Sholat adalah nutrisi hati

Berkata Ibnu Taimiyyah -rohimahulloh-: 


Sholat adalah nutrisi hati, sebagaimana makanan adalah nutrisi tubuh, jika tubuh tidak mendapat nutrisi dengan sedikitnya makanan, maka hati tidak mendapat dengan mematuk dalam sholat (sholat yang terlampau cepat). 


[Majmu'ul Fatawa/22/538].

 *📌 قال إبن تيميّة رحمه الله :*


*الصلاة قوت القلب ، كما أن الغذاء قوت الجسد ، فإذا كان الجسد ﻻ يتغذّى باليسير من الأكل ، فالقلب ﻻ يقتات بالنقر في الصلاة .*

*📓📔 |[ مجموع الفتاوى ٥٣٨/٢٢ ]|*



Diterjemahkan oleh al-faqir ilalloh: Abu Saif Mufti semoga Alloh memberikan kelezatan pada sholat kita.

*Faedah dari Al Ustadz Abu Saif Mufti Jombang حَفِظَهُ اللّٰه*

Orang yang terakhir masuk surga

 [25/10 17:32] Apt. C Hidayat Abu Abdirrahman: 

afwan ustadz mau bertanya apakah benar ada hadits shohih yg menjelaskan bahwa di akhirat kelak, manusia yg terakhir masuk surga adalah rosululloh? karena beliau menunggu semua umatnya masuk surga dulu.

afwan klo seandainya faidahnya bathil karena selama ini ana jg belum pernah dengar hadits yg menceritakan demikian.

[26/10 08:25] Shiddiq bin Muhammad: 

Dalam hadits Abu Hurairah di Bukhary dan Muslim Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda menceritakan tentang kejadian2 hari kiamat dan di antara yg beliau sabdakan:

ثُمَّ يَفْرُغُ اللَّهُ مِنْ الْقَضَاءِ بَيْنَ الْعِبَادِ وَيَبْقَى رَجُلٌ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ وَهُوَ آخِرُ أَهْلِ النَّارِ دُخُولًا الْجَنَّةَ

Kemudian setelah Allah menyelesaikan keputusan antar para hamba dan tinggal seorang laki2 antara jannah dan neraka dan dia adlh akhir penghuni neraka (yg muslim/muwahhid) yg masuk jannah

Dmkn hadits Abi Dzar di shahih muslim bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِنِّي لَأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولًا الْجَنَّةَ وَآخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا رَجُلٌ يُؤْتَى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُقَالُ اعْرِضُوا عَلَيْهِ صِغَارَ ذُنُوبِهِ وَارْفَعُوا عَنْهُ كِبَارَهَا

Sungguh saya tahu orang paling akhir masuk jannah dan akhir penduduk neraka yang keluar darinya dia adalah seorang laki2 yg di datangkan pada hari kiamat kemudian dikatakan paparkan kepadanya dosa2 kecilnya dan angkat darinya dosa2 besar....al hadits.

Dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam lah yg pertama kali mengetuk pintu jannah sebagaimana di shahih muslim dari hadits Anas rhadiyallahu anhu bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

أَنَا أَكْثَرُ الْأَنْبِيَاءِ تَبَعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يَقْرَعُ بَابَ الْجَنَّةِ

Aku adalah Nabi yg terbanyak pengikutnya pada hari kiamat dan aku adalah yg pertama kali mengetuk pintu jannah.

Berdasarkan dalil2 ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bukanlah orang yg terakhir masuk jannah. 

Wallahu a'lam.

@markiztoraut

◾️Which is more virtuous, to hasten in fasting the six days of shawwaal or to prolong it?◾️

🌹 بســـم اللــه الرحــمــن الـرحـــيــم 🌹


◾️Which is more virtuous, to hasten in fasting the six days of shawwaal or to prolong it?◾️

Answered by Shaykh Abu Hamza Hassan bin Muhammed Ba Shu'ayb - may Allah preserve him- on the 8th, Shawwaal 1440H

📝🔹Question:

Note: A mas'alah fiqheeyah:
['Not hastening in fasting the 6 days of shawwaal']:
Abdur-razzaaq As-san'aani was asked regarding the one who fasts the second day after eid Al-fitr, he thought about it and rejected it very harshly.
Abdur-razzaaq said "I asked m'amar about fasting the six days of shawwaal which is after Eid al-fitr, so the people said to said to him " fast them a day straight after al-fitr!?"
So he said "Allahs refuge is sought! These days are only for eid and eating and drinking" [reported in the musannaf of abdur-razzaaq 316/4]
So that which seems apparent, and Allah knows best:
That one should not over burden himself by fasting the six days (of shawwaal) close to the first day (eid). Whether it may be permissable in terms of its originality, however one may lose out on that which is more virtuous than hastening in fasting(the six days of shawwaal), like visiting close friends and relatives and tieing kins of kinship, and spending generously on your family and kids, and one is able to fast these days after the first few days (after eid al-fitr) as it's time is spaced out and all praise is for Allah.
And Allah is most high and most knowledgeable.
Our noble sheikh may Allah preserve you, what is your opinion in this ( that which was just mentioned) and what is the correct opinion?

📩🔸Answer:

This is good and Allah knows best.
If the benefits which are transitive, necessitate one not fasting the first few days then he shouldn't hasten and if not then he should hasten with the fast due to the generality of Islamic proofs which indicate to hastening to acts of worship.

____
Translated by:
Abu Huthayfah
Saami al-hindy

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...