Alloh ta'ala berfirman tentang sifat munafiqun:
﴿وَإِذَا لَقُوا
الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا
إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ * الله يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ
وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ * أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا
الضَّلَالَةَ بِالْهُدَى فَمَا رَبِحَتْ تِجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ
-إلى قوله:- مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ
مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ الله بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ
* صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ﴾ [البقرة: 14- 18].
"Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang
beriman mereka berkata,"Kami telah beriman." Tapi apabila mereka
menyepi dengan setan-setan mereka, mereka berkata, "Sesungguhnya kami
adalah bersama kalian, kami ini hanyalah berolok-olok belaka. Alloh akan
membalas olok-olokan mereka dan mengulur mereka terombang-ambing di dalam sikap
mereka yang melampaui batas. Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan
dengan petunjuk. Maka tidaklah beruntung perdagangan mereka dan tidaklah mereka
itu mengikuti petunjuk –sampai pada firman Alloh:- Permisalan mereka seperti
orang yang menyalakan api, manakala api tadi telah menerangi apa yang di
sekelilingnya, Allohpun menghilangkan cahaya mereka dan membiarkan mereka tak
mampu melihat di dalam kegelapan. Mereka itu tuli, bisu dan buta, maka mereka
tidak kembali." (QS Al Baqoroh 14).
Maka Alloh ta'ala menjelaskan bahawasanya para munafiqin
menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran, berpaling dari mengikuti
kebenaran, bahkan mereka berolok-olok dengan agama, maka tidak tidak bermanfaat
bagi mereka perbuatan mereka sedikitpun dan bahkan akan kembali kepada mereka
keburukannya sebagai balasan bagi apa yang mereka lakukan.
Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه
الله berkata: "Mereka telah berpaling dari Al Kitab dan As
sunnah sambil mengolok-olok dan menghina para pembawanya, dan mereka enggan
untuk mengikuti hukum dua wahyu itu karena mereka merasa bangga dengan ilmu
yang ada pada mereka yang berbanyak-banyak dengannya itu tidak bermanfaat.
Mereka berbuat itu dengan jahat dan menyombongkan diri. Maka engkau akan
melihat mereka selamanya berolok-olok dengan orang-orang yang berpegang teguh
dengan wahyu yang jelas.
﴿الله يستهزئ بهم ويمدهم
في طغيانهم يعمهون﴾ [البقرة: 15] .
"Alloh akan membalas olok-olokan mereka dan mengulur
mereka terombang-ambing di dalam sikap mereka yang melampaui batas."
Mereka keluar dalam rangka mencari perdagangan yang binasa
di lautan kegelapan, maka mereka menaiki kapal-kapal syubuhat (kesamaran) dan
keraguan yang berlayar membawa mereka di gelombang khayalan, maka angin kencang
mempermainkan perahu-perahu mereka sehingga melemparkannya di antara
perahu-perahu orang-orang yang binasa.
﴿أولئك الذين اشتروا
الضلالة بالهدى فما ربحت تجارتهم وما كانوا مهتدين﴾ [البقرة: 16]
.
"Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan
dengan petunjuk. Maka tidaklah beruntung perdagangan mereka dan tidaklah mereka
itu mengikuti petunjuk."
(selesai dari "Madarijus Salikin"/1/hal. 357).
Sesungguhnya orang-orang munafiqin bergaya di hadapan kaum
mukminin bahwasanya mereka adalah bagian dari mukminin juga, termasuk dari
pemilik cahaya, padahal mereka adalah para pemilik kegelapan, maka Alloh
membalas perbuatan mereka tadi sesuai dengan jenis amalan mereka dalah
kegelapan Kiamat. Alloh ta'ala berfirman:
﴿مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ
الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ الله
بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ * صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ
فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ﴾ [البقرة: 17، 18].
"Permisalan mereka seperti orang yang menyalakan api,
manakala api tadi telah menerangi apa yang di sekelilingnya, Allohpun
menghilangkan cahaya mereka dan membiarkan mereka tak mampu melihat di dalam
kegelapan. Mereka itu tuli, bisu dan buta, maka mereka tidak kembali." (QS
Al Baqoroh 14).
Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه
الله berkata: "Dan Alloh
berfirman: "Allohpun menghilangkan cahaya mereka " dan tidak
berfirman: "menghilangkan api mereka" k
arena api itu di dalamnya ada sifat pembakaran. Dan
demikianlah keadaan munafiqin: cahaya keimanan mereka itu hilang dengan
kemunafiqan, dan tinggallah di dalam hati-hati mereka panasnya kekufuran,
keraguan dan kesamaran yang mendidih di dalam hati-hati mereka. Hati-hati
mereka telah terbakar dengan panasnya, gangguannya dan angin panasnya serta
cahaya panasnya di dunia, maka Alloh ta'ala pada hari Kiamat akan membakarnya
dengan api yang dinyalakan yang menjulang sampai ke hati. Dan ini adalah
permisalan bagi orang yang tidak disertai oleh cahaya keimanan di dunia, bahkan
cahaya tadi keluar darinya dan berpisah dengannya setelah dirinya mencari
penerangan dengannya.
Dan ini adalah keadaan orang munafiq yang mengetahui
kebenaran lalu mengingkarinya, semula mengakuinya kemudian menentangnya. Maka
dia di dalam kegelapan dalam keadaan tuli, bisu dan buta sebagaimana firman
Alloh ta'ala dalam hak saudara-saudara mereka dari kalangan orang kafir:
﴿والذين كذبوا بآياتنا صم
وبكم في الظلمات﴾
"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami mereka
itu tuli dan bisu di dalam kegelapan."
Dan berfirman:
﴿ومثل الذين كفروا كمثل
الذي ينعق بما لا يسمع إلا دعاء ونداء صم بكم عمي فهم لا يعقلون﴾
"Dan permisalan orang-orang kafir itu seperti
permisalan orang yang menyeru orang yang tidak mendengar kecuali sekedar panggilan
dan seruan saja. Mereka itu tuli, bisu dan buta, maka mereka tidak
memahami."
Dan Alloh ta'ala menyerupakan keadaan orang-orang munafiq
tentang keluarnya mereka dari cahaya setelah cahaya tadi menerangi mereka
dengan keadaan orang yang menyalakan api dan hilangnya cahaya api tadi darinya
setelah api tadi menerangi sekelilingnya, karena orang-orang munafiq itu telah
menyaksikan cahaya dengan mata kepala mereka, dengan berkumpulnya mereka dengan
kaum muslimin dan sholat dan puasa bersama mereka, dan mendengarkan Al Qur'an,
serta menyaksikan alamat-alamat Islam dan menaranya. Oleh karena itulah Alloh
ta'ala berfirman tentang hak mereka:
﴿فهم لا يرجعون﴾
"Maka mereka tidak kembali." (QS Al Baqoroh 14).
Tidak kembali kepadanya, karena mereka telah berpisah dengan
Islam setelah bersatu dan mengambil cahaya dengannya. Maka mereka tidak kembali
kepadanya.
Dan Alloh ta'ala berfirman hak orang kafir:
﴿فهم لا يعقلون﴾
"Maka mereka tidak memahami."
Karena mereka tidak memahami Islam dan tidak masuk ke
dalamnya, tidak mengambil cahaya dengannya, dan terus-menerus berada di dalam
kegelapan kekufuran, tuli, bisu dan buta. Mahasuci Dzat Yang menjadikan
firman-Nya sebagai obat bagi penyakit-penyakit dada, dan menyeru kepada
keimanan dan hakikatnya, dan memanggil kepada kehidupan yang abadi dan
kenikmatan yang lestari, serta membimbing kepada jalan yang lurus.
Sungguh penyeru keimanan telah memperdengarkan panggilan
seandainya panggilannya tadi berjumpa dengan telinga yang terbuka. Dan sungguh
nasihat Al Qur'an telah memperdengarkan nasihatnya andaikata nasihatnya tadi
bertemu dengan hati yang kosong. Akan tetapi angin syubuhat dan syahawat telah
menerpa hati-hati sehingga memadamkan pelita-pelitanya, dan tangan-tangan
kelalaian dan kebodohan telah mencengkeram hati sehingga pintu-pintu
kelurusannya telah tertutup dan menghilangkan kunci-kuncinya. Pekerjaannya
telah tertutup noda sehingga ucapan tak lagi bermanfaat, dan telah mabuk dengan
syahawat kesesatan dan tontonan kebatilan, sehingga setelah itu dia tak lagi
mencurahkan perhatian pada celaan. Dia telah diberi petuah dengan yang lebih
menusuk daripada tombak dan panah, akan tetapi hati-hati tadi telah mati di
dalam lautan kebodohan dan kelalaian serta dalam tawanan hawa nafsu dan
syahwat. Dan tidaklah orang yang sudah mati itu bisa merasakan pedihnya
luka." ("Al Wabilush Shoyyib"/53-54).
Para munafiqin telah mengetahui bahwasanya Rosululloh صلى الله عليه وسلم datang membawa
petunjuk dan agama yang benar demi kemaslahatan para hamba, manfaat untuk
mereka, dan kesempurnaan kehidupan mereka di dua negri. Akan tetapi kebencian
mereka terhadap kebenaran dan kedengkian mereka terhadap pembawanya telah
menghalangi masuknya cahaya petunjuk ke dalam hati-hati mereka, sehingga mere
ka tak bisa mengambil manfaat dengan ilmu mereka tadi,
sehingga akhirnya ilmu tadi diambil lagi dari mereka sampai-sampai mereka tak
bisa memahami kebenaran dan tak sanggup melihatnya. Mereka menduga bahwasanya
Rosul itu datang membawa perkara yang membahayakan mereka dan menakutkan
mereka. Alloh ta'ala berfirman:
﴿أَوْ كَصَيِّبٍ مِنَ
السَّمَاءِ فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي
آذَانِهِمْ مِنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ وَالله مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ *
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ
وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا وَلَوْ شَاءَ الله لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ
وَأَبْصَارِهِمْ إِنَّ الله عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ﴾ [البقرة: 19، 20]
"Atau seperti hujan deras dari langit yang di dalamnya
ada kegelapan, guntur dan kilat. Mereka menjadikan jari-jemari mereka ke
telinga mereka dikarenakan petir karena mereka takut kematian. Dan Alloh itu
Maha Meliputi orang-orang kafir. Hampir-hampir guntur itu menyambar pandangan mata
mereka. Setiap kali guntur tadi menerangi untuk mereka, merekapun berjalan
dalam penerangannya. Dan jika mereka telah terliputi kegelapan, merekapun
berdiri terdiam. Jika Alloh menghendaki pastilah Alloh akan menghilangkan
pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Alloh itu mampu terhadap
segala sesuatu." (QS Al Baqoroh 19-20).
Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه
الله berkata: "Shoyyib adalah hujan yang turun dari langit
dengan cepat, dan dia itu seperti Al Qur'an yang dengannya hati itu hidup,
seperti hujan yang dengannya bumi dan tanaman serta hewan itu hidup. Maka kaum
mukminin mengetahui yang demikian itu. Mereka mengetahui adanya kehidupan yang
tak terbayangkan yang dihasilkan dengan Al Qur'an tadi, sehingga adanya kilat
dan guntur itu tidaklah menghalangi mereka untuk mengambil manfaat tadinya.
Kilat dan guntur itu adalah ancaman dan hukuman yang Alloh peringatkan
dengannya bagi orang yang menyelisihi ajaran-Nya, dan Alloh kabarkan bahwasanya
orang tadi seperti orang yang mendustakan Rosululloh صلى
الله عليه وسلم . Atau petir tadi ibarat perintah-perintah yang keras seperti
jihad memerangi para musuh, dan sabar menjalankan perintah, atau
perintah-perintah yang berat bagi jiwa karena menyelisihi keinginan diri. Dan
perintah yang berat tadi seperti kegelapan, kilat dan guntur. Akan tetapi orang
yang mengetahui tempat-tempat jatuhnya hujan deras dan kehidupan yang akan
dihasilkannya tidaklah merasa ngeri dengan adanya kegelapan, kilat dan guntur
yang menyertai hujan tadi, bahkan dirinya merasa akrab dengannya dan bergembira
dengannya karena mengharapkan kehidupan dan kesuburan.
Adapun orang munafiq maka sungguh dia itu telah buta hatinya
sehingga pandangannya tidak melampaui kegelapan tadi dan tidak melihat selain
kilat yang hampir-hampir menyambar pandangan, dan juga guntur besar dan
kegelapan. Maka orang munafiq merasa ngeri dengan yang demikian itu dan merasa
takut dengannya, sehingga dia meletakkan jari-jarinya di kedua telinganya agar
tidak mendengar suara petir tadi. Guntur, kuatnya kilatannya dan besarnya
cahayanya tadi juga membuatnya takut. Dia merasa takut petir tadi menyambar
pandangannya, karena pandangan matanya terlalu lemah untuk bisa tetap adad pada
saat ada sambaran petir tadi. Maka orang ini berada dalah kegelapan sambil
mendengarkan suara-suara petir yang merusak, dan melihat kilat yang menyambar
itu. Jika kilat tadi menerangi apa yang ada di depannya, diapun berjalan di
dalam penerangannya. Dan jika dia kehilangan kehilangan cahaya, berdirilah dia
dengan kebingungan tidak tahu ke mana hendak pergi. Dan disebabkan karena
kebodohannya sendiri, dia tidak tahu bahwa adanya petir dan sebagainya tadi
adalah termasuk dari konsekuensi adanya hujan yang dengannya akan terwujudkan
kehidupan bumi, kehidupan tanaman, dan kehidupan dirinya itu sendiri. Dia tidak
mendapati selain petir, kilat dan kegelapan, dan dia tidak menyadari apa yang
ada di balik itu semua. Maka kengerian terus menyertainya, rasa takut dan
gentar tidak berpisah dari dirinya. Adapun orang yang merasa akrab dengan hujan
tadi dan tahu bahwasanya memang
di dalam hujan itu pasti ada petir, kilat dan kegelapan,
disebabkan oleh mendung. Dia merasa akrab dengan itu dan tidak merasa ngeri
dengannya. Dan yang demikian tadi tidak menghentikannya dari mengambil
bagiannya dari air hujan tadi.
Maka ini adalah permisalan yang sesuai dengan air hujan,
yang Jibril صلى الله عليه وسلم
turun dengannya dari sisi Robbul alamin تبارك
وتعالى kepada hati Rosululloh صلى
الله عليه وسلم untuk dengannya menghidupkan hati-hati dan seluruh yang ada.
Hikmah Alloh menuntut wahyu tadi disertai dengan mendung, petir dan kilat
sebagaimana yang menyertai hujan air, sebagai hikmah yang mendalam dan sebab
yang tertata, diatur oleh Al Azizul Hakim.
Maka bagian orang munafiq dari hujan tadi adalah awannya,
petirnya dan kilatnya saja, dia tidak tahu apa yang ada di balik itu, sehingga
dia merasa ngeri dengan perkara yang diakrabi oleh mukminin. Dia merasa ragu
dengan perkara yang dengannya orang-orang yang berilmu merasa tenang. Dia
merasa bimbang dengan perkara yang dihindari oleh orang yang berpandangan tajam
yang memahami. Pandangannya dalam permisalan api seperti pandangan kelelawar di
siang hari. Pendengarannya dalam permisalan air seperti pendengaran orang yang
mau mati karena suara petir. Telah disebutkan dari sebagian binatang bahwasanya
dia mati karena mendengar suara petir."
(selesai dari "Al Wabilush Shoyyib"/hal. 55-56).
Demikianlah keadaan para munafiqin. Maka dikarenakan
kerasnya kebencian mereka pada Rosululloh صلى
الله عليه وسلم dan mukminin maka merekapun mengolok-olok mereka dan
menghalangi manusia dari jalan Alloh dengan cara menghalangi mereka dari hukum
Rosululloh صلى الله عليه وسلم
dan pengajaran beliau, sebagaimana firman Alloh ta'ala:
﴿وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ
تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ الله وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ
يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا﴾ [النساء: 61]
"Dan jika dikatakan pada mereka: "Kemarilah kalian
kepada apa yang diturunkan oleh Alloh dan kepada Rosul" engkau akan
melihat orang-orang munafiqin benar-benar menghalangi manusia darimu."
Maka orang-orang munafiq itu merusak di bumi dan
berpenampilan seakan-akan mereka itu membuat perbaikan, sebagaimana firman
Alloh ta'ala:
﴿وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ
لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ * أَلَا
إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لَا يَشْعُرُونَ﴾ [البقرة: 11، 12].
"Dan jika dikatakan pada mereka: "Janganlah kalian
merusak di bumi" mereka berkata: "Sesungguhnya kami ini hanyalah
berbuat perbaikan" Ketahuilah sesungguhnya mereka itulah yang merusak akan
tetapi mereka tidak menyadari."
Dan dikarenakan besarnya bahaya mereka terhadap muslimin,
Alloh memperingatkan manusia dari para munafiqin di ayat-ayat yang banyak, di
antaranya adalah:
﴿وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ
تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ
خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ
فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ الله أَنَّى يُؤْفَكُونَ﴾ [المنافقون: 4].
"Dan jika engkau melihat mereka maka badan-badan mereka
akan membuatmu kagum. Dan jika mereka berbicara engkau akan mendengarkan ucapan
mereka. Seakan-akan mereka itu adalah kayu-kayu yang disandarkan. Mereka
mengira seluruh teriakan adalah ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh
yang sebenarnya, maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Alloh memerangi
mereka, kemanakah mereka dipalingkan."
Dan Alloh menyingkapkan tipu daya mereka dan keburukan
mereka agar keadaan mereka itu menjadi jelas di mata kaum mukminin. Alloh
ta'ala berfirman:
﴿يَحْذَرُ
الْمُنَافِقُونَ أَنْ تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِي
قُلُوبِهِمْ قُلِ اسْتَهْزِئُوا إِنَّ الله مُخْرِجٌ مَا تَحْذَرُونَ * وَلَئِنْ
سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ
وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ * لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ
كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ
طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ﴾ [التوبة: 64 - 66].
"Para munafiqun khawatir akan diturunkan tentang mereka
suatu surat yang menjelaskan pada mereka tentang apa yang ada di dala
m hati mereka. Katakanlah: "Berolok-oloklah,
sesungguhnya Alloh akan mengeluarkan apa yang dulu kalian khawatirkan. Dan
pasti jika engkau bertanya pada mereka pastilah mereka akan menjawab:
"Kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah:
"Apakah dengan Alloh, ayat-ayat-Nya dan Rosul-Nya kalian itu berolok-olok?
Janganlah kalian mengemukakan alasan, kalian telah kafir setelah keimanan
kalian. Jika kami memaafkan sekelompok dari kalian, Kami akan menyiksa
sekelompok yang lain karena mereka itu adalah kaum yang jahat."
Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه
الله berkata: "Dan jika akal-akal, pendengaran-pendengaran dan
penglihatan-penglihatan ini berjumpa dengan syubuhat setan, khayalan yang rusak
dan dugaan dusta, dia akan berputar-putar di dalamnya dan menyerang, berdiri
dan duduk, meluas di dalamnya ruang lingkupnya, dan banyak desas-desusnya di
dalamnya, lalu dia memenuhi pendengaran dengan igauan, dan memenuhi bumi dengan
catatannya. Dan alangkah banyaknya orang-orang yang memenuhi seruan orang-orang
itu, menyambut mereka, menegakkan dakwah mereka, melindungi area mereka di
bawah bendera-bendera mereka dan memperbanyak jumlah mereka.
Dikarenakan meluasnya bencana yang disebabkan oleh mereka
dan bahaya hati yang disebabkan oleh ucapan mereka, maka Alloh merobek
tabir-tabir mereka dalam kitab-Nya dengan puncak perobekan, dan menyingkapkan
rahasia mereka dengan puncak penyingkapan, serta menjelaskan tanda-tanda
mereka, perbuatan mereka dan ucapan mereka. Dan terus-menerus Alloh عز وجل berfirman: "Dan
di antara mereka …, dan di antara mereka …, dan di antara mereka …."
Hingga tersingkaplah urusan mereka dan jelaslah hakikat mereka serta nampaklah
rahasia mereka.
Alloh Yang Mahasuci telah menyebutkan di awal surat Al
Baqoroh sifat-sifat mukminin, kafirin dan munafiqin. Maka Alloh menyebutkan
tentang sifat mukinin tiga ayat, dan tentang sifat kafirin dua ayat, dan
tentang sifat munafiqin itu belasan ayat, karena luasnya cakupan bencana yang
mereka akibatkan, dan kerasnya musibah karena percampuran dengan mereka, karena
mereka itu dari kulit yang sama, menampakkan kesesuaian dan saling menolong,
berbeda dengan orang kafir yang telah melestarikan permusuhan dan menampilkan
rahasianya dan menyeru untukmu dengan apa yang ditampakkannya untuk menjauh dan
berpisah darinya." ("Al Wabilush Shoyyib"/hal. 57).
---------------
( “Zajrul Kuffar Wal Munafiqin Al Mustahziina Bi Sayyidil
Mursalin -shollallohu 'alaihi wa 'ala Alihi Ajma'in-” | Asy Syaikh Abu Fairuz
Abdurrohman bin Soekojo Al Indonesiy Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar