Tampilkan postingan dengan label kitab salaf. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kitab salaf. Tampilkan semua postingan

BAHAYA PANDANGAN MATA

BAHAYA PANDANGAN MATA

Al Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: 

“Dan pandangan mata adalah sumber dari mayoritas kejadian-kejadian yang menimpa manusia, karena sesungguhnya pandangan mata itu akan melahirkan bisikan hati. Dan bisikan hati melahirkan pikiran. Kemudian pikiran tadi melahirkan syahwat. Kemudian syahwat melahirkan keinginan, kemudian hal itu menguat hingga menjadi tekad yang kuat, lalu terjadilah perbuatan, dan itu pasti selama tidak ada suatu penghalang yang menghalanginya. Dan di dalam masalah inilah dikatakan: “Kesabaran untuk menundukkan pandangan mata itu lebih mudah daripada kesabaran untuk memikul rasa sakit terhadap kejadian setelah itu.” Oleh karena itulah sang penyair berkata:

كل الحوادث مبداها من النظر ... ومعظم النار من مستصغر الشرر
كم نظرة بلغت فى قلب صاحبها ... كمبلغ السهم بين القوس والوتر
والعبد ما دام ذا طرف يقلبه ... فى أعين العين موقوف علي الخطر
يسر مقلته ماضر مهجته ... لا مرحبا بسرور عاد بالضرر

“Setiap kejadian itu awalnya adalah dari pandangan mata, dan kebanyakan api itu berasal dari percikan yang dianggap kecil,
Alangkah banyaknya pandangan mata yang sampai ke dalam hati pemilik mata tadi bagaikan sampainya anak panah yng ada di antara busur dan talinya, Dan hamba itu selama dia sering melihat ke mata wanita yang ini dan mata wanita yang itu dia itu berdiri di posisi yang berbahaya,
Dia gembira dengan perbuatan kecilnya tadi yang justru membahayakan langkahnya. Tidak ada ucapan selamat datang bagi kegembiraan yang mendatangkan bahaya.”


Dan termasuk dari bahaya pandangan mata adalah: bahwasanya dia itu mewariskan penyesalan, desah kegalauan dan terbakarnya hati. Sang hamba melihat sesuatu yang dia tidak mampu untuk menguasainya dan tidak mampu bersabar darinya. Dan ini termasuk siksaan yang paling besar: manakala engkau melihat sesuatu yang engkau tidak mampu bersabar darinya atau dari sebagiannya, dan engkau tidak menguasainya.”

(selesai dari “Al Jawabul Kafi”/hal. 106).

( Ketentraman Jiwa Saat Musibah Melanda | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman Al Jawiy حفظه الله )



🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Beberapa Langkah Mengobati Pedihnya Musibah-4

Beberapa Langkah Mengobati Pedihnya Musibah

Ditulis Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله
------------------------------

Langkah yang keempat untuk menghibur diri saat terkena musibah adalah:

Mengetahui bahwasanya dirinya tidak sendirian dengan musibah tadi. Banyak orang sholih yang tertimpa musibah di dunia, namun mereka bersabar. Maka dengan itu hatinya pun menguat untuk turut meneladani langkah mereka.

Dari Ibnu Mas’ud rodhiyallohu ‘anh yang berkata:

قسم النبي صلى الله عليه وسلم قسما فقال رجل إن هذه لقسمة ما أريد بها وجه الله فأتيت النبي صلى الله عليه وسلم فأخبرته فغضب حتى رأيت الغضب في وجهه ثم قال يرحم الله موسى قد أوذي بأكثر من هذا فصبر

“Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam membagi suatu pembagian, lalu ada orang yang berkata: “Sesungguhnya ini benar-benar pembagian yang tidak diinginkan dengannya wajah Alloh.” Maka aku mendatangi Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam, kemudian aku mengabari beliau dengan hal itu, maka beliau marah hingga aku melihat kemarahan di wajah beliau. Kemudian beliau bersabda: “Semoga Alloh menyayangi Musa. Sungguh beliau telah disakiti lebih banyak dari ini, lalu beliau bersabar.” (HR. Al Bukhoriy (3405) dan Muslim (1062)).

Al Hafizh Ibnu Hajar rohimahulloh berkata: “Di dalam hadits ini ada faedah bahwasanya para pemilik keutamaan itu terkadang menjadi marah dikeranakan suatu ucapan yang ditujukan pada mereka, dan mereka bersamaan dengan itu menghadapinya dengan kesabaran dan tidak cepat menghukum, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam dalam rangka meneladani Musa ‘alaihissalam.” (“Fathul Bari”/10/hal. 512).

Dan juga di dalam hadits Ka’b bin Malik rodhiyallohu ‘anh yang berkata:

ثم قلت لهم: هل لقي هذا معي أحد؟ قالوا: نعم رجلان قالا مثل ما قلت، فقيل لهما مثل ما قيل لك. فقلت: من هما؟ قالوا: مرارة بن الربيع العمري وهلال بن أمية الواقفي. فذكروا لي رجلين صالحين قد شهدا بدرا فيهما أسوة، فمضيت حين ذكروهما لي. (أخرجه البخاري (4418) ومسلم (2769)).

“… lalu aku bertanya pada mereka: “Apakah ada orang yang mengalami hal ini bersamaku?” Mereka menjawab: “Iya. Ada dua orang yang berkata seperti apa yang engkau katakan, maka dikatakan kepada mereka seperti apa yang dikatakan kepadamu.” Maka aku bertanya: “Siapakah keduanya itu?” Mereka menjawab: “Muroroh Ibnur Robi’ Al ‘Umariy dan Hilal bin Umayyah Al Waqifiy.” Mereka menyebutkan padaku dua orang sholih yang telah mengikuti perang Badr, pada diri mereka ada keteladanan. Maka akupun melanjutkan tekadku ketika mereka menyebutkan padaku dua orang tadi.” 

(HR. Al Bukhoriy (4418) dan Muslim (2769)).

Lihatlah penjelasannya di dalam kitab “Zadul Ma’ad” karya Al Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh.

Dan masih banyak langkah-langkah untuk mengokohkan hati dalam menghadapi musibah.

(Dikutip dari buku : Ketentraman Jiwa Saat Musibah Melanda | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman Al Jawiy حفظه الله )


🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Beberapa Langkah Mengobati Pedihnya Musibah -3

Beberapa Langkah Mengobati Pedihnya Musibah

Ditulis Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله
------------------------------

Yang ketiga: menghibur diri dengan keutamaan-keutamaan musibah.

Keutamaan musibah itu banyak, di antaranya adalah:
Keutamaan pertama: mendapatkan sholawat dari Alloh.

Alloh ta’ala berfirman:

﴿وبشر الصابرين * الذين إذا أصابتهم مصيبة قالوا إنا لله وإنا إليه راجعون * أولئك عليهم صلوات من ربهم ورحمة وأولئك هم المهتدون﴾ [البقرة : 155].

“Dan berikanlah kabar gembira untuk orang-orang yang bersabar, yaitu orang-orang yang jika tertimpa musibah mereka berkata: “Sesungguhnya kami adalah milik Alloh, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali.” Mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan sholawat dari Robb mereka dan rohmat, dan mereka itulah orang-orang yang mengikuti petunjuk.”

Keutamaan kedua: mendapatkan rohmah.

Keutamaan ketiga: mendapatkan petunjuk.

Keutamaan keempat: mendapatkan pahala.
Orang yang tertimpa musibah, lalu dia bersabar, maka sungguh dia akan mendapatkan pahala kesabaran, yang mana Alloh ta’ala berfirman:

﴿إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ﴾ [الزمر: 10].

“Hanyalah orang-orang yang bersabar itu yang pahala mereka dicukupi tanpa batas.”

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh yang berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

يقول الله تعالى ما لعبدي المؤمن عندي جزاء إذا قبضت صفيه من أهل الدنيا ثم احتسبه إلا الجنة

“Alloh ta’ala berfirman: “Tidak ada bagi hamba-Ku mukmin pahala di sisi-Ku jika Aku mengambil orang kesayangannya dari penduduk dunia, lalu dia mengharapkan pahala dari itu kecuali Syurga.” (HR. Al Bukhoriy (6424)).

Keutamaan kelima: mendapatkan keridhoan Alloh.
Dari Anas bin Malik rodhiyallohu ‘anh yang berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

إن عظم الجزاء مع عظم البلاء وإن الله إذا أحب قوما ابتلاهم فمن رضي فله الرضا ومن سخط فله السخط

“Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya musibah. Dan sesungguhnya Alloh jika mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barangsiapa ridho dengan itu, maka dia akan mendapatkan keridhoan. Dan barangsiapa marah, maka dia akan mendapatkan kemarahan.” 

(HR. At Tirmidziy (2396) dan Ibnu Majah (4031)/hadits hasan).

Keutamaan keenam: mendapatkan ganti yang lebih baik.
Dari Ummu Salamah rodhiyallohu ‘anha yang berkata:

سمعت رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم، يقول: «ما من عبد تصيبه مصيبة، فيقول: ﴿إنا لله وإنا إليه راجعون﴾ [البقرة: 156] ، اللهم أجرني في مصيبتي، وأخلف لي خيرا منها، إلا أجره الله في مصيبته، وأخلف له خيرا منها»، قالت: فلما توفي أبو سلمة، قلت كما أمرني رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم، ثم قلت ومن خير من أبي سلمة؟ فأخلف الله لي خيرا منه، رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم.

“Aku mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiada seorang hambapun yang tertimpa musibah lalu dia berkata: “Sesungguhnya kami adalah milik Alloh, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Alloh berilah saya pahala dalam musibah saya dan berilah saya ganti yang lebih baik daripadanya” kecuali pasti Alloh akan memberinya pahala dalam musibahnya dan memberinya ganti yang lebih baik daripadanya.”

Ummu Salamah berkata: “Manakala Abu Salamah meninggal, aku berkata sebagaimana yang diperintahkan oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, lalu aku berkata:”Siapakah yang lebih baik daripada Abu Salamah?” Lalu Alloh memberiku ganti yang lebih baik daripada dia, yaitu: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam.” 

(HR. Muslim (918)).

Al Imam Abul Walid Al Bajiy rohimahulloh berkata: __“Yang demikian itu karena kebaikan yang diketahui oleh Ummu Salamah dari Abu Salamah, yaitu keutamaannya, agamanya, dan kebaikannya, dan dia mengira bahwasanya dia tidak akan mendapatkan ganti yang lebih baik daripada Abu Salamah. Dan dia tidak mengira bahwasanya Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam akan menikahinya. Andaikata dia tahu itu niscaya dia tidak akan mengucapkan perkataan tadi. Maka Alloh memberinya ganti dengan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam yang mana beliau lebih baik daripada Abu Salamah.” 

(“Al Muntaqo Syarhul Muwaththo”/2/hal. 29).__

Keutamaan ketujuh: penghapusan dosa.
Dari Al Aswad rohimahulloh yang berkata:

دخل شباب من قريش على عائشة -رضي الله عنه- وهي بمنى وهم يضحكون فقالت: ما يضحككم؟ قالوا: فلان خرّ على طنب فسطاط فكادت عنقه أو عينه أن تذهب. فقالت: لا تضحكوا، فإني سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «ما من مسلم يشاك شوكة فما فوقها إلا كتبت له بها درجة ومحيت عنه خطيئة».

“Beberapa pemuda dari Quroisy masuk mengunjungi ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha ketika beliau ada di Mina, dalam keadaan mereka tertawa. Maka ‘Aisyah bertanya: “Apa yang membuat kalian tertawa?” Mereka menjawab: “Si Fulan jatuh tertelungkup di atas tali kemah, hampir-hampir lehernya atau matanya hilang.” Maka beliau berkata: “Janganlah kalian tertawa. Kerana sesungguhnya aku mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam berkata: “Tiada seorang muslim pun yang tertusuk duri atau yang lebih besar daripada itu, kecuali ditulis untuknya satu derajat, dan dihapus darinya satu kesalahan.” 

(HR. Muslim (2572)).

Al Imam An Nawawiy rohimahulloh berkata: “Di dalam hadits-hadits ini ada kabar gembira yang amat besar bagi kaum muslimin, bahwasanya jarang sekali seseorang itu terlepas dari musibah-musibah ini sesaat saja. Dan di dalamnya ada penghapusan kesalahan-kesalahan, dengan sebab penyakit-penyakit, musibah-musibah duniawi dan kesedihannya, sekalipun kesulitan tadi hanya sedikit saja. Dan di dalamnya ada peningkatan derajat-derajat dengan sebab perkara-perkara tadi, dan tambahan kebaikan-kebaikan. Dan inilah pendapat yang benar dari mayoritas ulama.” 

(“Al Minhaj”/16/hal. 364).

Keutamaan kedelapan: penaikan derajat.
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh yang berkata:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «إن الرجل ليكون له عند الله المنزلة، فما يبلغها بعمل فما يزال الله يبتليه بما يكره، حتى يبلغه إياها».

“Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguh ada seseorang yang memiliki suatu kedudukan di sisi Alloh, tapi dia tidak mencapainya dengan amalan. Maka Alloh terus-menerus mengujinya dengan perkara yang dibencinya sampai Alloh menyampaikan dia kepada kedudukan tadi.” 

(HR. Abu Ya’la (6095) dan yang lain, sanadnya hasan).

Dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata: “Dan jika ujian itu membesar, maka yang demikian itu bagi orang mukmin yang sholih adalah menjadi sebab ketinggian derajat dan besarnya pahala, …” 

(“Majmu’ul Fatawa”/28/hal. 152-153).

(Dikutip dari buku : Ketentraman Jiwa Saat Musibah Melanda | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman Al Jawiy حفظه الله )



🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Beberapa Langkah Mengobati Pedihnya Musibah - 2

Beberapa Langkah Mengobati Pedihnya Musibah

Ditulis Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله
------------------------------

Yang kedua: dia harus yakin bahwasanya apa yang menimpa dirinya itu sudah ditaqdirkan oleh Alloh, dan pengaturan-Nya itu pasti baik untuk sang hamba. Barangsiapa yakin akan bagusnya pengaturan Alloh, dan betapa besarnya kasih sayang Alloh untuknya, dia akan yakin bahwasanya yang Alloh pilihkan untuk menimpa dirinya itu adalah yang terbaik untuk dirinya jika dia menghadapi musibah tadi dengan kesabaran dan setia pada syari’at. 

Alloh ta’ala berfirman:

﴿وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ﴾ [البقرة: 216]

“Dan bisa jadi kalian membenci sesuatu dalam keadaan dia itu lebih baik untuk kalian, dan bisa jadi kalian menyukai sesuatu dalam keadaan dia itu lebih buruk untuk kalian, dan Alloh mengetetahui, sementara kalian tidak mengetahui.”

Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata:
"Maka lihatlah orang yang menanami suatu kebun dari kebun-kebun yang ada, yang dia itu ahli bercucuk tanam, menanami kebun, merawatnya dengan pengairan dan perbaikan, hingga pepohonannya itu berbuah, lalu petani ini memisahkan urat-uratnya, memotongi dahan-dahannya, karena dia tahu bahwasanya jika dibiarkan sesuai keadaannya itu maka buahnya tidak bagus. Dia memberinya makan (sistem menyambung atau melekat) dari pohon yang buahnya bagus, sampai jika pohon yang ini telah melekat dengan pohon yang itu, dan menyatu, serta memberikan buahnya, si petani mendatanginya dengan alat potongnya, dia memotongi dahan-dahannya yang lemah yang bisa menghilangkan kekuatan pohon itu, dan apa yang akan tertimpa padanya kesakitan, dipotong dan sakitnya kena besi demi kemaslahatan dan kesempurnaan pohon itu, agar menjadi baiklah buahnya untuk dihadirkan kepada para raja.
Kemudian si petani tidak membiarkan pohon tadi mengikuti tabiatnya untuk makan dan minum sepanjang waktu, bahkan di suatu waktu dia membuatnya haus, dan di waktu yang lain dia memberinya minum, dan tidak membiarkan air sentiasa menggenanginya sekalipun yang demikian itu membuatkan daunnya lebih hijau dan lebih mempercepat tumbuhnya. Kemudian dia menuju ke pada hiasan tersebut yang dengannya pohon tadi berhias, yaitu dedaunannya, dia membuang banyak sekali dari hiasannya tadi karena hiasannya itu menghalangi kesempurnaan kematangan buah dan keseimbangannya sebagaimana di pohon anggur dan semisalnya. Dia memotong bagian-bagian itu dengan besi dan membuang banyak hiasannya. Dan yang demikian itu, adalah benar-benar kemaslahatan untuk pohon itu. Seandainya pohon itu punya indra pembeza dan alat pengetahuan seperti haiwan, pastilah dia akan menduga bahwasanya perlakuan tadi merosak dirinya dan membahayakan dirinya, padahal itu benar-benar kemaslahatan untuk dirinya.


Demikian pula seorang bapak yang berbelas kasihan pada anaknya, yang tahu akan kemaslahatan anaknya, jika dia melihat kemaslahatannya itu ada pada pengeluaran darah yang rosak dari badannya, sang bapak akan melukai kulitnya dan memotong uratnya serta menimpakan padanya rasa yang sangat sakit. Dan jika dia melihat kesembuhan sang anak ada pada pemotongan salah satu anggota badannya, dia akan memisahkan anggota badan tersebut darinya. Yang demikian itu adalah kasih sayang untuknya dan belas kasihan untuknya. Dan jika dia melihat bahwasanya kemaslahatan anaknya itu ada pada penahanan pemberian, dia tidak memberi anaknya dan tidak memperluas pemberian untuknya karena dia mengetahui bahwasanya hal itu adalah sebab terbesar bagi kerusakannya dan kebinasaannya. Dan demikian pula sang ayah menghalanginya dari kebanyakan keinginannya dalam rangka melindunginya dan untuk kemaslahatan dirinya, bukan karena kikir kepadanya.

__Maka Sang Hakim Yang paling bijaksana, Sang Maha Penyayang, Sang Maha tahu, Yang mana Dia itu lebih sayang kepada para hamba-Nya daripada kasih sayang mereka kerhadap diri mereka sendiri, dan lebih sayang pada mereka daripada ayah ibu mereka: jika Dia menurunkan kepada mereka perkara yang mereka benci, maka hal itu lebih baik untuk mereka daripada Dia tidak menurunkannya kepada mereka, karena Dia memang memperhatikan mereka, baik kepada mereka, dan lembut kepada mereka. Andaikata mereka di izinkan untuk memilih bagi diri mereka sendiri, nescaya mereka tidak mampu menegakkan kemaslahatan diri mereka sendiri, secara ilmu, kehendak, dan amalan. Akan tetapi Alloh Yang Maha suci itulah Yang mngurusi pengaturan urusan mereka dengan tuntutan dari ilmu Dia, hikmah Dia, dan kasih sayang Dia, sama saja: mereka suka ataukah tidak suka.__

Maka orang-orang yang yakin akan nama dan sifat Alloh mengetahui yang demikian itu, sehingga mereka tidak menuduh Alloh dengan suatu tuduhan apapun dalam hukum-hukum-Nya. Dan hal ini tidak diketahui oleh orang-orang yang tidak tahu nama-nama dan sifat-sifat Alloh, sehingga mereka menentang Alloh dalam pengaturan-Nya, dan mereka mencela-Nya dalam hikmah-Nya, mereka membantah hukum-Nya dengan akal-akal mereka yang rosak dan rasional mereka yang batil, serta politik-politik mereka yang tidak adil. Maka mereka itu tidak mengenal Robb mereka, dan mereka juga tidak menghasilkan kemaslahatan diri mereka sendiri. Dan hanya Alloh sajalah Yang memberikan taufiq.

Dan bila saja sang hamba memperoleh pengetahuan ini, dia di dunia akan tinggal di suatu syurga sebelum di Akhirat, yang mana tidak ada kenikmatan yang menyerupainya kecuali kenikmatan Akhirat, karena orang ini terus-menerus ridho kepada Robb-Nya. Sementara keridhoan itu adalah syurga dunia dan tempat pengisytirehatan orang-orang yang mengenal Alloh, karena sesungguhnya dia itu jiwanya tenteram dengan taqdir-taqdir apapun yang terjadi padanya, yang mana taqdir itu adalah pilihan Alloh untuknya. Dan keridhoan itu adalah ketenangan jiwa kepada hukum-hukum agama Alloh.
Dan inilah yang namanya: kita meridhoi Alloh sebagai Robb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rosul. Dan orang yang tidak mendapatkan ini, dia belum merasakan nikmat keimanan. Dan keridhoan ini sesuai dengan kadar pengetahuan hamba tentang keadilan Alloh, hikmah-Nya, rohmat-Nya, dan bagusnya pilihan-Nya. Maka semakin sang hamba mengetahui yang demikian itu, dia akan semakin ridho pada Alloh. Maka ketetapan Robb Yang Maha suci kepada hamba-Nya itu beredar di antara keadilan, kemaslahatan, hikmah, dan rohmah, tidak keluar dari yang demikian itu sama sekali."


(selesai dari “Al Fawaid”/hal. 92-94).

(Dikutip dari buku : Ketentraman Jiwa Saat Musibah Melanda )



🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Beberapa Langkah Mengobati Pedihnya Musibah

Beberapa Langkah Mengobati Pedihnya Musibah

Ditulis Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله
------------------------------

Alloh subhanahu wa ta’ala dan Rosul-Nya telah mendatangkan bimbingan yang sempurna untuk mengobati beratnya derita musibah, di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama:
Menyedari bahwasanya diri kita dan seluruh harta yang kita miliki adalah milik Alloh. Maka Alloh berhak mengambil apa yang menjadi kepunyaan-Nya itu bila masa saja.

عن أنس رضي الله عنه قال : مات ابن لأبي طلحة من أم سليم فقالت لأهلها: لا تحدثوا أبا طلحة بابنه حتى أكون أنا أحدثه. قال: فجاء فقربت إليه عشاء فأكل وشرب فقال: ثم تصنعت له أحسن ما كانت تصنع قبل ذلك، فوقع بها فلما رأت أنه قد شبع وأصاب منها قالت: يا أبا طلحة أرأيت لو أن قوماً أعاروا عاريتهم أهل بيت فطلبوا عاريتهم ألهم أن يمنعوهم ؟ قال: لا. قالت: فاحتسب ابنك. قال: فغضب وقال: تركتني حتى تلطخت ثم أخبرتني بابني؟ فانطلق حتى أتى رسول الله صلى الله عليه و سلم فأخبره بما كان، فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم: «بارك الله لكما في غابر ليلتكما». قال: فحملت. الحديث. (أخرجه مسلم (2144)).

Dari Anas rodhiyallohu ‘anh yang berkata: “Salah seorang anak Abu Tholhah dari Ummu Sulaim meninggal. Maka Ummu Sulaim berkata kepada keluarganya: “Janganlah kalian memberitahu Abu Tholhah bahwasanya anaknya meninggal, sampai akulah yang akan memberitahu dia.” Lalu Abu Tholhah datang, kemudian Ummu Sulaim mendekatkan padanya makan malam. Lalu Abu Tholhah makan dan minum. Kemudian Ummu Sulaim berhias untuknya dengan dandanan yang lebih cantik daripada sebelumnya. Maka Abu Tholhah pun menggaulinya. Manakala Ummu Sulaim melihat bahwasanya Abu Tholhah telah kenyang dan telah menggaulinya, dia berkata: “Wahai Abu Tholhah, apa pendapatmu jika ada suatu kaum yang meminjamkan suatu pinjaman pada suatu keluarga, kemudian mereka meminta kembali pinjaman mereka tadi. Apakah keluarga itu boleh untuk menghalanginya?” Abu Tholhah menjawab: “Tidak boleh.” Ummu Sulaim berkata: “Maka harapkanlah pahala atas kematian anakmu.” Maka Abu Tholhah marah dan berkata: “Engkau membiarkan aku sampai aku bergelumang kemudian engkau mengkhabarkan aku tentang kematian anakku?” Lalu Abu Tholhah berangkat hingga menjumpai Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, kemudian dia mengkhabarka beliau tentang apa yang terjadi. Maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Semoga Alloh memberkahi untuk kalian berdua di puncak malam kalian berdua.” Maka Ummu Sulaim pun hamil.” Al hadits. 

(HR. Muslim 2144)).

Perhatikanlah betapa dalamnya pemahaman Ummu Sulaim rodhiyallohu ‘anha tentang hakikat musibah ini, yang mana hal itu menjadikan hatinya tenteram dan ridho kepada Alloh, sehingga Alloh memberkahi keluarga tadi dan menggantikan untuk mereka dengan anak yang diberkahi, disertai dengan keberuntungan mereka dengan mendapatkan pahala kesabaran menghadapi musibah.
Dan akan datang penyebutan dalil-dalil yang lain beserta dengan penjelasannya insya Alloh.

(Dikutip dari buku : Ketentraman Jiwa Saat Musibah Melanda )


🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

ORANG YANG MENINGGALKAN SHOLAT ITU TIDAK MENDAPATKAN KETENTRAMAN HATI

ORANG YANG MENINGGALKAN SHOLAT ITU TIDAK MENDAPATKAN KETENTRAMAN HATI

Ditulis Oleh :
Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله
------------------------------------

Orang yang meninggalkan sholat itu tidak mendapatkan ketentraman hati

Sesungguhnya Alloh telah menjanjikan kehidupan yang baik untuk orang yang beriman dan bertaqwa, sebagaimana Firman-Nya subhanah:

﴿مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ﴾ [النحل/97]

“Barangsiapa beramal sholih baik dia itu lelaki ataupun perempuan dalam keadaan dia itu mukmin, pastilah Kami akan memberinya kehidupan yang bagus, dan pastilah Kami akan membalasi mereka pahala mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang dulu mereka lakukan.”

Al Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: 

“Maka mukmin yang ikhlas karena Alloh adalah termasuk orang yang paling bagus hidupnya, dan paling nikmat pikirannya, paling lapang dadanya dan paling gembira hatinya. Dan ini adalah Jannah yang disegerakan sebelum Jannah yang di Akhirat. –sampai pada ucapan beliau:- dan tiada sesuatupun secara mutlak yang lebih bermanfaat bagi hamba daripada konsentrasinya kepada Alloh, sibuknya dia dengan mengingat-Nya, bersenang-senang dengan mencintai-Nya, lebih mendahulukan keridhoan-Nya. Bahkan tiada kehidupan, kenikmatan, kesenangan, dan kegembiraan kecuali dengan itu. Maka ketiadaannya itu adalah sesuatu yang paling menyakitkan untuknya, dan siksaan yang paling keras terhadapnya.” 

(“Al Jawabul Kafi”/hal. 223).

Dan termasuk sebab terbesar ketentraman hati adalah: penegakan sholat. Dari seorang Anshor rodhiyallohu ‘anh yang berkata: aku mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

« قم يا بلال أقم فأرحنا بالصلاة ».

“Bangkitlah wahai Bilal, kumandangkan iqomat, maka tentramkanlah kami dengan sholat.” 

(HR. Abu Dawud (4988) dishohihkan oleh Al Imam Al Wadi’iy rohimahulloh dalam “Al Jami’ush Shohih Mimma Laisa Fish Shohihain” no. (907)).

Syaikhul Islam rohimahulloh berkata: 

Tidak ada satu orang mukminpun kecuali dia mendapatkan di dalam hatinya rasa cinta pada Alloh, ketenangan dengan mengingat-Nya, bersenang-senang dengan mengenal-Nya, keledzatan, kesenangan dengan mengingat-Nya dan berbisik-bisik dengan-Nya. Dan yang demikian itu bisa menguat dan melemah, bertambah dan berkurang sesuai dengan iman sang makhluq. Maka setiap orang yang imannya sempurna, kenikmatan dia dengan perkara ini adalah lebih sempurna. 

Oleh karena itulah Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan yang lainnya:


\«حُبِّب إليّ من دنياكم النساء والطيب - ثم قال - وجعلت قرة عيني في الصلاة».

“Dijadikan pada diriku dari dunia kalian rasa cinta pada perempuan dan minyak wangi.” Lalu beliau bersabda: “Dan dijadikan kesejukan hatiku di dalam sholat.” 

(HR. Ahmad (12315) dan An Nasaiy (3939) dan yang lainnya, dari Anas rodhiyallohu ‘anh. dan dihasankan oleh Al Imam Al Wadi’iy rohimahulloh dalam “Ash Shohihul Musnad” no. (100)).

Dulu beliau shollallohu ‘alaihi wasallam berkata:

«أرحنا بالصلاة يا بلال»

“Wahai Bilal, tentramkanlah kami dengan sholat.” 

(“Majmu’ul Fatawa”/8/hal. 143).

❗️❗️Adapun orang yang meninggalkan sholat maka sungguh dia itu dihalangi dari ketentraman syar’iyyah yang sejati, bahkan dia akan tertimpa kebalikan dari itu karena jauhnya dia dari Tuannya yang sebenarnya.❗️❗️

---------------

( “Nashihatun Mu’ajjalah Li Man Shoma Romadhon Wa Tarokash Sholatal Maktubah” Terjemah Bebas: “Empat Puluh Tiga Kerugian Jika Sholat Wajib Ditinggalkan” )

🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

ORANG YANG MENINGGALKAN SHOLAT ITU MENJAUH DARI ROHMAT ALLOH ﷻ

ORANG YANG MENINGGALKAN SHOLAT ITU MENJAUH DARI ROHMAT ALLOH ﷻ

Ditulis Oleh :
Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله
------------------------------------

Orang yang meninggalkan sholat itu menjauh dari rohmat Alloh ﷻ

Alloh ta’ala berfirman

﴿وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ﴾ [النور/56].

“Dan tegakkanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Rosul agar kalian dirohmati.”

Alloh ta’ala berfirman:

﴿وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ الله وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ الله إِنَّ الله عَزِيزٌ حَكِيمٌ﴾ [التوبة/71]

“Dan orang-orang mukmin lelaki dan perempuan, sebagian dari mereka adalah wali bagi sebagian yang lain. Mereka memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang munkar, menegakkan sholat, menunaikan zakat, dan taat pada Alloh dan Rosul-Nya. Mereka itu akan dirohmati oleh Alloh, sesungguhnya Alloh Mahaperkasa lagi Maha Penuh Hikmah.”

Alloh ta’ala menyebutkan bahwasanya orang-orang yang akan dirohmati oleh Allohﷻ mereka itulah memiliki sifat-sifat yang indah tadi.

Al Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata: 

“Yaitu: Alloh akan merohmati orang-orang yang memiliki sifat-sifat ini.” 

(“Tafsirul Qur’anil ‘Azhim”/4/hal. 175).

❗️Maka orang yang meninggalkan sholat itu keluar dari kandungan dua ayat ini. Dan ini bahaya karena orang yang terbiasa menjauh dari sebab-sebab rohmat akan turun kepadanya laknat.❗️❗️
---------------

( “Nashihatun Mu’ajjalah Li Man Shoma Romadhon Wa Tarokash Sholatal Maktubah” Terjemah Bebas: “Empat Puluh Tiga Kerugian Jika Sholat Wajib Ditinggalkan” )

🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

TIDAK SUKA SHOLAT MERUPAKAN SIFAT ORANG MUNAFIQ

TIDAK SUKA SHOLAT MERUPAKAN SIFAT ORANG MUNAFIQ

Ditulis Oleh :
Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله
------------------------------------

tidak suka sholat merupakan sifat orang munafiq

Alloh ta’ala berfirman:

﴿وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِالله وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ﴾ [التوبة/54].

“Dan tidaklah menghalangi mereka untuk infaq-infaq mereka diterima kecuali karena kekufuran mereka pada Alloh dan pada Rosul-Nya, dan mereka tidak mendatangi sholat kecuali dalam keadaan mereka malas, dan tidaklah mereka berinfaq kecuali dalam keadaan mereka benci.”

Syaikhul Islam rohimahulloh berkata:

“Maka ini adalah keadaan orang yang berinfaq dalam keadaan benci. Maka bagaimana dengan orang yang meninggalkan infaq sama sekali?” 

(“Majmu’ul Fatawa”/28/hal. 439).

Dan berdasarkan ini kita bilang: ini adalah keadaan orang yang bersholat dalam keadaan malas, maka bagaimana dengan orang yang meninggalkan sholat sama sekali?

Al Imam Al Qurthubiy rohimahulloh berkata: 

“Maka kemunafiqan itu benar-benar mewariskan kemalasan di dalam ibadah.” 

(“Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an”/8/hal. 163).

Alloh ta’ala berfirman:

﴿إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ الله وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ الله إِلَّا قَلِيلًا﴾ [النساء/142]
“Sesungguhnya orang-orang munafiq itu ingin menipu Alloh, dan Alloh yang membalas tipu daya mereka. Jika mereka bangkit untuk sholat, mereka bangkit dengan malas, mereka mencari pandangan dan pujian manusia dan tidak mengingat Alloh kecuali sedikit.”

Al Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata: 

“Ini adalah sifat orang munafiq terhadap amalan yang paling mulia, paling utama dan paling bagusnya yaitu: sholat. Jika mereka bangkit untuk sholat mereka bangkit dalam keadaan malas mengerjakannya, karena mereka tak punya niat di situ, tak punya iman dengan sholat dan tak punya rasa takut, serta tak memahami maknanya.” 

(“Tafsirul Qur’anil ‘Azhim”/2/hal. 438).

Dan telah tetap bahwasanya Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

«تلك صلاة المنافق، يجلس يَرْقُب الشمس، حتى إذا كانت بين قرني الشيطان قام فنقر أربعا لا يذكر الله فيها إلا قليلا».

“Itu adalah sholat munafiq, duduk mengintai matahari, sampai jika matahari telah ada di antara dua tanduk setan, bangkitlah orang ini lalu mematuk empat kali, tidak mengingat Alloh kecuali sedikit.” 

(HR. Muslim (1443) dan Anas rodhiyallohu ‘anh).

Ini adalah sikap munafiq terhadap sholat Ashr, maka bagaimana dengan orang yang tidak sholat Ashr sama sekali? ❗️❗️

---------------

( “Nashihatun Mu’ajjalah Li Man Shoma Romadhon Wa Tarokash Sholatal Maktubah” Terjemah Bebas: “Empat Puluh Tiga Kerugian Jika Sholat Wajib Ditinggalkan” )

🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

ORANG YANG MENINGGALKAN SHOLAT ITU BERADA DALAM KEGELAPAN

ORANG YANG MENINGGALKAN SHOLAT ITU BERADA DALAM KEGELAPAN

Ditulis Oleh :
Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله
------------------------------------

Orang yang meninggalkan sholat itu berada dalam kegelapan

Sesungguhnya sholat adalah cahaya. Dari Abu Malik Al Asy’ariy rodhiyallohu ‘anh yang berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

«الطهور شطر الإيمان، والحمد لله تملأ الميزان، وسبحان الله والحمد لله تملآن - أو تملأ - ما بين السموات والأرض، والصلاة نور، والصدقة برهان، والصبر ضياء، والقرآن حجة لك أو عليك. كل الناس يغدو فبائع نفسه، فمعتقها أو موبقها». (أخرجه مسلم (556)).

“Bersuci adalah separuh keimanan, Alhamdulillah itu memenuhi timbangan, subhanalloh walhamdulillah itu memenuhi antara langit dan bumi. Sholat itu adalah cahaya, shodaqoh itu adalah bukti, kesabaran adalah cahaya panas, dan Al Qur’an adalah argumenntasi untuk mendukungmu atau membantahmu. Setiap orang berangkat lalu menjual dirinya sendiri, membebaskannya dari Neraka atau membinasakan dirinya sendiri.” (HR. Muslim (556)).

Al Imam Ibnu Rojab rohimahulloh berkata: 

“Sholat itu adalah cahaya yang mutlak –sampai pada ucapan beliau:- dia itu untuk mukminin di dunia adalah cahaya di dalam hati dan mata hati mereka, yang dengannya hati mereka menjadi bersinar, mata hati mereka bercahaya. Oleh karena itulah sholat merupakan penyejuk jiwa orang-orang yang bertaqwa.
–sampai pada ucapan beliau:- sholat juga cahaya bagi mukminin di kuburan mereka, terutama sholat malam.
–sampai pada ucapan beliau:- sholat itu di akhirat juga cahaya bagi mukminin di kegelapan Kiamat, di atas Shiroth, karena cahaya-cahaya akan dibagikan untuk mereka sesuai dengan kadar amalan mereka.” 

(“Jami’ul Ulum Wal Hikam”/hadits keduapuluh tiga).

---------------

( “Nashihatun Mu’ajjalah Li Man Shoma Romadhon Wa Tarokash Sholatal Maktubah” Terjemah Bebas: “Empat Puluh Tiga Kerugian Jika Sholat Wajib Ditinggalkan” )

🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...