JANGAN KAU REMEHKAN PERKARA MUSTAHAB

JANGAN KAU REMEHKAN PERKARA MUSTAHAB
Kecenderungan seseorang mudah terpengaruh dengan kebiasaan Kelompok dan Lingkungan, cenderung untuk menyamakan dirinya dengan kebiasaan yang terjadi. Ketika ada suatu "sunnah" yang ditinggalkan atau bahkan menyelisihi "sunnah" maka ia tidak berani melakukan KOREKSI atau sekedar bertanya "apakah ini ada salaf nya"... BAHKAN ikut terjerumus kebiasaan menyelisihi sunnah

Sementara di masa-masa seperti ini, seseorang yang menerapkan Sunnah akan mendapatkan pahala besar, lima puluh kali lipat pahala para shahabat Rasulullōh ﷺ dan ini sesuai dengan perkataannya

Sesungguhnya dibelakang kalian ada hari-hari dimana orang yang sabar ketika itu seperti memegang bara api. Mereka yang mengamalkan Sunnah pada hari itu akan mendapatkan pahala lima puluh kali dari kalian yang mengamalkan amalan tersebut.” Para shahabat bertanya : “Mendapatkan pahala lima puluh kali dari kita atau dari mereka ?” Rosulullōh menjawab : “Bahkan lima puluh kali pahala dari kalian.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim. Dishohihkan oleh Imam Hakim dan disepakati oleh Dzahabi ; lihat Dlaruro tul Ihtimam, Syaikh Abdus Salam bin Barjas, hal.49)

HARUS DIAKUI.. semakin kemari (semakin jauh zaman dari generasi Terbaik).. maka FITNAH semakin banyak, perkara mustahab (yang baik) semakin tidak dilirik.. dianggap kuno, ketinggalan jaman, jumud.. orang yang mengamalkan KAKU.. dst..

Semoga Allōh merahmati Ibnul Qoyyim ketika dia berkata :

“Kalau semua perkara yang mustahab ditinggalkan, maka akan hilanglah Sunnah-sunnah Rasulullōh dan akan lenyap garis-garisnya serta sirna jejak-jejaknya. Betapa banyak amalan-amalan yang dilaksanakan menyelisihi Sunnah yang jelas, sesuai dengan bertambah jauhnya zaman sampai sekarang. Setiap waktu ada Sunnah yang ditinggalkan dan dikerjakan yang selainnya, begitulah seterusnya. Akhirnya kau lihat sedikit sekali Sunnah yang dikerjakan, itupun dalam keadaan tidak sempurna… (I’lamul Muwaqi’in, 2/395)

Follow ISNAD on TELEGRAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...