Tampilkan postingan dengan label nasihat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label nasihat. Tampilkan semua postingan

Hukum Gambar Makhluk Bernyawa dan Menggambarnya

Muraja'ah: Abu Turab Saif bin Hadar Al-Jawi
Disusun oleh: Abu Abdirrahman Shiddiq bin Muhammad Al-Bugisi

Darul Hadits Dammaj Harasahalloh, 12 Sya'ban 1430

_______________________________



Sudah menjadi suatu ketetapan di sisi para pengemban kebenaran (Ahlus sunnah) bahwasanya agama yang lurus ini adalah agama yang sempurna, tidaklah di sana terdapat kebaikan bagi umat kecuali agama yang sempurna ini telah menyeru dan menganjurkannya baik secara global maupun terperinci, sebaliknya tidaklah di sana terdapat keburukan dan kejelekan serta kerusakan terhadap ummat kecuali agama ini telah melarang atau mengharomkannya baik itu secara global maupun terperinci, Alloh سبحانه و تعالى berkata:


الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا [المائدة/3]
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam itu menjadi agama bagi kalian." [QS. Al-Maidah/ 3].

Dan berkata:


مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ [الأنعام/38]
"Tidaklah Kami terluputkan sesuatupun dalam Al-Kitab." [QS. Al-An'am/38].

Dan berkata:


وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا [مريم/64]
"Dan tidaklah Robbmu lupa." [QS. Maryam/64].

Rosululloh صلى الله عليه و سلم berkata:


إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِىٌّ قَبْلِى إِلاَّ كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ
"Sesungguhnya tidaklah ada Nabi sebelumku kecuali wajib atasnya menunjuki ummatnya kepada kebaikan yang ia ketahui bagi mereka dan memperingatkan mereka dari kejelekan yang ia ketahui terhadap mereka." [HR. Muslim, dari Abdulloh bin 'Amr bin 'Ash رضي الله عنه‎.]

Karenanya barangsiapa yang berpaling dan menyimpang dari petunjuk Nabi صلى الله عليه و سلم kepada petunjuk selainnya maka dia akan binasa, sebagaimana beliau berkata:


قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ
"Saya telah meninggalkan kalian di atas (agama) yang putih bersih malamnya bagaikan siangnya, tiada yang menyimpang darinya setelahku melainkan ia akan binasa." [HR. Ahmad dari hadits Irbadh bin Sariyah رضي الله عنه‎.]

Dan di antara kejelekan terhadap ummat yang beliau memperingatkan darinya adalah haromnya gambar bernyawa, dan seluruh gambar yang kami maksudkan pada risalah ini adalah gambar bernyawa, sama saja apakah itu gambar tangan, foto, televisi, video, VCD, parabola, kamera ataupun selainnya yang disediakan oleh musuh-musuh Islam guna merusak agama kaum muslimin, di mana tiap kali masyarakat sudah benci atau bosan dengan satu jenis alat, mereka datangkan jenis baru untuk menarik dan menjerumuskan kaum muslimin ke dalam kebinasaan.


* * *

Syari'at Melarang GambarTelah diriwayatkan di Sunan Tirmidzi (5/427) dari hadits Jabir رضي الله عنه‎ ia berkata:


نهى رسول الله صلى الله عليه و سلم عن الصورة في البيت ونهى أن يصنع ذلك
"Rosululloh صلى الله عليه و سلم melarang memasukkan gambar ke dalam rumah dan melarang membuatnya." [hadits ini di hasankan oleh Syaikh Muqbil رحمه الله dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله.]

Dan merupakan suatu hal yang maklum hukum asal larangan dalam syari'at itu adalah harom kecuali apabila terdapat dalil lain yang memalingkan keharoman itu menjadi makruh, bagaimana kalau tidak didapati dalil yang memalingkan keharoman perkara tersebut justru dibarengi dengan perintah menghapusnya bahkan laknat serta siksaan yang keras bagi pelakunya –sebagaimana yang akan datang-?!


* * *


Syari'at Memerintahkan Agar Menghapus GambarDiriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori dari hadits Ibnu 'Abbas رضي الله عنه‎ beliau berkata:


أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – لَمَّا رَأَى الصُّوَرَ فِى الْبَيْتِ لَمْ يَدْخُلْ ، حَتَّى أَمَرَ بِهَا فَمُحِيَتْ
"Manakala Rosululloh صلى الله عليه و سلم melihat gambar di dalam Ka'bah, beliau tidak memasukinya hingga beliau memerintahkan untuk dihapus."

Dan dari Abil Hayyaaj Al-Asadi berkata:


عَنْ أَبِى الْهَيَّاجِ الأَسَدِىِّ قَالَ قَالَ لِى عَلِىُّ بْنُ أَبِى طَالِبٍ أَلاّ أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِى عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ لاَ تَدَعَ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاَ قَبْرًا مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
"Ali bin Abi Tholib katakan kepadaku: 'Ingatlah sesungguhnya saya mengutusmu sebagaimana Rosululloh صلى الله عليه و سلم dulu mengutusku: (yaitu) 'Janganlah engkau meninggalkan sebuah patungpun (yang bernyawa) melainkan engkau merusaknya dan tidak pula meninggalkan sebuah kuburan yang ditinggikan melainkan engkau ratakan.' ' " [HR. Muslim (2/666)]

Dan pada riwayat lain di Muslim:


.وَلاَ صُورَةً إِلاَّ طَمَسْتَهَا
"Dan jangan pula engkau meninggalkan suatu gambarpun melainkan engkau hapus."

Manakala dia menyelisihi perintah tersebut maka patutlah dia mendapat laknat dari Rosululloh صلى الله .عليه و سلم


* * *



Syari'at Melaknat Para PenggambarSebagaimana pada hadits Abi Juhaifah رضي الله عنه‎ ia berkata:


إِنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – نَهَى عَنْ ثَمَنِ الدَّمِ ، وَثَمَنِ الْكَلْبِ ، وَكَسْبِ الْبَغِىِّ ، وَلَعَنَ آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَالْوَاشِمَةَ وَالْمُسْتَوْشِمَةَ وَالْمُصَوِّرَ
"Sesungguhnya Nabi صلى الله عليه و سلم melarang dari harga darah, harga anjing, dan upah pelacur, dan melaknat pemakan riba, dan yang memberi makan riba, pentato, dan yang minta ditato, serta penggambar/pelukis." [HR. Al-Bukhori]

Laknat berarti terusir dari rahmat Alloh, maka tidak heran kalau mereka akan mendapat siksaan yang pedih dan keras di hari kiamat kelak bahkan berhak masuk neraka jahannam.


* * *


Para Penggambar termasuk Orang yang Paling Keras Siksanya pada Hari Kiamat KelakDari 'Abdillah berkata saya mendengar Rosululloh صلى الله عليه و سلم berkata:


« إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ »
"Sesungguhnya orang yang paling keras siksanya di sisi Alloh di hari kiamat adalah para penggambar." [HR. Al-Bukhori]

Dari 'Abdillah bin 'Umar رضي الله عنه‎ berkata: Bahwasanya Rosululloh صلى الله عليه و سلم berkata:


( إن الذين يصنعون هذه الصور يعذبون يوم القيامة يقال لهم أحيوا ما خلقتم )
"Sesungguhnya yang membuat gambar-gambar ini akan disiksa di hari kiamat, dikatakan kepada mereka hidupkanlah apa yang kalian telah ciptakan." [HR. Al-Bukhori]


* * *


Para Penggambar Tempatnya di NerakaBukan sekedar siksaan yang keras bahkan mendapat kecaman masuk neraka, Ibnu 'Abbas رضي الله عنه‎ berkata: Saya mendengar Rosululloh صلى الله عليه و سلم berkata:


(كل مصور في النار يجعل له بكل صورة صورها نفسا فتعذبه في جهنم)
...وقال: إن كنت لابد فاعلا فاصنع الشجر وما لا نفس له
"Setiap penggambar di dalam neraka, semua gambar yang sudah ia gambar diberi nyawa lalu menyiksanya di Jahannam." Dan Ibnu 'Abbas berkata: "Apabila engkau harus melakukannya maka gambarlah pohon atau apa-apa yang tidak bernyawa…" [HR. Muslim]

Berkata Asy-Syaikh Muqbil رحمه الله: Yang diinginkan dengan ancaman tersebut adalah teguran keras (bagi pelakunya).


* * *


Menggambar Makhluk Bernyawa termasuk Dosa BesarSetelah mengetahui hal-hal yang telah lewat di atas tahulah kita bahwa membuat gambar bernyawa itu termasuk dosa besar di mana telah datang riwayat dari Ibnu 'Abbas رضي الله عنه‎ bahwasanya beliau berkata:


الكبائر كل ذنب ختمه الله بنار أو غضب أو لعنة أو عذاب
"(kaidah untuk mengetahui) Dosa besar adalah semua dosa yang Alloh kecam pelakunya dengan neraka, kemurkaan, laknat, ataupun siksaan."

Oleh karena itu Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muqbil bin Hadi Al-wadi'i رحمه الله menggolongkan perbuatan ini termasuk dosa besar sebagaimana pada kitab beliau "Al-Jami'ush Shohih" jilid 5 kitab: Kabair. Kemudian beliau menyebutkan setelahnya hadits Abu Huroiroh رضي الله عنه‎ beliau berkata; berkata Rosululloh صلى الله عليه و سلم:


تخرج عنق من النار يوم القيامة لها عينان تبصران وأذنان تسمعان ولسان ينطق يقول إني وكلت بثلاثة بكل جبار عنيد وبكل من دعا مع الله إلها آخر وبالمصورين
"Akan keluar di hari kiamat sebatang leher, memiliki dua mata yang melihat, dua telinga yang mendengar dan lisan yang berbicara seraya berkata; Saya ditugaskan menyiksa tiga jenis orang; tiap-tiap orang yang suka berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala, siapa saja yang menyeru sembahan lain bersama Alloh (berlaku syirik), dan para penggambar." [HR. Tirmidzi dan hadits ini di Shohihkan oleh Imam Al-Albani.]


* * *


Penggambar termasuk Orang yang Paling DzolimDari hadits Abi Huroiroh رضي الله عنه‎ berkata: Saya mendengar Nabi صلى الله عليه و سلم berkata:


قال الله عز و جل: ومن أظلم ممن ذهب يخلق كخلقي فليخلقوا ذرة أو ليخلقوا حبة أو شعيرة

"Alloh 'عز و جل berkata: 'Dan siapakah yang lebih dzolim dari orang yang membuat (menggambar) seperti ciptaanKu, maka hendaknya ia menciptakan biji dzarroh, atau sebutir bibit tumbuhan, atau biji gandum.' " [HR. Al-Bukhori]


* * *



Malaikat Tidak Masuk ke Dalam Rumah yang Terdapat di Dalamnya GambarMalaikat adalah makhluk Alloh yang mulia dan senantiasa beribadah kepadaNya tanpa merasa letih dan tiada henti-hentinya, Alloh تعالى berkata:


وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ عِنْدَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ (19) يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ (20) [الأنبياء/19، 20]
"Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan (Malaikat-Malaikat) yang di sisi-Nya, tidak angkuh untuk mengibadahi-Nya dan tidak (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya." [QS. Al-Anbiya'/19-29].

Mereka juga senantiasa menaati perintah Alloh dan tidak pula mendurhakaiNya:


لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ [التحريم/6]
"Mereka (para Malaikat) tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang mereka diperintahkan." [QS. At-Tahrim/6].

Sebab itu mereka tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat gambar yang merupakan kemungkaran dan kemaksiatan bahkan termasuk dosa besar sebagaimana pada hadits Abi Tolhah رضي الله عنه‎ berkata: Nabi صلى الله عليه و سلم berkata:


( لا تدخل الملائكة بيتا فيه صورة )
"Tidak akan masuk Malaikat ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar." [HR. Al-Bukhori]


dan pada riwayat lain:


( لا تدخل الملائكة بيتا فيه كلب ولا صورة )
"Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang terdapat padanya anjing dan gambar." [HR. Al-Bukhori]

Mungkin timbul pertanyaan: apakah malaikat pencatat amal tidak akan mencatat amal kebaikan ataupun kejelekan pelakunya? Demikian malaikat maut apakah tidak akan masuk rumahnya apabila telah datang ajalnya?

Jawabanya: Dalam rangka menggabungkan dalil-dalil yang ada Ulama berkata malaikat yang tidak masuk ke dalam rumah yang terdapat padanya gambar adalah malaikat rahmat, adapun malaikat pencatat amal dan malaikat maut pencabut nyawa maka mereka tetap saja akan masuk menunaikan tugas mereka.

Al-Imam An-Nawawi رحمه الله berkata: "Ulama berkata: sebab mereka (para malaikat) tidak mau masuk ke dalam rumah yang terdapat padanya gambar adalah karena gambar itu adalah maksiat yang keji, dan merupakan bentuk peniruan terhadap ciptaan Alloh تعالى, dan sebagian dari gambar itu ada yang disembah selain Alloh تعالى, dan sebab mereka tidak mau masuk ke dalam rumah yang terdapat di dalamnya anjing adalah karena anjing sering makan yang najis-najis dan karena sebagian anjing ada yang dinamai setan sebagaimana telah datang hadits mengenai hal itu, sementara malaikat itu adalah musuh syaitan juga karena bau anjing yang sangat bau sedang malaikat tidak menyukai bau yang mengganggu, juga karena ada larangan untuk memelihara anjing maka orang yang memeliharanya diberi ganjaran yang setimpal yaitu malaikat tidak masuk rumahnya dan tidak berdoa di dalam rumahnya dan tidak pula beristighfar dan memintakan berkah untuknya dan berkah terhadap rumahnya dan meminta agar menjauhkannya dari gangguan syaithan, adapun malaikat yang tidak masuk ke dalam rumah yang terdapat padanya anjing dan gambar adalah malaikat pembawa rahmat, pemohon berkah dan ampunan, adapun malaikat penjaga maka mereka tetap akan masuk tiap-tiap rumah (yang bergambar ataupun tidak) dan mereka tidak akan meninggalkan anak adam di setiap keadaan karena mereka ditugaskan menghitung dan menulis amalan-amalan manusia." –selesai-


* * *


Salafush Sholih Tidak Mau Masuk di Rumah yang Terdapat di Dalamnya Gambar sampai Gambarnya DihilangkanTermasuk dari sifat hamba Alloh yang sholih ialah mereka tidak mau mendatangi tempat-tempat yang terdapat padanya kemaksiatan dan kemungkaran kecuali apabila mereka mampu untuk mencegah kemungkaran tersebut dan menasihati pelakunya di tempat itu, Alloh تعالى berkata dalam menyifati 'Ibadur Rohman (hamba-hamba Alloh yang maha penyayang):


وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا (72) [الفرقان/72]
"Dan orang-orang yang tidak menghadiri kemungkaran, dan apabila mereka melewati orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui dengan menjaga kehormatan dirinya." [QS. Al-Furqon/72].

Sebagaimana telah lewat bahwasanya malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang terdapat padanya gambar makhluk bernyawa demikian juga orang-orang sholih terdahulu (salafush sholih) mereka tidak mau masuk hingga kemaksiatan itu dihilangkan. Di antaranya:



1. Rosululloh صلى الله عليه و سلمTelah lewat penyebutan dalil bahwasanya Nabi صلى الله عليه و سلم tidak mau masuk ke dalam ka'bah sampai gambarnya dihilangkan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori dari hadits Ibnu 'Abbas رضي الله عنه‎ beliau berkata:


أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – لَمَّا رَأَى الصُّوَرَ فِى الْبَيْتِ لَمْ يَدْخُلْ ، حَتَّى أَمَرَ بِهَا فَمُحِيَتْ

"Manakala Rosululloh صلى الله عليه و سلم melihat gambar di dalam Ka'bah, beliau tidak mau memasukinya hingga beliau memerintahkan untuk dihapus."


2. 'Umar bin Khotthob رضي الله عنه ‎Demikian juga sahabat, telah datang di "Mushonnaf" karya Ibni Abi Syaibah, no, 34538 beliau berkata: Telah menceritakan kami Ibnu 'Ulayyah, ia berkata dari Ayyub, dari Nafi', dari Aslam maula 'Umar, ia berkata:


لَمَّا قَدِمَ عُمَرُ الشَّامَ أَتَاهُ رَجُلٌ مِنَ الدَّهَّاقِينَ ، فَقَالَ : إِنِّي قَدْ صَنَعْتُ طَعَامًا ، فَأُحِبَّ أَنْ تَجِيءَ فَيَرَى أَهْلُ أَرْضِي كَرَامَتِي عَلَيْك ، وَمَنْزِلَتِي عِنْدَكَ ، أَوْ كَمَا قَالَ ، فَقَالَ : إِنَّا لاَ نَدْخُلُ هَذِهِ الْكَنَائِسَ ، أَوْ هَذِهِ الْبِيَعَ الَّتِي فِيهَا الصُّوَرُ.
"Tatkala 'Umar bin Khotthob (رضي الله عنه‎) tiba di Syam, ia didatangi seorang lelaki dari pemuka kaum seraya berkata: 'Saya telah membuat makanan (untukmu), dan saya suka kalau engkau datang ke rumahku sehingga penduduk kotaku dapat melihat penghormatanku terhadapmu, dan kedudukanku di sisimu.' atau sebagaimana yang ia katakan. Maka 'Umar berkata: 'Kami tidak masuk gereja-gereja, atau tempat-tempat ibadah orang Yahudi yang terdapat padanya gambar.' "


3. Abu Mas'ud رضي الله عنه ‎Dan dari sumber yang sama, no, 25705 beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Waki', dari Syu'bah, dari 'Adi, dari Khalid bin Sa'd, ia berkata:


دُعِي أَبُو مَسْعُودٍ إِلَى طَعَامٍ ، فَرَأَى فِي الْبَيْتِ صُورَةً ، فَلَمْ يَدْخُلْ حَتَّى كُسِرَتْ.
"Pernah Abu Mas'ud (رضي الله عنه‎) diundang makan, manakala beliau melihat di dalam rumah terdapat gambar, maka beliaupun tidak mau masuk hingga gambar itu dirusak."


Kedua atsar yang telah lewat dishohihkan oleh Al-Imam Al-Wadi'i رحمه الله.

Bahkan Abu Ayyub Al-Anshori رضي الله عنه‎ meninggalkan dan tidak mau menghadiri undangan walimahan yang wajib dihadiri namun karena terdapat kemungkaran di dalamnya dengan alasan itu beliaupun tidak menghadirinya meskipun yang mengundang adalah salah seorang sahabat sebagaimana pada sunan Al-Baihaqi no, 14367 dari 'Ubaidillah bin 'Abdillah bin 'Umar berkata:


أن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما زوج ابنه سالما فلما كان يوم عرسه دعا عبد الله بن عمر ناسا فيهم أبو أيوب الأنصاري رضي الله عنه فلما وقف على الباب رأى أبو أيوب في البيت ستورا من قز فقال لقد فعلتموها يا أبا عبد الرحمن قد سترتم الجدر ثم انصرف
"Ketika Abdulloh bin 'Umar رضي الله عنھما menikahkan anaknya Salim, beliau mengundang orang-orang untuk menghadiri acara walimahannya, di antara mereka adalah Abu Ayyub Al-Anshori رضي الله عنه‎, tatkala ia sampai di depan pintu beliau melihat di dalam rumah tirai-tirai dari jenis sutra, maka ia berkata: 'Kalian telah melakukannya wahai Abu Abdirrahman (Abdulloh bin 'Umar), kalian telah membuat tirai di dinding-dinding rumah', kemudian beliau pergi."


Pada riwayat lain sebelum pergi beliau katakan: "Demi Alloh saya tidak akan memakan makananmu kemudian pergi."

* * *


Gambar yang TerpaksaTermasuk hal yang sangat memprihatinkan di zaman sekarang ini, seiring dengan perkembangan zaman, yang mana Nabi صلى الله عليه و سلم katakan tentang zaman-zaman tersebut:


لا يَأتي زَمَانٌ إلاَّ والَّذِي بَعدَهُ شَرٌّ مِنهُ
"Tidaklah datang suatu zaman melainkan zaman setelahnya lebih buruk dari zaman sebelumnya." [HR. Al-Bukhori dari hadits Anas bin Malik رضي الله عنه‎.]

Munculloh alat-alat buatan musuh-musuh islam yang mempermudah pembuatan perkara harom tersebut yang dikenal dengan nama foto, yang kemudian digunakan oleh orang-orang pemerintah yang tidak mengetahui hukum syar'i masalah ini lalu ikut-ikutan dengan tatanan orang-orang kafir tersebut akhirnya mengharuskan penduduk negri mereka untuk membuat kartu tanda pengenal (KTP), ataupun selainnya yang memuat foto pemiliknya.

Maka kami menasihati para pejabat Negara yang mampu mengubah kemungkaran ini agar mengubahnya sebisa mungkin, dan ini demi Alloh lebih baik buat mereka di dunia dan akhirat, dahulunya pelaku kejahatan dapat terdeteksi tanpa perlu menggunakan alat-alat tersebut, masih banyak cara lain untuk mendeteksi mereka tanpa cara harom itu seperti misalnya, persaksian, pengakuan, dan lainnya yang terdapat dalam syari'at islam, adapun cara terkini yang tidak terdapat kemaksiatan padanya –setahu saya wallohu a'lam– seperti misalnya 'sidik jari', begitu pula kami nasihatkan kepada para pedagang makanan, sabun, konveksi, penjahit, dan sebagainya terutama produsennya untuk menjauhi dan tidak mempergunakan gambar sebagai iklan dan kemasannya. dan Alloh tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang bertakwa, Dia berkata di kitabNya yang mulia:


وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا _ [الطلاق/2]
"Dan barang siapa yang bertakwa kepada Alloh niscaya Alloh akan jadikan baginya jalan keluar (dari setiap masalahnya)." [QS. Ath-Tholaq/ 2].

Dan Nabi-Nya صلى الله عليه و سلم berkata:


إنك لن تدع شيئا أتقاء لله عز وجل إلا أعطاك الله خيرا منه.
"Sesungguhnnya engkau tidaklah meninggalkan sesuatu karena takut (dari kemurkaan) Alloh عز و جل melainkan Alloh akan memberi engkau dengan yang lebih baik dari sesuatu yang engkau tinggalkan itu." [HR. Ahmad dari hadits seorang badui.]

Justru melanggar perintahNya dan bermaksiat kepadaNya merupakan sebab kebinasaan di dunia dan akhirat dan dicabutnya kenikmatan yang telah dianugrahkan kepada pelakunya, Alloh berkata:


وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آَمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ _ [النحل/112]
"Dan Alloh membuat suatu perumpamaan sebuah kota yang dahulunya aman lagi tentram. Rezki mendatanginya dari segala penjuru, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Alloh. Kemudian Alloh menimpakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang telah mereka perbuat." [QS. An-Nahl/ 112].

Dan berkata:


وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ [الشورى/30]
"Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, hal itu disebabkan oleh ulah tangan kalian sendiri, dan Alloh banyak memaafkan dari kesalahan." [QS. Asy-Syuro/30].

Juga berkata:


ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ [الروم/41]
"Telah Nampak kerusakan di darat dan laut disebabkan ulah tangan manusia." [QS. Ar-Rum/41].

Adapun penduduknya yang terpaksa karena tidak dapat mencapai maslahat yang wajib atasnya kalau tidak menuruti kemauan mereka untuk mendatangkan foto, maka dosanya akan ditanggung dan dipikul oleh mereka yang mengharuskan hal tersebut, tentunya disertai dengan pengingkaran dan kebencian dari orang yang dipaksa sekurang-kurangnya dalam hati terhadap kemaksiatan itu, Alloh تعالى berkata:


مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ [النحل/106]
"Barangsiapa yang kafir kepada Alloh sesudah dia beriman, kecuali siapa yang dipaksa kafir sementara hatinya tetap tenang dalam keimanan (dia tidak berdosa), akan tetapi barangsiapa yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, Maka baginya kemurkaan Alloh dan azab yang besar." [QS. An-Nahl/106].

Dan dari hadits Ummu Salamah istri Nabi صلى الله عليه و سلم beliau berkata dari Nabi صلى الله عليه و سلم bahwasanya beliau berkata:


(( إِنَّهُ يُسْتَعْمَلُ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ فَتَعْرِفُونَ وَتُنْكِرُونَ فَمَنْ كَرِهَ فَقَدْ بَرِئَ وَمَنْ أَنْكَرَ فَقَدْ سَلِمَ وَلَكِنْ مَنْ رَضِىَ وَتَابَعَ ))
قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلاَ نُقَاتِلُهُمْ ؟ قَالَ: (( لاَ مَا صَلَّوْا.))

"Sungguh akan dijadikan atas kalian para penguasa, maka kalian akan dapati apa yang kalian benarkan dan apa yang kalian ingkari, maka barangsiapa yang benci (kemungkaran mereka) maka ia telah berlepas diri, dan barangsiapa yang mengingkarinya maka ia telah selamat, akan tetapi siapa yang ridho dan nurut." Para sahabat berkata: "Wahai Rosululloh tidakkah kita memerangi mereka?" Beliau menjawab: "Tidak, selama mereka masih mendirikan sholat." [HR. Muslim.]

Asy-Syaikh Al-Muhaddits Al-Faqih Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i رحمه الله berkata: "Apabila seseorang terpaksa untuk membuat paspor, baik itu untuk berhaji ataupun selainnya dari perjalanan-perjalanan yang harus atasnya, atau KTP, SIM, lisensi pekerjaan (surat keterangan/SK), ataupun uang (bergambar), maka dosanya dipikul oleh pemerintah yang mengharuskanmu (memaksamu) membuatnya.

Dan batasan darurat di sini adalah: Apabila maslahatmu yang merupakan kewajiban atasmu tak dapat diraih dengan meninggalkan foto. Adapun foto yang dituntut dari pelajar sekolahan (Kartu Tanda Pelajar), atau Tentara maka itu bukanlah suatu hal yang darurat, karena memungkinkan bagi pelajar tersebut untuk tidak belajar di sekolahan dan menuntut ilmu di depan ulama di mesjid-mesjid. Dan Tentara bisa saja dia mencari kerjaan lain dan tidak menjadi tentara." –selesai-
[Hukmu Tashwir Dzawatil Arwah/ hal. 64]

Juga yang perlu diingatkan adalah apabila terpaksa dan terdesak antara dua pilihan, apakah engkau yang akan mengambil gambar istrimu yang bercadar ataukah tukang foto yang mengambilnya dan membuka cadarnya di hadapan tukang foto itu?

Maka biarlah pelaku maksiat itu yang mengambil foto istrimu –dengan pengawasanmu-, dan engkau selamat dari laknat yang diancamkan kepada pengambil gambar. Semakna ini juga fatwa Syaikh kami Yahya bin 'Ali Al-Hajuri حفظه الله.


* * *


Sebab Diharomkannya Gambar
1. Gambar Tersebut Disembah selain AllohNabi صلى الله عليه و سلم berkata kepada istri beliau yang menceritakan tentang gereja di Habasyah:


إِنَّ أُولَئِكَ إِذَا كَانَ فِيهِمُ الرَّجُلُ الصَّالِحُ فَمَاتَ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا ، وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ الصُّوَرَ ، فَأُولَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Sesungguhnya mereka itu jika ada di antara mereka orang sholih yang meninggal, mereka membangun di atas kuburannya mesjid, dan menggambar di dalamnya gambar-gambar tersebut, mereka itulah sejelek-jeleknya makhluk di sisi Alloh pada hari kiamat." [HR. Al-Bukhori dan Muslim dari hadits 'Aisyah رضی اللہ عنھا.]

