Beberapa dari kumpulan faedah - faedah yang bermanfaat, yang in syaa allah dapat mengantarkan kita menuju taman taman surganya allah, .
Sebab Buku Bantahan Ilmiah Akan Membuat Manhaj Seseorang Benar
Menyingkap Sekularisme
بسم الله الرحمن الرحيم
*MENYINGKAP SEKULARISME*
Khusus, tapi ini sering-sering disebut jelas masalah-masalah sekularisme.
Jadi sekularisme itu bahasa Arab-nya adalah علمانية. Betul ya pakai ain, علمانية.
Yaitu apa? Yaitu
السأي في فصل بين الدين والدولة
atau
بين الدين والإمارة
Yaitu usaha untuk memisahkan antara agama dengan pemerintahan.
Katakan agama sila kalian ibadah di masjid kalian atau rumah kalian. Namun untuk masalah pemerintahan biar kami yang membuat undang-undang sendiri.
*Ha ini sekularisme.*
*DAN INI ADALAH KEKUFURAN.*
Kenapa? Karena Allah taala berfirman,
إن الحكم إلا لله
Tidak ada hukum kecuali milik Allah, ال nya adalah Istirokhiyah. Thayyib.
Dan juga dalil-dalil yang lain banyak sekali,
والله يحكم لا مأقبل حكمه
Allah-lah yang menghukumi dan tidak boleh ada yang lancang untuk mengkritik hukum Allah.
Karena hukum Allah sudah pasti benarnya, sudah pasti adilnya, dan sudah pasti tepatnya.
وتمت كلمة رب صدقا وعدلا
Telah sempurna kalimat Rabb-mu
صدقا أي صدقا في أحباره وعدلا في احكامه
yaitu dalam keadaan kalimat Allah itu sudah jujur di dalam pemberitaannya dan adil di dalam hukumnya.
Thayyib kalau sudah jujur dan adil, apalagi yang layak untuk dikritiki.
Apalagi yang layak untuk kemudian apa? Diperbaiki lagi dan di salah-salahkan.
Yang ada, adalah kewajiban untuk beriman.
Allah subhanahu wa taala telah berfirman,
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍۢ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًا مُّبِينًا
Tidak layak bagi orang mukmin yang lelaki demikian pula mukmin yang perempuan, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu keputusan, berarti apa? Ini masuk dalam hukum. Hukum apa pun. Kemudian mereka memiliki pilihan yang lain dari urusan mereka. Barangsiapa durhaka pada Allah, dan rasul-Nya, maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang jauh.
Orang yang mukmin inilah langkahnya, tidak layak untuk memilih langkah yang lain. Allah taala telah berfirman,
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُواْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Hanyalah ucapan orang-orang yang beriman, apabila diseru apabila mereka diajak kepada Allah dan rasul-Nya untuk rasul itu memberikan keputusan di antara mereka, يَحْكُم, ini adalah bersifat umum karena tidak disebutkan مفعول به nya, menunjukkan dia umum.
Sama saja perkara duniawi ataukah perkara ukhrawi. Perkara agama ataukah perkara pemerintahan ataupun yang lain.
Semuanya masuk di situ yang memang diurus oleh Allah تعالى dan rasul-Nya. Tidak layak kemudian mereka memiliki pilihan yang lain ,mmm yaitu apa? Mereka hanyalah mengatakan kami mendengar dan kami taat. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Dan dalil banyak sekali tentang masalah ini, bahkan ayat yang paling di hafal oleh Mu'minin, oleh kaum Muslimin di dalam solat-solat mereka, ketika mengatakan,
الحمدلله رب العالمين
Segala puji bagi Allah, Robb alam semesta.
Rububiyah itu di antaranya adalah apa? Alhukum, yaitu menetapkan hukum, karena bagian dari Rububiyyah التدبير yaitu apa? Mengatur, mentadbir alam semesta.
Berarti apa? Allah taala lah yang mengatur segala perundangan. Tidak layak untuk kita menyombongkan diri dengan akal yang sangat pendek, lalu membuat hukum ini, hukum itu yang menyelisihi hukum Allah dan rasulNya.
Maka ini semua dalil-dalil seperti ini, ini adalah dalil yang menunjukkan tentang batilnya akidah sekularisme yang ditebarkan oleh orang-orang kuffar.
Yang mengatakan apa? Bahawasanya tidak perlulah para orang-orang yang di tempat ibadah itu mengurusi, mengurusi masalah pemerintahan. Ini urusan kita, Tidak perlu.
Soal Jawab Agama, [03/12/2020 20:20]
Thayyib. Dan ini sebenarnya akidah sekularisme ini, (walaupun kita tidak mengatakan pasti awalnya), namun betul-betul munculnya itu dengan sangat, sangat, apa istilahnya itu, sangat gempa, sangat membahana adalah di masa abad pertengahan. Yaitu yang dikatakan sebagai masa "Renaisance", kelahiran kembali.
Di karenakan orang-orang Kristian, mereka sudah muak dengan pemerintahan para gereja.
Para apa namanya? Pendeta-pendeta gereja, para Padri, para Paus dan sebagainya. Karena banyak "corruption". Dan banyak ajaran-ajaran yang sangat tidak masuk akal.
Lalu mereka dari kalangan para sasterawan dan dari kalangan para jurutera, mereka melakukan pemberontakan.
Yang dikatakan sebagai abad "Renaissance", abad kelahiran kembali itu. Agama. Dan demikian pula apa?
Para dewan-dewan gereja tidak layak untuk mengurusi pemerintahan. Kami lebih tahu daripada para pendeta.
Demikian pula tidak layak untuk mengurusi cara berniaga yang betul, kami lebih tahu.
Demikian pula masalah cara bergaul, kami lebih tahu cara bergaul yang menguntungkan, para pendeta tidak perlu ikut campur, dan seterusnya.
Lalu, dengan sebab pemberontakan itu, mereka juga memaksakan kaum Muslimin ikut seperti itu.
Sebagaimana mereka tidak mau taat kepada para pendeta mereka, kaum Muslimin tidak perlu taat pada para ulama.
Dan ujung-ujungnya apa? Tidak perlu taat kepada ajaran Allah taala dan rasul-Nya. Ah cukup ajaran itu diamalkan di rumah atau di tempat ibadah saja.
Thayyib dan ini adalah kekufuran, karena Allah taala telah meletakkan syariat secara sangat lengkap, baik urusan dengan ahlu zimah, baik urusan apa saja syarat-syarat ahlu zimah, demikian pula apa syarat-syarat adanya muhaadanah dan naqdul, muwaadaah dan hudnah yaitu apa? Apa syarat adanya Perjanjian Damai dengan negara lain dan apa syarat-syarat itu dikatakan bahwasanya perjanjian tadi telah dilanggar.
Kalau dilanggar lalu apa yang harus dilakukan. Tidak boleh kemudian kita eh menyengaja untuk membuat musuh itu melanggar, dalam keadaan kita, pasukan kita sudah di, sudah di perbatasan, sudah di Sempadan.
Lalu begitu musuh melanggar langsung kita serang. Ini adalah pengkhianatan. Syariat melarang itu.
Tapi apa, biarkan mereka membuktikan mereka melanggar perjanjian, baru kaum muslimin mengumumkan, karena kalian melanggar perjanjian, kami akan mempersiapkan pasukan dan seterusnya.
Ini menunjukkan keindahan Islam dan Islam sudah mengatur itu semua.
Demikian pula larangan untuk muslah didalam peperangan, larangan untuk mencincang orang di dalam peperangan, dan juga larangan untuk menzalimi tawanan. Bahkan diperintahkan untuk memberikan makan, memberikan elsikap-sikap yang baik, perlakuan yang baik pada tawanan kerana ini bagian dari dakwah.
Demikian pula masalah perniagaan, tidak boleh riba, tidak boleh gharar, tidak boleh dhorar, tidak boleh zalim, tidak boleh memaksa, dan seterusnya. Ajaran Islam sudah lengkap.
Kalaupun kalian orang-orang sekuler, kalian menyesali atas sikap gereja, itu urusan kalian. Memang agama kalian cacat. Layak kalian berontak pada gereja kalian.
Namun apa? Allah taala telah memansohkan ajaran gereja dengan ajaran Islam yang terakhir yang sempurna.
Tidak layak untuk orang-orang memberontak kepada Allah تعالى dan seterusnya.
Nah inilah yang namanya sekularisme. Usaha untuk memisahkan agama dari pemerintahan, dari kemasyarakatan dan seterusnya.
*Dan ini adalah kekufuran.*
Karena pada hakikatnya manusia ini ظلوما جحولا,
lalu bagaimana setelah itu dia melarang Allah taala untuk menerapkan hukum-Nya di bumi dia. Padahal ini bumi-Nya Allah taala.
Barang siapa tidak rida maka sila dia pergi cari bumi yang lain kalau mampu.
Baru dia menetapkan hukum sesuka dia, terserah.
Tapi selama dia masih di bumi Allah, selama dia makan minum dari rezekinya Allah, tidak layak untuk dia menyombongkan diri dengan akal yang pendek itu.
Kena penyakit sikit Aje, sudah langsung stroke, kena sejuk sikit saja mungkin langsung apa? Kena gout.
Soal Jawab Agama, [03/12/2020 20:20]
Sudah selemah itu ternyata apa, ternyata lalu sombong di muka bumi. Ini tidak layak sama sekali.
Dan termasuk yang sering mendengung-dengungkan, memerangi sekularisme adalah Ikhwanul Muslimin.
Mereka mengejek para salafiyun. Kalian sibuk dengan syirkul kubur. Tapi kalian tidak memperhatikan masalah syirkul kusur, katanya. Syirik-syirik yang di istana-istana itu, yang mereka tidak menerapkan hukum Allah.
Kita katakan alhamdulillah semuanya dijalankan, nasihat-nasihat juga disampaikan. Kita mengurusi kubur, kita juga mengurusi kusur, dan dan seterusnya. Istilah-istilah yang kalian pakai itu.
Kita menasihati masyarakat, kita juga menasihati pemerintah.
Insya Allah dakwah kita, walaupun kita tidak langsung ke istana negara, sampai saja ke sana. Spy itu banyak dan seterusnya.
Rekaman-rekaman itu senang sampai ke sana-sana. Tidak perlu kita takut dakwah tidak sampai. Nasihat tidak sampai dan seterusnya.
Thayyib. Sementara mereka Ikhwanul Muslimin, praktiknya di Mesir. Ikhwanul Muslimin asalnya Mesir. Mereka sendiri di dalam dakwahnya ketika masa-masa kempen masa-masa mau pemilihan raya, mereka sudah bilang di hadapan umat Kristiani yang pada waktu itu jumlahnya kurang lebih adalah 45%.
Demi mendapatkan suara mereka, maka Ikhwanul Muslimin mengatakan, kami tidak akan membiarkan para rijaluddin berkuasa di negara ini.
Tokoh-tokoh agama mereka adalah sekadar ba'baah, ba' baqoh, kata mereka. Itu beo saja, membeo.
Disuruh pemerintah bilang apa mereka akan bilang. Disuruh syariat bilang apa, mereka akan bilang. Mereka tidak memperhatikan kemaslahatan negara.
Kami tidak akan demikian. Jangan khawatir saudara-saudara kami para Masihiyin. Kalau kami terpilih, kami tidak akan menerapkan syariat Islam. Jangan khuatir Anda.
Thayyib. Berarti siapa yang 'Ilmani sekarang, mereka yang 'Ilmani.
Ha sekarang itu dulu. Itu di zaman Syeikh Ahmad Najimi, beliau membongkar kata-kata mereka.
Sekarang di masa yang sekarang Erdogan. Thayyib, Yang dikatakan sebagai amirul mukminin sekarang.
Atau calon Amirul mukminin atau perwakilan Amirul Mukminin.
Setelah sekian lama di Turki, mana syariat Islam mereka tegakkan, tidak ada. Masih presiden saja. Masih cara apa itu? Dewan Perwakilan Rakyat. Demikian pula, tidak ada hudud ditegakkan.
Namun pagi sore siang malam, mereka mencela Saudi yang betul-betul menegakkan syariat Islam.
Thayyib ini menunjukkan Ikhwanul Muslimin, mereka adalah sekuler itu sendiri.
Makanya mereka sering diejek oleh Imam Al-Albani rahimahullah taala, yaitu kalian mengagungkan Hasan al Banna, namun kalian sendiri tidak menerapkan ucapan dia. Yang mana dia mengatakan apa, sebelum kita menegakkan hukum di masyarakat, kita tegakkan hukum di diri kita sendiri.
Kalian tidakak menegakkan hukum kalian. Thayyib, sibuk-sibuk ngurus memerintah kan negara untuk menegakkan hukum Islam, kalian sehari-hari tidak menegakkan hukum Islam, padahal kalian mampu di rumah kalian dan seterusnya.
Jadi Ikhwanul Muslimin itulah yang sekuler sebenarnya. Tayib. Dan pembahasannya panjang masalah praktik-praktik sekularisme dari Ikhwanul Muslimin baik yang di Mesir atau pun yang di Sudan, dan juga yang di tempat-tempat lain.
والله اعلم
*Apakah Hukum Bersiwak Sunnah Secara Mutlak Untuk Setiap Kali Shalat Atau Tidak?
⏳ *APAKAH HUKUM BERSIWAK SUNNAH SECARA MUTLAK UNTUK SETIAP KALI SHALAT ATAU TIDAK?.*
Ada 3 pendapat dalam masalah ini :
1️⃣. Pendapat pertama:
Disunnahkan ketika ada hajat. Maka tidak disunnahkan lagi jika ia bersiwak untuk shalat fardhu (wajib), kemudian dia bersiwak lagi untuk shalat sunnah setelahnya, dan jika dia bersiwak untuk wudhu maka tidak disunnahkan bersiwak lagi untuk shalat setelahnya.
Dan ini adalah madzhab malikiyyah dan pendapat ini yang dipilih oleh Abu Syaamah Al_Maq'dasi Asy_syafi'i.
📚 Lihat syarh sunan Abi Dawud karya Al_'Aini 1/175, At_tamhid 7/200, Ik'mal al_Mu'lim 2/56, Al_Mughni 1/78, At_tabashshur 1/15, Asy_syarh ash_shagir 1/88, Asy_syarh Al_kabir 1/102
🖋️ Berkata Abu Syamah Al_Maqdasi rahimahullah :
اذا استاك للفريضة كفاه لما يصليه بعدها من النوافل تبعاً لها وكذا إذا توضأ لفريضة واستاك في وضوئه وصلى عقب الوضوء بحيث لم يتخلل زمان يتغير فيه الفم لا يحتاج إلى إعادة السواك عند الدخول في الصلاة... فلا يستحب تجديد السواك. كراهة ما يفعله عوام النساك من استصحابهم السواك إلى المساجد واستعمالهم فيها عند افتتاحهم لكل صلاة من فرض ونفل وبعد كل ركعتين.
"Jika ia bersiwak untuk shalat fardhu maka itu mencukupinya terhadap shalat setelahnya dari shalat sunnah, karena diikutkan pada shalat fardhu, dan demikian pula jika dia berwudhu untuk shalat fardhu dan dia bersiwak pada saat berwudhu, kemudian langsung shalat setelah wudhu dari sisi di sela waktu itu mulut tidak berubah baunya, maka tidak butuh lagi mengulangi bersiwak ketika hendak memulai shalat, ...maka tidak disunnahkan pemberbaharui sunnah bersiwak..
Dan dibenci apa yang dilakukan sebagian orang awwam dari mereka yang mengikutsertakan siwak ke dalam masjid dan menggunakan didalam masjid setiap kali pembukaan shalat fardhu atau sunnah dan selepas shalat dua rakaat.
📚 As_siwak wamaa asybaha dzaka hal 55_72.
Berdalilkan :
Dalil pertama :
Dengan apa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad (7513) dan Nasa’I di Sunan Kubro (3027) dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي ، لَأَمَرْتُهُمْ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ بِوُضُوءٍ ، ومَعَ كُلِّ وُضُوءٍ بِسِوَاكٍ ، وَلَأَخَّرْتُ عِشَاءَ الْآخِرَةِ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ
“Kalau sekiranya tidak memberatkan umatku, saya akan perintahkan mereka setiap akan shalat dengan berwudu. Pada setiap kali wudu dengan menggunakan siwak. Saya akan akhirkan waktu isya’ akhir sampai sepertiga malam.” (Dihasankan oleh Albani menghasankan di ‘Shohih Jami’ (5318))
Sisi pendalilan :
كما ان الوضوء لا يندب للراتبة التى بعد الفريضة فكذلك السواك
Sebagaimana wudhu tidak disunnahkan untuk shalat rawatib (sunnah) yang dilakukan setelah shalat fardhu, maka demikian pula bersiwak.
📚 Fathul bari 2/376
Dail kedua :
لم يرد عن النبي صلى الله عليه وسلم الاستياك عند كل صلاة فلم ينقل عنه أنَّه يفتتح كل صلاة بسواك
"Tidak datang dari nabi shalallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersiwak setiap kali shalat dan tidak pula dinukil dari beliau bahwa beliau shalallahu alaihi wasallam mengawali shalatnya dengan bersiwak.
📚 Kasyfu Al_litsam 1/269
Dalil ketiga :
لم ينقل عن النبي صلى الله عليه وسلم أنَّه جدد الوضوء لشيء من السنن إذا كان على طهارة فكذا إذا كان على سواك لكن لو تغير فمه استاك كما لو أحدث توضأ
"Tidak dinukil dari Nabi shalallahu alaihi wasallam bahwa beliau memperbaharui wudhunya untuk sesuatu dari shalat ² sunnah jika beliau dalam keadaan suci, maka demikian pula jika beliau telah bersiwak, akan tetapi jika bau mulutnya berubah beliau bersiwak sebagaimana jika beliau berhadats, beliau berwudhu lagi".
📚 Lihat As_siwak wama Asybaha dzaka hal 59
Dalil yang keempat:
كما أنَّه على وضوء فهو على سواك
Sebagaimana beliau dalam keadaan wudhu maka beliau juga dalam keadaan telah bersiwak"
📚 As_siwak wama Asybaha dzaka hal 55.
Dalil kelima :
شرع السواك لإكمال التنظيف والمصلي يناجي ربه فاستحب أن يناجيه طيب الفم فإذا تغير الفم شرع له السواك
"Siwak disyariatkan untuk kesempurnaan kebersihan dan orang yang shalat itu sedang bermunajat kepada rabbnya, maka disunnahkan bermunajatnya dia dalam keadaannya mulut harum, maka jika mulut berubah baunya maka disyariatkan bersiwak.
📚 Syarh At_talqin 1/167
2️⃣ Pendapat kedua :
Bersiwak itu pada saat wudhu, maka tidak disunnahkan lagi pada shalat kecuali jika ia tidak bersiwak sebelumnya ketika berwudhu.
Dan ini adalah madzhab hanafiyyah.
🖋️ Berkata az_zubaidy rahimahullah :
عندنا من سنن الوضوء وعند الشافعي من سنن الصلاة وفائدته إذا توضأ للظهر بسواك وبقي على وضوئه إلى العصر أو المغرب كان السواك الأول سنة للكل عندنا وعنده يسن أن يستاك لكل صلاة، وأمَّا إذا نسي السواك للظهر ثم ذكر بعد ذلك فإنَّه يستحب له أن يستاك حتى يدرك فضيلته.
" Bersiwak di sisi kami termasuk dari sunnah wudhu dan di sisi Imam Asy_syafi'i termasuk dari sunnah shalat. Dan faedahnya : jika dia berwudhu untuk shalat Dzuhur dengan bersiwak dan masih tetap dalam keadaan wudhunya suci hingga shalat ashar atau maghrib, maka bersiwak yang pertama adalah sunnah untuk semua shalat di sisi kami, dan di sisi imam asy_syaf'ii disunnahkan dia bersiwak untuk setiap shalat. Dan adapun jika lupa bersiwak untuk shalat Dzuhur kemudian teringat setelah shalat berikutnya maka disunnahkan untuknya bersiwak sampai ia mendapatkan keutamaan bersiwak ..
📚 Al_bahr Ar_raaiq 1/42, Hasyiah Ibnu Abidin 1/233
Dalil mereka:
Dalil pertama :
Dari Abu Hurairah , dari Rasulullah shalallahu alaihi wasalla, beliau bersabda:
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوءٍ.
“Seandainya tidak memberatkan umatku, pasti aku perintahkan mereka bersiwak setiap kali berwudlu.” (HR Malik, Ahmad, dan an-Nasa`i mengeluarkannya, Ibn Khuzaimah menshahihkannya, dan al-Bukhari menyebutkannya secara ta’liq)
Dalil kedua '
dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي ، لَأَمَرْتُهُمْ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ بِوُضُوءٍ ، ومَعَ كُلِّ وُضُوءٍ بِسِوَاكٍ ، وَلَأَخَّرْتُ عِشَاءَ الْآخِرَةِ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ
“Kalau sekiranya tidak memberatkan umatku, saya akan perintahkan mereka ada setiap akan shalat dengan berwudu. Pada setiap kali wudu dengan menggunakan siwak. Saya akan akhirkan waktu isya’ akhir sampai sepertiga malam.”
Jadi sisi pendalilannya :
السواك مستحب للوضوء
Siwak disunnahkan ketika berwudhu.
📚 Lihat As_siwak wamaa asybaha dzaaka 65, Syarh Al_hidayah 1/145, Ma'arif As_sunan 1/146.
3️⃣. Pendapat ketiga.
Disunnahkan bersiwak ketika hendak shalat secara mutlak sama saja dia telah bersiwak saat wudhu atau tidak, ataukah dia telah shalat sebelumnya dengan shalat yang dia bersiwak di situ atau tidak. Dan ini adalah pendapat sebagian dari hanafiah dan ini adalah madzhab Syafi'iiyyan dan hanabilah dan pendapat ini yang dipilih oleh Ibnu Hazm.
📚 Lihat Hasyiah Ibnu Abidin 1/234, Al_Majmu: 1/274, Al_Iq'na ma'a khasyiah Al_khatib 1/181, Al_mughni 1/78, Al_furu' 1/126, Al_inshaf 1/118, dan Al_Mum'ti' 1/165. Al_muhalla 1/147.
Dalil mereka:
Yang pertama:
Dari shahabat Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلاَةٍ
“Jikalau tidak memberatkan umatku; Niscaya akan aku perintahkan mereka untuk bersiwak di setiap kali hendak sholat.” (HR. Muslim)
Lafadz Bukhari:
مع كل صلاة
"Bersama setiap kali shalat"
Sisi pendalilan :
كل من ألفاظ العموم فيعم كل صلاة.
"Dan kullu dari lafadz umum yang mencakup semua shalat"
📚 Lihat Al_Maj'mu' 1/274, Syarh Al_'Umdah liibnil Ath_thar 1/147.
Dan pendapat yang kuat adalah pendapat ketiga :
Disunnahkan bersiwak : setiap kali shalat sama saja dia telah bersiwak sebelumnya saat berwudhu atau tidak, ataukah :
setiap kali hendak shalat sama saja didahului shalat dengan bersiwak atau tidak. Maka hadits hadits bersiwak ketika hendak shalat itu umum.
Dan ini dikuatkan oleh Syaikh Al_Allamah Ibnu baz dan Al_allamah Al_Utsaimin rahimahumallaah.
🖋️Berkata Ibnu baz rahimahullah :
ويستحب السواك أيضًا عند الدخول في الصلاة قبل أن يكبر للإحرام يستاك، ثم يكبر، سواء كان إمامًا أو مأمومًا أو منفردًا؛ لقول النبي ﷺ: لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك مع كل وضوء وفي اللفظ الآخر: مع كل صلاة
"Disunnahkan bersiwak setiap kali masuk shalat sebelum imam bertakbiratul ihram, dia bersiwak kemudian bertakbir, sama saja dia sebagai Imam atau makmum atau sendiri. Berdasarkan hadits nabi : seandainya tidak memberatkan ummatku, aku akan memerintahkan bersiwak bersama setiap kali shalat".
📚 Fatwa Nur 'Ala Darb 9//351.
🖋️ Berkata Asy_Syaikh Al_Allamah Al_Utsaimin rahimahullah :
السواك عند الصلاة سنة كما نص على ذلك أهل العلم مستدلين بقول النبي -صلى الله عليه وسلم-: «لولا أن أشق على أمتي؛ لأمرتهم بالسواك عند كل صلاة» ولا شك أن السواك إذا قرب من الصلاة كان أطهر للفم؛ لأنك لو تسوكت مثلاً قبل أن تدخل المسجد فإنه فيما بين دخولك المسجد والصلاة قد يتغير الفم، لكن السواك عند الصلاة أطهر للفم.
"Bersiwak ketika hendak shalat adalah sunnah sebagaimana telah ditegaskan oleh ahli ilmu berdalilkan dengan sabda nabi shalallahu alaihi wasallam :
Seandainya aku tidak memberatkan ummatku pasti aku memerintahkan mereka bersiwak ketika hendak shalat. Dan tanpa diragukan lagi bahwa bersiwak ketika dekat waktu shalat maka itu lebih membersihkan mulut, sebab seandainya jika kamu bersiwak sebelum masuk dalam masjid, maka diantara masuknya kamu dalam masjid dan shalat kadang bau mulut berubah. Akan tetapi bersiwak ketika hendak shalat maka itu lebih mensucikan mulut".
📚 Liqo Asy_syahri 9.
✍ Di susun :
Abu Hanan As_Suhaily
15 rabiul awwal 1444_12/10/2022
Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta
Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...
-
Audio Majaalis AhlisSunnah: بسم الله الرحمن الرحيم Faedah Tanya - Jawab TANYA : Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh bang , k...
-
SAYYIDUL ISTIGHFAR عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَيِّدُ الْاِس...
-
_*(Disertai sedikit kritikan kepada Ust. Abu Ubaid Al bughisy terkait permasalahan shurah)*_ _*Telah di periksa oleh Al Ustadz Abu Abdirro...