sedikitnya kepedulian mereka terhadap agama Islam

Berkata Ibnu Muflih -rohimahulloh-: 

Termasuk hal yang mengherankan dan aku kritik dari keadaan manusia: banyaknya ratapan mereka tentang kerusakan tempat tinggal, kematian kerabat dan leluhur, ratapan atas sedikitnya rizqi, celaan pada waktu dan para penghuninya, penyebutan kesusahan hidup, percakapan tentang mahalnya harga, dan kedholiman penguasa, sedangkan mereka telah melihat sebagian dari hancurnya Islam, jauh dari masjid2, kematian Sunnah2, menyebarnya bid'ah, dilakukannya kemaksiatan, aku tidak melihat dari mereka seseorang yang meratapi agamanya, menangisi kekurangannya, tidak pula menyesali hal yang luput semasa hidupnya, dan tidaklah aku melihat sebab dari hal itu kecuali sedikitnya kepedulian mereka terhadap agama Islam, dan besarnya dunia di mata2 mereka. 


[Al-Adabus Syar'iyyah/3/240].


 قال ابن مفلح الحنبلي رحمه الله تعالى: «من عجيب ما رأيت ونقدت من أحوال النَّاس : كثرة ما ناحوا على خراب الدِّيار ، وموت الأقارب والأسلاف ، والتَّحسُّر على قلة الأرزاق ، وذمِّ الزَّمان وأهله ، وذكر نكد العيش فيه ، والحديث عن غلاء اﻷسعار ، وجور الحكام ، وقد رأوا من انهدام الإسلام ، والبعد عن المساجد ، وموت السُّنن ، وتفشي البدع ، وارتكاب المعاصي، فلا أجد منهم من ناح على دينه ، ولا بكى على تقصيره ، ولا آسى على فائت دهره ، وما أرى لذلك سببا إلاَّ قلَّة مبالاتهم بدين اﻹسلام ، وعظم الدُّنيا في عيونهم». • المصدر: [الآداب الشَّرعية) (240/3)


Diterjemahkan oleh al-faqir ilalloh: Abu Saif Mufti semoga Alloh memperbaiki keadaannya dan keadaan kaum muslimin .


*Faedah dari Al Ustadz Abu Saif Mufti Jombang حَفِظَهُ اللّٰه*

Tidaklah berharap lenyapnya kekuasaan kecuali jahil yang tertipu atau fasiq yang berharap semua yang dilarang.

Tidaklah berharap lenyapnya kekuasaan kecuali jahil yang tertipu atau fasiq yang berharap semua yang dilarang.


Berkata Abu Bakr At-Thorthusy -rohimahulloh-: 

Tidaklah berharap lenyapnya kekuasaan kecuali jahil yang tertipu atau fasiq yang berharap semua yang dilarang, maka wajib bagi bawahan (rakyat) memohon kepada Alloh untuk memperbaiki kekuasaan, dan untuk memberikan nasehatnya dan mengkhususkan penguasa dengan doa yang baik, karena kebaikan penguasa adalah kebaikan bagi manusia dan negeri, dan pada kerusakannya kerusakan bagi manusia dan negeri. Dahulu para 'ulama berkata: jika baik perkara penguasa maka perbanyaklah pujian dan syukur kepada Alloh, jika datang kepada kalian dari penguasa sesuatu yang kalian benci maka arahkan segala keburukan itu disebabkan dosa2 kalian, berikan udzur bagi penguasa dengan banyaknya urusannya, banyak hal yang memayahkannya dari tekanan kekuasaan, dari meminimkan kejelekan musuh, dari memberikan keridloan para walinya, dari minimnya orang yang memberikan nasehat, banyaknya orang yang mengelabuinya dan yang mengungkap kejelekannya.

 [Sirojul Muluk/1/43].


*|[ لا يتمنىٰ زوال السلطان إلا جاهل مغرور أو فاسق يتمنىٰ كل محذور ]|*


✍🏻 قـال أبو بكر الـطرطوشي رحمه الله تعالىٰ :

*لا يتمنىٰ زوال السلطان إلاّ جاهل مغرور، أو فاسق يتمنىٰ كل محذور، فحقيق على كل رعية أن ترغب إلى الله تعالىٰ في إصلاح السلطان ، وأن تبذل له نصحها وتخصه بصالح دعائها ،*

*فإنّ في صلاحه صلاح العباد والبلاد ، وفي فساده فساد العباد والبلاد .*

*وكان العلماء يقولون : إن استقامـت لكم أمور السلطان فأكثروا حمْد الله تعالىٰ وشكره، وإن جاءكم منه ما تكرهـون : وجهـوه إلى ما تستوجبونه منه بذنوبكم وتستحقونه بآثامكم ،*

*فأقيموا عذر السلطان بانتشار الأمور عليه ، وكثرة ما يكابده من ضبط جوانب المملكة واستئلاف الأعداء ورضاء الأولياء، وقلة الناصح وكثرة المدلًس والفاضح .*


*📓 [ سراج الـملوك (٤٨/١) ]*

Diterjemahkan oleh al-faqir ilalloh: Abu Saif Mufti semoga Alloh memperbaiki penguasa kaum muslimin jika tidak semoga Alloh mengganti dengan yang lebih baik.


*Faedah dari Al Ustadz Abu Saif Mufti Jombang حَفِظَهُ اللّٰه*

Tidak ada berdzikir secara jamaah

 Pertanyaan:


Ustadz mau nanya mengenai penjelasan hadits sbg berikut:

أَنَّ رَفْعَ الصّوْتِ بِالذِّكْرِ حِيْنَ يَنْصَرِفُ النَّاسُ مِنَ الْمَكْتُوْبَةِ كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ – رواه البخاري ومسلم

Mengeraskan suara dalam berdzikir ketika jamaah selesai shalat fardlu terjadi pada zaman Rasulullah. (HR Bukhari-Muslim)

Dalam sebuah riwayat al-Bukhari dan Muslim juga, Ibnu Abbas mengatakan:

كنت أعلم إذا انصرفوا بذالك إذا سمعته – رواه البخاري ومسلم

Aku mengetahui bahwa mereka telah selesai shalat dengan mendengar suara berdikir yang keras itu. (HR Bukhari Muslim)

Penjelasannya bagimana ustadz karna hadis ini di pakai ahli bid'ah (majelis dzikir utk hujjah mereka)

Jawaban;


Tidaklah di sana Para pengekor hawa nafsu dan ahlul bida' kecuali dia akan mencari2 dalil yg umum kemudian memalingkan maknanya untuk menyokong bid'ah dan hawa nafsunya di antaranya seperti yg disebutkan dalam soal

Hadits tersebut adalah satu hadits dari sahabat ibnu Abbas rhadiyallahu anhuma dan di jelaskan pada riwayat lain bahwa yg di angkat suara adalah dengan takbir,
Sbgmn dalam hadits ibnu Abbas rhadiyallahu anhuma beliau berkata:

كُنْتُ أَعْرِفُ انْقِضَاءَ صَلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالتَّكْبِيرِ

Aku mengetahui usai shalat Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan takbir. 
Hr. Bukhari dan Muslim dan ini lafadz bukhari

Berkata Imam An Nawawi di syarah muslim:

ﻭﻧﻘﻞ ﺑﻦ ﺑﻄﺎﻝ ﻭﺁﺧﺮﻭﻥ ﺃﻥ ﺃﺻﺤﺎﺏ اﻟﻤﺬاﻫﺐ اﻟﻤﺘﺒﻮﻋﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﻣﺘﻔﻘﻮﻥ ﻋﻠﻰ ﻋﺪﻡ اﺳﺘﺤﺒﺎﺏ ﺭﻓﻊ اﻟﺼﻮﺕ ﺑﺎﻟﺬﻛﺮ ﻭاﻟﺘﻜﺒﻴﺮ ﻭﺣﻤﻞ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻫﺬا اﻟﺤﺪﻳﺚ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﺟﻬﺮ ﻭﻗﺘﺎ ﻳﺴﻴﺮا ﺣﺘﻰ ﻳﻌﻠﻤﻬﻢ ﺻﻔﺔ اﻟﺬﻛﺮ ﻻ ﺃﻧﻬﻢ ﺟﻬﺮﻭا ﺩاﺋﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﻓﺎﺧﺘﺎﺭ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﻭاﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﺃﻥ ﻳﺬﻛﺮ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺑﻌﺪ اﻟﻔﺮاﻍ ﻣﻦ اﻟﺼﻼﺓ ﻭﻳﺨﻔﻴﺎﻥ ﺫﻟﻚ ﺇﻻ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺇﻣﺎﻣﺎ ﻳﺮﻳﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﻌﻠﻢ ﻣﻨﻪ ﻓﻴﺠﻬﺮ ﺣﺘﻰ ﻳﻌﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺪ ﺗﻌﻠﻢ ﻣﻨﻪ ﺛﻢ ﻳﺴﺮ.

Ibnu Baththol dan selainnya menukilkan bahwa madzhab2 yang di ikuti dan selain mereka sepakat bahwa tidak di sunnahkannya mengangkat suara dengan dzikir dan takbir

Dan Imam Asy Syafi'i membawa hadits ini kpd makna mengangkat suara sebentar hingga mengajari mereka cara dzikir bukan mengangkat suara secara terus-menerus

Beliau berkata: Yang saya pilih bagi Imam dan makmum untuk berdzikir setelah shalat dan melirihkan suaranya setelah usai shalat

Kecuali seorang imam yg ingin dipelajari darinya cara dzikir kemudian (setelah makmum telah tahu tata cara dzikir) dia melirihkan suaranya ketika dzikir. Selesai

Ini jelas bahwa yg dimaksud adalah mengangkat suara dgn takbir dan seluruh madzahib yg diikuti sepakat tdk disunnahkan mengangkat suara ktk dzikir usai shalat. Dan imam Syafi'i membolehkan bagi imam apabila dgn tujuan pengajaran dan tidak dilakukan secara terus-menerus

Adapun mengangkat suara dengan dzikir serta dilakukan secara berjama'ah sbgmn yg dilakukan oleh majelis dzkiri maka itu adalah bid'ah tiada dalilnya

Bahkan diingkari dan dihukumi dengan kebid'ahan oleh ibnu Mas'ud rhadiyallahu anhu sbgmn datang di Sunan Ad Darimi ketika ada sekelompok orang di Masjid bani Hanifah salah seorang dr mereka mengatakan: bertaabihlah 100 kali bertahmidlah 100 kali dan bertakbirlah 100 kali.

Maka ibnu Mas'ud rhadiyallahu anhu berkata:

"Wahai manusia, apakah kalian telah melebihi keilmuan para sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ataukah kalian telah mendatangkan kebid'ahan yg suram!

Bejana Nabi shallallahu alaihi wa sallam belum pecah, pakaiannya belum usang, tapi kalian telah melakukan perkara baru dalam agama Allah yg kalian lakukan ini!!

Walhamdulillah

@markiztoraut

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...