Tampilkan postingan dengan label Manhaj. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Manhaj. Tampilkan semua postingan

Hukum Gambar Photo & Video

 HUKUM GAMBAR DAN MENGGAMBAR MAKHLUK BERNYAWA (Gambar Tangan / Lukisan, FOTO, TELEVISI, VIDEO, Parabola, KAMERA ataupun selainnya)

ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ

ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ

Sudah menjadi suatu ketetapan di sisi para pengemban kebenaran (Ahlus sunnah) bahwasanya agama yang lurus ini adalah agama yang sempurna, tidaklah di sana terdapat kebaikan bagi umat kecuali agama yang sempurna ini telah menyeru dan menganjurkannya baik secara global maupun terperinci, sebaliknya tidaklah di sana terdapat keburukan dan kejelekan serta kerusakan terhadap ummat kecuali agama ini telah melarang atau mengharamkannya baik itu secara global maupun terperinci, Allah subhanahu wa ta’ala berkata:

ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺃَﻛْﻤَﻠْﺖُ ﻟَﻜُﻢْ ﺩِﻳﻨَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺗْﻤَﻤْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻧِﻌْﻤَﺘِﻲ ﻭَﺭَﺿِﻴﺖُ ﻟَﻜُﻢُ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡَ ﺩِﻳﻨًﺎ ‏[ ﺍﻟﻤﺎﺋﺪﺓ 3/ ]

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagi kalian.” [Al-Maidah: 3].

Dan berkata:

ﻣَﺎ ﻓَﺮَّﻃْﻨَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻣِﻦْ ﺷَﻲْﺀٍ ‏[ ﺍﻷﻧﻌﺎﻡ 38/ ]

Tidaklah Kami terluputkan sesuatupun dalam Al-Kitab.” [Al-An’am: 38].

Dan berkata:

ﻭَﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺑُّﻚَ ﻧَﺴِﻴًّﺎ ‏[ ﻣﺮﻳﻢ 64/ ]

Dan tidaklah Rabbmu lupa.” [Maryam: 64].

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

« ﺇِﻧَّﻪُ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻧَﺒِﻰٌّ ﻗَﺒْﻠِﻰ ﺇِﻻَّ ﻛَﺎﻥَ ﺣَﻘًّﺎ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺃَﻥْ ﻳَﺪُﻝَّ ﺃُﻣَّﺘَﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺧَﻴْﺮِ ﻣَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻪُ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﻳُﻨْﺬِﺭَﻫُﻢْ ﺷَﺮَّ ﻣَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻪُ ﻟَﻬُﻢْ

Sesungguhnya tidaklah ada Nabi sebelumku kecuali wajib atasnya menunjuki ummatnya kepada kebaikan yang ia ketahui bagi mereka dan memperingatkan mereka dari kejelekan yang ia ketahui terhadap mereka.” HR. Muslim, dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Rodhiyallohu ‘anhu.

Karenanya barangsiapa yang berpaling dan menyimpang dari petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada petunjuk selainnya maka dia akan binasa, sebagaimana beliau berkata:

(( ﻗَﺪْ ﺗَﺮَﻛْﺘُﻜُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺒَﻴْﻀَﺎﺀِ ﻟَﻴْﻠُﻬَﺎ ﻛَﻨَﻬَﺎﺭِﻫَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﺰِﻳﻎُ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﺑَﻌْﺪِﻱ ﺇِﻟَّﺎ ﻫَﺎﻟِﻚٌ )).

Saya telah meninggalkan kalian di atas (agama) yang putih bersih malamnya bagaikan siangnya, tiada yang menyimpang darinya setelahku melainkan ia akan binasa.” HR. Ahmad dari hadits Irbadh bin Sariyah Rodhiyallohu ‘anhu.

Dan di antara kejelekan terhadap ummat yang beliau

Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan darinya adalah HARAMNYA GAMBAR BERNYAWA, dan seluruh gambar yang kami maksudkan pada risalah ini adalah gambar bernyawa, sama saja apakah itu GAMBAR TANGAN, FOTO, TELEVISI, VIDEO, VCD, parabola, KAMERA ataupun selainnya , yang disediakan oleh musuh-musuh Islam guna merusak agama kaum muslimin, di mana tiap kali masyarakat sudah benci atau bosan dengan satu jenis alat, mereka datangkan jenis baru untuk menarik dan menjerumuskan kaum muslimin ke dalam kebinasaan.

SYARI’AT MELARANG MENGGAMBAR

Telah diriwayatkan di Sunan Tirmidzi (5/427) dari hadits Jabir Rodhiyallohu ‘anhu ia berkata:

ﻧﻬﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻋﻦ ﺍﻟﺼﻮﺭﺓ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻭﻧﻬﻰ ﺃﻥ ﻳﺼﻨﻊ ﺫﻟﻚ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang memasukkan gambar ke dalam rumah dan melarang membuatnya.” (hadits ini di hasankan oleh Syaikh Muqbil rahimahullah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahmatullahi ‘alaih)

Dan merupakan suatu hal yang maklum hukum asal larangan dalam syari’at itu adalah haram kecuali apabila terdapat dalil lain yang memalingkan keharaman itu menjadi makruh, bagaimana kalau tidak didapati dalil yang memalingkan keharaman perkara tersebut justru dibarengi dengan perintah menghapusnya bahkan laknat serta siksaan yang keras bagi pelakunya –sebagaimana yang akan datang-?!

SYARI’AT MEMERINTAHKAN AGAR MENGHAPUS GAMBAR

Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari hadits Ibnu Abbas Rodhiyallohu ‘anhu beliau berkata:

ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰَّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻟَﻤَّﺎ ﺭَﺃَﻯ ﺍﻟﺼُّﻮَﺭَ ﻓِﻰ ﺍﻟْﺒَﻴْﺖِ ﻟَﻢْ ﻳَﺪْﺧُﻞْ ، ﺣَﺘَّﻰ ﺃَﻣَﺮَ ﺑِﻬَﺎ ﻓَﻤُﺤِﻴَﺖْ

Manakala Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat gambar di dalam Ka’bah, beliau tidak memasukinya hingga beliau memerintahkan untuk dihapus.”

Dan dari Abil Hayyaaj Al-Asadi berkata:

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻰ ﺍﻟْﻬَﻴَّﺎﺝِ ﺍﻷَﺳَﺪِﻯِّ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﻰ ﻋَﻠِﻰُّ ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻰ ﻃَﺎﻟِﺐٍ ﺃَﻻّ ﺃَﺑْﻌَﺜُﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﺑَﻌَﺜَﻨِﻰ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺃَﻥْ ﻻَ ﺗَﺪَﻉَ ﺗِﻤْﺜَﺎﻻً ﺇِﻻَّ ﻃَﻤَﺴْﺘَﻪُ ﻭَﻻَ ﻗَﺒْﺮًﺍ ﻣُﺸْﺮِﻓًﺎ ﺇِﻻَّ ﺳَﻮَّﻳْﺘَﻪُ .

Ali bin Abi Thalib katakan kepadaku: Ingatlah sesungguhnya saya mengutusmu sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dulu mengutusku: (yaitu) Janganlah engkau meninggalkan sebuah patungpun (yang bernyawa) melainkan engkau merusaknya dan tidak pula meninggalkan sebuah kuburan yang ditinggikan melainkan engkau ratakan. (HR. Muslim (2/666))

Dan pada riwayat lain di Muslim:

ﻭَﻻَ ﺻُﻮﺭَﺓً ﺇِﻻَّ ﻃَﻤَﺴْﺘَﻬَﺎ .

Dan jangan pula engkau meninggalkan suatu gambarpun melainkan engkau hapus.”

Manakala dia menyelisihi perintah tersebut maka patutlah dia mendapat laknat dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam;

SYARI’AT MELAKNAT PARA PENGGAMBAR

Sebagaimana pada hadits Abi Juhaifah Rodhiyallohu ‘anhu ia berkata:

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰَّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻧَﻬَﻰ ﻋَﻦْ ﺛَﻤَﻦِ ﺍﻟﺪَّﻡِ ، ﻭَﺛَﻤَﻦِ ﺍﻟْﻜَﻠْﺐِ ، ﻭَﻛَﺴْﺐِ ﺍﻟْﺒَﻐِﻰِّ ، ﻭَﻟَﻌَﻦَ ﺁﻛِﻞَ ﺍﻟﺮِّﺑَﺎ ﻭَﻣُﻮﻛِﻠَﻪُ ﻭَﺍﻟْﻮَﺍﺷِﻤَﺔَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﻮْﺷِﻤَﺔَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺼَﻮِّﺭَ

Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari harga darah, harga anjing, dan upah pelacur, dan melaknat pemakan riba, dan yang memberi makan riba, pentato, dan yang minta ditato, serta penggambar/pelukis.” HR.Bukhari

Laknat berarti terusir dari rahmat Allah, maka tidak heran kalau mereka akan mendapat siksaan yang pedih dan keras di hari kiamat kelak bahkan berhak masuk neraka jahannam;

PARA PENGGAMBAR TERMASUK ORANG YANG PALING KERAS SIKSANYA DI HARI KIAMAT KELAK

Dari ‘Abdillah berkata saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

« ﺇِﻥَّ ﺃَﺷَﺪَّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻋَﺬَﺍﺑًﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺍﻟْﻤُﺼَﻮِّﺭُﻭﻥَ »

Sesungguhnya orang yang paling keras siksanya di sisi Allah di hari kiamat adalah para pelukis.” HR.Bukhari

Dari Abdillah bin Umar Rodhiyallohu ‘anhu berkata: Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

( ﺇﻥ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺼﻨﻌﻮﻥ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺼﻮﺭ ﻳﻌﺬﺑﻮﻥ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻳﻘﺎﻝ ﻟﻬﻢ ﺃﺣﻴﻮﺍ ﻣﺎ ﺧﻠﻘﺘﻢ )

Sesungguhnya yang membuat gambar-gambar ini akan disiksa di hari kiamat, dikatakan kepada mereka hidupkanlah apa yang kalian telah ciptakan.” HR. Bukhari

PARA PENGGAMBAR TEMPATNYA DI NERAKA

Bukan sekedar siksaan yang keras bahkan mendapat kecaman masuk neraka, Ibnu Abbas Rodhiyallohu ‘anhu berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

( ﻛﻞ ﻣﺼﻮﺭ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻳﺠﻌﻞ ﻟﻪ ﺑﻜﻞ ﺻﻮﺭﺓ ﺻﻮﺭﻫﺎ ﻧﻔﺴﺎ ﻓﺘﻌﺬﺑﻪ ﻓﻲ ﺟﻬﻨﻢ ‏) ﻭﻗﺎﻝ ﺇﻥ ﻛﻨﺖ ﻻﺑﺪ ﻓﺎﻋﻼ ﻓﺎﺻﻨﻊ ﺍﻟﺸﺠﺮ ﻭﻣﺎ ﻻ ﻧﻔﺲ ﻟﻪ

Setiap penggambar di dalam neraka, semua gambar yang sudah ia gambar diberi nyawa lalu menyiksanya di Jahannam.” Dan Ibnu ‘Abbas berkata: Apabila engkau harus melakukannya maka gambarlah pohon atau apa-apa yang tidak bernyawa…” HR. Muslim

Berkata Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah: Yang diinginkan dengan ancaman tersebut adalah teguran keras (bagi pelakunya).

MENGGAMBAR MAKHLUK BERNYAWA TERMASUK DOSA BESAR

Setelah mengetahui hal-hal yang telah lewat di atas tahulah kita bahwa membuat gambar bernyawa itu termasuk dosa besar di mana telah datang riwayat dari Ibnu Abbas Rodhiyallohu ‘anhu bahwasanya beliau berkata:

ﺍﻟﻜﺒﺎﺋﺮ ﻛﻞ ﺫﻧﺐ ﺧﺘﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻨﺎﺭ ﺃﻭ ﻏﻀﺐ ﺃﻭ ﻟﻌﻨﺔ ﺃﻭ ﻋﺬﺍﺏ

(kaidah untuk mengetahui) Dosa besar adalah semua dosa yang Allah kecam pelakunya dengan neraka, kemurkaan, laknat, ataupun siksaan.”

Oleh karena itu Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muqbil bin Hadi Al-wadi’i rahimahullah menggolongkan perbuatan ini termasuk dosa besar sebagaimana pada kitab beliau “Al-Jami’ush Shahih” jilid 5 kitab: Kabair. Kemudian beliau menyebutkan setelahnya hadits Abu Hurairah Rodhiyallohu ‘anhu beliau berkata; berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ﺗﺨﺮﺝ ﻋﻨﻖ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻟﻬﺎ ﻋﻴﻨﺎﻥ ﺗﺒﺼﺮﺍﻥ ﻭﺃﺫﻧﺎﻥ ﺗﺴﻤﻌﺎﻥ ﻭﻟﺴﺎﻥ ﻳﻨﻄﻖ ﻳﻘﻮﻝ ﺇﻧﻲ ﻭﻛﻠﺖ ﺑﺜﻼﺛﺔ ﺑﻜﻞ ﺟﺒﺎﺭ ﻋﻨﻴﺪ ﻭﺑﻜﻞ ﻣﻦ ﺩﻋﺎ ﻣﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻬﺎ ﺁﺧﺮ ﻭﺑﺎﻟﻤﺼﻮﺭﻳﻦ

Akan keluar di hari kiamat sebatang leher, memiliki dua mata yang melihat, dua telinga yang mendengar dan lisan yang berbicara seraya berkata; Saya ditugaskan menyiksa tiga jenis orang; tiap-tiap orang yang suka berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala, siapa saja yang menyeru sembahan lain bersama Allah (berlaku syirik), dan para penggambar.” HR. Tirmidzi dan hadits ini di Shahihkan oleh Imam Al-Albani.

PENGGAMBAR TERMASUK ORANG YANG PALING ZALIM

Dari hadits Abi Hurairah Rodhiyallohu ‘anhu berkata: Saya mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭ ﺟﻞ ﻭﻣﻦ ﺃﻇﻠﻢ ﻣﻤﻦ ﺫﻫﺐ ﻳﺨﻠﻖ ﻛﺨﻠﻘﻲ ﻓﻠﻴﺨﻠﻘﻮﺍ ﺫﺭﺓ ﺃﻭ ﻟﻴﺨﻠﻘﻮﺍ ﺣﺒﺔ ﺃﻭ ﺷﻌﻴﺮﺓ

Allah ‘Azza wa Jalla berkata: “Dan siapakah yang lebih zalim dari orang yang membuat (menggambar) seperti ciptaanKu, maka hendaknya ia menciptakan biji dzarrah, atau sebutir bibit tumbuhan, atau biji gandum.” HR. Bukhari

MALAIKAT TIDAK MASUK KE DALAM RUMAH YANG TERDAPAT DI DALAMNYA GAMBAR

Malaikat adalah makhluk Allah yang mulia dan senantiasa beribadah kepadaNya tanpa merasa letih dan tiada henti-hentinya, Allah Ta’ala berkata:

ﻭَﻟَﻪُ ﻣَﻦْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻭَﻣَﻦْ ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﻟَﺎ ﻳَﺴْﺘَﻜْﺒِﺮُﻭﻥَ ﻋَﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩَﺗِﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺴْﺘَﺤْﺴِﺮُﻭﻥَ ‏( 19 ‏) ﻳُﺴَﺒِّﺤُﻮﻥَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞَ ﻭَﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭَ ﻟَﺎ ﻳَﻔْﺘُﺮُﻭﻥَ ‏( 20 ‏) ‏[ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ 19/ ، 20 ]

Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan (Malaikat-Malaikat) yang di sisi-Nya, tidak angkuh untuk mengibadahi-Nya dan tidak (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” [Al-Anbiya’: 19-29].

Mereka juga senantiasa menaati perintah Allah dan tidak pula mendurhakaiNya:

ﻟَﺎ ﻳَﻌْﺼُﻮﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻣَﺎ ﺃَﻣَﺮَﻫُﻢْ ﻭَﻳَﻔْﻌَﻠُﻮﻥَ ﻣَﺎ ﻳُﺆْﻣَﺮُﻭﻥَ ‏[ ﺍﻟﺘﺤﺮﻳﻢ 6/ ]

Mereka (para Malaikat) tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang mereka diperintahkan.” [At-Tahrim. 6].

Sebab itu mereka tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat gambar yang merupakan kemungkaran dan kemaksiatan bahkan termasuk dosa besar sebagaimana pada hadits Abi Tolhah Rodhiyallohu ‘anhu berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

( ﻻ ﺗﺪﺧﻞ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺑﻴﺘﺎ ﻓﻴﻪ ﺻﻮﺭﺓ )

Tidak akan masuk Malaikat ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar.” HR. Bukhari, dan pada riwayat lain

( ﻻ ﺗﺪﺧﻞ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺑﻴﺘﺎ ﻓﻴﻪ ﻛﻠﺐ ﻭﻻ ﺻﻮﺭﺓ )

Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang terdapat padanya anjing dan gambar.” HR. Bukhari

Mungkin timbul pertanyaan:

apakah malaikat pencatat amal tidak akan mencatat amal kebaikan ataupun kejelekan pelakunya? Demikian malaikat maut apakah tidak akan masuk rumahnya apabila telah datang ajalnya?

Jawabanya: Dalam rangka menggabungkan dalil-dalil yang ada Ulama berkata malaikat yang tidak masuk ke dalam rumah yang terdapat padanya gambar adalah malaikat rahmat, adapun malaikat pencatat amal dan malaikat maut pencabut nyawa maka mereka tetap saja akan masuk menunaikan tugas mereka.

Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Ulama berkata: sebab mereka (para malaikat) tidak mau masuk ke dalam rumah yang terdapat padanya gambar adalah karena gambar itu adalah maksiat yang keji, dan merupakan bentuk peniruan terhadap ciptaan Allah Ta’ala, dan sebagian dari gambar itu ada yang disembah selain Allah Ta’ala, dan sebab mereka tidak mau masuk ke dalam rumah yang terdapat di dalamnya anjing adalah karena anjing sering makan yang najis-najis dan karena sebagian anjing ada yang dinamai setan sebagaimana telah datang hadits mengenai hal itu, sementara malaikat itu adalah musuh syaitan juga karena bau anjing yang sangat bau sedang malaikat tidak menyukai bau yang mengganggu, juga karena ada larangan untuk memelihara anjing maka orang yang memeliharanya diberi ganjaran yang setimpal yaitu malaikat tidak masuk rumahnya dan tidak berdoa di dalam rumahnya dan tidak pula beristigfar dan memintakan berkah untuknya dan berkah terhadap rumahnya dan meminta agar menjauhkannya dari gangguan syaithan, adapun malaikat yang tidak masuk ke dalam rumah yang terdapat padanya anjing dan gambar adalah malaikat pembawa rahmat, pemohon berkah dan ampunan, adapun malaikat penjaga maka mereka tetap akan masuk tiap-tiap rumah (yang bergambar ataupun tidak) dan mereka tidak akan meninggalkan anak adam di setiap keadaan karena mereka ditugaskan menghitung dan menulis amalan-amalan manusia.” –selesai-

SALAFUSH SHALEH TIDAK MAU MASUK RUMAH YANG TERDAPAT DI DALAMNYA GAMBAR SAMPAI GAMBARNYA DIHILANGKAN

Termasuk dari sifat hamba Allah yang sholeh ialah mereka tidak mau mendatangi tempat-tempat yang terdapat padanya kemaksiatan dan kemungkaran kecuali apabila mereka mampu untuk mencegah kemungkaran tersebut dan menasihati pelakunya di tempat itu, Allah Ta’ala berkata dalam menyifati ‘Ibadur Rohman (hamba-hamba Allah yang maha penyayang):

ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻟَﺎ ﻳَﺸْﻬَﺪُﻭﻥَ ﺍﻟﺰُّﻭﺭَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻣَﺮُّﻭﺍ ﺑِﺎﻟﻠَّﻐْﻮِ ﻣَﺮُّﻭﺍ ﻛِﺮَﺍﻣًﺎ ‏( 72 ‏) ‏[ ﺍﻟﻔﺮﻗﺎﻥ 72/ ]

Dan orang-orang yang tidak menghadiri kemungkaran, dan apabila mereka melewati orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui dengan menjaga kehormatan dirinya.” [Al-Furqon: 72].

Sebagaimana telah lewat bahwasanya malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang terdapat padanya gambar makhluk bernyawa demikian juga orang-orang shaleh terdahulu (salafush shaleh) mereka tidak mau masuk hingga kemaksiatan itu dihilangkan. Di antaranya:

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Telah lewat penyebutan dalil bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mau masuk ke dalam ka’bah sampai gambarnya dihilangkan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari hadits Ibnu Abbas Rodhiyallohu ‘anhu beliau berkata:

ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰَّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻟَﻤَّﺎ ﺭَﺃَﻯ ﺍﻟﺼُّﻮَﺭَ ﻓِﻰ ﺍﻟْﺒَﻴْﺖِ ﻟَﻢْ ﻳَﺪْﺧُﻞْ ، ﺣَﺘَّﻰ ﺃَﻣَﺮَ ﺑِﻬَﺎ ﻓَﻤُﺤِﻴَﺖْ

Manakala Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat gambar di dalam Ka’bah, beliau tidak mau memasukinya hingga beliau memerintahkan untuk dihapus.”

Umar bin Khattab Rodhiyallohu ‘anhu

Demikian juga sahabat, telah datang di “Mushonnaf” karya Ibni Abi Syaibah, no, 34538 beliau berkata: Telah menceritakan kami Ibnu ‘Ulayyah, ia berkata dari Ayyub, dari Nafi’, dari Aslam maula Umar, ia berkata:

ﻟَﻤَّﺎ ﻗَﺪِﻡَ ﻋُﻤَﺮُ ﺍﻟﺸَّﺎﻡَ ﺃَﺗَﺎﻩُ ﺭَﺟُﻞٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪَّﻫَّﺎﻗِﻴﻦَ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﺇِﻧِّﻲ ﻗَﺪْ ﺻَﻨَﻌْﺖُ ﻃَﻌَﺎﻣًﺎ ، ﻓَﺄُﺣِﺐَّ ﺃَﻥْ ﺗَﺠِﻲﺀَ ﻓَﻴَﺮَﻯ ﺃَﻫْﻞُ ﺃَﺭْﺿِﻲ ﻛَﺮَﺍﻣَﺘِﻲ ﻋَﻠَﻴْﻚ ، ﻭَﻣَﻨْﺰِﻟَﺘِﻲ ﻋِﻨْﺪَﻙَ ، ﺃَﻭْ ﻛَﻤَﺎ ﻗَﺎﻝَ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﺇِﻧَّﺎ ﻻَ ﻧَﺪْﺧُﻞُ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟْﻜَﻨَﺎﺋِﺲَ ، ﺃَﻭْ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟْﺒِﻴَﻊَ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺍﻟﺼُّﻮَﺭُ .

Tatkala Umar bin Khattab (Rodhiyallohu ‘anhu) tiba di Syam, ia didatangi seorang lelaki dari pemuka kaum seraya berkata: Saya telah membuat makanan (untukmu), dan saya suka kalau engkau datang ke rumahku sehingga penduduk kotaku dapat melihat penghormatanku terhadapmu, dan kedudukanku di sisimu, atau sebagaimana yang ia katakan. Maka Umar berkata: “Kami tidak masuk gereja-gereja, atau tempat-tempat ibadah orang Yahudi yang terdapat padanya gambar.”

Abu Mas’ud Rodhiyallohu ‘anhu

Dan dari sumber yang sama, no, 25705 beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Waki’, dari Syu’bah, dari ‘Adi, dari Khalid bin Sa’d, ia berkata:

ﺩُﻋِﻲ ﺃَﺑُﻮ ﻣَﺴْﻌُﻮﺩٍ ﺇِﻟَﻰ ﻃَﻌَﺎﻡٍ ، ﻓَﺮَﺃَﻯ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺒَﻴْﺖِ ﺻُﻮﺭَﺓً ، ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﺪْﺧُﻞْ ﺣَﺘَّﻰ ﻛُﺴِﺮَﺕْ .

Pernah Abu Mas’ud (Rodhiyallohu ‘anhu) diundang makan, manakala beliau melihat di dalam rumah terdapat gambar, maka beliaupun tidak mau masuk hingga gambar itu dirusak.”

Kedua atsar yang telah lewat dishahihkan oleh Al-Imam Al-Wadi’i rahmatullahi ‘alaih.

Bahkan Abu Ayyub Al-Anshari Rodhiyallohu ‘anhu meninggalkan dan tidak mau menghadiri undangan walimahan yang wajib dihadiri namun karena terdapat kemungkaran di dalamnya dengan alasan itu beliaupun tidak menghadirinya meskipun yang mengundang adalah salah seorang sahabat sebagaimana pada sunan Al-Baihaqi no, 14367 dari ‘Ubaidillah bin ‘Abdillah bin Umar berkata:

ﺃﻥ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﺯﻭﺝ ﺍﺑﻨﻪ ﺳﺎﻟﻤﺎ ﻓﻠﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻳﻮﻡ ﻋﺮﺳﻪ ﺩﻋﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻧﺎﺳﺎ ﻓﻴﻬﻢ ﺃﺑﻮ ﺃﻳﻮﺏ ﺍﻷﻧﺼﺎﺭﻱ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻓﻠﻤﺎ ﻭﻗﻒ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺒﺎﺏ ﺭﺃﻯ ﺃﺑﻮ ﺃﻳﻮﺏ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﺳﺘﻮﺭﺍ ﻣﻦ ﻗﺰ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻘﺪ ﻓﻌﻠﺘﻤﻮﻫﺎ ﻳﺎ ﺃﺑﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﻗﺪ ﺳﺘﺮﺗﻢ ﺍﻟﺠﺪﺭ ﺛﻢ ﺍﻧﺼﺮﻑ

Ketika Abdullah bin Umar Rodhiyallohu ‘anhuma menikahkan anaknya Salim, beliau mengundang orang-orang untuk menghadiri acara walimahannya, di antara mereka adalah Abu Ayyub Al-Anshari Rodhiyallohu ‘anhu, tatkala ia sampai di depan pintu beliau melihat di dalam rumah tirai-tirai dari jenis sutra, maka ia berkata: “Kalian telah melakukannya wahai Abu Abdirrahman (Abdullah bin Umar), kalian telah membuat tirai di dinding-dinding rumah”, kemudian beliau pergi.” Pada riwayat lain sebelum pergi beliau katakan: “Demi Allah saya tidak akan memakan makananmu kemudian pergi.”

GAMBAR YANG TERPAKSA

Termasuk hal yang sangat memprihatinkan di zaman sekarang ini, seiring dengan perkembangan zaman, yang mana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan tentang zaman-zaman tersebut:

ﻻ ﻳَﺄﺗﻲ ﺯَﻣَﺎﻥٌ ﺇﻻَّ ﻭﺍﻟَّﺬِﻱ ﺑَﻌﺪَﻩُ ﺷَﺮٌّ ﻣِﻨﻪُ

Tidaklah datang suatu zaman melainkan zaman setelahnya lebih buruk dari zaman sebelumnya.” HR. Bukhari dari hadits Anas bin Malik Rodhiyallohu ‘anhu.

Muncullah alat-alat buatan musuh-musuh islam yang mempermudah pembuatan perkara haram tersebut yang dikenal dengan nama foto, yang kemudian digunakan oleh orang-orang pemerintah yang tidak mengetahui hukum syar’i masalah ini lalu ikut-ikutan dengan tatanan orang-orang kafir tersebut akhirnya mengharuskan penduduk negri mereka untuk membuat kartu tanda pengenal (KTP), ataupun selainnya yang memuat foto pemiliknya.

Maka kami menasihati para pejabat Negara yang mampu mengubah kemungkaran ini agar mengubahnya sebisa mungkin, dan ini demi Allah lebih baik buat mereka di dunia dan akhirat, dahulunya pelaku kejahatan dapat terdeteksi tanpa perlu menggunakan alat-alat tersebut, masih banyak cara lain untuk mendeteksi mereka tanpa cara haram itu seperti misalnya, persaksian, pengakuan, dan lainnya yang terdapat dalam syari’at islam, adapun cara terkini yang tidak terdapat kemaksiatan padanya –setahu saya wallahu a’lam- seperti misalnya ‘sidik jari’, begitu pula kami nasihatkan kepada para pedagang makanan, sabun, konveksi, penjahit dsb terutama produsennya untuk menjauhi dan tidak mempergunakan gambar sebagai iklan dan kemasannya. dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang bertakwa,

Dia berkata di kitabNya yang mulia:

+ ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَّﻖِ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳَﺠْﻌَﻞْ ﻟَﻪُ ﻣَﺨْﺮَﺟًﺎ _ ‏[ ﺍﻟﻄﻼﻕ 2/ ]

Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan jadikan baginya jalan keluar (dari setiap masalahnya).” [Ath-Thalaq: 2].

Dan NabiNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

ﺇﻧﻚ ﻟﻦ ﺗﺪﻉ ﺷﻴﺌﺎ ﺃﺗﻘﺎﺀ ﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﺇﻻ ﺃﻋﻄﺎﻙ ﺍﻟﻠﻪ ﺧﻴﺮﺍ ﻣﻨﻪ .

Sesungguhnnya engkau tidaklah meninggalkan sesuatu karena takut (dari kemurkaan) Allah ‘Azza wa Jalla melainkan Allah akan memberi engkau dengan yang lebih baik dari sesuatu yang engkau tinggalkan itu.” HR. Ahmad dari hadits seorang badui.

Justru melanggar perintahNya dan bermaksiat kepadaNya merupakan sebab kebinasaan di dunia dan akhirat dan dicabutnya kenikmatan yang telah dianugrahkan kepada pelakunya, Allah berkata:

+ ﻭَﺿَﺮَﺏَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣَﺜَﻠًﺎ ﻗَﺮْﻳَﺔً ﻛَﺎﻧَﺖْ ﺁَﻣِﻨَﺔً ﻣُﻄْﻤَﺌِﻨَّﺔً ﻳَﺄْﺗِﻴﻬَﺎ ﺭِﺯْﻗُﻬَﺎ ﺭَﻏَﺪًﺍ ﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﻣَﻜَﺎﻥٍ ﻓَﻜَﻔَﺮَﺕْ ﺑِﺄَﻧْﻌُﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﺄَﺫَﺍﻗَﻬَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﺒَﺎﺱَ ﺍﻟْﺠُﻮﻉِ ﻭَﺍﻟْﺨَﻮْﻑِ ﺑِﻤَﺎ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﺼْﻨَﻌُﻮﻥَ _ ‏[ ﺍﻟﻨﺤﻞ 112/ ]

Dan Allah membuat suatu perumpamaan sebuah kota yang dahulunya aman lagi tentram. Rezki mendatanginya dari segala penjuru, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah. Kemudian Allah menimpakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang telah mereka perbuat.“ [An-Nahl: 112].

Dan berkata:

﴿ ﻭَﻣَﺎ ﺃَﺻَﺎﺑَﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﻣُﺼِﻴﺒَﺔٍ ﻓَﺒِﻤَﺎ ﻛَﺴَﺒَﺖْ ﺃَﻳْﺪِﻳﻜُﻢْ ﻭَﻳَﻌْﻔُﻮ ﻋَﻦْ ﻛَﺜِﻴﺮٍ﴾ ‏[ ﺍﻟﺸﻮﺭﻯ 30/ ]

Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, hal itu disebabkan oleh ulah tangan kalian sendiri, dan Allah banyak memaafkan dari kesalahan.“ [Asy-Syuuroo: 30].

Juga berkata:

﴿ ﻇَﻬَﺮَ ﺍﻟْﻔَﺴَﺎﺩُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺒَﺮِّ ﻭَﺍﻟْﺒَﺤْﺮِ ﺑِﻤَﺎ ﻛَﺴَﺒَﺖْ ﺃَﻳْﺪِﻱ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ﴾ ‏[ ﺍﻟﺮﻭﻡ 41/ ]

Telah Nampak kerusakan di darat dan laut disebabkan ulah tangan manusia.“ [Ar-Ruum: 41].

Adapun penduduknya yang terpaksa karena tidak dapat mencapai maslahat yang wajib atasnya kalau tidak menuruti kemauan mereka untuk mendatangkan foto, maka dosanya akan ditanggung dan dipikul oleh mereka yang mengharuskan hal tersebut, tentunya disertai dengan pengingkaran dan kebencian dari orang yang dipaksa sekurang-kurangnya dalam hati terhadap kemaksiatan itu, Allah Ta’ala berkata:

﴿ ﻣَﻦْ ﻛَﻔَﺮَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ ﺇِﻳﻤَﺎﻧِﻪِ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﻦْ ﺃُﻛْﺮِﻩَ ﻭَﻗَﻠْﺒُﻪُ ﻣُﻄْﻤَﺌِﻦٌّ ﺑِﺎﻟْﺈِﻳﻤَﺎﻥِ ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻣَﻦْ ﺷَﺮَﺡَ ﺑِﺎﻟْﻜُﻔْﺮِ ﺻَﺪْﺭًﺍ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻏَﻀَﺐٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻟَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﻋَﻈِﻴﻢٌ ﴾ ‏[ ﺍﻟﻨﺤﻞ 106/ ]

Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman, kecuali siapa yang dipaksa kafir sementara hatinya tetap tenang dalam keimanan (dia tidak berdosa), akan tetapi barangsiapa yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, Maka baginya kemurkaan Allah dan azab yang besar.” [An-Nahl: 106].

Dan dari hadits Ummu Salamah istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau berkata dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau berkata:

« ﺇِﻧَّﻪُ ﻳُﺴْﺘَﻌْﻤَﻞُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺃُﻣَﺮَﺍﺀُ ﻓَﺘَﻌْﺮِﻓُﻮﻥَ ﻭَﺗُﻨْﻜِﺮُﻭﻥَ ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺮِﻩَ ﻓَﻘَﺪْ ﺑَﺮِﺉَ ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﻧْﻜَﺮَ ﻓَﻘَﺪْ ﺳَﻠِﻢَ ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻣَﻦْ ﺭَﺿِﻰَ ﻭَﺗَﺎﺑَﻊَ ‏» . ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻻَ ﻧُﻘَﺎﺗِﻠُﻬُﻢْ ﻗَﺎﻝَ ‏« ﻻَ ﻣَﺎ ﺻَﻠَّﻮْﺍ ».

Sungguh akan dijadikan atas kalian para penguasa, maka kalian akan dapati apa yang kalian benarkan dan apa yang kalian ingkari, maka barangsiapa yang benci (kemungkaran mereka) maka ia telah berlepas diri, dan barangsiapa yang mengingkarinya maka ia telah selamat, akan tetapi siapa yang ridha dan nurut. Para sahabat berkata; Wahai Rasulullah tidakkah kita memerangi mereka? Beliau menjawab: “Tidak, selama mereka masih mendirikan shalat.” HR. Muslim.

Asy-Syaikh Al-Muhaddits Al-Faqih Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i rahimahullah berkata di “Hukmu Tashwir Dzawatil Arwah” hal. 64: “Apabila seseorang terpaksa untuk membuat paspor, baik itu untuk berhaji ataupun selainnya dari perjalanan-perjalanan yang harus atasnya, atau KTP, SIM, lisensi pekerjaan (surat keterangan/SK), ataupun uang (bergambar), maka dosanya dipikul oleh pemerintah yang mengharuskanmu (memaksamu) membuatnya.

Dan batasan darurat di sini adalah: Apabila maslahatmu yang merupakan kewajiban atasmu tak dapat diraih dengan meninggalkan foto. Adapun foto yang dituntut dari pelajar sekolahan (Kartu Tanda Pelajar), atau Tentara maka itu bukanlah suatu hal yang darurat, karena memungkinkan bagi pelajar tersebut untuk tidak belajar di sekolahan dan menuntut ilmu di depan ulama di mesjid-mesjid. Dan Tentara bisa saja dia mencari kerjaan lain dan tidak menjadi tentara. –selesai-

Juga yang perlu diingatkan adalah apabila terpaksa dan terdesak antara dua pilihan, apakah engkau yang akan mengambil gambar istrimu yang bercadar ataukah tukang foto yang mengambilnya dan membuka cadarnya di hadapan tukang foto itu?

Maka biarlah pelaku maksiat itu yang mengambil foto istrimu –dengan pengawasanmu-, dan engkau selamat dari laknat yang diancamkan kepada pengambil gambar. Semakna ini juga fatwa Syaikh kami Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri hafidzahullah.

SEBAB DIHARAMKANNYA GAMBAR

Sebab diharamkannya gambar adalah sebagai berikut:

1. Sebab gambar tersebut disembah selain Allah

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada istri beliau yang menceritakan tentang gereja di Habasyah:

« ﺇِﻥَّ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺇِﺫَﺍ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻴﻬِﻢُ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢُ ﻓَﻤَﺎﺕَ ﺑَﻨَﻮْﺍ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﺒْﺮِﻩِ ﻣَﺴْﺠِﺪًﺍ ، ﻭَﺻَﻮَّﺭُﻭﺍ ﻓِﻴﻪِ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟﺼُّﻮَﺭَ ، ﻓَﺄُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺷِﺮَﺍﺭُ ﺍﻟْﺨَﻠْﻖِ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ »

Sesungguhnya mereka itu jika ada di antara mereka orang sholeh yang meninggal, mereka membangun di atas kuburannya mesjid, dan menggambar di dalamnya gambar-gambar tersebut, mereka itulah sejelek-jeleknya makhluk di sisi Allah pada hari kiamat.“ HR. Bukari dan Muslim dari hadits ‘Aisyah Rodhiyallohu ‘anha.

Demikian juga awal mula kesyirikan kaum Nuh, disebabkan patung-patung orang shaleh yang akhirnya disembah oleh mereka.

2. Meniru ciptaan Allah

Dari ‘Aisyah Rodhiyallohu ‘anha berkata:

ﻗﺪﻡ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺳﻔﺮ ﻭﻗﺪ ﺳﺘﺮﺕ ﺑﻘﺮﺍﻡ ﻟﻲ ﻋﻠﻰ ﺳﻬﻮﺓ ﻟﻲ ﻓﻴﻬﺎ ﺗﻤﺎﺛﻴﻞ ﻓﻠﻤﺎ ﺭﺁﻩ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻫﺘﻜﻪ ﻭﻗﺎﻝ ‏( ﺃﺷﺪ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﺬﺍﺑﺎ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﻀﺎﻫﻮﻥ ﺑﺨﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ ‏) . ﻗﺎﻟﺖ ﻓﺠﻌﻠﻨﺎﻩ ﻭﺳﺎﺩﺓ ﺃﻭ ﻭﺳﺎﺩﺗﻴﻦ

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pulang dari safar, dan saya telah menutupi rak dengan kain tipis, terdapat padanya gambar, tatkala Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya beliaupun menyobeknya seraya berkata: “Orang yang paling pedih adzabnya di hari kiamat ialah orang-orang yang meniru ciptaan Allah.” ‘Aisyah berkata: Maka kamipun menjadikan kain tersebut sebuah bantal atau dua bantal.” HR. Bukhari dan Muslim.

3. Fitnah

Di mana seseorang melihat gambar atau foto perempuan yang tidak halal untuk dia lihat demikian pula sebaliknya bahkan terkadang gambar perempuan tersebut tidak menutup auratnya, sementara Allah ‘Azza wa Jalla berkata:

ﻗُﻞْ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻳَﻐُﻀُّﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﺑْﺼَﺎﺭِﻫِﻢْ ﻭَﻳَﺤْﻔَﻈُﻮﺍ ﻓُﺮُﻭﺟَﻬُﻢْ ﺫَﻟِﻚَ ﺃَﺯْﻛَﻰ ﻟَﻬُﻢْ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺧَﺒِﻴﺮٌ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﺼْﻨَﻌُﻮﻥَ ‏( 30 ‏) ﻭَﻗُﻞْ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕِ ﻳَﻐْﻀُﻀْﻦَ ﻣِﻦْ ﺃَﺑْﺼَﺎﺭِﻫِﻦَّ ﻭَﻳَﺤْﻔَﻈْﻦَ ﻓُﺮُﻭﺟَﻬُﻦَّ ‏[ ﺍﻟﻨﻮﺭ 30/ ، 31 ]

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman hendaklah mereka menundukkan dari pandangan mereka, dan menjaga kemaluan mereka, yang demikian adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah itu khobirun (maha mengetahui) apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman hendaknya mereka menundukkan pandangan mereka, dan menjaga kemaluan mereka.” [An-Nur: 30-31].

Juga fitnah wanita adalah fitnah yang sangat berbahaya bagi kaum lelaki sebagaimana hadits Usamah bin Zaid Rodhiyallohu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

( ﻣﺎ ﺗﺮﻛﺖ ﺑﻌﺪﻱ ﻓﺘﻨﺔ ﺃﺿﺮ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ )

Tidaklah saya meninggalkan setelahku suatu fitnah yang paling berbahaya terhadap kaum lelaki dari (fitnah) wanita.” HR. Bukhari dan Muslim.

GAMBAR ITU ADALAH GAMBAR KEPALA

Telah datang Atsar dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu bahwasanya beliau berkata:

ﺍﻟﺼﻮﺭﺓ ﺍﻟﺮﺃﺱ ﻓﺈﺫﺍ ﻗﻄﻊ ﺍﻟﺮﺃﺱ ﻓﻠﻴﺲ ﺑﺼﻮﺭﺓ

Gambar itu adalah kepala, jadi apabila kepalanya sudah dipotong maka itu bukanlah gambar.” HR. Al-Baihaqi, no, 14357.

Perlu diingatkan, ada sebagian orang hanya mencukupkan dengan menghapus atau mencoret gambar mata saja tanpa memotong kepalanya, kami tidak tahu apa hujjah mereka melakukan hal itu, kalau mereka tidak mendatangkan dalil maka atsar shahih yang kami sebutkan ini cukup sebagai hujatan buat mereka, dan yang seharusnya dilakukan adalah memotong kepalanya. Wabillahit Taufiq.

P E N U T U P

Setelah jelas bagi kita semua akan keharaman gambar bernyawa, maka kami menasehatkan seluruh kaum muslimin supaya bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berupaya sebisa mungkin untuk meninggalkan maksiat ini.

Kalau seandainya semua atau kebanyakan kaum muslimin menolak dan membenci adanya gambar di manapun dia berada, tentunya pemerintah, pabrik makanan dan kebutuhan konsumsi lainnya –insya Allah- akan meninggalkan gambar pula.

Adapun kalau terpaksa membeli sesuatu keperluan yang ada gambarnya maka hendaknya dihapus dan dibuang gambarnya sebelum dibawa pulang ke rumah, karena itu adalah sebab tidak masuknya malaikat rahmah ke dalam rumah tersebut.

Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin

ﺳﺒﺤﺎﻧﻚ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻭﺑﺤﻤﺪﻙ ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺃﻧﺖ ﺃﺳﺘﻐﻔﺮﻙ ﻭﺃﺗﻮﺏ ﺇﻟﻴﻚ

Muroja’ah:

Abu Turab Saif bin Hadar Al-Jawi hafizhahullahu

Disusun oleh:

Abu Abdirrahman Shiddiq bin Muhammad Al-Bugisi hafizhahullahu

di Darul Hadits Dammaj Harosahallah

12 Sya’ban 1430

Sumber: ashhabul hadits reposting khusus untuk

ISLAMIC ZONE https://thibbalummah.wordpress.com

Boleh ga mengambil fatwa dan fawaid dari Syaikh Rabie bin Hadi alMadkhaliy hafizhahullah.?

01/02/17 06.18 - Ja'far Batamy: 

[30/1 19.28] Sufyan: 

Ustadz ada titipan pertanyaan yang masuk ke wa ana via japri mohon penjelasan dari Ustadz :

[30/1 18.58] Abu Ismail pemalang: 

BismiLlaah.Akh apa kabr?menurut Antm atau yang Antm dengar dari guru Antm boleh ga mengambil fatwa dan fawaid dari Syaikh Rabie bin Hadi alMadkhaliy hafizhahullah.?

[30/1 19.24] Abu Hanif Sufyan Albatamy: 

Alhamdulillaah ana bikhoirin in sya Allooh،walloohu a'lam hal ini kita perlu penjelasan dari Ustadz akhi،jadi kita harus tanya Ustadz dulu

[31/1 21.23] AkhIrham Pwj: 

باسم الله

Setelah kita ketahui perubahan drastis yg menimpa S. Robi berupa:

- Tuduhan tanpa bukti kepada para salafiyyin &

 - pembelaan buta terhadap ahli batil sampe² rela mendhoifkn seorang perowi hadits semisal Hisyam ibnil Ghots yg para imam memberikn ta'dil kpadanya. Sbgmn telah ditulis bantahan² dlm masalh ini secara terperinci

- ketergelinciran yg mencengangkan dalam aqidah murjiah (telah ditulis kitab khusus yg membeberkn hal ini dg bukti2 nya oleh sy Yusuf Al-Jazaairiy)

- Dan yg lebih parah lagi -na'udzubillah min dzalik- ketergelincirannya di bbrp waktu terakhir ini pada pengkafiran global metode sayyid qutb (tokoh IM). Bukti kaset telah kami dengar dan membuat kami mengelus dada.

Apakah setelah ini semua kita masih bertanya2 tentang pengambilan fatwa darinya??!!

Semoga Alloh kokohkn kita diatas jalan-Nya yg lurus sampe akhir hayat.tanya jawab bersama ustadz irham purworejo hafidzohulloh

💬 *DIALOG BERSAMA IKHWANI (حوار مع إخواني)*

Sebuah Kesaksian & Penjelasan Atas Penyimpangan Manhaj Dakwah Ikhwanul Muslimin -Kalau di Indonesia Mereka Adalah PKS; Partai Keadilan Sejahtera

 

🏼 Oleh : Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad Asy-Syihhi

 

MUKADIMAH PENULIS 


 إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُوَرَسُولُه

 

Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, meminta pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa-jiwa kami dan kejelekan amalan-amalan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak akan ada yang menyesatkannya. Dan barangsiapa disesatkan oleh Allah, maka tidak akan ada yang memberi petunjuk kepadanya. Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Robb yang berhak untuk disembah kecuali hanya Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah seorang hamba dan utusan-Nya.

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون

 

_"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam."_ (Ali Imran: 102)

 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

 

_"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Robmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."_ (An-Nisa: 1)

 

يا أيها الذين أمنوا اتقوا االله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع االله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما-

 

_"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada

Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu. Dan barangsiapa

mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."_ (Al-Ahzab: 70-71)

 

أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ, وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ, وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

 

Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam. Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan. Setiap perkara yang diada-adakan adalah bid'ah. Setiap bid'ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan ada di neraka.

 

Kemudian, sebagai pembukaan, saya katakan:

Ketahuilah -mudah-mudahan Allah Ta'ala memberikan taufik kepadamu dengan apa yang dicintai-Nya dan diridhai-Nya, bahwasanya "dialog" yang ada di hadapanmu adalah dialog yang telah dirancang menurut manhaj Ikhwanul Muslimin dalam memberikan kerancuan kepada

Ahlus Sunnah wal Jama'ah tanpa bisa mengetahui apa sebenarnya manhaj kelompok ini dan pemimpin-pemimpinnya.

 

Dialog yang saya tulis ini adalah terbersit dari sayang dan cinta kepadamu dan sebagai manifestasi dari sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dalam hadits

shahih:

 

« الدِّينُ النَّصِيحَةُ » قُلْنَا لِمَن؟ْ قَالَ « لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ ».

 

"Agama itu nasehat", maka kami (shahabat) bertanya,

"Bagi siapa?" Bersabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, "Bagi Allah, bagi kitab-Nya, Rasul-Nya dan para imam kaum muslimin serta orang-orang awam dari mereka." (HR. Muslim)

 

Barangkali pembicaraan ini akan berat bagimu, tapi itulah al-haq -insya Allah-, oleh karenanya harapanku, agar kamu ikuti terus sampai selesai pembahasan ini kemudian kamu perhatikan: "Dengan siapa kebenaran (al-haq) itu? Maka jika kamu melihat bahwa kebenaran ada pada jamaahmu (Ikhwanul Muslimin) dengan dalilnya, maka janganlah kamu kikir untuk memberikan nasehat dan petunjuk kepada kami. Akan tetapi jika sebaliknya (yakni al-haq tidak ada pada Ikhwanul Muslimin), maka tidak ada jalan bagimu, kecuali menerima al-haq itu dari manapun datangnya.

 

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُمِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

 

_"Tidak patut bagi laki-lagi yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata."_ (Al-Ahzab: 36)

 

Bersambung ke Bagian 2 📄


 

📡 http://bit.do/majaalisahlissunnahaudio

Macam-macam Kesyirikan Yang Melanda Umat di Setiap Zaman

Bagian Pertama: Syirik Besar & Macam-macamnya

ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺤَﻤْﺪَ ﻟﻠﻪ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩُ، ﻭَﻧَﻌُﻮْﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ، ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ، ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَّ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ، ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ . ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ :

Kesyirikan adalah perkara yang sangat disukai iblis [1] ,

oleh karena itulah dia beserta bala tentaranya berusaha semaksimal mungkin untuk menjerumuskan manusia ke dalamnya. Hal ini tentunya sangat menghawatirkan orang-orang yang peduli dengan keselamatan dirinya. Sebab apabila seseorang terjatuh ke dalamnya dan belum bertaubat darinya, maka Alloh tidaklah akan memberikan ampunan kepadanya, hal ini merupakan kecelakaan yang sangat besar.

Alloh berfirman:

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﻐْﻔِﺮُ ﺃَﻥْ ﻳُﺸْﺮَﻙَ ﺑِﻪِ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮُ ﻣَﺎ ﺩُﻭﻥَ ﺫَﻟِﻚَ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀ .

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain darinya (syirik) bagi orang-orang yang Dia kehendaki.” [QS. An-Nisaa: 48]

Belum lagi dengan bahaya-bahaya kesyirikan lainnya yang sudah selayaknya bagi setiap muslim untuk berusaha mengetahui perkara ini dan memahaminya dengan sebaik mungkin sehingga tidak terkecoh dengan tipu daya syaithon, seiring dengan doa agar Alloh memberikan keselamatan dan menghindarkan kita semua dari terjatuh dalam kesyirikan. Alloh telah berfirman:

ﻟَﻘَﺪْ ﺃَﻧْﺰَﻟْﻨَﺎ ﺁﻳَﺎﺕٍ ﻣُﺒَﻴِّﻨَﺎﺕٍ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﻣَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻁٍ ﻣُﺴْﺘَﻘِﻴﻢٍ

Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan, dan Allah akan memberikan petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus”. (QS. An-Nur: 46)

Ketahuilah, semoga Alloh merahmatimu, bahwa kesyirikan itu amatlah banyak ragamnya. Namun secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua macam: Syirik besar dan syirik kecil. Pada masing-masing golongan ini, para ulama membagi lagi menjadi beberapa macam agar kaum muslimin bisa dengan mudah dalam memahami dan mengenal bentuk-bentuk kesyirikan. Sebab Ahlul batil dalam setiap zaman berusaha untuk menampilkan kebatilannya dengan pakaian dan selubung sehingga nampak seperti kebenaran. Apabila seseorang telah memiliki pemahaman yang mapan dalam suatu perkara, maka dia tidak akan terkecoh dengan hiasan-hiasan tersebut. Demikian pula dalam permasalah kita ini, kesyirikan sejak zaman dulu hakekatnya sama, oleh karena itu pahamilah penjelasan berikut ini dengan seksama, semoga Alloh memberikan taufiqNya kepada kita semua.

PEMAPARAN SECARA RINGKAS TENTANG PEMBAGIAN SYIRIK BESAR

Syirik besar terjadi pada tiga hal utama:

Pertama: Syirik dalam Rububiyyah

Kedua: Syirik dalam Uluhiyyah. Syirik ini terbagi lagi menjadi empat macam: Syirik dalam ibadah dan doa, Syirik dalam tujuan dan niatan, syirik dalam ketaatan, dan terakhir; syirik dalam kecintaan.

Ketiga: Syirik dalam Asma’ wa Shifat (nama-nama Alloh dan sifat-sifat Nya), yang terbagi menjadi dua: Syirik Ta’thil dan Syirik Tamtsil.

Inilah pembagian syirik besar secara global yang perinciannya akan pembaca dapatkan pada ulasan di bawah ini. Semoga Alloh memberikan pertolonganNya kepada kita semua.

SYIRIK BESAR, PENGERTIAN & PEMBAGIANNYA

Syirik besar adalah semua perkara yang telah ditetapkan oleh syareat bahwa hal tersebut merupakan kesyirikan yang berakibat keluarnya orang yang melakukannya dari agama islam. Bentuk Syirik jenis ini adalah dengan menjadikan tandingan bagi Alloh pada perkara-perkara yang merupakan kekhususan Alloh. [Syarh Tsalatsatul Ushul-Al ‘Utsaimin: 42]

Sebagaimana tauhid terbagi menjadi tiga macam, yaitu tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma wa Shifat, maka syirik besar ini juga terjadi pada ketiga perkara yang merupakan kekhususan Alloh tersebut.

Pertama: Syirik Besar pada Rububiyyah

Syirik besar pada Rububiyyah adalah penyerupaan selain Alloh dengan Alloh pada perkara-perkara yang merupakan kekhususan Rububiyyah.

Bentuk penyerupaan ini adalah dengan memberikan kepada selain Alloh salah satu dari perkara-perkara yang berkaitan dengan Rububiyyatulloh, seperti: penciptaan, pemberian rizki, pengaturan jagad raya, kekuasaan untuk menghidupkan dan mematikan, penurunan hujan, penurunan bala dan malapetaka, serta perkara-perkara lainnya yang tidak bisa melakukannya kecuali Alloh semata.

Syaikhul Islam –rohimahulloh- berkata: “Sesungguhnya Robb yang maha suci, dialah yang merajai (segala sesuatu), yang mengatur, memberi, mencegah, menimpakan kemadhorotan, memberikan kemanfaatan, merendahkan, meninggikan, memuliakan, dan menghinakan. Barangsiapa yang bersaksi bahwa yang memberi atau mencegah atau menimpakan kemadhorotan atau memberikan kemanfaatan atau memuliakan atau menghinakan itu selain-Nya, maka sungguh dia telah berbuat syirik pada Rububiyyah.” [Majmu’ Fatawa: 1/ 92]

Hal ini akan semakin jelas bila kita datangkan contoh nyata yang banyak terjadi pada masyarakat kita, semoga Alloh memberikan hidayah-Nya kepada mereka.

Diantara contohnya adalah: Keyakinan sebagian orang bahwa mbah wali A atau yang lainnya bisa mendatangkan rezki yang melimpah, atau bisa memberikan anak sehingga mereka berduyun-duyun mendatangi kuburannya untuk meminta hal tersebut darinya. Padahal hanya Allohlah Dzat pemberi rizki yang sesungguhnya. Dia berfirman:

ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻭْﺛَﺎﻧًﺎ ﻭَﺗَﺨْﻠُﻘُﻮﻥَ ﺇِﻓْﻜًﺎ ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻟَﺎ ﻳَﻤْﻠِﻜُﻮﻥَ ﻟَﻜُﻢْ ﺭِﺯْﻗًﺎ ﻓَﺎﺑْﺘَﻐُﻮﺍ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟﺮِّﺯْﻕَ ﻭَﺍﻋْﺒُﺪُﻭﻩُ ﻭَﺍﺷْﻜُﺮُﻭﺍ ﻟَﻪُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺗُﺮْﺟَﻌُﻮﻥ

Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu telah membuat kedustaan (-dengan pernyataanmu bahwa berhala-berhala itu dapat memberi syafaat di sisi Allah-). Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidaklah mampu memberikan rezki kepadamu; Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan”.

(QS. Al-Ankabut: 17)

Contoh lain: Keyakinan sebagian orang bahwa danyang penunggu tempat tertentu, seperti laut kidul, gunung bromo, telaga sarangan, jembatan-jembatan tertentu atau tempat- tempat lainnya, bisa memberikan kecelakaan jika tidak diberikan sesajian atau tumbal, sehingga mereka pun diliputi kekhawatiran bahwa makhluk-makhluk tersebut akan mencelakakannya.

Sekedar adanya keyakinan dan ketakutan ini seseorang telah terjatuh dalam syirik Rububiyyah. Adapun jika keyakinan tersebut membuahkan amalan berupa pemberian sesajian kepadanya maka dia telah masuk pada syirik jenis lain yaitu syirik uluhiyyah, sebagaimana yang akan datang penjelasannya –Insya Alloh-. Padahal hanya Allohlah dzat yang bisa memberikan kecelakaan dan keselamatan. Dia berfirman:

ﻭَﺍﺗَّﺨَﺬُﻭﺍ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻧِﻪِ ﺁﻟِﻬَﺔً ﻟَﺎ ﻳَﺨْﻠُﻘُﻮﻥَ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻫُﻢْ ﻳُﺨْﻠَﻘُﻮﻥَ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻤْﻠِﻜُﻮﻥَ ﻟِﺄَﻧْﻔُﺴِﻬِﻢْ ﺿَﺮًّﺍ ﻭَﻟَﺎ ﻧَﻔْﻌًﺎ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻤْﻠِﻜُﻮﻥَ ﻣَﻮْﺗًﺎ ﻭَﻟَﺎ ﺣَﻴَﺎﺓً ﻭَﻟَﺎ ﻧُﺸُﻮﺭًﺍ

Kemudian mereka mengambil sesembahan-sesembahan selain-Nya, yang mereka itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) suatu kemanfaatanpun dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.” (QS. Al-Furqon: 3)

Contoh lain: Keyakinan sebagian orang bahwa benda tertentu bisa menolak bala dan malapetaka, yang hal ini biasa disebut oleh orang-orang dengan jimat. Sehingga karena keyakinan ini mereka menggantungkannya di leher atau tangan atau rumah atau barang-barang lainnya yang ditakutkan terkena melapetaka. Keyakinan yang seperti ini juga termasuk dalam jenis syirik ini yang banyak sekali dari kaum muslimin yang tidak menyadarinya.

Demikian pula keyakinan bahwa orang-orang tertentu yang telah mati, seperti Syaikh ‘Abdul Qodir Al-Jaelany, sunan-sunan tertentu, jin-jin atau yang lainnya bisa menyelamatkan dari bahaya, sehingga mereka ber-istighotsah (meminta pertolongan dari petaka yang menimpanya) dengan memanggil-manggil mereka, padahal orang-orang tersebut telah meninggal dan tidak bisa mendengar seruan mereka apalagi untuk memenuhi panggilan mereka.

ﻭَﻣَﺎ ﻳَﺴْﺘَﻮِﻱ ﺍﻟْﺄَﺣْﻴَﺎﺀُ ﻭَﻟَﺎ ﺍﻟْﺄَﻣْﻮَﺍﺕُ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﺴْﻤِﻊُ ﻣَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﻭَﻣَﺎ ﺃَﻧْﺖَ ﺑِﻤُﺴْﻤِﻊٍ ﻣَﻦْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻘُﺒُﻮﺭ

Dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat mendengar.” (Fathir: 22)

Inilah Rosululloh –Shollallohu ‘alaihi wa sallam-, makhluk yang paling mulia secara mutlak menyatakan bahwa dirinya tidaklah mampu untuk mendatangkan manfaat atau mencegah madhorot sedikitpun, lalu bagaimana dengan selain beliau??!! Alloh berfirman:

ﻗُﻞْ ﻟَﺎ ﺃَﻣْﻠِﻚُ ﻟِﻨَﻔْﺴِﻲ ﻧَﻔْﻌًﺎ ﻭَﻟَﺎ ﺿَﺮًّﺍ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﻟَﻮْ ﻛُﻨْﺖُ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺍﻟْﻐَﻴْﺐَ ﻟَﺎﺳْﺘَﻜْﺜَﺮْﺕُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَﻣَﺎ ﻣَﺴَّﻨِﻲَ ﺍﻟﺴُّﻮﺀُ ﺇِﻥْ ﺃَﻧَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻧَﺬِﻳﺮٌ ﻭَﺑَﺸِﻴﺮٌ ﻟِﻘَﻮْﻡٍ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ

Katakanlah (wahai Muhammad): “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Sekiranya saja aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. (Al-A’raf: 188)

Inilah beberapa contoh konkret yang kita dapati banyak terjadi, baik di masa-masa terdahulu atau pada masa kita ini. Tentunya masih banyak contoh-contoh lainnya, tapi apabila penjelasan di atas telah dipahami, tentu dengan mudah seseorang dapat mengetahui bahwa suatu perkara termasuk dalam syirik jenis ini atau bukan.

Satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa perbuatan-perbuatan di atas digolongkan pada syirik besar yang mengakibatkan pelakunya keluar dari islam dan di akherat mereka kekal di dalam neraka adalah karena keyakinan bahwa makhluk-makhluk itulah yang memberi manfaat dan mengangkat madhorot dan perkara-perkara lainnya yang telah disebutkan di depan. Adapun jika berkeyakinan bahwa mereka itu hanyalah sebab, sedangkan yang menurunkan dan mengangkat madhorot secara hakiki adalah Alloh, maka yang demikian ini termasuk dalam syirik kecil, sebagaimana yang akan datang penjelasannya –Insya Alloh- .

Jenis syirik besar yang kedua: Syirik besar pada

Uluhiyyah .

Yaitu penyerupaan selain Alloh dengan Alloh pada perkara-perkara yang merupakan kekhususan uluhiyyah.

Alloh adalah satu-satunya dzat yang berhak diibadahi, barangsiapa memberikan peribadatan kepada selainNya, berarti telah memberikan sesuatu yang merupakan kekhususan Alloh kepada selain-Nya. Inilah yang dimaksudkan dengan Syirik pada Uluhiyyah.

Syirik jenis ini adalah syirik yang paling besar dan paling banyak didapati, sebagaimana dikatakan oleh imam Al-Qurthuby:

Asal kesyirikan yang diharamkan adalah keyakinan adanya sekutu bagi Alloh dalam hal peribadatan. Inilah syirik terbesar. Dan inilah kesyirikan yang dilakukan orang-orang jahiliyyah. Kemudian tingkatan dibawah kesyirikan jenis ini adalah keyakinan adanya sekutu bagi Alloh pada perbuatannya, yaitu perkataan seseorang: bahwa ada sesuatu selain Alloh yang berdiri sendiri dalam mengadakan dan menciptakan suatu perbuatan, walaupun orang tersebut tidak meyakini sesuatu (yang berdiri sendiri itu) sebagai sesembahannya. (Inilah yang dimaksud dengan syirik Rububiyyah sebagaimana yang telah lewat penjelasannya-pen). [lihat: Taisirul ‘Azizil Hamid: 27]

Karena banyaknya bentuk kesyirikan yang masuk dalam jenis ini, para ulama membaginya membaginya menjadi empat golongan.

Pertama: Syirik dalam ibadah dan do’a.

Doa adalah sebesar-besar ibadah, bahkan ia merupakan inti dari ibadah, sebagaimana perkataan Nabi kita:

ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻫﻮ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ

Doa adalah ibadah” (HR. At-Tirmidzy (223) dan dishohihkan oleh: Imam Al-Albani dan Imam Muqbil Alwadi’y)

Bahkan semua ibadah bisa dikatakan sebagai doa. Sebab tidaklah seseorang beribadah dengan ibadah yang benar kecuali dia berharap untuk dimasukkan dalam surgaNya dan diselamatkan dari api nerakaNya. Barangsiapa memalingkan doa ini kepada selain Alloh dengan berdoa kepada nabi, malaikat, wali, kuburan, batu-batu atau makhluk-makluk lainnya maka dia telah terjerumus ke dalam syirik besar pada Uluhiyyah, sehingga dengannya dia keluar dari agama Islam, sebagaimana firman Alloh:

ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺪْﻉُ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻟَﻬًﺎ ﺁﺧَﺮَ ﻟَﺎ ﺑُﺮْﻫَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﺑِﻪِ ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﺣِﺴَﺎﺑُﻪُ ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺑِّﻪِ ﺇِﻧَّﻪُ ﻟَﺎ ﻳُﻔْﻠِﺢُ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮُﻭﻥ

Barangsiapa berdoa kepada sesembahan selain Alloh bersamaan dengan doanya kepada Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Robb-nya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tidaklah beruntung.” (Al-Mu’minun: 117)

Contohnya: doa-doa sebagian orang kepada para wali meminta untuk diberikan rizki yang melimpah, atau diberikan anak, dan permintaan-permintaan lainnya, padahal mereka itu telah mati.

Demikian pula sesajian yang diberikan kepada tempat-tempat tertentu. Hal ini termasuk dalam syirik jenis ini karena adanya unsur ketundukan dan harapan serta permintaan agar tertolak madhorot atau yang lainnya, baik secara langsung atau tidak.

Jadi dengan ini kita bisa ketahui hubungan erat antara syirik dalam rububiyyah dan uluhiyyah. Orang-orang yang melakukan doa-doa syirik ini tidaklah akan melakukannya kecuali ada keyakinan pada mereka bahwa para wali itu punya hak rububiyyah. Dan orang yang jatuh dalam syirik rububiyyah konsekuensinya akan terjatuh dalam syirik uluhiyyah. Nas alulloh al-‘afiyah.

Contoh lain: Thowaf yang dilakukan di kuburan orang-orang yang dianggap wali, sebagaimana yang pernah penulis saksikan sendiri di kuburan orang yang dinamakan sunan Kalijaga. Mereka berdesak-desakan seperti berdesak-desakannya para jamaah haji di sekeliling ka’bah. Sungguh pemandangan yang sangat memilukan, belum lagi dengan doa-doa dan seruan-seruan untuk si sunan yang penuh dengan kesyirikan. Segala puji bagi Alloh yang telah menyelamatkan kita dari bencana yang menimpa mereka.

Kedua: Syirik dalam tujuan dan niatan

Hal ini terjadi ketika seseorang meniatkan amalannya

semata-mata untuk dunia atau karena ingin dilihat atau didengar manusia.

Inilah yang didapati pada amalan orang-orang munafiq tulen. Mereka sama sekali tidak mengharapkan dengan amalannya keridhoan Alloh dan keselamatan di negeri akherat.

Barangsiapa yang melakukan hal yang demikian berarti dia telah terjatuh dalam kesyirikan jenis ini dan dihukumi kafir, keluar dari agama Islam. Alloh telah mengancam mereka dalam firmanNya:

ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳُﺮِﻳﺪُ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺯِﻳﻨَﺘَﻬَﺎ ﻧُﻮَﻑِّ ﺇِﻟَﻴْﻬِﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻬُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻭَﻫُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻟَﺎ ﻳُﺒْﺨَﺴُﻮﻥَ ^ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻟَﻴْﺲَ ﻟَﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ ﻭَﺣَﺒِﻂَ ﻣَﺎ ﺻَﻨَﻌُﻮﺍ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻭَﺑَﺎﻃِﻞٌ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﻌْﻤَﻠُﻮﻥ

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh bagian di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan” (Huud: 15-16)

Sungguh celaka orang yang demikian, capek dan lelah di dunia, neraka dan siksaan Alloh yang menyambutnya di akhir hayatnya.

Sebagai contoh: Orang yang masuk Islam semata-mata karena ingin keselamatan dunia, agar tidak dibunuh atau yang lainnya. Orang seperti ini telah terjatuh dalam syirik besar pada niatannya dan hukumnya tetap dalam kekafiran, walaupun kita di dunia menghukumi mereka sebagai bagian kaum muslimin berdasarkan perkara yang nampak dari mereka. Inilah yang didapati pada islamnya orang-orang munafiq, mereka menunjukkan secara lahir keislaman namun batinnya penuh dengan kekafiran.

Contoh lain: seseorang yang melakukan amalan sholeh seperti sholat, haji atau yang lainnya. Namun sejak awal melakukannya dia tidaklah sama sekali meniatkannya karena Alloh, tapi karena ingin mendapatkan pujian atau karena malu dari manusia. Orang seperti ini telah terjatuh dalam syirik besar dan keluar dari islam. Sebab seorang muslim tidaklah mungkin melakukan amalan

tanpa ada harapan sedikitpun untuk mendapat keridhoan dan pahala dari Pencipta-Nya. Hal seperti ini tidaklah ada kecuali pada orang yang hatinya penuh dengan kemunafikan. Para ulama menyebut perbuatan seperti ini dengan Riya’ Akbar. [lihat: Syarh Kitabut tauhid oleh ‘Allamah Ahmad An-Najmy]

Perlu dibedakan dengan orang yang beramal karena Alloh juga karena selain-Nya, karena pembahasan yang demikian itu –Insya Alloh- akan datang pada permasalahan Syirik kecil. Adapun pembahasan kita saat ini adalah orang yang membangun amalannya semata-mata karena selain Alloh.

Kemudian ketahuilah, semoga Alloh memberikan hidayah-Nya kepada kita semua, bahwa syirik dalam niatan ini sangatlah tersembunyi karena berhubungan dengan hati yang tidak dapat melihatnya seorangpun. Bahkan terkadang seseorang tidak merasa bahwa dirinya telah terjatuh di dalamnya. Karena itulah ia sangat berbahaya yang hendaknya setiap muslim senantiasa waspada serta mengoreksi niatan-niatan yang ada di dalam hatinya.

Ibnul Qoyyim berkata: “Adapun syirik dalam tujuan dan niatan, itu adalah lautan yang tak bertepi, sangat sedikit orang yang bisa selamat darinya. Barangsiapa yang beramal tidak mengharapkan wajah Alloh, meniatkan selain untuk mendekatkan diri kepadaNya dan mengharap balasan dari-Nya, maka sungguh dia telah melakukan kesyirikan dalam tujuan dan niatannya.” (Al-Jawabul Kafi:135)

Ketiga: Syirik dalam ketaatan

Barangsiapa mentaati makhluk dalam menghalalkan apa-apa yang diharamkan Alloh, atau mengharamkan apa-apa yang dihalalkan Alloh, serta meyakini di dalam hatinya bahwa boleh bagi mereka untuk menghalalkan dan mengharamkan, serta berkeyakinan bahwa boleh baginya untuk mentaati yang demikian itu padahal dia mengetahui bahwa hal tersebut bertentangan dengan agama Islam, maka orang yang seperti ini telah menjadikan orang-orang yang ditaati itu sebagai sesembahan selain Alloh, sehingga dengannya dia telah terjatuh dalam syirik besar yang mengeluarkannya dari keislaman.

Kesyirikan jenis inilah yang terjadi pada orang-orang Nashrani, sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Adi bin Hatim –Rodhiyallohu ‘anhu-, beliau berkata: “Aku menemui Rosululloh –Shollallohu ‘alahi wasallam- dan di leherku saat itu tergantung salib dari emas, maka aku mendengar beliau berkata:

ﺍﺗَّﺨَﺬُﻭﺍ ﺃَﺣْﺒَﺎﺭَﻫُﻢْ ﻭَﺭُﻫْﺒَﺎﻧَﻬُﻢْ ﺃَﺭْﺑَﺎﺑًﺎ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪ

Mereka (orang-orang Nashrani) telah menjadikan alim-alim mereka dan pendeta-pendeta mereka sebagai Rabb-rabb (yang disembah) selain Alloh”

Akupun menjawab: “Wahai Rosululloh, mereka itu tidaklah beribadah kepada (pendeta-pendeta itu)!”

Beliau berkata:

ﺃَﺟَﻞْ، ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻳُﺤِﻠُّﻮﻥَ ﻟَﻬُﻢْ ﻣَﺎ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪ ﻓَﻴَﺴْﺘَﺤِﻠُّﻮﻧَﻪُ، ﻭَﻳُﺤَﺮِّﻣُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻣَﺎ ﺃَﺣَﻞَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻓَﻴُﺤَﺮِّﻣُﻮﻧَﻪُ، ﻓَﺘِﻠْﻚَ ﻋِﺒَﺎﺩَﺗُﻬُﻢْ ﻟَﻬُﻢْ

Ya, akan tetapi mereka (para pendeta) menghalalkan untuk (orang-orang Nashrani) apa-apa yang diharamkan Alloh maka (orang-orang Nashrani) itu pun ikut menghalalkannya. Dan mereka mengharamkan bagi (orang-orang Nashrani) apa-apa yang dihalalkan Alloh, maka (orang-orang Nashrani)-pun mengharamkannya, inilah bentuk peribatan (orang-orang Nashrani) itu kepada (para pendeta mereka). [HR. al-Baihaqy dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany di Ash-Shohihah: 3293]

Syirik ini juga terjadi pada umat ini, sebagaimana yang kita dapati pada sebagian kelompok-kelompok islam yang menyimpang, mereka mentaati segala yang ditentukan oleh pemimpin-pemimpin mereka tanpa memperdulikan hukum yang telah Alloh tentukan padanya. Misalnya: nikah mu’tah atau yang dikenal dalam bahasa kita dengan kawin kontrak. Pernikahan seperti ini telah jelas pengharamannya dalam syariat islamiyah, tapi karena pemimpin sekte yang dianutnya mengatakan halal maka diapun mentaatinya.

Keempat: Syirik dalam kecintaan

Imam Ibnul Qoyyim berkata ketika menjelaskan definisi syirik ini: “Syirik kepada Alloh dalam kecintaan dan pengagungan adalah kecintaan seseorang kepada makhluk sebagaimana kecintaannya kepada Alloh. Syirik ini termasuk dalam syirik yang tidak diampuni oleh Alloh, yaitu syirik yang Alloh telah berfirman tentangnya:

ﻭَﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻣَﻦْ ﻳَﺘَّﺨِﺬُ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻧْﺪَﺍﺩًﺍ ﻳُﺤِﺒُّﻮﻧَﻬُﻢْ ﻛَﺤُﺐِّ ﺍﻟﻠَّﻪِ

Diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Alloh sebagai tandingan-tandingan (Nya); mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.” (Al-Baqarah: 165)

Orang-orang yang jatuh dalam kesyirikan jenis ini berkata kepada sesembahan-sesembahan mereka ketika neraka telah mengumpulkan mereka:

ﺗَﺎﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻥْ ﻛُﻨَّﺎ ﻟَﻔِﻲ ﺿَﻠَﺎﻝٍ ﻣُﺒِﻴﻦٍ ^ ﺇِﺫْ ﻧُﺴَﻮِّﻳﻜُﻢْ ﺑِﺮَﺏِّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦ

Demi Allah, sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kalian dengan Rabb semesta alam.” (Asy-Syu’ara: 97-98)

Dan merupakan hal yang telah diketahui bahwa mereka tidaklah menyamakan (sesembahan-sesembahan itu) dengan (Alloh) yang Maha Suci dalam penciptaan, pemberian rizki, dalam mematikan dan menghidupkan, dalam kepemilikan dan kekuasaan. Akan tetapi, mereka menyamakannya dengan (Alloh) dalam kecintaan dan pengagungan serta ketundukan dan perendahan diri kepada (sesembahan-sesembahan) itu.” [Al-jawabul Kafi: 92]

Syirik jenis ini kembalinya ke permasalahan hati, karena kecintaan dan pengagungan itu kembalinya ke hati seseorang. Dan perlu diketahui bahwa tidaklah seseorang memalingkan suatu peribadahan kepada selain Alloh atau berdoa selain kepada Alloh kecuali karena adanya kecintaan di dalam hatinya kepada sesuatu yang dia ibadahi itu. [Lihat: Nawaqidhul Iman Al-I’tiqidiyyah: 1/ 414]

Oleh karena itulah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa asal segala amalan-amalan kesyirikan adalah syirik dalam kecintaan. [Lihat: Qo’idatun fil Mahabbah: 69]

Wahai saudaraku, tatalah dan bersihkanlah hatimu, jangan sampai engkau menjadikannya penuh dengan kecintaan kepada selain Alloh, karena jika hal ini menimpamu, sungguh kecelakaan telah menyambutmu. Alloh telah berfirman:

ﻗُﻞْ ﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﺁﺑَﺎﺅُﻛُﻢْ ﻭَﺃَﺑْﻨَﺎﺅُﻛُﻢْ ﻭَﺇِﺧْﻮَﺍﻧُﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺯْﻭَﺍﺟُﻜُﻢْ ﻭَﻋَﺸِﻴﺮَﺗُﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻣْﻮَﺍﻝٌ ﺍﻗْﺘَﺮَﻓْﺘُﻤُﻮﻫَﺎ ﻭَﺗِﺠَﺎﺭَﺓٌ ﺗَﺨْﺸَﻮْﻥَ ﻛَﺴَﺎﺩَﻫَﺎ ﻭَﻣَﺴَﺎﻛِﻦُ ﺗَﺮْﺿَﻮْﻧَﻬَﺎ ﺃَﺣَﺐَّ ﺇِﻟَﻴْﻜُﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ ﻭَﺟِﻬَﺎﺩٍ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ ﻓَﺘَﺮَﺑَّﺼُﻮﺍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺄْﺗِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﺄَﻣْﺮِﻩِ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﺎ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻔَﺎﺳِﻘِﻴﻦَ

Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan Nya”. Dan Allah tidaklah akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (At-Taubah: 24)

Penjelasan di atas tidak boleh dipahami bahwa seseorang sama sekali tidak boleh mencintai sesuatu selain Alloh. Sebab, Alloh telah menjadikan hati manusia itu cenderung untuk mencintai hal-hal yang mereka tidak bisa terlepas darinya, seperti anak, istri, orang tua, saudara-saudara, dan perkara-perkara lainnya. Mencintai perkara seperti ini pada asalnya adalah diperbolehkan, bahkan apabila seseorang mencintai hal-hal tersebut karena Alloh maka jadilah kecintaan itu ibadah tersendiri yang seseorang mendapatkan pahala karenanya.

Namun apabila kecintaan tersebut menghalanginya dari perintah-perintah Alloh, bahkan menyebabkannya terjerumus dalam larangan-laranganNya maka inilah kecintaan yang terlarang. Dan lebih parahnya, apabila kecintaan kepada hal-hal di atas mendominasi dirinya sehingga melebihi kecintaannya kepada Alloh, inilah kecintaan syirik yang sekarang sedang menjadi pembahasan kita. [ Lihat: Al-Irsyad ila Shihihil I’tiqod: 63 ]

Syirik Besar jenis ketiga adalah Syirik pada Nama-nama dan Sifat-sifat Alloh.

Yaitu penyerupaan selain Alloh dengan Alloh pada salah satu dari nama-nama dan sifat-sifat Nya.

Syirik jenis ini terbagi menjadi dua macam:

Pertama: Syirik Ta’thil , yaitu pengingkaran terhadap adanya Alloh, sebagaimana yang terjadi Fir’aun. Alloh berfirman:

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻓِﺮْﻋَﻮْﻥُ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟْﻤَﻠَﺄُ ﻣَﺎ ﻋَﻠِﻤْﺖُ ﻟَﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺇِﻟَﻪٍ ﻏَﻴْﺮِﻱ ﻓَﺄَﻭْﻗِﺪْ ﻟِﻲ ﻳَﺎ ﻫَﺎﻣَﺎﻥُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻄِّﻴﻦِ ﻓَﺎﺟْﻌَﻞْ ﻟِﻲ ﺻَﺮْﺣًﺎ ﻟَﻌَﻠِّﻲ ﺃَﻃَّﻠِﻊُ ﺇِﻟَﻰ ﺇِﻟَﻪِ ﻣُﻮﺳَﻰ ﻭَﺇِﻧِّﻲ ﻟَﺄَﻇُﻨُّﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻜَﺎﺫِﺑِﻴﻦ

Fir’aun berkata: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui sesembahan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat sesembahan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”. (Al-Qoshosh: 38)

Syirik jenis ini adalah sejelek-jelek kesyirikan, sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Sulaiman bin Abdillah Alu Syaikh. [lihat: Taisirul ‘Azizil Hamid: 26]

Kedua: Syirik Tamtsil, yaitu penyerupaan antara Alloh dan selainNya dalam sifat-sifatNya. Syirik ini terbagi menjadi dua macam:

Pertama : Penyerupaan makhluk dengan Alloh, sebagaimana yang terjadi pada orang-orang Nashrani yang menyerupakan ‘Isa dengan Alloh sehingga mereka mengangkatnya sebagai sesembahan.

Contoh yang terjadi pada umat ini adalah apa yang terjadi pada kelompok syi’ah ekstrim, yang mereka mengangkat ‘Ali -Rodhiyallohu ‘anhu- sampai menyerupai Alloh, sehingga mereka menyerahkan peribadatan kepadanya, padahal ‘Ali sendiri berlepas diri dari mereka.

Kedua : kebalikan yang pertama, yaitu penyerupaan Alloh dengan makhluk. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada kelompok Musyabbihah yang mengatakan bahwa sifat-sifat Alloh itu seperti sifat-sifat makhluk.

Misalnya: perkataan mereka bahwa Alloh mempunyai mata seperti matanya makhluk, mempunyai tangan seperti tangannya makhluk, dan perkataan-perkataan kekafiran yang lainnya.

Inilah pembagian syirik besar beserta beberapa contohnya, semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Janganlah seseorang merasa aman dari terjatuh ke dalamnya, tapi hendaknya setiap muslim senantiasa khawatir dan merasa takut untuk terjerumus ke dalamnya.

Adapun untuk pembahasan tentang syirik kecil –Insya Alloh- pada artikel yang akan datang.

ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ .


Ditulis Oleh: Abu Zakaria Irham Al-Jawiy

Darul Hadits, Rabu sepertiga akhir Rojab 1433

Semoga Alloh Menjaganya


[1] Lihat kembali artikel: “Apa itu syirik?”


Sumber: ahlussunnah.web.id


DIANTARA KESESATAN FIRANDA ANDIRJA

Di antara kesesatan dan penyimpangan firanda mengikuti ahlul bida' sebelumnya (abul hasan al mishri ketika hendak membela al mighrowi dan ali alhalabi ktk ingin membela abul hasan dan muhammad al imam ketika hendak membela al adeni) dia menyatakan dalam tulisannya:

 

Memang benar dalam buku yang saya tulis "Lerai xxxx" saya menyebutkan kebaikan-kebaikan yayasan tersebut dan beberapa tazkiyah para ulama terhadap yayasan tersebut tidak lain untuk menjelaskan bahwa masalah ini adalah masalah ijtihadiah, dalam mempraktekan muwaazanah dalam menghukumi yayasan tersbut hizbi atau tidak. Akan tetapi bangaimanapun ini bukanlah permasalahan inti.

 

KAMI KATAKAN:

 

Pada ucapannya ini terkumpul kesesatan manhaj muwazanah, dan pengitlakan bahwa perselisihan dalam jarh wat ta'dil adalah masalah ijtihadiyyah tanpa perincian.

 

Sementara jarh yang dijdikan sandaranx adalah sebab2 yg menjadikan seseorang dihukumi dgn kefasikan berupa amalan dosa besar, dan melakukan perbuatan yg diharamkan atau melakukan kebid'ahan dan kekufuran dan riddah, dan sebab2 ini tidak diketahui kcl dgn sandaran nash, dan vonis/jarh berasaskan atas nash taufiqi bukan ijtihadi, krn dia sesuai dgn sebab2 taufiqiyyah dan dalil2x jelas dan terang tiada kesamaran padax.

 

Krn itu tidaklah dihukumi suatu tindakan atau ucapan atau keyakinan bahwasanya itu adalah kekufuran atau bid'ah atau dosa besar atau maksiat kcl dgn taufiq (brdsarkan dalil) sebab ini termasuk bab al ahkam dan bukanlah merupakan masalah ijtihadiyyah.

 

Berkata ibnu Qudamah: "Kami tidaklah memvonis dgn kebid'ahan kcl siapa yg dihukumi as sunnah dgn kebid'ahan, dan kami tidak mengatakan dr diri kami sendiri. "Tahrimun Nadzor fi kutubil Kalam 1/59".

 

Dan sesungguhnya kebanyakan khilaf ahlul hadits dalam jarh wat ta'dil para perawi dr sisi hafalan dan ketsiqohan mereka re dan hampir2 tidak didapati khilaf antar para imam sunnah dan ahlul hadits pada kondisi yg di jarh/divonis dr sebab2 yg telah lewat berupa kebid'ahan hizbiyyah perpecahan dan semisalnya.

 

Sementara kita ketahui bersama bahwa sebab jarh atas yayasan ihya at turots adalah kesalahan2 yg fatal sprti seruannya utk demokrasi, menimbulkan perpecahan di tengah ahlus sunnah di setiap negri dgn senjata harta yg dikumpulkan atas nama faqir miskin kmdn dijadikan senjata utk memerangi ahlus sunnah dan tidaklah seorang da'i meler liurx kpd harta mereka melainkan engkau akan dapati dia  menjadi tentara2 yg memerangi ahlus sunnah, memuji ahlul bida' ikhwan muflisin, ta'awun dgn rafidhah, parlemen, seruan kpd Pemilu, dan tempat persinggahan ahlul bida' dr sururiyyun quthbiyyun jamaah tabligh bahkan ahlut takfir (khawarij) ikhwanul muflisin, serta pujian2 at turots thdp ahlul bida'.

 

Apakah semua yg telah lewat merupakan khilaf ijtihadiyyah??


@markiztoraut


catatan:

x = nya

_*NASEHAT UNTUK SEKIRANYA TIDAK MEMONDOKKAN ANAK SEBELUM MENCAPAI BALIGH*_

_*Telah Di Periksa Oleh Asy-Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman Bin Soekojo Al Indonesiy حفظه الله تعالى*_                بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَن...