Berkata As-Syaikh Al-Muhaddits Muqbil bin Haady Al-Waadi'iy -rohimahullooh-:
Maka berapa banyak dari seseorang yang memiliki gelar doktor di dalam fiqh islaamy sedangkan dia tidak memahami apapun! Dan berapa banyak dari seseorang memiliki gelar doktor di dalam hadiits, sedangkan dia tidak memahami hadiits! Maka gelar2 ini mengantarkan banyak dari manusia kepada kedudukan2 yang mereka tidak berhak, dan apa manfaat bagimu gelar doktor sedangkan engkau bodoh dengan syari'at Allooh?!
[Al-Makhroj Minal Fitnah/hal 193].
Inilah tolak ukur para salaf dalam menilai seseorang berdasarkan kekuatan ilmu dan amalnya, ketika sesuatu yang terpenting bagi mereka adalah pengakuan Allooh, maka Allooh menjadikan pengakuan makhluuq bagi mereka, akan tetapi di masa kini tolak ukur sebagian pengaku salafy yang pada hakekatnya kholafy telah menyimpang dari tolak ukur para salaf kepada tolak ukur awam manusia, yaitu pentingnya gelar2 tersebut melebihi keilmuan, bahkan karena ambisi ingin diakui diantara mereka membubuhkan gelar2 pendidikan dunia mereka yang tidak ada sangkut pautnya dengan agama, setelah sebelumnya dia tinggalkan jauh2, demi Allooh mereka hanyalah manusia yang menyukai nafkh (tiupan2 yang membesarkan) pamor mereka, walloohul musta'aan.
[Ahad, 24 Robii'ul Aakhir 1444/20-11-2022, di Baitul Ilmis Salafy Ceweng Jombang].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar