🎋 *AKHI... PILIHLAH YANG SHOLIHAH !*

 

🎋 *AKHI... PILIHLAH YANG SHOLIHAH !*

 

بسم الله الرحمن الرحيم

 

Akhi, Sesungguhnya _*WANITA YANG BAIK AGAMANYA*_ (terlebih lagi wanita tersebut sudah menyatakan bersedia untuk di ta'addud, baik sebagai yang pertama, kedua, ketiga atau yang keempat), inilah yang _*SEHARUSNYA YANG ENGKAU UTAMAKAN*_ dalam keputusanmu memilih wanita untuk engkau menikahinya... Bukan mengutamakan yang usianya Muda Belia, kulitnya Putih/Kuning Langsat, wajahnya Cantik Jelita, yang gadis perawan dan bukan janda sudah punya anak, dll...

Bukan... Bukannya wanita² yang seperti itu tidak boleh engkau nikahi, bukan begitu akhi... Dalam hal ini memilih adalah hakmu...

Ketahuilah, jika ingin menikahi wanita, seorang lelaki muslim tetap harus memperhatikan rambu² yang telah diberikan oleh Rosululoh sholallohu ‘alaihi wassalam untuk memilih calon istri _*[1]*_

 

Al-Bukhori rohimahulloh berkata (9/132): Musaddad mengabarkan kepada kami, dia berkata: Yahya mengabarkan kepada kami dari ‘Ubaidillah, ia berkata: Sa’id bin Abi Sa’id mengabarkan kepadaku dari bapaknya, dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, dari Nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا، *فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ*

_*“Wanita itu dinikahi karena empat perkara:* karena hartanya, kemuliaan nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. *Maka nikahilah wanita yang baik agamanya niscaya kamu beruntung.”*_

 

Hadits tersebut diriwayatkan pula oleh Al-Imam Muslim (2/1086).

 

Makna hadits tersebut adalah bahwa dalam memilih wanita sebagai istri, manusia terbagi menjadi empat bagian:

1 Di antara mereka ada yang menyukai wanita yang memiliki agama dan berharta.

2 Ada yang menyukai wanita yang memiliki nasab mulia.

3 Ada yang menyukai wanita berwajah rupawan.

4 Dan yang menyukai wanita yang baik agamanya.

 

Memilih wanita hanya karena hartanya, jika wanita tersebut tidak berhias dengan ketaqwaan, maka hal ini tidak sepantasnya dilakukan. Karena dengan kondisinya itu, dia menginginkan untuk memiliki kebebasan yang mutlak. Suaminya menjadi budaknya, dan dia akan membanggakan dirinya di hadapan suaminya. Tindak tanduknya menunjukkan hal itu, bahkan terkadang juga ucapannya.

 

Demikianlah juga wanita yang bernasab mulia (terpandang). Jika suaminya tidak setara dengannya dalam hal nasab, dia akan membanggakan dirinya di hadapannya jika tidak berhias dengan ketaqwaan. Setiap saat, wanita itu akan menyebut-nyebut nasabnya yang mulia dan berbangga dengannya.

 

Demikian juga wanita yang berwajah rupawan. Dia akan membanggakan dirinya di hadapan suaminya jika dia tidak berhias dengan ketakqwaan.

 

 _*Dan wanita yang dianjurkan Nabi sholallâhu ‘alaihi wa sallam untuk dipilih adalah yang memiliki agama yang baik.*_

 

Hal ini bukan berarti seorang laki-laki hendaknya berpaling dari wanita yang berharta, rupawan dan bernasab mulia. Namun maksudnya adalah agar dia tidak menjadikan hal-hal tersebut sebagai tolak ukur sehingga lebih mengutamakannya daripada wanita yang memiliki agama yang baik.

 

Adapun seandainya semua hal tersebut terkumpul dengan kebaikan agama, maka yang demikian lebih bagus.

 

Wanita yang baik agamanya adalah wanita yang bertaqwa. Dia senantiasa melaksanakan perkara-perkara yang telah Alloh Subhanahu wa Ta’ala wajibkan dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.

 

Sebagaimana perkataan Alloh Subhanahu wa Ta’ala:

 

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللهُ

_“Maka wanita yang sholihah, ialah yang taat kepada Alloh lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Alloh telah memelihara (mereka).”_ (An-Nisaa’: 34)

 

Dia akan menjaga dirinya dan harta suaminya. Dia tidak akan keluar kecuali dengan izin suaminya, dan mengetahui hak-haknya tanpa melampaui batas.

 

Sudah dimaklumi, meskipun dia adalah wanita yang baik agamanya, namun pastilah dia tidak akan mampu menyempurnakan tugas-tugasnya. Karena wanita adalah makhluk yang kurang akal dan agamanya. Tetapi hal ini tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kesholihannya. _*Ini perkara yang tidak sepantasnya diabaikan. [2]*_

 

Akhi, baarokallohufiik... Jika engkau mengikuti tuntunan Rosululloh sholallohu 'alaihi wa sallam dengan memilih wanita yang akan engkau nikahi karena pertimbangan agama, maka niscaya kehidupan rumah tanggamu akan mendapatkan kebaikan dan barokah, serta terlindung dari berbagai mafsadat. Ini buah dari mulianya akhlak dan kebaikan agama wanita pilihanmu tersebut... Wanita seperti inilah sebaik-baik perhiasan dunia, yang layak dimiliki oleh lelaki yang sholih sepertimu... Ingatlah sebagaimana perkataan Nabi sholallohu 'alaihi wasallam:

 

*الدنيا متاع وخير متاعهاالمرأة الصالحة*

 _*"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik² perhiasan itu adalah wanita yang sholihah.”*_ (HR. Muslim, dari Abdulloh bin 'Amar) _*[1]*_

 

 

__________

*Catatan kaki :*

_*[1]*_ Sedikit tambahan dari Admin, sebagai nasehat utk saudara kami 'azabun' al akh Fulan Al Maydaniy -waffaqohulloh-

_*[2]*_ Dinukil oleh Admin dari sumber: buku berjudul

 نصيحتي للنساء

"Nasehatku Untuk Kaum Wanita", karya Ummu ‘Abdillah Al-Wadi’iyyah (hafidzhohalloh) bintu Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi'iy (rohimahulloh), hal. 271-272.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta

Berhutang Atau Berniaga Lebih Baik Daripada Meminta-minta Ditulis oleh: Abu Fairuz Abdurrohman Al Qudsy Al Jawy Al Indonesy -semoga Alloh me...