Tampilkan postingan dengan label Fatwa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fatwa. Tampilkan semua postingan

💻 Jual Beli OnLine 💻

Fatwa Asy Syaikh Al Faqih Muhammad bin Hizam:

بسم اللــــه الرحمـــــــــن الرحيم

 

💻 Jual Beli OnLine 💻

 

📩 الســـــؤال :-

 

يقول السائل: في هذه الأيام أصبح كثير من الناس يتبايعون عبر الإنترنت فيدفع على السلعة مقدماً عبر الكروت البنكية ثم تباع له السلعة أو تصل إليه بعد يوم أو يومين من شرائها، هل هذا البيع جائز ؟

Pertanyaan ::

 

Si penanya berkata : pada hari hari ini banyak dari kalangan manusia melakukam jual beli melalui internet, pembeli memberikan uang/membayar terlebih dahulu untuk barang yang akan dia beli melalui perantara bank, kemudian barang tersebut baru di jual kepadanya (si pembeli) atau barang tersebut akan sampai kepada si pembeli (melalui pengiriman) setelah satu hari atau dua hari mulai dari pembelian , apakah jual beli ini di perbolehkan ?

 

📝 الإجـــــــــابة :-

 

إذا كانت هذه السلعة معلومة مضمونة معلومة بأوصافها _ قد وصفت وصفاً دقيقاً يعلمها على حالها التي سيستلمها ومع تحديد أجل الٱستلام فلابأس أن يقدم المال عبر هذه الشركات وعبر البنوك وبعدها تأتي السلعة على الوصف الذي طلبه - هذا البيع جائز .

 

Jawaban ::

 

Apa bila barang yang dijual tersebut telah diketahui, terjamin dan diketahui sifat2nya, dalam artian barang tadi telah di sebutkan sifat  sifat nya secara terperinci / detail sehingga pembelipun mengetahui keadaan barang secara pasti dan terperinci yg disertai dengan penentuan waktu penerimaanya , maka tidak mengapa si pembeli untuk memberikan uangnya /membayar terlebih dahulu melalui bisnis ini dan melalui bank, kemudian setelah itu penjual mendatangkan barang sesuai sifat yang diinginkan pembeli, maka jual beli seperti ini di perbolehkan.

_____________________

Selesai

 

Diterjemah oleh :

    Admin Chanel 

 

🔍 Dikoreksi Oleh ::

   Al Ustadz Abu Zakariyya Harits Al Jabaly جزاه الله خيرا

 


Join Telegram: https://t.me/fawaaidassunnah

RINGKASAN FATWA ‘ULAMA SEPUTAR DAKWAH DENGAN VIDEO BERGAMBAR

RINGKASAN FATWA ‘ULAMA SEPUTAR DAKWAH DENGAN VIDEO BERGAMBAR

1⃣ Lajnah Dâimah.

SOAL:

هَلِ التَّصْوِيْرُ الَّذِي تَسْتَخْدِمُ فِيْهِ كَامِيْرَا الفِيْدِيُو يَقَعُ حُكْمُهُ تَحْتَ التَّصْوِيْرِ الفُوتُوغْرَافِي؟

“Apakah gambar yang menggunakan padanya kamera video hukumnya seperti gambar fotografi?

JAWAB:

نَعَم ، حُكْمُ التَّصْوِيْرِ بِالفِيدِيُو حُكْمُ التَّصْوِيْرِ الفُوتُوغْرَافِيِّ بِالمَنْع وَالتَّحْرِيمِ لِعُمُومِ الأَدِلَّةِ».

“Iya, hukum gambar dengan video adalah hukum gambar dengan fotografi dalam larangan dan keharomannya sesuai dengan keumuman dalil.” [fatwa (no.16259)]

2⃣ Asy-Syaikh Muhammad Nâshiruddîn Al-Albânî rohimahullôh mengatakan:

كُلُّ الصُّوَرِ مُحرَّمَةٌ سَوَاءٌ كَانَتْ يَدَوِيَّةٌ أَو فُوتُوغْرَافِيَّةٌ أَو هَذِهِ (الموضة) الجَدِيْدَةُ الَّتِي سَمَّيْتَهَا -آنِفاً- (فِيْدِيُو)، كُلُّ هَذِهِ وَهَذِهِ وَهَذِهِ مُحرَّمَةٌ».

“Setiap gambar adalah harom, sama saja dengan cara tangan, fotografi atau model baru yang sekarang engkau namakan dengan (video), maka semua ini, ini dan ini adalah harom.” [dinukil dari “Al-Ibrôz li aqwâlil ‘Ulamâ fie hukmit tilfâz” (hal.14)]

3⃣ Asy-Syaikh Ibnu Bâz rohimahulloh.

SOAL:

س: مَا حُكْمُ التَّغْسِيْلِ وَالتَّكْفِيْنِ عَنْ طَرِيْقِ الفِيْدِيُو؟

“Apa hukum memandikan dan mengkafani (jenazah) melalui cara video?

JAWAB:

ج: التَّعْلِيْمُ يَكُونُ بِغَيْرِ الفِيْدِيُو لِمَا فِي الأَحَادِيْثِ الكَثِيْرَةِ الصَّحِيْحَةِ مِنَ النَّهْيِ عَنِ التَّصْوِيْرِ وَلَعْنِ المُصَوِّرِيْنَ».

“Pengajaran dilakasanakan dengan tanpa video karena terdapat pada hadits-hadits yang banyak lagi shohih, yang melarang dari menggambar dan melaknat orang-orang yang menggambar.” [dari “As’ilah Al-Jam’iyyah Al-Khoiriyyah bi Syaqrô”]

Beliau juga mengatakan:

«وَظُهُورُ صُورَتِي لَيْسَ دَلِيْلاً عَلَيَّ اِجَازَتِي التَّصْوِيْر وَلاَ عَلَى رِضَايَ بِهِ فَاِنِّي لَمْ أَعْلَمْ أَنَّهُمْ صَوَّرُونِي».

“Nampaknya gambarku bukanlah dalil tentang pembolehan dariku tentang gambar, tidak pula juga bentuk keridhoanku padanya, karena aku tidaklah tahu bahwasanya mereka (mengambil) gambarku.” [lihat “Lajnah Dâimah” (1/460)]

4⃣ Asy-Syaikh Muqbil bin Hâdî Al-Wâdi’î rohimahulloh mengatakan:

»وَمُنْكَرٌ عَظِيْمٌ أَنْ يَقُومَ المُحَاضِرُ فِي المَسَاجِدِ يُحَاضِرُ النَّاسَ وَالمُصَوَّرَة _أي الكَامِيْرَا_ مُوَجَّهَةٌ اِلَيْهِ ..... وَالبَثُّ المُبَاشِرُ _أَيّ النَّقْلُ الحَيُّ_ دَاخِلٌ فِي التَّحْرِيْمِ فَهُوَ يُعْتَبَرُ صُوْرَةً وَالنَّاسُ يُسَمَّونَهَا صُورَةً فَهِيَ مُحَرَّمَةٌ«

“Kemungkaran yang besar adalah ketika seorang pemberi ceramah di Masjid; memberikan ceramah kepada orang-orang dalam keadaan kamera menghadap ke arahnya ... dan siaran langsung masuk juga padanya dalam hal yang harom, maka hal tersebut termasuk gambar, dan orang-orang (pun) menamakannya juga gambar, dan ini adalah harom.” [lihat “Hukmu Tashwîr” (70-71)]

5⃣ Asy-Syaikh Ahmad bin Yahyâ An-Najmî rohimahullôh mengatakan:

«أَمَّا يَعْنِي ظُهُورُهُ عَلَى الشَّاشَةِ هَذَا لاَ شَكَّ أَنَّهُ مُنْكَرٌ ..»

“Adapun nampaknya da’i di layar (TV), ini tidaklah diragukan bahwa itu mungkar.” [dinukil dari “Al-Ibrôz li aqwâlil ‘Ulamâ fie hukmit tilfâz” (hal.32)]

6⃣ Asy-Syaikh Shôlih Al-Fauzân hafidzohullôh.

SOAL:

مَا حُكْمُ اسْتِخْدَامِ الوَسَائِلِ التَّعْلِيْمِيَّةِ مِن فِيدِيُو وَسِيْنِمَا وَغَيرِهِمَا فِي تَدْرِيْسِ المَوَّادِ الشَّرْعِيَّةِ كَالفِقْهِ وَالتَّفْسِيْرِ وَغَيرِهَا مِنَ المَوَّادِ الشَّرْعِيَّةِ‏؟‏ وَهَلْ فِي ذَلِكَ مَحْذُورٌ شَرْعِيٌّ‏؟‏ أَفْتُونَا مَأجُورِيْنَ‏.
“Apa hukukmnya menggunakan wasilah untuk pengajaran dengan video dan sinema atau selain keduanya dalam mengejarkan bidang syari’ah seperti Fiqh, Tafsir atau selain keduanya dari bidang syari;ah? Apakah dalam hal tersebut ada larangan secara syari’at? Berikanlah kami fatwa semoga anda diberikan pahala.

JAWAB:

الَّذِي أَرَاهُ أَنَّ ذَلِكَ لَا يَجُوزُ؛ لِأَنَّهُ لاَبُدَّ أَن يَكُونَ مَصْحُوبًا بِالتَّصْوِيْرِ، وَالتَّصْوِيْرُ حَرَامٌ، وَليسَ هُنَاك ضَرُورَة تَدْعو إِلَيهِ‏.‏ والله أعلم

“Dan yang aku pandang (dalam hal ini) adalah tidak boleh, karena diharuskan darinya disertai dengan (pengambilan) gambar, dan gambar adalah harom. Dan tidaklah ada disana namanya darurat yang dibutuhkan padanya, Wa Allôhu a’lam.” [lihat “Al-Muntaqo” (no.513)]

dr ustadz fuad di grup salafiyun

Fatwa Al Imam Al Wadi'iy Al Yamaniy رحمه الله Tentang Maulid Nabawiy صلى الله عليه وسلم

Diterjemahkan oleh:
Abu Fairuz Abdurrohman Al Jawiy عفا الله عنه




بسم الله الرحمن الرحيم

Al Imam Al Wadi'iy رحمه الله ditanya:

"Apakah perayaan Maulid dan Mi'roj serta Rojabiyyah itu bid'ah ataukah sunnah hasanah?"
Maka beliau رحمه الله menjawab:

"Itu adalah bid'ah. Itu tadi semua tidak ada pada masa Nabi صلى الله عليه وسلم . Dan Robbul 'izzah berfirman dalam kitab-Nya:

﴿الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً﴾ [المائدة: 3].

"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Aku cukupkan untuk kalian kenikmatan-Ku dan Aku telah ridhoi Islam sebagai agama kalian."

Dan Rosul صلى الله عليه وسلم bersabda sebagaimana dalam "Shohihain":

«مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ ».

“Barangsiapa membikin dalam urusan agama kami perkara yang tidak ada dalam agama kami, maka dia itu tertolak.” 

(HR. Al Bukhoriy (2697) dan Muslim (1718)).

Maka seluruh perkara ini tadi adalah termasuk dari perkara baru, barangkali diada-adakan pada abad keenam. Dan di antaranya ada yang lebih dulu waktunya daripada itu. Dan secara keseluruhan, tidak ada di dalam Islam kebid'ahan yang baik. Rosul صلى الله عليه وسلم bersabda:

«كل بدعة ضلالة»،

"Setiap kebid'ahan adalah kesesatan."

«إن الله حجب التوبة عن كل صاحب بدعة حتى يدع بدعته».

"Sesungguhnya Alloh menghalangi tobat dari setiap pelaku kebid'ahan sampai dia meninggalkan kebid'ahannya."

Dan demikianlah wahai saudara-saudaraku. Umat Islam wajib untuk menjauh dari maulid-maulid yang menyebabkan mereka jauh dari Kitabulloh dan sunnah Rosululloh صلى الله عليه وسلم itu. 

Dan engkau tidak boleh berkata: 

"Aku akan memanfaatkan kesempatan itu, aku akan hadir dan memberikan petuah pada orang-orang." Tidak.

Jika engkau hadir dan akan berkata pada mereka bahwasanya mereka itu ada di atas kebid'ahan yang sesat: "Waka bertaqwalah kalian kepada Alloh dan tinggalkanlah bid'ah ini," maka silakan.

Adapun jika engkau berangkat dan memberkahi untuk mereka kebid'ahan mereka, maka jangan. Engkau akan memperbanyak jumlah mereka dan jadilah engkau bersekutu dengan mereka dalam dosa.

Dan Alloh sajalah Yang dimintai pertolongan."

(selesai penukilan dari "Ijabatus Sail"/hal. 337/cet. Darul Haromain).


Al Imam Al Wadi'iy رحمه الله juga ditanya:

"Apa hukum membaca "Maulidud Di'abiy" dan "Nazhmu Sirotir Rosul صلى الله عليه وسلم?"
Maka beliau رحمه الله menjawab:

"Maulid itu sendiri adalah bid'ah, tidak tetap. Dan Nabi صلى الله عليه وسلم tidak memerintahkannya. 

Bacalah Kitabulloh dari awal sampai akhirnya. Apakah kalian mendapati di dalamnya ada perayaan maulid? Bacalah sunnah Rosululloh صلى الله عليه وسلم , bacalah Shohihul Bukhoriy, Shohih Muslim, Musnad Imam Ahmad, Sunan Abi Dawud, Jami'ut Tirmidziy, dan demikian pula Sunanun Nasaiy, Sunan Ibni Majah, Sunanud Darimiy, dan yang lainnya. 

Apakah kalian mendapati di dalamnya perayaan maulid?

Ataukah yang mendatangkannya adalah Ubaidiyyun di Maghrib dan asal mereka adalah orang-orang Yahudi, kemudian mereka menyatakan bahwasanya mereka itu dari keturunan keluarga Nabi, dan mereka menisbatkan diri pada Ismail bin Ja'far, kemudian mereka diikuti oleh orang-orang yang terlalaikan, sampai bahkan ada seorang raja pada abad keenam yang melihat orang-orang Kristen merayakan maulid Isa. Abu Syamah berkata: "Maka raja tadi mengadakan perayaan maulid Nabi صلى الله عليه وسلم lebih besar daripada perayaan orang-orang Kristen untuk maulid Isa."

Para raja dan para pemimpin itu tidak boleh digunakan sebagai hujjah (argumentasi). Yang digunakan sebagai hujjah adalah ucapan Rosul صلى الله عليه وسلم.

Aku menasihati setiap muslim yang menginginkan keselamatan dan ingin maju di dalam ilmu untuk kembali kepada kitab-kitab ulama terdahulu yang kosong dari bid'ah-bid'ah ini.
Engkau mendapati kebanyakan para pelaku maulid-maulid itu tidak memerintahkan yang ma'ruf dan tidak melarang dari yang mungkar. Bahkan terkadang kekejian dikerjakan di acara maulid. Maka maulid Badawiy itu terkadang kekejian dikerjakan di situ. Dan demikianlah masjid di Jund. Orang-orang hadir di situ pada malam sekian dan sekian pada bulan Rojab, dan mereka mendirikan kemah-kemah di sampingnya, terkadang kekejian dikerjakan di situ.

Adapun mubtadi'ah maka yang penting bagi mereka adalah memerangi Ahlussunnah: "Wahhabiyyah datang untuk meruntuhkan agama kita!"

Engkau wahai orang yang patut dikasihani, engkau itu tidak mementingkan agama, engkau cuma mementingkan ashidah (sejenis masakan dari tepung), dan saltah (campuran beberapa sayuran yang dipotong kecil-kecil), dan kot (sejenis ganja). Engkau tidak mementingkan agama. Engkau menyia-nyiakan dirimu sendiri.

Wahai orang yang malang, jika engkau mementingkan agama, maka kemarilah, kami siap untuk berdiskusi denganmu dan menjelaskan padamu bahwasanya engkau itu ada di atas kebid'ahan yang tidaklah Alloh menurunkan dalil yang mendukung tentang itu.
Dan Alloh sajalah Yang dimintai pertolongan."

(selesai penukilan dari "Ijabatus Sail"/hal. 336-337/cet. Darul Haromain).

sumber: http://maktabahfairuzaddailamiy.blogspot.com/

╭─┅─═ঊঊঈ═─┅─╮ 
       SEBARKANLAH 
       ENGKAU AKAN 
       MENDAPATKAN 
           PAHALANYA 
╰─┅─═ঊঊঈ═─┅─╯ 

 🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 

_*NASEHAT UNTUK SEKIRANYA TIDAK MEMONDOKKAN ANAK SEBELUM MENCAPAI BALIGH*_

_*Telah Di Periksa Oleh Asy-Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman Bin Soekojo Al Indonesiy حفظه الله تعالى*_                بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَن...