelasannya-pen). [lihat: Taisirul ‘Azizil Hamid: 27]

Karena banyaknya bentuk kesyirikan yang masuk dalam jenis ini, para ulama membaginya membaginya menjadi empat golongan.

Pertama: Syirik dalam ibadah dan do’a.

Doa adalah sebesar-besar ibadah, bahkan ia merupakan inti dari ibadah, sebagaimana perkataan Nabi kita:

ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻫﻮ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ

Doa adalah ibadah” (HR. At-Tirmidzy (223) dan dishohihkan oleh: Imam Al-Albani dan Imam Muqbil Alwadi’y)

Bahkan semua ibadah bisa dikatakan sebagai doa. Sebab tidaklah seseorang beribadah dengan ibadah yang benar kecuali dia berharap untuk dimasukkan dalam surgaNya dan diselamatkan dari api nerakaNya. Barangsiapa memalingkan doa ini kepada selain Alloh dengan berdoa kepada nabi, malaikat, wali, kuburan, batu-batu atau makhluk-makluk lainnya maka dia telah terjerumus ke dalam syirik besar pada Uluhiyyah, sehingga dengannya dia keluar dari agama Islam, sebagaimana firman Alloh:

ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺪْﻉُ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻟَﻬًﺎ ﺁﺧَﺮَ ﻟَﺎ ﺑُﺮْﻫَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﺑِﻪِ ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﺣِﺴَﺎﺑُﻪُ ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺑِّﻪِ ﺇِﻧَّﻪُ ﻟَﺎ ﻳُﻔْﻠِﺢُ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮُﻭﻥ

Barangsiapa berdoa kepada sesembahan selain Alloh bersamaan dengan doanya kepada Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Robb-nya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tidaklah beruntung.” (Al-Mu’minun: 117)

Contohnya: doa-doa sebagian orang kepada para wali meminta untuk diberikan rizki yang melimpah, atau diberikan anak, dan permintaan-permintaan lainnya, padahal mereka itu telah mati.

Demikian pula sesajian yang diberikan kepada tempat-tempat tertentu. Hal ini termasuk dalam syirik jenis ini karena adanya unsur ketundukan dan harapan serta permintaan agar tertolak madhorot atau yang lainnya, baik secara langsung atau tidak.

Jadi dengan ini kita bisa ketahui hubungan erat antara syirik dalam rububiyyah dan uluhiyyah. Orang-orang yang melakukan doa-doa syirik ini tidaklah akan melakukannya kecuali ada keyakinan pada mereka bahwa para wali itu punya hak rububiyyah. Dan orang yang jatuh dalam syirik rububiyyah konsekuensinya akan terjatuh dalam syirik uluhiyyah. Nas alulloh al-‘afiyah.

Contoh lain: Thowaf yang dilakukan di kuburan orang-orang yang dianggap wali, sebagaimana yang pernah penulis saksikan sendiri di kuburan orang yang dinamakan sunan Kalijaga. Mereka berdesak-desakan seperti berdesak-desakannya para jamaah haji di sekeliling ka’bah. Sungguh pemandangan yang sangat memilukan, belum lagi dengan doa-doa dan seruan-seruan untuk si sunan yang penuh dengan kesyirikan. Segala puji bagi Alloh yang telah menyelamatkan kita dari bencana yang menimpa mereka.

Kedua: Syirik dalam tujuan dan niatan

Hal ini terjadi ketika seseorang meniatkan amalannya

semata-mata untuk dunia atau karena ingin dilihat atau didengar manusia.

Inilah yang didapati pada amalan orang-orang munafiq tulen. Mereka sama sekali tidak mengharapkan dengan amalannya keridhoan Alloh dan keselamatan di negeri akherat.

Barangsiapa yang melakukan hal yang demikian berarti dia telah terjatuh dalam kesyirikan jenis ini dan dihukumi kafir, keluar dari agama Islam. Alloh telah mengancam mereka dalam firmanNya:

ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳُﺮِﻳﺪُ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺯِﻳﻨَﺘَﻬَﺎ ﻧُﻮَﻑِّ ﺇِﻟَﻴْﻬِﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻬُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻭَﻫُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻟَﺎ ﻳُﺒْﺨَﺴُﻮﻥَ ^ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻟَﻴْﺲَ ﻟَﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ ﻭَﺣَﺒِﻂَ ﻣَﺎ ﺻَﻨَﻌُﻮﺍ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻭَﺑَﺎﻃِﻞٌ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﻌْﻤَﻠُﻮﻥ

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh bagian di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan” (Huud: 15-16)

Sungguh celaka orang yang demikian, capek dan lelah di dunia, neraka dan siksaan Alloh yang menyambutnya di akhir hayatnya.

Sebagai contoh: Orang yang masuk Islam semata-mata karena ingin keselamatan dunia, agar tidak dibunuh atau yang lainnya. Orang seperti ini telah terjatuh dalam syirik besar pada niatannya dan hukumnya tetap dalam kekafiran, walaupun kita di dunia menghukumi mereka sebagai bagian kaum muslimin berdasarkan perkara yang nampak dari mereka. Inilah yang didapati pada islamnya orang-orang munafiq, mereka menunjukkan secara lahir keislaman namun batinnya penuh dengan kekafiran.

Contoh lain: seseorang yang melakukan amalan sholeh seperti sholat, haji atau yang lainnya. Namun sejak awal melakukannya dia tidaklah sama sekali meniatkannya karena Alloh, tapi karena ingin mendapatkan pujian atau karena malu dari manusia. Orang seperti ini telah terjatuh dalam syirik besar dan keluar dari islam. Sebab seorang muslim tidaklah mungkin melakukan amalan

tanpa ada harapan sedikitpun untuk mendapat keridhoan dan pahala dari Pencipta-Nya. Hal seperti ini tidaklah ada kecuali pada orang yang hatinya penuh dengan kemunafikan. Para ulama menyebut perbuatan seperti ini dengan Riya’ Akbar. [lihat: Syarh Kitabut tauhid oleh ‘Allamah Ahmad An-Najmy]

Perlu dibedakan dengan orang yang beramal karena Alloh juga karena selain-Nya, karena pembahasan yang demikian itu –Insya Alloh- akan datang pada permasalahan Syirik kecil. Adapun pembahasan kita saat ini adalah orang yang membangun amalannya semata-mata karena selain Alloh.

Kemudian ketahuilah, semoga Alloh memberikan hidayah-Nya kepada kita semua, bahwa syirik dalam niatan ini sangatlah tersembunyi karena berhubungan dengan hati yang tidak dapat melihatnya seorangpun. Bahkan terkadang seseorang tidak merasa bahwa dirinya telah terjatuh di dalamnya. Karena itulah ia sangat berbahaya yang hendaknya setiap muslim senantiasa waspada serta mengoreksi niatan-niatan yang ada di dalam hatinya.

Ibnul Qoyyim berkata: “Adapun syirik dalam tujuan dan niatan, itu adalah lautan yang tak bertepi, sangat sedikit orang yang bisa selamat darinya. Barangsiapa yang beramal tidak mengharapkan wajah Alloh, meniatkan selain untuk mendekatkan diri kepadaNya dan mengharap balasan dari-Nya, maka sungguh dia telah melakukan kesyirikan dalam tujuan dan niatannya.” (Al-Jawabul Kafi:135)

Ketiga: Syirik dalam ketaatan

Barangsiapa mentaati makhluk dalam menghalalkan apa-apa yang diharamkan Alloh, atau mengharamkan apa-apa yang dihalalkan Alloh, serta meyakini di dalam hatinya bahwa boleh bagi mereka untuk menghalalkan dan mengharamkan, serta berkeyakinan bahwa boleh baginya untuk mentaati yang demikian itu padahal dia mengetahui bahwa hal tersebut bertentangan dengan agama Islam, maka orang yang seperti ini telah menjadikan orang-orang yang ditaati itu sebagai sesembahan selain Alloh, sehingga dengannya dia telah terjatuh dalam syirik besar yang mengeluarkannya dari keislaman.

Kesyirikan jenis inilah yang terjadi pada orang-orang Nashrani, sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Adi bin Hatim –Rodhiyallohu ‘anhu-, beliau berkata: “Aku menemui Rosululloh –Shollallohu ‘alahi wasallam- dan di leherku saat itu tergantung salib dari emas, maka aku mendengar beliau berkata:

ﺍﺗَّﺨَﺬُﻭﺍ ﺃَﺣْﺒَﺎﺭَﻫُﻢْ ﻭَﺭُﻫْﺒَﺎﻧَﻬُﻢْ ﺃَﺭْﺑَﺎﺑًﺎ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪ

Mereka (orang-orang Nashrani) telah menjadikan alim-alim mereka dan pendeta-pendeta mereka sebagai Rabb-rabb (yang disembah) selain Alloh”

Akupun menjawab: “Wahai Rosululloh, mereka itu tidaklah beribadah kepada (pendeta-pendeta itu)!”

Beliau berkata:

ﺃَﺟَﻞْ، ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻳُﺤِﻠُّﻮﻥَ ﻟَﻬُﻢْ ﻣَﺎ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪ ﻓَﻴَﺴْﺘَﺤِﻠُّﻮﻧَﻪُ، ﻭَﻳُﺤَﺮِّﻣُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻣَﺎ ﺃَﺣَﻞَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻓَﻴُﺤَﺮِّﻣُﻮﻧَﻪُ، ﻓَﺘِﻠْﻚَ ﻋِﺒَﺎﺩَﺗُﻬُﻢْ ﻟَﻬُﻢْ

Ya, akan tetapi mereka (para pendeta) menghalalkan untuk (orang-orang Nashrani) apa-apa yang diharamkan Alloh maka (orang-orang Nashrani) itu pun ikut menghalalkannya. Dan mereka mengharamkan bagi (orang-orang Nashrani) apa-apa yang dihalalkan Alloh, maka (orang-orang Nashrani)-pun mengharamkannya, inilah bentuk peribatan (orang-orang Nashrani) itu kepada (para pendeta mereka). [HR. al-Baihaqy dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany di Ash-Shohihah: 3293]

Syirik ini juga terjadi pada umat ini, sebagaimana yang kita dapati pada sebagian kelompok-kelompok islam yang menyimpang, mereka mentaati segala yang ditentukan oleh pemimpin-pemimpin mereka tanpa memperdulikan hukum yang telah Alloh tentukan padanya. Misalnya: nikah mu’tah atau yang dikenal dalam bahasa kita dengan kawin kontrak. Pernikahan seperti ini telah jelas pengharamannya dalam syariat islamiyah, tapi karena pemimpin sekte yang dianutnya mengatakan halal maka diapun mentaatinya.

Keempat: Syirik dalam kecintaan

Imam Ibnul Qoyyim berkata ketika menjelaskan definisi syirik ini: “Syirik kepada Alloh dalam kecintaan dan pengagungan adalah kecintaan seseorang kepada makhluk sebagaimana kecintaannya kepada Alloh. Syirik ini termasuk dalam syirik yang tidak diampuni oleh Alloh, yaitu syirik yang Alloh telah berfirman tentangnya:

ﻭَﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻣَﻦْ ﻳَﺘَّﺨِﺬُ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻧْﺪَﺍﺩًﺍ ﻳُﺤِﺒُّﻮﻧَﻬُﻢْ ﻛَﺤُﺐِّ ﺍﻟﻠَّﻪِ

Diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Alloh sebagai tandingan-tandingan (Nya); mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.” (Al-Baqarah: 165)

Orang-orang yang jatuh dalam kesyirikan jenis ini berkata kepada sesembahan-sesembahan mereka ketika neraka telah mengumpulkan mereka:

ﺗَﺎﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻥْ ﻛُﻨَّﺎ ﻟَﻔِﻲ ﺿَﻠَﺎﻝٍ ﻣُﺒِﻴﻦٍ ^ ﺇِﺫْ ﻧُﺴَﻮِّﻳﻜُﻢْ ﺑِﺮَﺏِّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦ

Demi Allah, sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kalian dengan Rabb semesta alam.” (Asy-Syu’ara: 97-98)

Dan merupakan hal yang telah diketahui bahwa mereka tidaklah menyamakan (sesembahan-sesembahan itu) dengan (Alloh) yang Maha Suci dalam penciptaan, pemberian rizki, dalam mematikan dan menghidupkan, dalam kepemilikan dan kekuasaan. Akan tetapi, mereka menyamakannya dengan (Alloh) dalam kecintaan dan pengagungan serta ketundukan dan perendahan diri kepada (sesembahan-sesembahan) itu.” [Al-jawabul Kafi: 92]

Syirik jenis ini kembalinya ke permasalahan hati, karena kecintaan dan pengagungan itu kembalinya ke hati seseorang. Dan perlu diketahui bahwa tidaklah seseorang memalingkan suatu peribadahan kepada selain Alloh atau berdoa selain kepada Alloh kecuali karena adanya kecintaan di dalam hatinya kepada sesuatu yang dia ibadahi itu. [Lihat: Nawaqidhul Iman Al-I’tiqidiyyah: 1/ 414]

Oleh karena itulah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa asal segala amalan-amalan kesyirikan adalah syirik dalam kecintaan. [Lihat: Qo’idatun fil Mahabbah: 69]

Wahai saudaraku, tatalah dan bersihkanlah hatimu, jangan sampai engkau menjadikannya penuh dengan kecintaan kepada selain Alloh, karena jika hal ini menimpamu, sungguh kecelakaan telah menyambutmu. Alloh telah berfirman:

ﻗُﻞْ ﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﺁﺑَﺎﺅُﻛُﻢْ ﻭَﺃَﺑْﻨَﺎﺅُﻛُﻢْ ﻭَﺇِﺧْﻮَﺍﻧُﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺯْﻭَﺍﺟُﻜُﻢْ ﻭَﻋَﺸِﻴﺮَﺗُﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻣْﻮَﺍﻝٌ ﺍﻗْﺘَﺮَﻓْﺘُﻤُﻮﻫَﺎ ﻭَﺗِﺠَﺎﺭَﺓٌ ﺗَﺨْﺸَﻮْﻥَ ﻛَﺴَﺎﺩَﻫَﺎ ﻭَﻣَﺴَﺎﻛِﻦُ ﺗَﺮْﺿَﻮْﻧَﻬَﺎ ﺃَﺣَﺐَّ ﺇِﻟَﻴْﻜُﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ ﻭَﺟِﻬَﺎﺩٍ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ ﻓَﺘَﺮَﺑَّﺼُﻮﺍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺄْﺗِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﺄَﻣْﺮِﻩِ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﺎ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻔَﺎﺳِﻘِﻴﻦَ

Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan Nya”. Dan Allah tidaklah akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (At-Taubah: 24)

Penjelasan di atas tidak boleh dipahami bahwa seseorang sama sekali tidak boleh mencintai sesuatu selain Alloh. Sebab, Alloh telah menjadikan hati manusia itu cenderung untuk mencintai hal-hal yang mereka tidak bisa terlepas darinya, seperti anak, istri, orang tua, saudara-saudara, dan perkara-perkara lainnya. Mencintai perkara seperti ini pada asalnya adalah diperbolehkan, bahkan apabila seseorang mencintai hal-hal tersebut karena Alloh maka jadilah kecintaan itu ibadah tersendiri yang seseorang mendapatkan pahala karenanya.

Namun apabila kecintaan tersebut menghalanginya dari perintah-perintah Alloh, bahkan menyebabkannya terjerumus dalam larangan-laranganNya maka inilah kecintaan yang terlarang. Dan lebih parahnya, apabila kecintaan kepada hal-hal di atas mendominasi dirinya sehingga melebihi kecintaannya kepada Alloh, inilah kecintaan syirik yang sekarang sedang menjadi pembahasan kita. [ Lihat: Al-Irsyad ila Shihihil I’tiqod: 63 ]

Syirik Besar jenis ketiga adalah Syirik pada Nama-nama dan Sifat-sifat Alloh.

Yaitu penyerupaan selain Alloh dengan Alloh pada salah satu dari nama-nama dan sifat-sifat Nya.

Syirik jenis ini terbagi menjadi dua macam:

Pertama: Syirik Ta’thil , yaitu pengingkaran terhadap adanya Alloh, sebagaimana yang terjadi Fir’aun. Alloh berfirman:

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻓِﺮْﻋَﻮْﻥُ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟْﻤَﻠَﺄُ ﻣَﺎ ﻋَﻠِﻤْﺖُ ﻟَﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺇِﻟَﻪٍ ﻏَﻴْﺮِﻱ ﻓَﺄَﻭْﻗِﺪْ ﻟِﻲ ﻳَﺎ ﻫَﺎﻣَﺎﻥُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻄِّﻴﻦِ ﻓَﺎﺟْﻌَﻞْ ﻟِﻲ ﺻَﺮْﺣًﺎ ﻟَﻌَﻠِّﻲ ﺃَﻃَّﻠِﻊُ ﺇِﻟَﻰ ﺇِﻟَﻪِ ﻣُﻮﺳَﻰ ﻭَﺇِﻧِّﻲ ﻟَﺄَﻇُﻨُّﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻜَﺎﺫِﺑِﻴﻦ

Fir’aun berkata: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui sesembahan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat sesembahan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”. (Al-Qoshosh: 38)

Syirik jenis ini adalah sejelek-jelek kesyirikan, sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Sulaiman bin Abdillah Alu Syaikh. [lihat: Taisirul ‘Azizil Hamid: 26]

Kedua: Syirik Tamtsil, yaitu penyerupaan antara Alloh dan selainNya dalam sifat-sifatNya. Syirik ini terbagi menjadi dua macam:

Pertama : Penyerupaan makhluk dengan Alloh, sebagaimana yang terjadi pada orang-orang Nashrani yang menyerupakan ‘Isa dengan Alloh sehingga mereka mengangkatnya sebagai sesembahan.

Contoh yang terjadi pada umat ini adalah apa yang terjadi pada kelompok syi’ah ekstrim, yang mereka mengangkat ‘Ali -Rodhiyallohu ‘anhu- sampai menyerupai Alloh, sehingga mereka menyerahkan peribadatan kepadanya, padahal ‘Ali sendiri berlepas diri dari mereka.

Kedua : kebalikan yang pertama, yaitu penyerupaan Alloh dengan makhluk. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada kelompok Musyabbihah yang mengatakan bahwa sifat-sifat Alloh itu seperti sifat-sifat makhluk.

Misalnya: perkataan mereka bahwa Alloh mempunyai mata seperti matanya makhluk, mempunyai tangan seperti tangannya makhluk, dan perkataan-perkataan kekafiran yang lainnya.

Inilah pembagian syirik besar beserta beberapa contohnya, semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Janganlah seseorang merasa aman dari terjatuh ke dalamnya, tapi hendaknya setiap muslim senantiasa khawatir dan merasa takut untuk terjerumus ke dalamnya.

Adapun untuk pembahasan tentang syirik kecil –Insya Alloh- pada artikel yang akan datang.

ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ .


Ditulis Oleh: Abu Zakaria Irham Al-Jawiy

Darul Hadits, Rabu sepertiga akhir Rojab 1433

Semoga Alloh Menjaganya


[1] Lihat kembali artikel: “Apa itu syirik?”


Sumber: ahlussunnah.web.id


🌻 *Nasihat yg Mulia lagi Bermanfaat*🌻

Syaikh Sholih Al Fauzan ditanya:

 

Apakah ada kalimat berberkah yg anda ingin sampaikan kepada anak-anak dan saudara-saudaramu para penuntut ilmu pada ummat islam ini?

 

Beliau menjawab:

 

Iya ada,

 

kami nasihatkan agar

▪ bertaqwa kepada Allah

▪terus belajar

▪bersungguh-sungguh

▪mengamalkan yg Allah ajarkan

▪ menyeru kepada Allah

▪mengajari orang-orang apa yg kalian telah pelajari

▪ menghentikan/meninggalkan bantah-membantah.

 

Sampai sekarang masih terjadi saling bantah-membantah antara penuntut ilmu,

- menghina

- mengadu domba

 

sehingga merekapun memecah umat dan memecah para penuntut ilmu.

 

*"hati-hati dari si fulan"*

*"jangan bermajlis dengan si fulan"*

*"jangan baca pada si fulan"*

 

🔅 *ini tidaklah boleh*

 

🍃 Apabila si fulan punya kesalahan,

 

maka saling nasihatilah secara 4 mata

 

adapun kamu beberkan hal itu kepada orang-orang  dan mentahdzirnya,

 

sementara ia adalah orang yg berilmu atau penuntut ilmu atau orang shalih namun terjatuh dalam kesalahan, *maka hal itu tidaklah mesti dibeberkan*

 

إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

 

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.

 

○ Wajib saling menasihati antar kaum muslimin

○ wajib saling mencintai antar kaum muslimin

● apalagi para penuntut ilmu

● apalagi bersama para ulama

 

🍃 memuliakan ulama.

 

*tidak mengambil wasiat mereka dan mentahdzir mereka menyebabkan*:

 

° banyak kerusakan.

° saling berselisih dan membenci

° fitnah ... ... ...

 

🚨 Jauhilah perkara-perkara itu!!! Jazakumullahu khoiran

 

dan jadilah seperti yg Allah inginkan

 

إِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً

 

Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua

 

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

 

Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,

 

Bersungguh-sungguhlah untuk menjalin persatuan

bersungguh-sungguhlah untuk saling menasihati

bersungguh-sungguhlah untuk saling tolong menolong dalam kebajikan dan ketaqwaan

 

hindari hal-hal yg memecah belah kaum muslimin, terlebih lagi di zaman ini.

 

Muslimun sekarang ini :

 

butuh bersatu

menghentikan perselisihan antara mereka

butuh untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan.

 

janganlah kalian menjadi batu loncatan bagi musuh dalam mencerai beraikan dan memecah belah kaum muslimin,

 

🍃 Apabila terjadi perpecahan antara ulama dan para penuntut ilmu maka apa yg tersisah untuk ummat?!

 

_Masyarakat awam tidak punya ambisi ...._

 

Keinginan besar itu pada para penuntut ilmu tuk memperbaiki urusan orang-orang dan mengajar mereka.

 

  tinggalkan hal-hal ini...

saling berselisih

bantah membantah

sifat tercela ini

 

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ

 

dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.

 

وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَهِينٍ

هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ

مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ

 

Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,

yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah,

yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa,

 

jangan ikuti mereka...!

janganlah kamu jadi penolong syithan dalam memecah belah dan melemahkan ummat ini.

 

siapa yg kalian dapati ada kekurangannya maka nasihatilah...!

 

*apabila memang benar adanya*

 

🚨 jangan percaya dengan kabar-kabar burung

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

 

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا ضَرَبْتُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَتَبَيَّنُوا وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ أَلْقَىٰ إِلَيْكُمُ السَّلَامَ لَسْتَ مُؤْمِنًا 

 

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu kamu membunuhnya),

 

🍃 Allah Azza wa Jalla

 

memotivasi tuk bersatu

menyamakan kalimat kaum muslimin

saling tolong menolong

saling menasihati

 

 

jangan katakan bairkanlah kesalahan.... jangan.

 

akan tetapi perbaikilah yg salah.

 

*kami tegaskan*

 

*_perbaikilah yg salah jangan biarkan kesalahan._*

 

*namun kalian perbaiki dengan cara yg syar'i*

 

_semoga Allah memberikan taufiq kepada semua pada perkara yang Ia cintai dan ridhoi_

 

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين

 

 

📚ختام شرح كتاب الصيام من كتاب دليل الطالب

24 شعبان 1434

faedah dari ustadz fadli mangkutana hafidzohulloh

Laa hijrota ba'da tsalas : tidak ada hjr setelah tiga hari ,rowahu muslim nomor hadits 2562

Muroja'ah dari Rekaman audio majlis ilmu ahlussunnah di Markiz Kaliwungu kecamatan Mandiraja kabupaten Banjarnegara propinsi Jawa Tengah

 

🎙 Bersama Ustadz Abu Hamam Yasiruddin -hafidzhohulloh-

 

Di antara isi ta'lim nya :

[📕📲 Laa hijrota ba'da tsalas : tidak ada hjr setelah tiga hari ,rowahu muslim nomor  hadits 2562.

🖍Faidah hadits:

🖊 hukum asal menghjr seorang muslim adalah haram,karena dalam hadits lain di sebutkan

🖍Laa yahillu.......: tidak halal menghajr seorang muslim lebih dari tiga hari

🖊] dibolehkan untuk menghajr saudara nya tidak lebih dari tiga hari,[Untuk melampiaskan kemarahan pada diri nya

[📗Larangan menghajr saudara nya di atas tiga hari,tahrim harom,misal nya sama teman nya terjadi perselisihan boleh menghajr 3 hari lebih dari itu harom

📕[Kisah sahabat yang di hajr yaitu ka'ab bin malik.....

[🖍Orang yang menentang allooh dan rosul nya di boleh kan di hajr sampai bertobat

[📕Di hajr sampai 50 hari hampir dua bulan,tidak di ajak bicara tidak di salami,salam tidak di jawab yang terjadi pada sahabat ka'ab bin malik

[ 📗Apa yang menjadikan sebab di hajr sahabat ka'ab bin malik dan dua sahabat yang lain karena mereka tertinggal dari perang tabuk dan tidak punya udzur,rosul menghajr mereka bertiga, sampai akhir nya 40 hari istri ka'ab pun di perintahkan di suruh berpisah bukan cerai tapi jangan bersama dulu,biar hidup sendirian,ka'ab bin malik berkata ke istri nya 'pulanglah kamu ke keluarga mu,hari 40 sampai ke 50 nya begitu sangat dahsyat luar biasa hajr nya ,sampai allooh menerima taubat mereka ,karena mereka orang yang jujur,setelah itu baru selesai hajr nya

[: 📕Dari pelajaran tersebut diambil istimbat ,boleh nya menghajr sampai bertobat

[📘 Faidah berikut nya hendak lah ia melihat maslahah dan mafsadat,Dan melihat kekuatan,pengaruh yang menghajr dan di hajr,Perhatikan ini masalah penting

[📗Ketika di mekah siapa orang nya yang di hajr oleh rosul ketika berda'wah selama 13 tahun baik orang muslim atau kafir,pertanyaan yang membutuhkan jawaban,jawaban nya tidak ada yang di hajr,padahal ada kafiriin,musyrikin,paman nya abu tholib tapi rosul tidak menghajr nya bahkan di da'wahi,di da'wahi,.....

📕[Jadi selama di mekkah tidak ada yang di hajr, Baru terjadi hajr ketika di madinah

[📗Berapa kali rosul menghajr sahabat,Hanya satu kali

📕Terkadang pemahaman orang jaman sekarang ini tidak benar,Bentar,bentar hajr.bentar,bentar hajr,kalau menghajr terus siapa yang kita da'wahi, Kamu da'i kamu adalah yang berda'wah kepada manusia, Kalau kamu menghajr, ya udah kamu pergi ke gunung sendirian

 📗Kadang orang tidak faham masalah hajr

📘 Kenapa kamu tidak menghajr bapak mu

Ibu mu,kakak mu ,hiduplah kamu sebatang kara

[📕Kamu masih hidup dengan masyarakat,kamu masih jual beli dengan cina ,gimana itu?

📕 Hajr akan tetapi di fahami dengan hawa

[📕Hajr itu tidak wajib pada segala sesuatu tapi melihat maslahah dan mafsadat

📘Kita orang sedikit,kalau kita punya prinsip 'orang yang tidak seperti kita, kita hajr,berarti kita tidak bisa beli motor juga,yang menjual motor,orang2 nya kafir,orang2 pada ngga betul, Beli beras saja susah,pedagang beras nya terkadang nakal,Kamu jualan roti,kamu bilang yang tidak sholat tidak boleh beli roti ke kamu, gimana itu?

📘Jadi pemahaman hajr harus di pahami betul2,Contoh nya ahlu sunnah sudah 80%,kamu bisa hajr orang,akhir nya yang di hajr bertobat,Misal nya kamu di kampung cuman 10 orang ,yah tambah mudhorot pada kamu bila menghajr orang sekampung malah kamu tidak bisa menyampaikan al- haq,dan tidak bisa berda'wah dan sebagai nya

📗Oleh karena itu rosul tidak menghajr selama di mekah, Bahkan berda'wah

📕Di madinah terjadi hajr dan hajr nya bermanfaat,Kenapa karena yang di hajr bertobat pada allooh dan jujur

📗Abdullooh bin ubaid (pimpinan orang munafik) 'innal munaafiqiina fii dar qil asfari minannaar, berapa hari di hajr rosul?tapi rosul tidak menghajr nya

📕Orang2 munafiqin membuat mesjid ghiror,yang mana mereka berkeinginan membunuh rosul di mesjid itu

📗Kalau menghajr abdulllooh bin ubed bin salul bisa menghasilkan mafsadah,dia punya pasukan yang besar,dia pemuka qobilah punya masyarakat,punya simpatisan yang banyak,punya ta'ashub yang banyak dari kaum nya jadi akan menghasilkan mafsadah,walloohu 'alam,Bisa2 madinah menjadi pertumpahan darah,Maslahah nya tidak di hajr,akan tetapi mu'amalah2 biasa

📘Jadi ngga sembarangan hajr,hajr,hajr,hajr,di whatsaap hajr,hajr ,orang itu harus teliti apa manfaat nya,apa mudhorot nya

📕Yang menghajr tumbang ,ya tidak ada manfaat nya

📗Masalah hajr perkara yang sempit,bukan perkara yang luas

 📘Banyak nya masalah hajr akan tetapi tidak paham tentang hajr

📕 Masalah hajr butuh pertimbangan

🖊Subhaanakalloohumma wabihamdika asyhadu ala ilaa ha ilaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaiik

Abu Hanif Sofyan Al Batami: 

Na'am itu penjelasan dari Ustadz Abu Hammam jangan sampai di salah pahami bagi ikhwah yang belum paham karena adahal yang butuh di tanyakan masalah hajr،yang jadi persoalan bagaimana batasan dalam menghajr dan yang bagaimana keadaan orang yang pantas untuk di hajr karena kita juga perlu penjelasan yang lebih detail bagaimana menerapkan hajr yang benar karena kalau belum paham kuatir nya kita salah penerapan،misal nya orang hizbi yang bagaimana yang harus di hajr karena kwatir niat untuk mendakwahi orang hizbi akhir nya bergaul dengan mereka sedangkan dia tidak punya ilmu yang cukup dalam dalam menghadapi subhat ahlul bid'ah akhir nya dia terkena subhat dan ikut pemahaman ahlul bid'ah tersebut jadi kita perlu penjelasan dari Ustadz tentang apa saja batasan dalam hajr dan bagaimana orang yang pantas di hajr dan yang tidak.


Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...