◾️ Is Photography a subject of differing? ◾️

🌹 بســـم اللــه الرحــمــن الـرحـــيــم 🌹


◾️ Is Photography a subject of differing? ◾️


Answered by Shaykh Abu Hamza Hassan bin Muhammed Ba Shu'ayb - may Allah preserve him- on the 5th, Dhil-Qi'dah, 1439H

📝🔹Question:

O Shaykh, may Allah preserve you, there are some people that say that photographic picture taking is a subject of differing, and that the differing is taken into consideration, and that we are not to rebuke those that see it to be permissible, due to them being preceeded by scholars.

How do we reply to this?

📩🔸Answer:

The subject of taking picture of that which contains souls is not from the affairs of 'ijtihād' due to the presence of extensive legislative texts in clarification of its impermissibility and the warning of it.

Nawawi, may Allah have mercy upon him, in his 'Sharh Muslim' after mentioning the Ahadeeth surrounding picture taking, said:

"These Hadiths are clearcut in prohibiting picturing animals, and it is severe in prohibition."
[End of speech]

And this encompasses all types of picture taking, and whoever draws distinction between the different types [of picture making] has to provide evidence.

____
Translated by:
Abu 'Abdirrahman 'Abdullaah bin Ahmed Ash-Shingaani

💥Tidakkah kalian merasa cemburu?

 💥Tidakkah kalian merasa cemburu?


‎ ألا تغارون !!!!!!!!!!!!!!

‎قام الصحابي الجليل علي بن أبي طالب رضي الله عنه ذات يوم خطيبا فقال :

‎[ أَلَا تَسْتَحْيُونَ أَلا تَغَارُونَ؟ فَإِنَّهُ بَلَغَنِي أَنَّ نِسَاءَكُمْ يَخْرُجْنَ فِي الْأَسْوَاقِ ]

‎أخرجه أحمد و صححه الشيخ أحمد شاكر في "تخريج المسند" (رقم 1118)

Pada suatu hari sahabat yang mulia Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu berdiri maenyampaikan khutbahnya seraya mengatakan

”Tidakkah kalian merasa malu? Tidakkah kalian merasa cemburu? Sungguh telah sampai (berita) kepadaku bahwasanya wanita-wanita kalian keluar ke pasar-pasar!”

📚Dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dan dishohihkan oleh Asy Syaikh Ahmad Syakir di kitab "Takhrijul Musnad" No.1118

Benar apa yang dikatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

‎المرأة عورة وإنها اذا خرجت من بيتها استشرفها الشيطان وانها لا تكون اقرب الی الله منها فی قعر بيتها

”Wanita adalah aurat, jika ia keluar maka syaithan akan mengikutinya. Dan tidaklah ia lebih dekat kepada Allah (ketika sholat) melainkan didalam rumahnya.”

📚Diriwayatkan oleh Imam ath Thabrani, at Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah dan dishohihkan oleh Syaikh Albany didalam ashohihah no 2688

Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperingatkan kepada kaum lelaki akan besarnya fitnah wanita jika keluar dari rumahnya, dengan sabda beliau

‎ان المرأة تقبل فی صورة الشيطان وتدبر فی صورة الشيطان فإذا ابصر احدكم امرأة فليات أهله فإن ذلك يرد ما فی نفسه

”Sungguh wanita menghadap dalam bentuk syaithan dan membelakang dalam bentuk syaithan dan jika salah seorang kalian (lelaki) melihat wanita, maka hendaknya ia mendatangi istrinya, karena itu akan menghilangkan apa yang ada pada dirinya (berupa hawa nafsu)”
(HR MUSLIM)

Berkata Imam An Nawawi rahimahullaahu ta'ala pada hadits tersebut

‎قال العلماء : معناه : الإشارة إلى الهوى والدعاء إلى الفتنة بها لما جعله الله تعالى في نفوس الرجال من الميل إلى النساء ، والالتذاذ بنظرهن ، وما يتعلق بهن ، فهي شبيهة بالشيطان في دعائه إلى الشر بوسوسته وتزيينه له . ويستنبط من هذا أنه ينبغي لها أن لا تخرج بين الرجال إلا لضرورة ، وأنه ينبغي للرجل الغض عن ثيابها ، والإعراض عنها مطلقا .

”Para ulama berkata makna hadits tersebut terdapat isyarat kepada hawa nafsu manusia dan ketergodaan dengan wanita, karena sesuatu yang Allah jadikan dalam jiwa kaum lelaki berupa adanya kecendrungan diri pada kaum wanita. Jaddi wanita serupa dengan syaithan dalam hal ajakan-ajakan syaithan kepada keburukan dengan bisikan-bisikan dan hiasan-hiasannya terhadap keburukan.
Dari sini diambil pendalilan bahwasanya tidak pantas wanita keluar dan berjalan ditengah kaum lelaki kecuali dalam keadaan darurat (terpaksa). Dan sepantasnya lelaki menundukkan pandangannya dari melihat pakaian wanita dan berpaling darinya secara mutlak”
📚Syarah Shahih Muslim

Maros, 28 Safar 1438H

🌾من مجموعة نصيحة للنساء🌾

Ikuti NashihatuLinnisa’ di TELEGRAM

Dinukil dari kitab "Itsbatu Na'imi Wa 'Adzabil Qobr Wa Bayanu Ma Fi Shiyami Syahrillahil Muharrom Minal Ajr" / Terjemah bebas: "Sebab Nikmat dan Siksa Kubur” hal 7 - 13

 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Sesungguhnya kehidupan dunia tidaklah lestari, bahkan dunia telah mengumumkan tibanya saat untuk berkemas-kemas, dan akan datang pengunjung terakhir, yaitu malaikat Maut yang diutus dari sisi Robbul alamin.

﴿حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ * ثُمَّ رُدُّوا إِلَى الله مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ أَلَا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ أَسْرَعُ الْحَاسِبِينَ ﴾ [الأنعام: 61، 62].

"Sampai jika kematian datang pada salah seorang dari kalian, para utusan Kami mematikannya dan mereka itu tidak melalaikan kewajibannya. Kemudian mereka dikembalikan kepada Alloh Yang menjadi Penguasa mereka yang sebenarnya Ketahuilah: hanya milik Dia sajalah segala hukum, dan Dia itu penghitung yang paling cepat."

Adapun orang yang beriman dan beramal sholih, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Alloh ta'ala berfirman:

﴿إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا الله ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ * نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ * نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ﴾ [فصلت: 30 - 32]

"Sesungguhnya orang-orang yang berkata: "Robb kami adalah Alloh, kemudian mereka istiqomah (tetap lurus), akan turunlah kepada mereka para malaikat yang berkata: "Janganlah kalian takut, dan janganlah kalian bersedih hati. Dan bergembiralah kalian dengan Jannah yang dulu kalian dijanjikan dengannya. Kami adalah para wali kalian dalam kehidupan dunia dan di Akhirat, dan kalian di dalamnya akan mendapatkan apa yang diinginkan oleh diri kalian, dan kalian di dalamnya akan mendapatkan apa yang kalian minta, sebagai hidangan dari Ghofur (Yang Maha Pengampun) dan Rohim (Yang Maha Penyayang)."

Adapun orang-orang yang fasiq, maka mereka itulah orang-orang yang merugi. Alloh ta'ala berfirman:

﴿فَكَيْفَ إِذَا تَوَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ * ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اتَّبَعُوا مَا أَسْخَطَ الله وَكَرِهُوا رِضْوَانَهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ﴾ [محمد: 27، 28].

"Maka bagaimana jika para malaikat mewafatkan mereka, memukul wajah-wajah mereka dan punggung-punggung mereka. Yang demikian itu dikarenakan mereka mengikuti perkara yang membuat Alloh murka dan mereka membenci keridhoan-Nya, maka Alloh menggugurkan amalan mereka."

Sesungguhnya kehidupan di alam kubur itu adalah sesuatu yang benar adanya tanpa ada keraguan lagi. Dari Hani pembantu Utsman bin Affan yang berkata:

كَانَ عُثْمَانُ إِذَا وَقَفَ عَلَى قَبْرٍ بَكَى حَتَّى يَبُلَّ لِحْيَتَهُ فَقِيلَ لَهُ تُذْكَرُ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَلاَ تَبْكِى وَتَبْكِى مِنْ هَذَا، فَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ الله -صلى الله عليه وسلم- قَالَ: «إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ ». قَالَ: وَقَالَ رَسُولُ الله -صلى الله عليه وسلم-: «مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلاَّ وَالْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ ».

“Dulu Utsman jika berdiri di kuburan, beliau menangis hingga membasahi jenggot beliau. Maka dikatakan pada beliau: “Anda jika disebutkan Jannah dan neraka tidak menangis, tapi kenapa Anda menangis karena kuburan?” maka beliau menjawab: “Sesungguhnya Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda: “Sesungguhnya kuburan adalah persinggahan pertama di akhirat. Jika dia selamat darinya, maka apa yang setelahnya lebih mudah darinya. Tapi jika tidak selamat darinya, maka apa yang setelahnya lebih keras daripadanya.” Rosululloh صلى الله عليه وسلم juga bersabda: “Tidaklah aku melihat suatu pemandangan satupun kecuali dalam keadaan kuburan itu lebih mengerikan daripadanya.” (HR. At Tirmidziy (2478/Ahwadzi), dan dihasankan oleh Al Imam Al Albaniy رحمه الله dalam “Misykatul Mashobih” no. (132), dan Al Imam Al Wadi’iy رحمه الله dalam “Ash Shohihul Musnad” no. (909)).

Maka kita harus berupaya menjauhi sebab-sebab datangnya siksaan kubur, disertai dengan penambahan amal sholih agar berhasil mendapatkan kenikmatan di alam tersebut.
15:56
Ibnu Umar رحمه الله berkata:

… فجاء فتى من الأنصار فسلم على رسول الله صلى الله عليه وسلم ثم جلس فقال: يا رسول الله أي المؤمنين أفضل؟ قال: «أحسنهم خلقا» قال: فأي المؤمنين أكيس؟ قال: «أكثرهم للموت ذكراً، وأحسنهم له استعداداً قبل أن ينزل بهم، أولئك من الأكياس»

“... lalu datanglah anak muda dari Anshor, lalu dia mengucapkan salam pada Rosululloh صلى الله عليه وسلم , lalu duduk seraya berkata: “Wahai Rosululloh, siapakah mukmin yang paling utama?” beliau menjawab: “Yang paling bagus di antara mereka akhlaqnya.” Dia bertanya lagi: “Wahai Rosululloh, siapakah manusia yang paling cerdas?” beliau menjawab: “Orang yang paling banyak mengingat kematian, dan paling bagus persiapan untuk itu sebelum kematian itu turun pada mereka. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.”.” Al hadits. (HR. Al Hakim dalam “Al Mustadrok “8688) dan yang lainnya. Al Imam Al Albaniy رحمه الله berkata dalam “Ash shohihah” (1384): “Maka hadits ini hasan dengan kumpulan jalan-jalannya.” Dan dihasankan juga oleh Al Imam Al Wadi’iy رحمه الله dalam “Al Jami’ush Shohih Fil Qodar” (hal. 431/cet. Maktabah Shon’a Al Atsariyyah).

Dari Abu Sa'id Al Khudriy رضي الله عنه yang berkata: Dulu Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

«إذا وضعت الجنازة فاحتملها الرجال على أعناقهم فإن كانت صالحة قالت: قدموني، وإن كانت غير صالحة قالت: لأهلها يا ويلها أين يذهبون بها؟ يسمع صوتها كل شيء إلا الإنسان، ولو سمع الإنسان لصعق» . (أخرجه البخاري (1316)).

"Jika jenazah diletakkan (di kerandanya) lalu dipikul oleh orang-orang di leher-leher mereka, jika mayit tadi adalah orang sholih, maka dia akan berkata: "Segerakanlah aku." Tapi jika mayit tadi bukan orang sholih, maka dia akan berkata pada keluarganya: "Aduh, celaka dia (mayit itu sendiri), kemanakah mereka akan membawanya?" Ucapan ini didengar oleh segala sesuatu kecuali manusia, seandainya manusia mendengarnya pastilah dia akan pingsan." (HR. Al Bukhoriy (1316)).

Badrud Din Al 'Ainiy رحمه الله berkata: "Dan dalam lafazh "Mendengar" ada penunjukan bahwasanya perkataan (dari si mayit) ini adalah hakiki, bukan majaz, dan bahwasanya Alloh ta'ala mengadakan pembicaraan pada di mayit jika Dia menghendaki itu, dan si mayit berkata: "Aduh celaka dia" karena dirinya tahu bahwasanya dirinya tidak menuju kepada kebaikan, dan bahwasanya dirinya menuju kepada perkara yang menyedihkannya, sehingga dia tak suka untuk menuju ke situ. Dhomir pada lafazh "Andaikata manusia mendengarnya" kembali kepada doa si mayit untuk kecelakaan dirinya sendiri. Yaitu: dia berteriak dengan suara yang aneh, yang seandainya manusia mendengarnya pastilah dia akan pingsan." ("Umdatul Qori"/12/hal. 380).

Kita wajib meyakini bahwasanya ujian, kenikmatan dan siksaan kubur itu benar-benar ada, dikarenakan shohihnya berita-berita tentangnya, dan itu termasuk dari akidah umat Islam. Telah lewat sebagian dalil tentangnya, dan berikut ini akan disebutkan dalil-dalil yang lain:

Alloh ta'ala berfirman:

﴿يُثَبِّتُ الله الَّذِينَ آَمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ وَيُضِلُّ الله الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ الله مَا يَشَاءُ﴾ [إبراهيم: 27].

"Alloh mengokohkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang kokoh dalam kehidupan dunia dan di akhirat, dan Alloh akan menyesatkan orang-orang yang zholim dan Alloh mengerjakan apa saja yang Dia kehendaki."

Dari Al Baro bin 'Azib رضي الله عنهما bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

«﴿يثبت الله الذين آمنوا بالقول الثابت﴾ قال: « نزلت في عذاب القبر فيقال له: من ربك؟ فيقول: ربي الله ونبيي محمد -صلى الله عليه وسلم-. فذلك قوله عز وجل: ﴿يثبت الله الذين آمنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفى الآخرة﴾ » القبر. (أخرجه البخاري (1369) ومسلم (2871)).

"Alloh mengokohkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang kokoh" ayat ini turun tentang siksaan kubur, dikatakan padanya: "Siapakah Robbmu?" maka dia menjawab: "Robbku adalah Alloh, Nabiku adalah Muhammad صلى الله عليه وسلم . yang demikian itu adalah firman Alloh عز وجل : "Alloh mengokohkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang kokoh dalam kehidupan dunia dan di akhirat," kuburan." (HR. Al Bukhoriy (1369) dan Muslim (2871)).

Sesungguhnya dalil-dalil siksaan kuburan dan kenikmatannya itu banyak sekali. Yang saya sebutkan itu cukup, dan nanti akan datang tambahan pada bab-bab mendatang.

Dan Ibnul Farisiy Al Laits, sahabat Abul Faroj ibnul Jauziy dalam "Tarikh" beliau menyebutkan:

أنه في سنة تسعين وخمسمائة وجد ميت ببغداد بظاهر باب البصرة وقد بلي، ولم يبق غير عظامه وفي يديه ورجليه ضباب حديد وضرب فيها مسماران أحدهما في سرته والآخر في جبهته، وكان هائل الخلقة غليظ العظام. وكان سبب ظهروه زيادة الماء كشف تلا كان يعرف بالتل الأحمر على ميلين من سور باب البصرة القديم.

"Bahwasanya pada tahun limaratus sembilan puluh ditemukan ada mayat di Baghdad di atas pintu Bashroh dalam keadaan telah rapuh, tidak tersisa kecuali tulang-tulangnya, dan di kedua tangannya dan kedua kakinya ada besi pemukul yang lebar. Di badannya ada dua paku, salah satunya ada di pusarnya, yang satunya lagi ada di dahinya. Bentuk badannya menakutkan, tulangnya tebal. Sebab munculnya jenazahnya tersebut adalah meluapnya air yang menyingkapkan dataran tinggi yang dikenal sebagai "At Tillul Ahmar" (dataran tinggi Merah) yang berjarak dua mil dari dinding pintu Bashroh yang lama." ("Ahwalul Qubur"/karya Ibnu Rojab/hal. 109).

( Dinukil dari kitab "Itsbatu Na'imi Wa 'Adzabil Qobr Wa Bayanu Ma Fi Shiyami Syahrillahil Muharrom Minal Ajr" / Terjemah bebas: "Sebab Nikmat dan Siksa Kubur” hal 7 - 13/ Karya As Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...