Tampilkan postingan dengan label nasihat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label nasihat. Tampilkan semua postingan

jangan duduk dengan orang yang berbicara tidak memiliki ujung pangkal



dari 'Abdulloh (bin Ahmad bin Muhammad bin Hanbal), dari ayahnya (Al Imam Ahmad) dari Haaruun, dari Dhamrah,dari Ibnu Syaudzab bahwa 'Amir (bin Abdi Qais) berkata,

" Aku tidak mengeluhkan sesuatu pun yang tidak kudapatkan di Iraq selain dari rasa haus pada tengah hari yang terik dan duduk dengan orang-orang yang mengobrol tanpa ada ujung pangkalnya" 

(az-Zuhud/Imam Ahmad bin Hanbal:1260)

حدثنا عبد الله ، حدثني أبي ، حدثنا هارون ، عن ضمرة ، عن ابن شوذب قال : قال عامر
: ما آسى على شيء فارقته بالعراق إلا على ظمأ الهواجر ومجالسة أقوام يتحرون الحديث " *
لزهد / للامام أحمد بن حنبل: ١٢٦٠

📎 Follow ISNAD on TELEGRAM

🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 

Terlarangnya Taqlid (membebek)

الإمام أحمد بن حنبل
****************
قال رحمه الله: "لا تقلدني، ولا تقلد مالكا ولا الشافعي ولا الأوزاعي ولا الثوري، وخذ من حيث أخذوا"
[ابن القيم في إعلام الموقعين 2/302].


Imam Ahmad rahimahullah berkata: 

"Janganlah engkau bertaqlid (membebek) kepadaku, jangan pula kepada Malik jangan pula kepada Asy Syafi'i, tidak kepada Al Auzai dan tsaury, tapi ambillah dari mana mereka ambil."

I'lam Al Miwaqq'in 2/302


@markiztoraut


🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 

*Takut akan kemiskinan* ✋🏿

*Takut akan kemiskinan* ✋🏿

💡 Berkata Sufyan Ats Tsauri _Rahimahullaah_

*"Tidak ada bagi syaithan senjata untuk manusia seperti takut akan kemiskinan, maka jika terjadi pada hati manusia, maka ia akan menghalangi kebenaran, dan berbicara dengan hawa nafsu, dan berprasangka kepada Rabbnya dengan prasangkaan yang buruk."*

📚 المغني عن حمل الأسفار (4/32)

Maros, 29 Rabi'ul Awwal 1438H

🌾 *من مجموعة نصيحة للنساء* 🌾

Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM

🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

💥 Jangan dicela orang yang tidak mau ta'addud (nikah dua kali, sampai yang keempat kalinya)

💥 Jangan dicela orang yang tidak mau ta'addud (nikah dua kali, sampai yang keempat kalinya)

✏ Berkata Asy Syaikh Al ’Allamah Yahya Al Hajury hafizhohulloohu ta'ala

‎📮لايذم من لا يعدد

▫▫▫▫

‎▫✍قال العلامة يحيى بن علي الحجوري حفظه الله:
‎⬅"فالذي يخاف أنه ما يعدل بين نسائه يُشكر على هذا إذا بقي على واحدة،لايُذم ولا يُقال زواج الجبناء والأذلة،هذا لا يجوز لأنه في سياق﴿فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُواً﴾الإنسان إذا خاف أنه ما يعدل وجب عليه أن يتحرى العدل،ويُحمد على ذلك ومشكور ومأجور،ربما بعض العلماء مزج بهذه الكلمة فاتخذها بعض الناس سبيلا،وأن هذا زواج الخائفين،لا ما هو صحيح،بل زواج الخائفين من الله ألا يعدلوا،الذي يخاف من الله عز وجل أنه يحصل منه جور."
‎📚[كتاب النكاح/صحيح مسلم]


🍁 Dan yang takut karena tidak bisa bersikap adil antara istrinya, disyukuri akan hal tersebut, jika ia tetap bertahan hanya pada seorang istri

👉🏻 Jangan dicela
👉🏻 Dan jangan dikatakan, pernikahan orang penakut dan kehinaan

Maka hal ini tidak boleh, karena masuk dalam konteks ayat

”Jika kalian takut untuk tidak berlaku adil, maka kawinilah seorang saja”

Seseorang yang takut untuk tidak bisa berlaku adil, wajib baginya untuk bersungguh sungguh dalam mencari keadilan. Maka dipuji akan hal tersebut, dan disyukuri, dan akan diberikan pahala (bertahan pada satu istri, tambahan pent')

💡Kadang sebagian dari ulama, sendagurau dengan kalimat dibawah ini

🍂 Maka dari sebagian manusia, menjadikan (istri kedua), sebagai jalan keluar dari problematika keluarga

🍂 Dan yang tidak mau ta'addud (karena takut tidak bisa bersikap adil) itu nikahnya orang orang penakut

👉🏻 Tidak, ini tidak benar.

Akan tetapi itu adalah nikahnya orang yang takut kepada Allah, karena khawatir tidak bisa berlaku adil, takut kepada Allah, akan timbul dari dirinya sikap kezholiman (berat sebelah)

📚Kitab An Nikah Shahih Muslim

Maros, 23 Syawwal 1439H

‎🌾 من مجموعة نصيحة للنساء
🌾

Ikuti NashihatuLinnisa’ di TELEGRAM


🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

'Hanyalah kesenangan sementara

📝 Allah _Ta'ala_ berfirman;

_"Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir yang bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara. Kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya."_ 
(Ali 'Imran: 196-197)

💡Berkata Al 'Allamah As Sa'di _Rahimahullaah_;

"Maksud ayat ini adalah sebagai hiburan bagi Nabi Muhammad _Shallallaahu 'alaihi wa Sallam_ tentang apa yang dirasakan oleh orang-orang yang kafir berupa perhiasan dunia dan kenikmatan mereka di dalamnya, pulang perginya mereka di seluruh negeri dengan berbagai perdagangan, mata pencaharian, kesenangan, berbagai macam kemuliaan dan kemenangan pada sebagian kesempatan.

Sesungguhnya ini semua _'Hanyalah kesenangan sementara'_ yang tidak akan tetap dan tidak akan kekal. *Akan tetapi mereka menikmatinya sebentar lalu akan disiksa karenanya selamanya."*

📚 Taisir Al-Karim Ar-Rahman hal. 144


📝 قال تعالى :
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ * مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ {197-196} ال عمران

▪وقال العلامة ابن السعدي رحمه الله :

✍🏻 هذه الآية المقصود منها التسلية عما يحصل للذين كفروا من متاع الدنيا، وتنعمهم فيها، وتقلبهم في البلاد بأنواع التجارات والمكاسب واللذات، وأنواع العز، والغلبة في بعض الأوقات

👌🏻فإن هذا كله { متاع قليل } ليس له ثبوت ولا بقاء، بل يتمتعون به قليلا، ويعذبون عليه طويلا

📝 تيسير الكريم الرحمٰن ص١٤٤

════════ ❁✿❁ ════════

للاشتراك في قناة السنة السلفية
https://t.me/asimseed
جزى الله خيراً من قرأها وساعدنا على نشرها




Maros, 27 Rabi'ul Awwal 1438H

🌾 *من مجموعة نصيحة للنساء* 🌾

Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM


🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

sakitnya hati disebabkan oleh dosa

Berkata Yahya bin Mu'adz -rohimahulloh-: 

sakitnya tubuh disebabkan oleh rasa nyeri, dan sakitnya hati disebabkan oleh dosa, maka sebagaimana tubuh tidak mendapati kelezatan makanan ketika sakit demikian pula hati tidak mendapati kelezatan ibadah bersama dengan dosa2. 

[Dzammul Hawa/1/68].

Diterjemahkan oleh al-faqir ilalloh: Abu Saif Mufti, semoga Alloh memberikan kelezatan ibadah bagi kita.

🖋 قَالَ يَحيَى بنُ مُعَاذٍ - رَحِمَهُ اللَّـه تعالى - :

*سَـــقَمُ الجَسَـــدِ بالأوجــَاعِ ،*
*وسَــــقَمُ القُلُــــوبِ بالذُّنُـــوبِ ،*

*فَكَمَا لَا يَجِدُ الجَسَدُ لَذَّةَ الطَّعَامِ عِندَ سَقَمِهِ ،*
*فَكَذَلِكَ القَلبُ لَا يَجِدُ حَلاوَةَ العِبَادَةِ*
*مَعَ الذُّنُوبِ .*

📓 |[ ذَمُّ الهَوَى ١ / ٦٨ ]|

*Faedah dari Al Ustadz Abu Saif Mufti Jombang حَفِظَهُ اللّٰه*

🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Selain ( agama ) NU masuk Neraka ??

Selain ( agama ) NU masuk Neraka ??

Pertanyaan :

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ada Kiyai NU baru² ini yg bernama Munif Zuhri pada acara Konferwil PWNU Jawa Tengah, dia berkata :

*"NU itu sudah Agama, gak NU ( masuk ) Neraka ! selain NU bisa masuk Surga, itu karena ditolong oleh orang NU ! Gampang..."*

Dan pernyataan itu tersebar di media² sosial

Apakah pernyataan ini bisa dibenarkan ?

Jazaakallahu khairan
---------------------------------------

Dijawab Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.

Mereka menamakan diri mereka sebagai NU, yaitu: Nahdhatul Ulama (kebangkitan para ulama). Lihatlah betapa sombongnya mereka menyatakan diri mereka sebagai ulama. Apakah mereka tidak takut pada ancaman Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam yang bersabda:

من كان في قلبه مثقال خردل من كبر أكبه الله على وجهه في النار.

"Barangsiapa di dalam hatinya ada seukuran biji sawi kesombongan, Allah akan menelungkupkan wajahnya ke dalam Neraka". (Hadits Abdullah bin Amr radhiyallahu'anhuma, shahih).

Mereka mengklaim masuk Surga?
Sekedar kesombongan kecil saja bisa menghalangi orang masuk Surga.
Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam bersabda:

لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر.

"Tidak akan masuk Surga orang yang di dalam hatinya ada seukuran dzarrah kesombongan". (Hadits Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anh, shahih).

Belum lagi jika dilihat sebab pendirian hizb NU tadi dulunya adalah untuk menolak kebenaran dakwah tauhid dan Sunnah. Itu adalah kesombongan yang besar, sebagaimana kelanjutan dari hadits tadi:

الكبر بطر الحق وغمط الناس.

"Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia".

Bagaimana mereka mengklaim masuk Surga sementara mereka sangat dusta di dalam pernyataan diri mereka sebagai Ahlussunnah Wal Jama'ah? Sunnah siapa? Jama'ah yang mana? Mereka adalah Ahlusy syirk wal bida'.

Kami tidak memustahilkan individu² mereka bisa masuk Surga dengan rahmat Allah subhanahu wata'la, hanya saja, menyatakan bahwa agama NU itulah yang menyebabkan masuk Surga dan yang menolaknya itu masuk Neraka? Itu kedustaan dan kesombongan serta kepongahan yang amat besar.

والله أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.

Pertanyaan Lanjutan :
__Apakah benar bahwa pernyataan kyai NU itu berarti dia telah mengkafirkan kaum muslim diluar NU ?__

Jawaban :
Tidak pasti begitu, karena kalimat tadi sekedar menyebutkan masuk Neraka, sementara sebab masuk Neraka itu bukan hanya kekafiran, bisa jadi kebid'ahan, kefasikan dan sebagainya.

-Selesai-


🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Beberapa Langkah Mengobati Pedihnya Musibah -3

Beberapa Langkah Mengobati Pedihnya Musibah

Ditulis Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله
------------------------------

Yang ketiga: menghibur diri dengan keutamaan-keutamaan musibah.

Keutamaan musibah itu banyak, di antaranya adalah:
Keutamaan pertama: mendapatkan sholawat dari Alloh.

Alloh ta’ala berfirman:

﴿وبشر الصابرين * الذين إذا أصابتهم مصيبة قالوا إنا لله وإنا إليه راجعون * أولئك عليهم صلوات من ربهم ورحمة وأولئك هم المهتدون﴾ [البقرة : 155].

“Dan berikanlah kabar gembira untuk orang-orang yang bersabar, yaitu orang-orang yang jika tertimpa musibah mereka berkata: “Sesungguhnya kami adalah milik Alloh, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali.” Mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan sholawat dari Robb mereka dan rohmat, dan mereka itulah orang-orang yang mengikuti petunjuk.”

Keutamaan kedua: mendapatkan rohmah.

Keutamaan ketiga: mendapatkan petunjuk.

Keutamaan keempat: mendapatkan pahala.
Orang yang tertimpa musibah, lalu dia bersabar, maka sungguh dia akan mendapatkan pahala kesabaran, yang mana Alloh ta’ala berfirman:

﴿إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ﴾ [الزمر: 10].

“Hanyalah orang-orang yang bersabar itu yang pahala mereka dicukupi tanpa batas.”

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh yang berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

يقول الله تعالى ما لعبدي المؤمن عندي جزاء إذا قبضت صفيه من أهل الدنيا ثم احتسبه إلا الجنة

“Alloh ta’ala berfirman: “Tidak ada bagi hamba-Ku mukmin pahala di sisi-Ku jika Aku mengambil orang kesayangannya dari penduduk dunia, lalu dia mengharapkan pahala dari itu kecuali Syurga.” (HR. Al Bukhoriy (6424)).

Keutamaan kelima: mendapatkan keridhoan Alloh.
Dari Anas bin Malik rodhiyallohu ‘anh yang berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

إن عظم الجزاء مع عظم البلاء وإن الله إذا أحب قوما ابتلاهم فمن رضي فله الرضا ومن سخط فله السخط

“Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya musibah. Dan sesungguhnya Alloh jika mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barangsiapa ridho dengan itu, maka dia akan mendapatkan keridhoan. Dan barangsiapa marah, maka dia akan mendapatkan kemarahan.” 

(HR. At Tirmidziy (2396) dan Ibnu Majah (4031)/hadits hasan).

Keutamaan keenam: mendapatkan ganti yang lebih baik.
Dari Ummu Salamah rodhiyallohu ‘anha yang berkata:

سمعت رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم، يقول: «ما من عبد تصيبه مصيبة، فيقول: ﴿إنا لله وإنا إليه راجعون﴾ [البقرة: 156] ، اللهم أجرني في مصيبتي، وأخلف لي خيرا منها، إلا أجره الله في مصيبته، وأخلف له خيرا منها»، قالت: فلما توفي أبو سلمة، قلت كما أمرني رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم، ثم قلت ومن خير من أبي سلمة؟ فأخلف الله لي خيرا منه، رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم.

“Aku mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiada seorang hambapun yang tertimpa musibah lalu dia berkata: “Sesungguhnya kami adalah milik Alloh, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Alloh berilah saya pahala dalam musibah saya dan berilah saya ganti yang lebih baik daripadanya” kecuali pasti Alloh akan memberinya pahala dalam musibahnya dan memberinya ganti yang lebih baik daripadanya.”

Ummu Salamah berkata: “Manakala Abu Salamah meninggal, aku berkata sebagaimana yang diperintahkan oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, lalu aku berkata:”Siapakah yang lebih baik daripada Abu Salamah?” Lalu Alloh memberiku ganti yang lebih baik daripada dia, yaitu: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam.” 

(HR. Muslim (918)).

Al Imam Abul Walid Al Bajiy rohimahulloh berkata: __“Yang demikian itu karena kebaikan yang diketahui oleh Ummu Salamah dari Abu Salamah, yaitu keutamaannya, agamanya, dan kebaikannya, dan dia mengira bahwasanya dia tidak akan mendapatkan ganti yang lebih baik daripada Abu Salamah. Dan dia tidak mengira bahwasanya Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam akan menikahinya. Andaikata dia tahu itu niscaya dia tidak akan mengucapkan perkataan tadi. Maka Alloh memberinya ganti dengan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam yang mana beliau lebih baik daripada Abu Salamah.” 

(“Al Muntaqo Syarhul Muwaththo”/2/hal. 29).__

Keutamaan ketujuh: penghapusan dosa.
Dari Al Aswad rohimahulloh yang berkata:

دخل شباب من قريش على عائشة -رضي الله عنه- وهي بمنى وهم يضحكون فقالت: ما يضحككم؟ قالوا: فلان خرّ على طنب فسطاط فكادت عنقه أو عينه أن تذهب. فقالت: لا تضحكوا، فإني سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «ما من مسلم يشاك شوكة فما فوقها إلا كتبت له بها درجة ومحيت عنه خطيئة».

“Beberapa pemuda dari Quroisy masuk mengunjungi ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha ketika beliau ada di Mina, dalam keadaan mereka tertawa. Maka ‘Aisyah bertanya: “Apa yang membuat kalian tertawa?” Mereka menjawab: “Si Fulan jatuh tertelungkup di atas tali kemah, hampir-hampir lehernya atau matanya hilang.” Maka beliau berkata: “Janganlah kalian tertawa. Kerana sesungguhnya aku mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam berkata: “Tiada seorang muslim pun yang tertusuk duri atau yang lebih besar daripada itu, kecuali ditulis untuknya satu derajat, dan dihapus darinya satu kesalahan.” 

(HR. Muslim (2572)).

Al Imam An Nawawiy rohimahulloh berkata: “Di dalam hadits-hadits ini ada kabar gembira yang amat besar bagi kaum muslimin, bahwasanya jarang sekali seseorang itu terlepas dari musibah-musibah ini sesaat saja. Dan di dalamnya ada penghapusan kesalahan-kesalahan, dengan sebab penyakit-penyakit, musibah-musibah duniawi dan kesedihannya, sekalipun kesulitan tadi hanya sedikit saja. Dan di dalamnya ada peningkatan derajat-derajat dengan sebab perkara-perkara tadi, dan tambahan kebaikan-kebaikan. Dan inilah pendapat yang benar dari mayoritas ulama.” 

(“Al Minhaj”/16/hal. 364).

Keutamaan kedelapan: penaikan derajat.
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh yang berkata:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «إن الرجل ليكون له عند الله المنزلة، فما يبلغها بعمل فما يزال الله يبتليه بما يكره، حتى يبلغه إياها».

“Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguh ada seseorang yang memiliki suatu kedudukan di sisi Alloh, tapi dia tidak mencapainya dengan amalan. Maka Alloh terus-menerus mengujinya dengan perkara yang dibencinya sampai Alloh menyampaikan dia kepada kedudukan tadi.” 

(HR. Abu Ya’la (6095) dan yang lain, sanadnya hasan).

Dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata: “Dan jika ujian itu membesar, maka yang demikian itu bagi orang mukmin yang sholih adalah menjadi sebab ketinggian derajat dan besarnya pahala, …” 

(“Majmu’ul Fatawa”/28/hal. 152-153).

(Dikutip dari buku : Ketentraman Jiwa Saat Musibah Melanda | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman Al Jawiy حفظه الله )



🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Beberapa Langkah Mengobati Pedihnya Musibah - 2

Beberapa Langkah Mengobati Pedihnya Musibah

Ditulis Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله
------------------------------

Yang kedua: dia harus yakin bahwasanya apa yang menimpa dirinya itu sudah ditaqdirkan oleh Alloh, dan pengaturan-Nya itu pasti baik untuk sang hamba. Barangsiapa yakin akan bagusnya pengaturan Alloh, dan betapa besarnya kasih sayang Alloh untuknya, dia akan yakin bahwasanya yang Alloh pilihkan untuk menimpa dirinya itu adalah yang terbaik untuk dirinya jika dia menghadapi musibah tadi dengan kesabaran dan setia pada syari’at. 

Alloh ta’ala berfirman:

﴿وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ﴾ [البقرة: 216]

“Dan bisa jadi kalian membenci sesuatu dalam keadaan dia itu lebih baik untuk kalian, dan bisa jadi kalian menyukai sesuatu dalam keadaan dia itu lebih buruk untuk kalian, dan Alloh mengetetahui, sementara kalian tidak mengetahui.”

Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata:
"Maka lihatlah orang yang menanami suatu kebun dari kebun-kebun yang ada, yang dia itu ahli bercucuk tanam, menanami kebun, merawatnya dengan pengairan dan perbaikan, hingga pepohonannya itu berbuah, lalu petani ini memisahkan urat-uratnya, memotongi dahan-dahannya, karena dia tahu bahwasanya jika dibiarkan sesuai keadaannya itu maka buahnya tidak bagus. Dia memberinya makan (sistem menyambung atau melekat) dari pohon yang buahnya bagus, sampai jika pohon yang ini telah melekat dengan pohon yang itu, dan menyatu, serta memberikan buahnya, si petani mendatanginya dengan alat potongnya, dia memotongi dahan-dahannya yang lemah yang bisa menghilangkan kekuatan pohon itu, dan apa yang akan tertimpa padanya kesakitan, dipotong dan sakitnya kena besi demi kemaslahatan dan kesempurnaan pohon itu, agar menjadi baiklah buahnya untuk dihadirkan kepada para raja.
Kemudian si petani tidak membiarkan pohon tadi mengikuti tabiatnya untuk makan dan minum sepanjang waktu, bahkan di suatu waktu dia membuatnya haus, dan di waktu yang lain dia memberinya minum, dan tidak membiarkan air sentiasa menggenanginya sekalipun yang demikian itu membuatkan daunnya lebih hijau dan lebih mempercepat tumbuhnya. Kemudian dia menuju ke pada hiasan tersebut yang dengannya pohon tadi berhias, yaitu dedaunannya, dia membuang banyak sekali dari hiasannya tadi karena hiasannya itu menghalangi kesempurnaan kematangan buah dan keseimbangannya sebagaimana di pohon anggur dan semisalnya. Dia memotong bagian-bagian itu dengan besi dan membuang banyak hiasannya. Dan yang demikian itu, adalah benar-benar kemaslahatan untuk pohon itu. Seandainya pohon itu punya indra pembeza dan alat pengetahuan seperti haiwan, pastilah dia akan menduga bahwasanya perlakuan tadi merosak dirinya dan membahayakan dirinya, padahal itu benar-benar kemaslahatan untuk dirinya.


Demikian pula seorang bapak yang berbelas kasihan pada anaknya, yang tahu akan kemaslahatan anaknya, jika dia melihat kemaslahatannya itu ada pada pengeluaran darah yang rosak dari badannya, sang bapak akan melukai kulitnya dan memotong uratnya serta menimpakan padanya rasa yang sangat sakit. Dan jika dia melihat kesembuhan sang anak ada pada pemotongan salah satu anggota badannya, dia akan memisahkan anggota badan tersebut darinya. Yang demikian itu adalah kasih sayang untuknya dan belas kasihan untuknya. Dan jika dia melihat bahwasanya kemaslahatan anaknya itu ada pada penahanan pemberian, dia tidak memberi anaknya dan tidak memperluas pemberian untuknya karena dia mengetahui bahwasanya hal itu adalah sebab terbesar bagi kerusakannya dan kebinasaannya. Dan demikian pula sang ayah menghalanginya dari kebanyakan keinginannya dalam rangka melindunginya dan untuk kemaslahatan dirinya, bukan karena kikir kepadanya.

__Maka Sang Hakim Yang paling bijaksana, Sang Maha Penyayang, Sang Maha tahu, Yang mana Dia itu lebih sayang kepada para hamba-Nya daripada kasih sayang mereka kerhadap diri mereka sendiri, dan lebih sayang pada mereka daripada ayah ibu mereka: jika Dia menurunkan kepada mereka perkara yang mereka benci, maka hal itu lebih baik untuk mereka daripada Dia tidak menurunkannya kepada mereka, karena Dia memang memperhatikan mereka, baik kepada mereka, dan lembut kepada mereka. Andaikata mereka di izinkan untuk memilih bagi diri mereka sendiri, nescaya mereka tidak mampu menegakkan kemaslahatan diri mereka sendiri, secara ilmu, kehendak, dan amalan. Akan tetapi Alloh Yang Maha suci itulah Yang mngurusi pengaturan urusan mereka dengan tuntutan dari ilmu Dia, hikmah Dia, dan kasih sayang Dia, sama saja: mereka suka ataukah tidak suka.__

Maka orang-orang yang yakin akan nama dan sifat Alloh mengetahui yang demikian itu, sehingga mereka tidak menuduh Alloh dengan suatu tuduhan apapun dalam hukum-hukum-Nya. Dan hal ini tidak diketahui oleh orang-orang yang tidak tahu nama-nama dan sifat-sifat Alloh, sehingga mereka menentang Alloh dalam pengaturan-Nya, dan mereka mencela-Nya dalam hikmah-Nya, mereka membantah hukum-Nya dengan akal-akal mereka yang rosak dan rasional mereka yang batil, serta politik-politik mereka yang tidak adil. Maka mereka itu tidak mengenal Robb mereka, dan mereka juga tidak menghasilkan kemaslahatan diri mereka sendiri. Dan hanya Alloh sajalah Yang memberikan taufiq.

Dan bila saja sang hamba memperoleh pengetahuan ini, dia di dunia akan tinggal di suatu syurga sebelum di Akhirat, yang mana tidak ada kenikmatan yang menyerupainya kecuali kenikmatan Akhirat, karena orang ini terus-menerus ridho kepada Robb-Nya. Sementara keridhoan itu adalah syurga dunia dan tempat pengisytirehatan orang-orang yang mengenal Alloh, karena sesungguhnya dia itu jiwanya tenteram dengan taqdir-taqdir apapun yang terjadi padanya, yang mana taqdir itu adalah pilihan Alloh untuknya. Dan keridhoan itu adalah ketenangan jiwa kepada hukum-hukum agama Alloh.
Dan inilah yang namanya: kita meridhoi Alloh sebagai Robb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rosul. Dan orang yang tidak mendapatkan ini, dia belum merasakan nikmat keimanan. Dan keridhoan ini sesuai dengan kadar pengetahuan hamba tentang keadilan Alloh, hikmah-Nya, rohmat-Nya, dan bagusnya pilihan-Nya. Maka semakin sang hamba mengetahui yang demikian itu, dia akan semakin ridho pada Alloh. Maka ketetapan Robb Yang Maha suci kepada hamba-Nya itu beredar di antara keadilan, kemaslahatan, hikmah, dan rohmah, tidak keluar dari yang demikian itu sama sekali."


(selesai dari “Al Fawaid”/hal. 92-94).

(Dikutip dari buku : Ketentraman Jiwa Saat Musibah Melanda )



🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Beberapa Langkah Mengobati Pedihnya Musibah

Beberapa Langkah Mengobati Pedihnya Musibah

Ditulis Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله
------------------------------

Alloh subhanahu wa ta’ala dan Rosul-Nya telah mendatangkan bimbingan yang sempurna untuk mengobati beratnya derita musibah, di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama:
Menyedari bahwasanya diri kita dan seluruh harta yang kita miliki adalah milik Alloh. Maka Alloh berhak mengambil apa yang menjadi kepunyaan-Nya itu bila masa saja.

عن أنس رضي الله عنه قال : مات ابن لأبي طلحة من أم سليم فقالت لأهلها: لا تحدثوا أبا طلحة بابنه حتى أكون أنا أحدثه. قال: فجاء فقربت إليه عشاء فأكل وشرب فقال: ثم تصنعت له أحسن ما كانت تصنع قبل ذلك، فوقع بها فلما رأت أنه قد شبع وأصاب منها قالت: يا أبا طلحة أرأيت لو أن قوماً أعاروا عاريتهم أهل بيت فطلبوا عاريتهم ألهم أن يمنعوهم ؟ قال: لا. قالت: فاحتسب ابنك. قال: فغضب وقال: تركتني حتى تلطخت ثم أخبرتني بابني؟ فانطلق حتى أتى رسول الله صلى الله عليه و سلم فأخبره بما كان، فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم: «بارك الله لكما في غابر ليلتكما». قال: فحملت. الحديث. (أخرجه مسلم (2144)).

Dari Anas rodhiyallohu ‘anh yang berkata: “Salah seorang anak Abu Tholhah dari Ummu Sulaim meninggal. Maka Ummu Sulaim berkata kepada keluarganya: “Janganlah kalian memberitahu Abu Tholhah bahwasanya anaknya meninggal, sampai akulah yang akan memberitahu dia.” Lalu Abu Tholhah datang, kemudian Ummu Sulaim mendekatkan padanya makan malam. Lalu Abu Tholhah makan dan minum. Kemudian Ummu Sulaim berhias untuknya dengan dandanan yang lebih cantik daripada sebelumnya. Maka Abu Tholhah pun menggaulinya. Manakala Ummu Sulaim melihat bahwasanya Abu Tholhah telah kenyang dan telah menggaulinya, dia berkata: “Wahai Abu Tholhah, apa pendapatmu jika ada suatu kaum yang meminjamkan suatu pinjaman pada suatu keluarga, kemudian mereka meminta kembali pinjaman mereka tadi. Apakah keluarga itu boleh untuk menghalanginya?” Abu Tholhah menjawab: “Tidak boleh.” Ummu Sulaim berkata: “Maka harapkanlah pahala atas kematian anakmu.” Maka Abu Tholhah marah dan berkata: “Engkau membiarkan aku sampai aku bergelumang kemudian engkau mengkhabarkan aku tentang kematian anakku?” Lalu Abu Tholhah berangkat hingga menjumpai Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, kemudian dia mengkhabarka beliau tentang apa yang terjadi. Maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Semoga Alloh memberkahi untuk kalian berdua di puncak malam kalian berdua.” Maka Ummu Sulaim pun hamil.” Al hadits. 

(HR. Muslim 2144)).

Perhatikanlah betapa dalamnya pemahaman Ummu Sulaim rodhiyallohu ‘anha tentang hakikat musibah ini, yang mana hal itu menjadikan hatinya tenteram dan ridho kepada Alloh, sehingga Alloh memberkahi keluarga tadi dan menggantikan untuk mereka dengan anak yang diberkahi, disertai dengan keberuntungan mereka dengan mendapatkan pahala kesabaran menghadapi musibah.
Dan akan datang penyebutan dalil-dalil yang lain beserta dengan penjelasannya insya Alloh.

(Dikutip dari buku : Ketentraman Jiwa Saat Musibah Melanda )


🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Salah satu wujud bentuk mensyukuri nikmat Alloh

💎 *SALAH SATU WUJUD BENTUK MENSYUKURI NIKMAT ALLOH*

 

Alloh Ta'ala berkata:

 

*ﻭَﻣَﺎ ﺑِﻜُﻢ ﻣِّﻦ ﻧِّﻌْﻤَﺔٍ ﻓَﻤِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪ*ِ ۖ ﺛُﻢَّ ﺇِﺫَﺍ ﻣَﺴَّﻜُﻢُ ﺍﻟﻀُّﺮُّ ﻓَﺈِﻟَﻴْﻪِ ﺗَﺠْﺄَﺭُﻭﻥَ ‏(النحل: ٥٣)

 

_"Dan *apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)*, dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan."_ (An Nahl: 53)

 

Alloh Ta'ala berfirman:

 

*وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّث*

_*ْ"Dan terhadap nikmat Robb-mu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dgn bersyukur)."*_ (Adh Dhuha:11)

 

Beberapa pendapat ulama mengenai ayat di atas (Adh Dhuha: 11 -edt).

 

Dari Abu Nadhroh -rohimahulloh-, ia berkata,

 

كان المسلمون يرون أن من شكر النعم أن يحدّث بها

 

_*“Dahulu kaum muslimin menganggap dinamakan mensyukuri nikmat adalah dengan seseorang menyiarkan (menampakkan) nikmat tersebut.”*_

(📚 Diriwayatkan oleh Ath Thobari dalam kitab tafsirnya, Jaami’ Al Bayaan ‘an Ta’wili Ayyil Qur’an 24: 491).

 

Al Hasan bin ‘Ali bin Abi Tholib -rodhiyallohu 'anhuma- berkata mengenai ayat di atas,

 

ما عملت من خير فَحَدث إخوانك

_*“Kebaikan apa saja yang kalian perbuat,maka siarkanlah pada saudara kalian.”*_ Disebutkan oleh Ibnu Katsir, dari Laits, dari seseorang, dari Al Hasan bin ‘Ali

(📚 Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 387).

 

*Tentu saja nikmat atau kebaikan yg disampaikan pada orang lain itu jika padanya mengandung maslahat, bukan dalam rangka menyombongkan diri dan pamer atau ingin cari muka (cari pujian, alias “riya’ “)* -na'udzubillaahi min dzaalik-.

 

Lihat perkataan Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di -rohimahulloh- di dalam kitab tafsirnya,

 _*“Yang dimaksud dalam ayat tersebut mencakup nikmat din (akhirat) maupun nikmat dunia. Adapun “fahaddits” bermakna “pujilah Alloh atas nikmat tersebut”. 

Bentuk syukur di sini adalah dengan lisan dan disebut khusus dalam ayat, dibolehkan jika memang mengandung maslahat. Namun boleh juga penampakkan nikmat ini secara umum (tidak hanya dengan lisan). 

Karena menyebut-nyebut nikmat Allah adalah tanda seseorang bersyukur. Perbuatan semacam ini membuat hati seseorang semakin cinta pada pemberi nikmat (yaitu Alloh Ta’ala). 

Itulah tabiat hati yang selalu mencintai orang yang berbuat baik padanya.”*_

(📚 Taisir Al Karimir Rohman, 928)


🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

telanlah dalam dalam sifat sabar

👑 Berkata Imam Ibnu Qoyyim رحمه الله تعالى :

_*TELANLAH DALAM² SIFAT SABAR*_ 

 

👉  _*Jika dia membunuhmu maka dia akan membunuhmu dalam keadaan SYAHID,*_

👉  _*Dan jika dia menghidupkanmu maka dia akan menghidupkanmu dalam keadaan MULIA.*_ 

 

📚 Madarijus Saalikin 2/159.

 

 

‏ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻘﻴﻢ رحمه الله :

 

      ﺗﺠﺮَّﻉ ﺍﻟﺼﺒﺮ ،

ﻓﺈﻥْ ﻗـﺘﻠﻚَ ؛ ﻗـﺘﻠﻚَ ﺷﻬﻴﺪﺍ ،

ﻭﺇﻥْ ﺃﺣﻴﺎﻙ ؛ ﺃﺣﻴﺎﻙ ﻋﺰﻳﺰﺍ

 

📝 ﻣﺪﺍﺭﺝ ﺍﻟﺴﺎﻟﻜﻴﻦ (١٥٩/٢).



🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 

📡 https://t.me/fawaaidassunnah

asal dari setiap bencana dan kejelekan

💡Berkata Ibnul Qoyyim _Rahimahullaahu Ta'ala_;

*"Dan tanpa diragukan lagi, bahwasanya menjadikan (memberikan kesempatan) kepada wanita-wanita dengan bercampurnya mereka dengan kaum lelaki, adalah asal dari setiap bencana dan kejelekan.*

*Bahkan dia adalah merupakan sebesar-besar sebab turunnya siksaan secara merata."*

📚 Atthurqul Hukmiyyah 267

Maros, 23 Rabi'ul Awwal 1438H

🌾 *من مجموعة نصيحة للنساء* 🌾

Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM

🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

📍3⃣ (Tiga) alasan bolehnya mencela orang yang telah meninggal

📍3⃣ (Tiga) alasan bolehnya mencela orang yang telah meninggal


Syaikh Al 'Utsaimin _Rahimahullaahu Ta'ala_ menyebutkan dalam kitabnya *"Syarah Riyadushshalihin"* tentang hadits;
‎ "لا تسبو الاموات فإنهم قد أفضوا إلى ما قدمو -حديث"

*(Jangan kalian mencela orang yang telah meninggal karena mereka telah mendapatkan apa yang mereka telah perbuat).*

Kata Beliau _Rahimahullaah_;

"Mencela di sini adalah menyebutkan aibnya atau meng-ghibahinya."

Dan Syaikh menyebutkan 3 (tiga) perkara yang boleh di dalamnya meng-ghibahi orang yang telah meninggal dengan menyebutkan aibnya:

*1.* *Memperingatkan dari perbuatannya.* Karena peringatan dari perbuatan orang fasik tersebut padanya terdapat maslahah yang besar. Seperti dia mengatakan, "Orang ini telah men-zhalimi manusia", dia ingin memperingatkan tentang dirinya.

*2.* *Menjelaskan keadaan orang tersebut sebagai bentuk nasihat terhadap ummat.* Sebagaimana yang banyak terjadi pada buku-buku rijaal, dengan menyebutkan aib-aib dari periwayatan hadits. Seperti "Si fulaan adalah pendusta".

*3.* *Orang yang meninggal tersebut belum dikuburkan.* Sebagaimana hadits Anas bin Malik; "Jenazah lewat di hadapan mereka maka mereka itu menyebut kejelekan pada jenazah tersebut".

(Mutafaqqun 'alaih)

📚 Syarah Riyadushshalihiin

Dan sepakat para ulama bolehnya menjarah orang-orang yang majruh yang pantas untuk di-jarah para perawi hadits dalam keadaan hidup maupun telah meninggal.

📚 Fathul Bari jilid 3 (502-503)

_Dan pendapat yang paling kuat bolehnya menyebutkan aib mereka jika terdapat maslahah padanya karena ada hajat, seperti mengingatkan keadaannya dan supaya manusia lari dari apa yang mereka terima apa yang telah dikatakannya dan pengikutan mereka terhadap apa yang telah dilakukan orang yang telah meninggal tersebut._ _Kalau tidak ada hajat, maka tidak boleh._

Berkata Asy Syaikh Salim Al Hilaly _Hafizhohulloohu Ta'ala_;

*"Boleh menyebutkan atau meng-ghibahi orang yang meninggal, kalau ada mashlahah syariat yang tidak mungkin bisa terwujud kecuali dengan hal tersebut seperti, mengingatkan manusia dari perkara bid'ahnya, memperingatkan karena manusia mengikuti atsarnya (jejak langkahnya -pent), dan ber-akhlaknya manusia dengan akhlaknya."*

📚 Mausu'ah Al Manahi Asy Syar'iyyah jilid 2 hal. 49-50


يبين الشيخ ابن عثيمين أن معنى السب هو ذكر العيب، فإن كان في مقابلة الشخص فهو سب، وإن كان في غيبته فهو غيبة، فقوله: «لا تسبوا الأموات» - ثلاثة أشياء يجوز فيها سب الميت بمعنى ذكر العيوب، وهي:

- الأول: التحذير من فعله؛ لأن التحذير من فعل هذا الفاسق أو الكافر فيه مصلحة عظيمة، كأن يقول: هذا الذي ظلم الناس، يريد أن يحذر منه لا أن ينتقم منه بالسب.

- الثاني: بيان حاله نصحا للأمة، كما يقع كثيرا في كتب الرجال من ذكر العيوب في رواية الحديث.

- الثالث: إذا كان قبل الدفن، لحديث أنس قال: مروا بجنازة فأثنوا عليها خيرا فقال النبي  صلى الله عليه وسلم : «وجبت» ثم مروا بأخرى فأثنوا عليها شرا فقال: «وجبت» فقال عمر بن الخطاب رضي الله عنه » ما وجبت؟ قال: «هذا أثنيتم عليه خيرا فوجبت له الجنة وهذا أثنيتم عليه شرا فوجبت له النار أنتم شهداء الله في الأرض» متفق عليه شرح رياض الصالحين
وقد أجمع العلماء على جواز جرح المجروحين من الرواة أحياءاً وأمواتاً ] فتح الباري 3/502-503 . ومنها أحاديث وأما أموات المسلمين المعلنين بفسق أو بدعة أو نحوهما فيجوز ذكرهم بذلك إذا كان فيه مصلحة لحاجة إليه للتحذير من حالهم والتنفير من قبول ما قالوه والاقتداء بهم فيما فعلوه وإن لم تكن حاجة لم يجز

قال الشيخ سليم الهلالي حفظه الله
يجوز ذكر الأموات بما فيهم إن كان لمصلحة شرعية لا تتحقق إلا بذلك كتحذير الناس من بدعته والاقتداء بآثاره والتخلق بأخلاقه .-. انظر موسوعة المناهي الشرعية 2/49-50 .





Maros, 23 Rabi'ul Awwal 1438H

‎🌾 *من مجموعة نصيحة للنساء* 🌾

Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM

🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 
📡 https://t.me/fawaaidassunnah

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...