Demikian juga awal mula kesyirikan kaum Nuh, disebabkan patung-patung orang sholih yang akhirnya disembah oleh mereka.


2. Meniru Ciptaan AllohDari 'Aisyah رضی اللہ عنھا berkata:


قدم رسول الله صلى الله عليه و سلم من سفر وقد سترت بقرام لي على سهوة لي فيها تماثيل فلما رآه رسول الله صلى الله عليه و سلم هتكه وقال ( أشد الناس عذابا يوم القيامة الذين يضاهون بخلق الله ) . قالت فجعلناه وسادة أو وسادتين
"Ketika Rosululloh صلى الله عليه و سلم pulang dari safar, dan saya telah menutupi rak dengan kain tipis, terdapat padanya gambar, tatkala Rosululloh صلى الله عليه و سلم melihatnya beliaupun menyobeknya seraya berkata: 'Orang yang paling pedih adzabnya di hari kiamat ialah orang-orang yang meniru ciptaan Alloh.' "; 'Aisyah berkata: "Maka kamipun menjadikan kain tersebut sebuah bantal atau dua bantal." [HR. Al-Bukhori dan Muslim.]


3. FitnahDi mana seseorang melihat gambar atau foto perempuan yang tidak halal untuk dia lihat demikian pula sebaliknya bahkan terkadang gambar perempuan tersebut tidak menutup auratnya, sementara Alloh 'عز و جل berkata:


قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ... (31)

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman hendaklah mereka menundukkan dari pandangan mereka, dan menjaga kemaluan mereka, yang demikian adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Alloh itu khobirun (maha mengetahui) apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman hendaknya mereka menundukkan pandangan mereka, dan menjaga kemaluan mereka..." [QS. An-Nur/ 30-31].

Juga fitnah wanita adalah fitnah yang sangat berbahaya bagi kaum lelaki sebagaimana hadits Usamah bin Zaid رضي الله عنه‎ dari Nabi صلى الله عليه و سلم berkata:


( ما تركت بعدي فتنة أضر على الرجال من النساء )
"Tidaklah saya meninggalkan setelahku suatu fitnah yang paling berbahaya terhadap kaum lelaki dari (fitnah) wanita." [HR. Al-Bukhori dan Muslim.]


* * *


Gambar Itu Adalah Gambar KepalaTelah datang Atsar dari Ibnu 'Abbas radhiallohu 'anhu bahwasanya beliau berkata:


الصورة الرأس فإذا قطع الرأس فليس بصورة
"Gambar itu adalah kepala, jadi apabila kepalanya sudah dipotong maka itu bukanlah gambar." [HR. Al-Baihaqi, no, 14357.]

Perlu diingatkan, ada sebagian orang hanya mencukupkan dengan menghapus atau mencoret gambar mata saja tanpa memotong kepalanya, kami tidak tahu apa hujjah mereka melakukan hal itu, kalau mereka tidak mendatangkan dalil maka atsar shohih yang kami sebutkan ini cukup sebagai hujatan buat mereka, dan yang seharusnya dilakukan adalah memotong kepalanya. Wabillahit Taufiq.


* * *



PenutupSetelah jelas bagi kita semua akan keharoman gambar bernyawa, maka kami menasehatkan seluruh kaum muslimin supaya bertakwa kepada Alloh 'عز و جل dan berupaya sebisa mungkin untuk meninggalkan maksiat ini.

Kalau seandainya semua atau kebanyakan kaum muslimin menolak dan membenci adanya gambar di manapun dia berada, tentunya pemerintah, pabrik makanan dan kebutuhan konsumsi lainnya –insya Alloh- akan meninggalkan gambar pula.

Adapun kalau terpaksa membeli sesuatu keperluan yang ada gambarnya maka hendaknya dihapus dan dibuang gambarnya sebelum dibawa pulang ke rumah, karena itu adalah sebab tidak masuknya malaikat rahmah ke dalam rumah tersebut.

Alhamdulilloh Robbil 'Alamin



سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

Sumber: https://t.me/MARKIZTORAUT/1532




╭─┅─═ঊঊঈ═─┅─╮
SEBARKANLAH
ENGKAU AKAN
MENDAPATKAN
PAHALANYA
╰─┅─═ঊঊঈ═─┅─╯


🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼

Buat Yang Memerangi Kebatilan Dengan Identitas Samaran

Buat Yang Memerangi Kebatilan
Dengan Identitas Samaran



Ditulis Oleh:


Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo
Al Qudsi Al Indonesi ‘afallohu ‘anhu



بسم الله الرحمن الرحيم

Dari: Al Faqir Ilalloh Abu Fairuz Abdurrohman bin Sukaya Aluth Thury Al Qudsy
Al Indonesy 'afallohu 'anhu
Kepada: Seluruh kelompok atau individu yang memerangi kebatilan
namun tanpa memakai identitas asli.
di manapun mereka berada.


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
﴿ يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون﴾ .
﴿يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا﴾
﴿ يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما .﴾
أما بعد: فإن خير الحديث كلام الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وعلى آله وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.

Yang pertama, ana menyatakan kegembiraan atas kecemburuan Antum semua demi agama Alloh ini. Semoga hal ini sebagai salah satu alamat kuatnya iman, rasa cinta dan kesetiaan Antum pada Alloh ta'ala. Alloh ta'ala berfirman:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ﴾ [المائدة/54]

"Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa murtad dari agamanya dari kalian, maka nanti Alloh akan mendatangkan suatu kaum yang Alloh mencintai mereka, dan mereka juga mencintai Alloh. Mereka lembut terhadap orang mukminin dan keras terhadap orang-orang kafir, dan mereka berjihad di jalan Alloh dan tidak takut pada celaan orang yang mencela. Yang demikian itu adalam karunia Alloh yang diberikannya pada orang yang Dia kehendaki. Dan Alloh itu Wasi' (Mahaluas) lagi 'Alim (Maha Mengetahui)". 

(QS Al Ma'idah 54)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahulloh- berkata:

فمن المعلوم ان من احب الله المحبة الواجبة فلا بد ان يبغض أعداءه ولا بد ان يحب ما يحبه من جهادهم كما قال تعالى : ﴿إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفّاً كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ﴾ ، والمحب التام لا يؤثر فيه لوم اللأئم وعذل العاذل بل ذلك يغريه بملازمة المحبة

"Maka termasuk perkara yang telah diketahui bersama bahwasanya barangsiapa mencintai Alloh dengan kecintaan yang wajib, maka haruslah bagi dirinya untuk membenci musuh-musuh-Nya, dan harus mencintai perkara yang dicintai-Nya, yaitu jihad memerangi mereka, sebagaimana firman Alloh ta'ala: "Sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya secara berbaris rapi seakan-akan mereka adalah bangunan yang kokoh."
Dan orang yang cinta dengan sempurna tak akan terpengaruh celaan orang yang mencela, ataupun cercaan orang yang mencerca. Bahkan yang demikian itu mendorong dirinya untuk komitmen dengan cinta tersebut." 

("At Tuhfatul 'Iroqiyyah" 1/hal. 50)


Ibnu 'Aqil -rahimahulloh- berkata:

فَأَيْنَ رَائِحَةُ الْإِيمَانِ مِنْكَ وَأَنْتَ لَا يَتَغَيَّرُ وَجْهُكَ فَضْلًا عَنْ أَنْ تَتَكَلَّمَ، وَمُخَالَفَةُ اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَاقِعَةٌ مِنْ كُلِّ مُعَاشِرٍ وَمُجَاوِرٍ فَلَا تَزَالُ مَعَاصِي اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالْكُفْرُ يَزِيدُ، وَحَرِيمُ الشَّرْعِ يُنْتَهَكُ، فَلَا إنْكَارَ وَلَا مُنْكِرَ، وَلَا مُفَارَقَةَ لِمُرْتَكِبِ ذَلِكَ وَلَا هِجْرَانَ لَهُ. وَهَذَا غَايَةُ بَرَدِ الْقَلْبِ وَسُكُونِ النَّفْسِ وَمَا كَانَ ذَلِكَ فِي قَلْبٍ قَطُّ فِيهِ شَيْءٌ مِنْ إيمَانٍ؛ لِأَنَّ الْغِيرَةَ أَقَلُّ شَوَاهِدِ الْمَحَبَّةِ وَالِاعْتِقَادِ. ("الآداب الشرعية "ج 1 ص 178)

"Maka manakah aroma iman darimu sementara engkau tidak berubah wajahmu –lebih-lebih lagi untuk mau berbicara- dalam keadaan penyelisihan terhadap Alloh subhanahu wa ta'ala dilakukan oleh keluarga dan tetangga. Terus-menerus kedurhakaan pada Alloh azza wa jalla dan kekufuran bertambah, garis batas syariat dilanggar, tapi tiada pengingkaran dan tidak ada orang yang mengingkari, dan tiada pula perpisahan diri dari orang yang melanggar syariat. Dan ini adalah puncak dari kebekuan hati dan diamnya jiwa. Dan tiada lagi tersisa iman dari dalam hati, karena kecemburuan adalah alamat cinta dan keyakinan yang paling kecil." 

("Al Adabusy Syar'iyyah" 1/hal. 178)


Yang kedua, ana juga menyampaikan jazakumullohu khoiron atas upaya Antum semua untuk menegakkan al haq di muka bumi, dan memberantas kebatilan. Semoga hal itu menjadi alamat tingginya derajat Antum semua di sisi Alloh ta'ala. Alloh ta'ala berkata:

﴿كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ﴾

"Kalian adalah umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Alloh." 

(QS Ali Imron 110)

Yang ketiga adalah bahwasanya ana ingin menyampaikan nasihat kepada Antum semua, sebagai bentuk realisasi dari sabda Rosululloh -shalallohu 'alaihi wa sallam-:

المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضًا

"Seorang mukmin dengan mukmin yang lain adalah bagaikan satu bangunan, sebagiannya memperkuat bagian yang lain." 

(HSR Al Bukhory/2314 dan Muslim/2585 dari Abu Musa Al Asy'ary rodhiyallohu 'anhu)

Ana ingin mengingatkan bahwasanya Islam itu sudah sempurna, baik secara aqidah, manhaj, fiqh, akhlaq, dakwah sampai juga metode membantah ahli batil.
Dan bukanlah termasuk manhaj Salaf membikin tulisan untuk memerangi ahli bida' dan para penyeleweng secara gelap (tanpa menyertakan identitas sama sekali, atau berusaha mengaburkan jati diri).

Rosululloh -shalallohu 'alaihi wa sallam- dalam surat-suratnya beliau menyebutkan nama, dan tidak takut kemarahan para raja yang disurati.

Demikian pula para Salaf dalam nasihat dan kitab-kitab bantahan mereka, dalam keadaan mereka tahu bahwasanya kebanyakan ahlul bid'ah punya hubungan dengan penguasa, tapi Ahlul Haq tidak takut akan resiko dakwah dan menegakkan kebenaran.

Justru yang menulis secara gelap dia akan dicap sebagai orang yang majhul dan tidak diterima beritanya. Dan juga hal itu termasuk tasyabbuh (penyerupaan) dengan para hizbiyyin. Dan kita dilarang untuk menyerupai seluruh orang fasiq ataupun golongan yang cacat dan kurang secara agama.

Alloh ta'ala berfirman:

﴿وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ ﴾ [الحشر/19]

"Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan Alloh, sehingga Alloh menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasiq." 

(QS Al Hasyr 19)


Dan masing-masing mendapatkan balasan sesuai dengan amalannya dan tidaklah sama orang sholih dan orang fasiq. Maka untuk apa mengikuti jalan mereka?

Alloh ta'ala berfirman:

﴿أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ ﴾ [القلم/35]

"Maka apakah Kami jadikan muslimin itu sama dengan mujrimin?" 

(QS Al Qolam 35)


Alloh ta'ala berfirman:

﴿أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الْأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ﴾ [ص/28]

"Apakah Kami jadikan orang-orang yang beriman dan beramal sholih itu seperti orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi? Apakah Kami jadikan orang yang bertaqwa itu seperti orang yang fajir?" 

(QS Shod 28)


Dan juga berfirman:

﴿أَفَمَنْ كَانَ مُؤْمِنًا كَمَنْ كَانَ فَاسِقًا لَا يَسْتَوُونَ﴾ [السجدة/18]

"Maka apakah orang yang beriman itu seperti orang yang fasiq? Tidak sama." 

(QS As Sajdah 18)


Dan para ahli bid'ah dan hizbiyyah adalah orang fasiq dan kurang agamanya.
Termasuk dari trik-trik hizbiyyin dalam memerangi ahlissunnah adalah penulisan dengan menyembunyikan identitas asli.


Wahai para penulis, - hafidzakumulloh -

Maka ana nasihatkan pada Antum sekalian untuk menjunjung tinggi kejujuran dan keberanian di jalan Alloh ta'ala.

Rosululloh -shalallohu 'alaihi wa sallam- bersabda:

شر ما في رجل شح هالع وجبن خالع

"Sejelek-jelek sifat yang ada pada seorang lelaki adalah sifat pelit yang penuh dengan keluhan, dan sifat penakut yang amat sangat." 

(HSR Ahmad dan At Tirmidzy dari Abi Huroiroh rodhiyallohu 'anhu. Lihat "Al Jami'ush Shohih" 5/131 karya Imam Al Wadi'y -rahimahulloh-)


Juga Syaikh Robi' Al Madkholi -hafidhahulloh- berkata:

فهذا من أهم مواطن الصدق والإقدام والرجولة والشجاعة ، ولا ينبغي للشجعان أن يتواروا عن مواجهة هذه الفتنة.

"Dan ini termasuk posisi kejujuran, kemajuan, kejantanan, dan keberanian yang paling penting. Dan tidak pantas bagi para pemberani untuk bersembunyi dari menghadapi fitnah ini." 

("Jama`ah wahidah"/160/ Syaikh Robi' Al Madkholi)


Adapun buat orang atau kelompok yang menamakan dirinya "Anti Luqman" atau yang semisal dengan itu, maka ana ucapkan jazakumullohu khoiron atas partisipasi kalian. Ana dan teman-teman ana di sini belum mengenal kalian. Bisa jadi kalian memang orang-orang yang memendam dendam lama pada Luqman, atau tidak menutup kemungkinan kalian itu mata-mata aparat. Atau mungkin juga kalian adalah kawanan hizbiyyun yang memanfaatkan kekeruhan untuk menghantam Luqman. Atau mungkin juga kalian adalah kawan Luqman sendiri yang pura-pura menyerang Luqman dari balik tembok alam maya, sehingga apabila Ahlussunnah menyerang anak buahnya Luqman yang berperang membela dirinya dengan nama palsu, Luqman bisa berkata pada Ahlussunnah,"Kalian juga sama saja." Atau mungkin juga kalian adalah Ahlussunnah yang ingin beramal baik akan tetapi belum paham akan salahnya cara tersebut.

Maka ana katakan: Ana tidak bermaksud menghina ataupun merendahkan kalian. Hanya saja karena kalian tidak memperkenalkan diri, dan juga menempuh cara yang tidak benar, dan juga karena saratnya hizbiyyun dengan makar, maka jangan salahkan kaum muslimin jika berbagai dugaan itu muncul, sesuai dengan beranekaragamnya kemungkinan, tanpa adanya qorinah yang kuat.

Yang pasti kami berlepas diri dari setiap penulisan yang tidak menyertakan jati diri yang benar, setelah dan sebelum nasihat ini ditulis. Bukan berarti kita harus menyertakan nama kecil kita meskipun sudah dirubah karena tidak Islamy. Tapi yang diinginkan adalah jati diri yang dengannya dia dikenal oleh orang yang dia bantah, dan dikenal oleh ahlussunnah yang lain, sehingga memudahkan untuk diketahui dari pihak manakah si penulis tersebut? Dan agar mudah untuk dimintai pertanggungjawaban secara syariah. Dan perkara terakhir ini yang amat ditakuti oleh para hizbiyyun.

Dan ana juga sudah menulis bantahan secara agak terperinci terhadap Luqman Ba Abduh di dalam risalah(1) yang insya Alloh sudah tersebar, sudah diperiksa oleh beberapa masyayikh dan diidzinkan oleh Fadhilatusy Syaikh Yahya -hafizhahulloh- untuk disebarkan. Dan tentu saja masih banyak kebatilan Luqman yang belum tertulis di dalamnya. Jika antum semua hendak melengkapinya dengan tulisan yang terpisah, maka itu adalah hak antum, tapi dengan adab-adab yang diajarkan oleh Salafush Sholih. 

Antum semua terlalu mulia untuk mengikuti jalan seorang hizby hina yang menamakan dirinya Abu Mahfudh Ali bin Imron dst. Beraninya membikin kedustaan dan memutarbalikkan fakta, sambil berusaha mengadu domba para pejuang fi sabilillah dan mengaburkan hakikat, tapi tak berani dengan jujur menampakkan identitas aslinya pada kami. Mengaku ada di Dammaj tapi tak kami temukan batang hidungnya. Kami ingin mengunjunginya dan memperkenalkan dirinya pada Syaikh Yahya - hafidzahulloh -. Tapi sampai sekarang tak berani unjuk pantat.

Sementara itu dia dengan bangga berkata: "Tak akan membahayakan diriku orang yang tidak mengenalku. Cukuplah teman-temanku mengenalku, dan yang tahu adalah hujjah terhadap yang tidak tahu."

Bagaimana jadi hujjah sementara para komplotannya juga tak berani mengaku kenal akan dirinya!? Seperti inikah thoriqotus Salaf dan penerapan kaidah Salaf?

Inilah nasihat yang bisa ana sampaikan pada kesempatan ini, semoga Alloh senantiasa mengokohkan kita di atas tauhid dan sunnah, dan tegar di atas manhaj Salaf. Bisa jalan ini pahit secara lahiriyyah tapi manis secara batiniyyah. Mungkin awalnya berat tapi akhirnya adalah kebahagiaan dan ketentraman serta istirahat yang abadi dan nyaman di Jannah. Penatnya perjuangan di dunia pasti akan mencapai garis akhir.

Imam Al Murrudzy -rahimahulloh- berkata:

سَمِعْت أَبَا عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ لِشُجَاعِ بْنِ مَخْلَدٍ يَا أَبَا الْفَضْلِ إنَّمَا هُوَ طَعَامٌ دُونَ طَعَامٍ وَلِبَاسٌ دُونَ لِبَاسٍ ، وَإِنَّهَا أَيَّامٌ قَلَائِلُ .

"Aku mendengar Abu Abdillah (Ahmad bin Hanbal) berkata pada Syuja' bin Makhlad: "Wahai Abul Fadhl, sesungguhnya (dunia) ini hanyalah makanan yang bukan makanan sejati, dan pakaian yang bukan pakaian sejati. Dan dia itu hanyalah hari-hari yang singkat belaka."

("Al Adabusy Syar'iyyah" 2/hal. 350)


Imam Ibnul Qoyyim -rahimahulloh- berkata:

يا أقدام الصبر احملي بقى القليل تذكر حلاوة الوصال يهن عليك مر المجاهدة قد علمت أين المنزل

"Wahai tapak-tapak kesabaran, pikullah, tinggal sedikit lagi. Ingatlah manisnya perjumpaan, maka dengannya akan menjadi enteng bagimu pahitnya perjuangan. Engkau telah mengetahui di manakah tempat beristirahat (di Jannah)" 

(Al Fawa'id 1/hal. 78).


والحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Selesai ditulis:
pada tanggal 8 Shofar 1430 H
oleh:
Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo
Al Qudsi Al Indonesi ‘afallohu ‘anhu


sumber: http://maktabahfairuzaddailamiy.blogspot.com/

╭─┅─═ঊঊঈ═─┅─╮ 
       SEBARKANLAH 
       ENGKAU AKAN 
       MENDAPATKAN 
           PAHALANYA 
╰─┅─═ঊঊঈ═─┅─╯ 

 🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 

Mahkota Keagungan Bagi Penghapal Kalamurrohman

Ditulis dan Diterjemahkan Oleh: Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Jawiy Al Indonesiy عفا الله عنه

بسم الله الرحمن الرحيم

:الحمد لله وأشهد أن لا إله إلا الله وأه محمدا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله أجمعين، وأما بعد

      Telah datang pertanyaan dari seorang saudara yang mulia hafizhohulloh: Bagaimana tingkatan hadits bahwasanya orang tua dari anak penghapal Al Qur’an akan dipakaikan mahkota di surga dan keluarganya sebanyak tujuh turunan akan dijauhkan dari api neraka? Bagaimana dengan orang tua yang anak-anaknya penghapal Al Qur’an akan tetapi dia ahlul bid’ah atau bahkan sampai pelaku kesyirikan?

Maka dengan memohon pertolongan pada Alloh, saya jawab sebagai berikut: Hadits tersebut datang dari Buroidah ibnul Hushoib rodhiyallohu ‘anh: Diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad ibnu Hanbal dalam Musnad beliau (22950) dan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf beliau (30045) dan Ad Darimiy dalam Sunan beliau (3434) dan yang lainnya yang berkata: haddatsana Abu Nu’aim: haddatsana Busyair ibnul Muhajir: haddatsani Abdulloh bin Buroidah, ‘an abihi yang berkata:

كنت جالسا عند النبي صلى الله عليه وسلم فسمعته يقول: «تعلموا سورة البقرة؛ فإن أخذها بركة وتركها حسرة، ولا يستطيعها البطلة». قال: ثم سكت ساعة، ثم قال: «تعلموا سورة البقرة، وآل عمران؛ فإنهما الزهراوان يظلان صاحبهما يوم القيامة كأنهما غمامتان أو غيايتان أو فرقان من طير صواف، وإن القرآن يلقى صاحبه يوم القيامة حين ينشق عنه قبره كالرجل الشاحب. فيقول له: هل تعرفني؟ فيقول: ما أعرفك فيقول: أنا صاحبك القرآن الذي أظمأتك في الهواجر وأسهرت ليلك، وإن كل تاجر من وراء تجارته، وإنك اليوم من وراء كل تجارة فيعطى الملك بيمينه، والخلد بشماله، ويوضع على رأسه تاج الوقار، ويكسى والداه حلتين لا يقوم لهما أهل الدنيا فيقولان: بم كسينا هذا ؟ فيقال: بأخذ ولدكما القرآن. ثم يقال له: اقرأ واصعد في درج الجنة وغرفها، فهو في صعود ما دام يقرأ، هذا كان، أو ترتيلاً».

“Saya pernah duduk di sisi Nabi shollallohu ‘alaihi waalihi wasallam, lalu saya mendengar beliau bersabda: “Pelajarilah surat Al Baqoroh, karena mengambilnya adalah barokah, meninggalkannya adalah menjadi penyesalan, dan hal itu tidak bisa dilakukan oleh batholah (para penyihir).” Lalu beliau diam sesaat. Kemudian beliau bersabda: “Pelajarilah surat Al Baqoroh dan Ali Imron, karena keduanya adalah bagaikan dua bunga yang menaungi penghapalnya di hari Kiamat, seakan-akan keduanya adalah dua awan atau dua kelompok burung yang tengah berbaris. Dan sesungguhnya Al Qur’an itu akan menjumpai penghapalnya para hari Kiamat ketika kuburannya terbelah untuknya, bagaikan orang tadi pucat ketakutan. Maka Al Qur’an berkata padanya: “Apakah engkau tahu siapa aku?” Dia berkata: Aku tidak mengenalmu.” Maka dia berkata: “Aku adalah sahabatmu, Al Qur’an, yang membikin engkau dahaga di siang hari, dan membikin engkau tidak tidur di malam hari. Dan sesungguhnya setiap pedagang ada di belakang dagangannya. Dan sesungguhnya engkau pada hari ini ada di belakang seluruh jenis dagangan.” Maka dia diberi kekuasaan di tangan kanannya, diberi kekekalan di tangan kirinya, dan diletakkan di atas kepalanya makota keagungan/kewibawaan. Dan kedua orang tuanya diberi dua pasang pakaian yang tidak sanggup dipikul oleh seluruh penduduk dunia. Maka keduanya bertanya: “Dengan sebab apa kami diberi pakaian dengan ini?” Dijawab: “Dengan sebab anakmu mengambil (menghapal) Al Qur’an.” Lalu dikatakan padanya (sang anak): “Bacalah, dan naiklah ke tingkatan-tingkatan Jannah dan kamar-kamarnya.” Maka dia terus-menerus naik selama dia membaca Al Qur’an dengan cepat ataupun dengan pelan-pelan.” 

Para perowi hadits ini tsiqot dan terkenal, kecuali Busyair bin Muhajir. Dia adalah Al Ghonawiy Al Kufiy.

Al Atsrom menukilkan dari Al Imam Ahmad tentang orang itu: “Dia itu munkarul hadits. Aku telah menilai hadits-haditsnya, ternyata dia mendatangkan keanehan.”

Ibnu Ma’in berkata: “Dia tsiqoh.”

Abu Hatim Ar Roziy berkata: “Dia boleh ditulis haditsnya, tapi tidak boleh menjadi hujjah.”

Al Bukhoriy berkata: “Di sebagian haditsnya, dia menyelisihi (yaitu: menyelisihi para tsiqot).”

An Nasaiy berkata: “Laisa bihi ba’s (tidak apa-apa dengannya/tidak lemah sekali, bisa dihasankan).”

Ibnu Adi berkata: “Dia meriwayatkan beberapa hadits yang tiada pendukungnya. Dan dia boleh ditulis haditsnya, sekalipun ada beberapa kelemahan.”

(rujuk “Tahdzibut Tahdzib”/1/hal. 467-469).

Dia boleh untuk syawahid (pendukung), kecuali hadits-hadits yang ditetapkan oleh para ulama bahwasanya hal itu bagian dari kemunkarannya.

Dan hadits tadi punya pendukung dari hadits Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh:

Diriwayatkan oleh Al Imam Ath Thobroniy dalam “Al Ausath” (5764), Abu Bakr Ad Dainuriy dalam “Al Mujalasah” (2189) dari jalur Syarik: ‘an Abdillah bin Isa: ‘an Yahya bin Abi Katsir: ‘an Abi Salamah: ‘an Abi Huroiroh rodhiyallohu ‘anh:

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر القرآن وصاحبه يوم القيامة؛ فقال: «يعطى الملك بيمينه والخلد بشماله، ويوضع على رأسه تاج الوقار».

“Bahwasanya Rosululloh shollallohu ‘alaihi waalihi wasallam pernah menyebutkan Al Qur’an dan para penghapalnya pada hari Kiamat, lalu beliau bersabda: “Dia akan diberi kekuasaan dengan tangan kanannya, dan kekekalan dengan tangan kirinya, dan diletakkan di atas kepalanya makota kewibawaan.”

Syarik ini adalah bin Abdillah An Nakho’iy, hapalannya jelek, bisa untuk pendukung.

Dan hadits tadi juga punya pendukung dari hadits Abdulloh bin Amr ibnil ‘Ash rodhiyallohu ‘anhuma:

Al Imam Ibnu Abi Syaibah rohimahulloh dalam Mushonnaf beliau no. (30044) berkata: haddatsana Abdulloh bin Numair: haddatsana Muhammad bin Ishaq: ‘an Amr bin Syu’aib: ‘an Abihi: ‘an Jaddihi yang berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi waalihi wasallam:

«يمثل القرآن يوم القيامة رجلا، فيؤتى بالرجل قد حمله فخالف أمره، فيتمثل خصما له فيقول: يا رب حملته إياي فشر حامل تعدى حدودي، وضيع فرائضي، وركب معصيتي، وترك طاعتي، فما يزال يقذف عليه بالحجج حتى يقال: فشأنك به فيأخذ بيده، فما يرسله حتى يكبه على منخره في النار، ويؤتى برجل صالح قد كان حمله، وحفظ أمره، فيتمثل خصما له دونه فيقول: يا رب حملته إياي فخير حامل، حفظ حدودي، وعمل بفرائضي، واجتنب معصيتي، واتبع طاعتي، فما يزال يقذف له بالحجج حتى يقال: شأنك به، فيأخذ بيده فما يرسله حتى يلبسه حلة الإستبرق، ويعقد عليه تاج الملك، ويسقيه كأس الخمر».

“Nanti pada hari Kiamat Al Qur’an (yaitu amalan bacaan Al Qur’an) akan dibentuk menjadi seseorang. Maka didatangkan seseorang yang memikulnya tapi dia menyelisihi perintah Al Qur’an, maka jadilah Al Qur’an itu musuh baginya, seraya berkata: “Wahai Robbku, Engkau menjadikan dia dia memikulku, tapi dia adalah pemikul yang paling buruk, dia melampaui batasan-batasanku, menyia-nyiakan kewajiban-kewajibanku, melanggar larangan-laranganku, meninggalkan ketaatan padaku.” Terus-menerus Al Qur’an melemparkan tuduhan padanya dengan hujjah-hujjah sampai dikatakan padanya: “Lakukan terhadapnya apapun yang engkau ingin lakukan.” Maka Al Qur’an tidak melepaskannya sampai dia melemparkannya hingga tertelungkup di atas hidungnya di dalam Neraka.

Dan didatangkanlah seorang yang sholih, dulu dia memikul Al Qur’an, menjaga perintahnya. Maka ditampilkanlah Al Qur’an sebagai pembelanya seraya berkata: “Wahai Robbku, Engkau menjadikannya memikul diriku, maka dia adalah sebaik-baik pemikul, dia menjaga batasan-batasanku, mengamalkan kewajiban-kewajibanku, menjauhi kedurhakaan terhadapku, mengikuti ketaatanku.” Maka terus-menerus Al Qur’an melemparkan persaksian untuknya dengan hujjah-hujjah sampai dikatakan padanya: “terserah kamu berbuat apa padanya.” Maka Al Qur’an tidak melepaskannya sampai memakaikan untuknya pasangan pakaian dari sutra tebal, dan memasangkan untuknya makota kekuasaan, dan meminuminya satu gelas khomr.”

Di dalam sanadnya ada Muhammad bin Ishaq, dia mudallis, dan tidak terang-terangan menyebutkan mendengar riwayatnya itu.

Maka hadits dengan sanad itu lemah. Tapi dia menjadi pendukung untuk hadits sebelumnya.

Datang juga hadits tadi dari riwayat Ka’b bin Malik rodhiyallohu’anhu, diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Abi Syaibah rohimahulloh dalam Mushonnaf beliau no. (30046), tapi dalam sanadnya ada Musa bin Ubaidah Ar Robadziy. dia itu adalah Abu Abdil ‘Aziz Al Madaniy, lemah sekali, munkarul hadits.

maka sanad hadits ini tidak bisa sebagai pendukung.

Dan datang juga dalam bab ini atsar dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anh:

Diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Abi Syaibah dalam Musnonnaf beliau (30047) yang berkata: haddatsana Husain bin ‘Ali: ‘an Zaidah: ‘an ‘Ashim: ‘an Abi Sholih: ‘an Abi Huroiroh yang berkata:

نعم الشفيع القرآن لصاحبه يوم القيامة، قال: يقول: يا رب قد كنت أمنعه شهوته في الدنيا فأكرمه، قال: فيلبس حلة الكرامة، قال: فيقول: أي رب زده، قال: فيحلى حلة الكرامة، فيقول: أي رب زده، قال: فيكسى تاج الكرامة، قال: فيقول: يا رب زده، قال: فيرضى منه فليس بعد رضى الله عنه شيء.

“Sebaik-baik pemberi syafaat adalah Al Qur’an, untuk penghapalnya pada hari Kiamat. Al Qur’an berkata: “Wahai Robbku, dulu saya menghalangi syahwatnya di dunia, maka muliakanlah dia.” Maka dia diberi pasangan pakaian kemuliaan. Lalu Al Qur’an berkata lagi: “Wahai Robbku, tambahilah dia lagi.” Maka dia diberi lagi pasangan pakaian kemuliaan. Lalu Al Qur’an berkata lagi: “Wahai Robbku, tambahilah dia lagi.” Maka dipasangkan padanya makota kemuliaan. Lalu Al Qur’an berkata lagi: “Wahai Robbku, tambahilah dia lagi.” Maka Alloh meridhoinya. Dan tidak ada sesuatu apapun setelah Alloh meridhoi dia.”

Husain bin ‘Ali adalah Al Ju’fiy, tsiqoh, terkenal.

Zaidah adalah ibnu Qudamah, imam tsiqoh sunniy.

‘Ashim adalah ibnu Abin Nujud Bahdalah, imam dalam qiroat, shoduq dalam riwayat.

Abu Sholih adalah Dzakwan As Samman, tsiqoh terkenal.

Maka atsar ini hasan sampai ke Abu Huroiroh.

Dan tidak mungkin Abu Huroiroh berijtihad dalam berita gaib semacam ini. Dan dia juga bukan orang yang mengambil dari isroiliyyat.

Maka hukum riwayat ini adalah sampai ke Rosululloh shollallohu ‘alaihi waalihi wasallam.

Dan atsar ini juga diriwayatkan oleh Al Imam Ad Darimiy dalam Sunan beliau (3354) seraya berkata: haddatsana Abdulloh bin Ja’far Ar Roqqiy: ‘an Ubaidillah bin Amr: ‘an Zaid bin Abi Unaisah: ‘an ‘Ashim bih.

Dan diriwayatkan juga secara marfu’ oleh At Tirmidziy dalam Sunan beliau (2915) dari jalur Abdush Shomad bin Abdil Warits: akhbarona Syu’bah: ‘an ‘Ashim: ‘an Abi Sholih: ‘an Abi Huroiroh: ‘an Nabi shollallohu ‘alaihi waalihi wasallam.

Kemudian At Tirmidziy berkata setelah itu: haddatsana Muhammad bin Basysyar: haddatsana Muhammad bin Ja’far: haddatsana Syu’bah: ‘an ‘Ashim bin Bahdalah: ‘an Abi Sholih: ‘an Abi Huroiroh semisal itu tapi tidak menaikkannya ke Nabi shollallohu ‘alaihi waalihi wasallam.

Dan tiada keraguan bahwasanya riwayat Muhammad bin Ja’far –dan beliau itu orang yang terkuat riwayatnya terhadap Syu’bah- lebih kuat daripada riwayat Abdush Shomad bin Abdil Warits terhadap Syu’bah.

Dan datang juga dalam bab ini atsar dari Ibnu Umar rodhiyallohu ‘anhuma:

Diriwayatkan oleh Al Imam Ad Darimiy dalam Sunan beliau (3355) yang berkata: haddatsana Musa bin Kholid: haddatsana Ibrohim bin Muhammad Al Fazariy: ‘an Sufyan: ‘an ‘Ashim: ‘an Mujahid: ‘an Ibni Umar yang berkata

يجيء القرآن يشفع لصاحبه، يقول: يا رب لكل عامل عمالة من عمله، وإني كنت أمنعه اللذة والنوم، فأكرم. فيقال: ابسط يمينك، فيملأ من رضوان الله، ثم يقال: ابسط شمالك، فيملأ من رضوان الله، ويكسى كسوة الكرامة، ويحلى حلية الكرامة، ويلبس تاج الكرامة.

“Nanti akan datang Al Qur’an memberikan syafaat untuk penghapalnya. Dia berkata: “Wahai Robbku, setiap orang yang beramal memiliki hasil dari amalannya. Dan sunguh saya dulu menghalanginya dari kelezatan dan tidur. Maka muliakanlah dirinya.” Maka dikatakan padanya: “Bentangkan tangan kananmu.” Lalu dia dipenuhi dengan keridhoan dari Alloh. Lalu dikatakan: “Bentangkan tangan kirimu.” Lalu dia dipenuhi dengan keridhoan dari Alloh. Dan dipakaikan padanya pakaikan kemuliaan, dipasangkan padanya perhiasaan kemuliaan, dan dipakaikan padanya makota kemuliaan.”

Musa bin Kholid itu adalah Abul Walid Al halabiy, tsiqoh. (rujuk “Tahdzibut Tahdzib”/10/hal. 341).

Ibrohim bin Muhammad Al Fazariy adalah Al Imam Ats Tsiqoh Abu Ishaq.

‘Ashim adalah ibnu Abin Nujud Bahdalah, hasanul hadits sebagaimana telah lewat.

Mujahid adalah ibnu Jabr Al Makkiy, imam tsiqoh mufassir terkenal. Telah pasti bahwasanya beliau mendengar hadits dari Ibnu Umar.

Al Bardijiy rohimahulloh berkata: “Riwayat Mujahid yang shohih dari para Shohabat rodhiyallohu ‘anhum adalah: dari Ibnu Abbas, Ibnu Umar, … dst.” (“Jami’ut Tahshil”/karya Al Hafzif Al Alaiy/hal. 273).

Maka atsar ini hasan sampai ke Ibnu Umar rodhiyallohu ‘anhuma.

Dan tidak mungkin Ibnu Umar berijtihad dalam berita gaib semacam ini. Dan dia juga bukan orang yang mengambil dari isroiliyyat.

Maka hukum riwayat ini adalah sampai ke Rosululloh shollallohu ‘alaihi waalihi wasallam.

Kesimpulan umum: hadits dalam bab ini minimal shohih lighoirih.

Telah pasti bahwasanya Al Qur’an itu memberikan syafaat untuk pembacanya.

Tapi tidak disebutkan dalam hadits di atas bahwasanya keluarganya sebanyak tujuh turunan akan dijauhkan dari api neraka, dengan sebab bacaan dia untuk Al Qur’an tadi.

Hanya saja datang dalam hadits Ka’b bin Malik:

«… فيشفع في أقاربه»

“… Maka dia memberikan syafaat untuk kerabat-kerabatnya.”

Akan tetapi di dalam sanadnya ada Musa bin Ubaidah Ar Robadziy, dan dia itu adalah Abu Abdil ‘Aziz Al Madaniy, lemah sekali, munkarul hadits. (rujuk “Tahdzibut Tahdzib”/10/hal. 357).

Dan tiada keraguan bahwasanya orang yang masuk Jannah dari kalangan mukminin itu secara umum bisa memberikan syafaat pada yang lain dengan seidzin Alloh ta’ala, dengan syarat-syarat yang telah dikenal.

Dan secara umum, hadits ini

menunjukkan besarnya keutamaan para Ahlul Qur’an.

Dan tiada keraguan bahwasanya tidak semua pembaca Al Qur’an ataupun penghapal Al Qur’an itu bisa mencapai keutamaan tadi. Yang berhak mendapatkannya hanyalah orang yang beriman kepadanya, mengikutinya dan mengamalkan tuntutannya.

Alloh ta’ala berfirman:

﴿وننزل من القرآن ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين ولا يزيد الظالمين إلا خساراً﴾ [الإسراء: 82].

“Dan Kami turunkan Al Qur’an yang dia itu adalah obat dan rohmat bagi kaum Mukminin. Dan tidaklah Al Qur’an menambahi orang-orang yang zholim kecuali kerugian.” (QS. Al Isro: 82).

Al Imam Ibnu Rojab rohimahulloh berkata: “Sebagian Salaf berkata: “Tidaklah seseorang duduk dengan Al Qur’an lalu dia bangkit darinya dalam keadaan selamat. Bahkan bisa jadi dia beruntung, atau dia itu merugi.” Lalu beliau membacakan ayat tadi.” (“Jami’ul ‘Ulum Wal Hikam”/2/hal. 26).

Dari Abu Malik Al ‘Asy’ariy rodhiyallohu ‘anhu yang berkata:

«… والقرآن حجة لك أو عليك، كل الناس يغدو فبايع نفسه فمعتقها أو موبقها».

Rosululloh shollallohu ‘alaihi waalihi wasallam bersabda: “… Dan Al Qur’an itu argumentasi untuk mendukungmu atau untuk memusuhi dirimu. Setiap orang masuk di waktu pagi, lalu dia menjual dirinya, maka di antara mereka ada yang membebaskan dirinya atau adapula yang membinasakan dirinya.” (HR. Muslim (223) dengan sanad terputus, dan An Nasaiy (2437) dengan sanad bersambung dan shohih).

Al Imam Ibnu Abdil Barr rohimahulloh berkata tentang keutamaan Al Qur’an: “Dan sebaik-baik ilmu adalah yang dasarnya itu dimantapkan, cabangnya itu terus diingat, membimbing dirinya kepada Alloh ta’ala, dan menunjukkan pada apa yang Alloh ridhoi.” (“At Tamhid”/14/hal. 134).

Umar ibnul Khoththob rodhiyallohu ‘anh berkata:

أما إن نبيكم صلى الله عليه وسلم قد قال: «إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواما ويضع به آخرين».

“Ketahuilah sesungguhnya Nabi kalian صلى الله عليه وسلم telah bersabda: “Sesungguhnya Alloh mengangkat dengan kitab ini beberapa kaum, dan merendahkan dengannya kaum yang lain.” (HR. Muslim (817)).

Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata: “Maksudnya adalah: tilawah yang haqiqi adalah tilawatul ma’na dan mengikutinya dengan membenarkan beritanya, melaksanakan perintahnya, dan berhenti dari larangannya, dan mengikutinya, ke manapun dia membimbingmu, engkau mengikutinya. Maka tilawatul Qur’an itu mencakup tilawatul lafzh dan tilawatul ma’na. dan tilawatul ma’na itu lebih mulia daripada sekedar tilawatul lafzh. Dan pelaku tilawatul ma’na itulah ahli Al Qur’an yang mendapatkan pujian di dunia dan akhirat, karena sungguh mereka itu adalah ahli tilawah dan ahli mutaba’ah yang sejati.” (“Miftah Daris Sa’adah”/1/hal. 57/cet. Al Maktabatul ‘Ashriyyah).

Al Imam Abuth Thoyyib رحمه الله berkata: “Ahli Al Qur’an”: yaitu orang yang senantiasa membaca Al Qur’an dan mengamalkannya, bukan orang yang hanya membaca tapi tidak mengamalkannya.”

Beliau rohimahulloh juga berkata: “Sebagian ulama berkata: sesungguhnya orang yang mengamalkan Al Qur’an seakan-akan dia itu terus-menerus membaca Al Qur’an sekalipun dia tidak membacanya. Dan orang yang tidak mengamalkan Al Qur’an seakan-akan dia itu tidak membaca Al Qur’an sekalipun dia terus-terusan membacanya. Alloh ta’ala berfirman:

(كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ( [ص/29]

“Kitab yang Kami turunkan kepadamu, yang diberkahi, agar mereka memikirkan ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang punya mata hati menjadi sadar.”

Maka sekedar bacaan dan hapalan itu tidak teranggap dengan nilai yang menyebabkan tingginya tingkatan-tingkatan baginya di Jannah yang tinggi.” (lihat semua di “Aunul Ma’bud”/di bawah no. (1461)/cet. Darul Kutubil ‘ilmiyyah).

Maka ahli bida’ semacam khowarij itu meskipun bacaan Qur’an mereka banyak, hal itu tidak bermanfaat bagi mereka.

Dari Abu Sa’id Al Khudriy rodhiyallohu ‘anh yang berkata:

قال النبي صلى الله عليه وسلم في شأن الخوارج: «إن من ضئضئ هذا، أو: في عقب هذا قوما يقرءون القرآن لا يجاوز حناجرهم، يمرقون من الدين مروق السهم من الرمية، يقتلون أهل الإسلام ويدعون أهل الأوثان، لئن أنا أدركتهم لأقتلنهم قتل عاد».

Nabi shollallohu ‘alaihi waalihi wasallam bersabda –tentang khowarij-: “Sesungguhnya dari keturunan orang ini ada suatu kaum yang membaca Al Qur’an tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama ini seperti keluarnya panah dari buruannya. Mereka membunuh ahli Islam dan membiarkan penyembah berhala. Sungguh jika aku mendapati mereka pastilah aku akan membunuh mereka bagaikan dibunuhnya kaum ‘Ad.” (HR. Al Bukhoriy (3344) dan Muslim (1064)).

Al Imam Muhammad bin Isma’il Al Amir Ash Shon’aniy rohimahulloh berkata tentang nilai kalimat Tauhid: “Dan kalimat tadi tidak bermanfaat bagi khowarij meskipun digabung dengan ibadah yang para Shohabat meremehkan ibadah mereka sendiri jika dibandingkan dengan ibadah khowarij. Bahkan Nabi shollallohu ‘alaihi waalihi wasallam memerintahkan untuk membunuh mereka dan bersabda: “Sungguh jika aku mendapati mereka pastilah aku akan membunuh mereka bagaikan dibunuhnya kaum ‘Ad.” Dan yang demikian itu dikarenakan mereka menyelisihi sebagian syariat. Dan mereka adalah mayat orang yang terbunuh yang paling buruk di bawah kolong langit, sebagaimana telah pasti beritanya di dalam hadits-hadits. Maka pastilah bahwasanya semata-mata kalimat Tauhid itu bukanlah penghalang dari adanya kesyirikan orang yang mengucapkannya karena dia melakukan kesyirikan tadi, karena dia telah menyelisihi kalimat Tauhid dengan peribadatannya kepada selain Alloh.” (“Tathhirul I’tiqod”/hal. 89-91/cet. Dar Ibni Hazm).

Kemudian, kalaupun si mubtadi’ tadi kebaikan-kebaikannya tidak gugur, kebid’ahannya itu termasuk dosa terbesar, dan nanti di hari Kiamat Alloh akan menimbang Antara kebaikannya dan kejelekannya.

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين

sumber: https://thaifahalmanshurah.wordpress.com/

╭─┅─═ঊঊঈ═─┅─╮ 

       SEBARKANLAH 
       ENGKAU AKAN 
       MENDAPATKAN 
           PAHALANYA 
╰─┅─═ঊঊঈ═─┅─╯ 

 🅹🅾🅸🅽 🅲🅷🅰🅽🅽🅴🅻 🆃🅴🅻🅴🅶🆁🅰🅼 


_*NASEHAT UNTUK SEKIRANYA TIDAK MEMONDOKKAN ANAK SEBELUM MENCAPAI BALIGH*_

_*Telah Di Periksa Oleh Asy-Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman Bin Soekojo Al Indonesiy حفظه الله تعالى*_                بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَن...