RINGKASAN FATWA-FATWA ‘ULAMA
AHLUSSUNNAH SEPUTAR DAKWAH DENGAN VIDEO BERGAMBAR (MAKHLUK BERNYAWA -edt)
1⃣ Lajnah Dâimah (lembaga
riset dan fatwa Saudi -edt).
SOAL:
هَلِ
التَّصْوِيْرُ الَّذِي تَسْتَخْدِمُ فِيْهِ كَامِيْرَا الفِيْدِيُو يَقَعُ
حُكْمُهُ تَحْتَ التَّصْوِيْرِ الفُوتُوغْرَافِي؟
“ Apakah gambar yang
menggunakan padanya kamera video hukumnya seperti gambar fotografi..?"
JAWAB:
نَعَم ،
حُكْمُ التَّصْوِيْرِ بِالفِيدِيُو حُكْمُ التَّصْوِيْرِ الفُوتُوغْرَافِيِّ
بِالمَنْع وَالتَّحْرِيمِ لِعُمُومِ الأَدِلَّةِ».
“ Iya, hukum gambar dengan
video adalah hukum gambar dengan fotografi dalam larangan dan keharomannya
sesuai dengan keumuman dalil.”
[📚 fatwa (no.16259)]
2⃣ Asy-Syaikh Muhammad
Nâshiruddîn Al-Albânîy rohimahullôh mengatakan:
كُلُّ
الصُّوَرِ مُحرَّمَةٌ سَوَاءٌ كَانَتْ يَدَوِيَّةٌ أَو فُوتُو غْرَافِيَّةٌ أَو
هَذِهِ (الموضة) الجَدِيْدَةُ الَّتِي سَمَّيْتَهَا -آنِفاً- (فِيْدِيُو)، كُلُّ
هَذِهِ وَهَذِهِ وَهَذِهِ مُحرَّمَةٌ».
“ Setiap gambar adalah harom,
sama saja dengan cara tangan, fotografi atau model baru yang sekarang engkau
namakan dengan (video), maka semua ini, ini dan ini adalah harom.”
[dinukil dari 📚
“Al-Ibrôz li aqwâlil ‘Ulamâ fie hukmit tilfâz” (hal.14)]
3⃣ Asy-Syaikh Ibnu Bâz
rohimahulloh.
SOAL:
س: مَا
حُكْمُ التَّغْسِيْلِ وَالتَّكْفِيْنِ عَنْ طَرِيْقِ الفِيْدِيُو؟
“ Apa hukum memandikan dan
mengkafani (jenazah) melalui cara video ?"
JAWAB:
ج:
التَّعْلِيْمُ يَكُونُ بِغَيْرِ الفِيْدِيُو لِمَا فِي الأَحَادِيْثِ الكَثِيْرَةِ
الصَّحِيْحَةِ مِنَ النَّهْيِ عَنِ التَّصْوِيْرِ وَلَعْنِ المُصَوِّرِيْنَ».
“ Pengajaran dilakasanakan
dengan tanpa video karena terdapat pada hadits-hadits yang banyak lagi shohih,
yang melarang dari menggambar dan melaknat orang-orang yang menggambar.”
[dari 📚 “As’ilah
Al-Jam’iyyah Al-Khoiriyyah bi Syaqrô”]
Beliau juga mengatakan:
«وَظُهُورُ
صُورَتِي لَيْسَ دَلِيْلاً عَلَيَّ اِجَازَتِي التَّصْوِيْر وَلاَ عَلَى رِضَايَ
بِهِ فَاِنِّي لَمْ أَعْلَمْ أَنَّهُمْ صَوَّرُونِي».
“ Nampaknya gambarku bukanlah
dalil tentang pembolehan dariku tentang gambar, tidak pula juga bentuk
keridhoanku padanya, karena aku tidaklah tahu bahwasanya mereka (mengambil)
gambarku.”
[lihat 📚 “Lajnah
Dâimah” (1/460)]
4⃣ Asy-Syaikh Muqbil bin Hâdî
Al-Wâdi’îy rohimahulloh mengatakan:
»وَمُنْكَرٌ
عَظِيْمٌ أَنْ يَقُومَ المُحَاضِرُ فِي المَسَاجِدِ يُحَاضِرُ النَّاسَ
وَالمُصَوَّرَة أي الكَامِيْرَا مُوَجَّهَةٌ اِلَيْهِ ..... وَالبَثُّ المُبَاشِرُ
أَيّ النَّقْلُ الحَيُّ دَاخِلٌ فِي التَّحْرِيْمِ فَهُوَ يُعْتَبَرُ صُوْرَةً
وَالنَّاسُ يُسَمَّونَهَا صُورَةً فَهِيَ مُحَرَّمَةٌ«
“ Kemungkaran yang besar
adalah ketika seorang pemberi ceramah di Masjid; memberikan ceramah kepada
orang-orang dalam keadaan kamera menghadap ke arahnya... dan siaran langsung
masuk juga padanya dalam hal yang harom, maka hal tersebut termasuk gambar, dan
orang-orang (pun) menamakannya juga gambar, dan ini adalah harom.”
[lihat 📚 “Hukmu
Tashwîr” (70-71)]
5⃣ Asy-Syaikh Ahmad bin Yahyâ
An-Najmîy rohimahullôh mengatakan:
«أَمَّا
يَعْنِي ظُهُورُهُ عَلَى الشَّاشَةِ هَذَا لاَ شَكَّ أَنَّهُ مُنْكَرٌ ..»
“Adapun nampaknya da’i di
layar (TV), ini tidaklah diragukan bahwa itu mungkar.”
[dinukil dari 📚
“Al-Ibrôz li aqwâlil ‘Ulamâ fie hukmit tilfâz” (hal.32)]
6⃣ Asy-Syaikh Shôlih Al-Fauzân
hafidzohullôh.
SOAL:
مَا حُكْمُ
اسْتِخْدَامِ الوَسَائِلِ التَّعْلِيْمِيَّةِ مِن فِيدِيُو وَسِيْنِمَا
وَغَيرِهِمَا فِي تَدْرِيْسِ المَوَّادِ الشَّرْعِيَّةِ كَالفِقْهِ
وَالتَّفْسِيْرِ وَغَيرِهَا مِنَ المَوَّادِ الشَّرْعِيَّةِ؟ وَهَلْ فِي ذَلِكَ
مَحْذُورٌ شَرْعِيٌّ؟ أَفْتُونَا مَأجُورِيْنَ.
“ Apa hukukmnya menggunakan
wasilah untuk pengajaran dengan video dan sinema atau selain keduanya dalam
mengajarkan bidang syari’ah seperti Fiqh, Tafsir atau selain keduanya dari
bidang syari'ah..?
Apakah dalam hal tersebut ada
larangan secara syari’at..?
Berikanlah kami fatwa, semoga
anda diberikan pahala.
JAWAB:
الَّذِي
أَرَاهُ أَنَّ ذَلِكَ لَا يَجُوزُ؛ لِأَنَّهُ لاَبُدَّ أَن يَكُونَ مَصْحُوبًا
بِالتَّصْوِيْرِ، وَالتَّصْوِيْرُ حَرَامٌ، وَليسَ هُنَاك ضَرُورَة تَدْعو
إِلَيهِ. والله أعلم
“Dan yang aku pandang (dalam
hal ini) adalah tidak boleh !, karena diharuskan darinya disertai dengan
(pengambilan) gambar, dan gambar adalah harom. Dan tidaklah ada disana namanya
darurat yang dibutuhkan padanya, Wa Allôhu a’lam.”
[lihat 📚 “Al-Muntaqo”
(no.513)]
✍🏼
Disusun oleh:
Ust Abu Muhammad Fuad Hasan
Ngawi -hafidzhohulloh-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar